DISUSUN OLEH :
Nama
: Lilik Andriyani
NIM
: 13/348106/GE/07576
: 1. Aditya Wicaksono
2. Carolina Ajeng S.P
3. Defa Herdianita
4. Nurwidya. A
ACARA 1
MATRIKS DUA DIMENSIONAL DAN PENDEKATAN KUANTITATIF BINARY
I.
TUJUAN
1. Matriks Dua Dimensional
Mengetahui perubahan penggunaan lahan suatu wilayah berdasarkan informasi
peta digital tahun pertama dan tahun kedua.
2. Pendekatan Kuantitatif Binary
Mengetahui kesesuaian lahan berdasarkan unsur-unsur yang mempengaruhi
kesesuaian lahan permukiman
II.
III.
CARA KERJA
MATRIKS DUA DIMENSIONAL
1.
Menjalankan ArcMap 10.1
2.
3.
Kemudian
melakukan
intersect
dengan
cara
4. Membuka attribut dari hasil intersect penggunaan lahan t1 dan t2, kemudian
menambahkan field Perubahan dengan cara klik table optionadd field dan
dilanjutkan dengan field calculator pada field perubahan. Setelah melakukan field
calculator, maka akan muncul kotak dialog field calculator, kemudian menuliskan
Perubahan = [Landuse 1]&"Berubah Menjadi " & [Landuse2] pada kolom
dibawah.
Centang Landuse 1, lalu pilih Landuse 2 pada pivot field, kemudian pilih luas
pada value field, lalu menuliskan nama file dan lokasi penyimpanannya dengan
format file .*dbf OK. Kemudian dilanjukan open atribut pivot table, maka akan
muncul sebagai berikut :
7.
8.
Membuka file hasil export database dengan tipe data .*dbf file ke
Ms.Excel dengan melakukan drag pointer ke arah Ms. Excel
9.
10.
Muncul kotak pivot table field list, pada column labels isi dengan
landuse2, row labels isi dengan landuse1, dan values isi dengan luas
5. Kemudian pada toolbox Model binary3 klik kanan new toolset dan
beri nama Model, setelah muncul toolset baru, lanjutkan dengan klik kanan
pada toolset Model new model
7. Pada lembar kerja model double klik pada objek intersect maka akan
muncul dialog intersect. Dan isikan parameter yang digunakan pada input
feature berupa theme 1, theme 2, dan theme 3, serta pilih lokasi
penyimpanan pada output feature class dan berikan nama
9. Agar input dan output data muncul pada dialog model maka beri tanda pada
model parameter dengan cara klik kanan dan klik pada model parameter
10. Kemudian membuat field baru dengan cara mendrag and drop tool add field
yang terdapat pada arctoolbox (Data management toolsfieldadd field)
11. Double klik pada Add Field, maka akan muncul dialog Add Field
12. Pada lembar kerja, model objek Add Field akan secara otomatis
terkoneksi dengan output dari intersect
15. Klik add to display pada hasil akhir run, dan hasil pun akan muncul pada
layer
IV.
HASIL PRAKTIKUM
1. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Omben, Sampang, Madura, Jawa
Timur (terlampir)
2. Tabel Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur
(terlampir)
3. Peta Kesesuaian Lahan Permukiman Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta
(terlampir)
4. Printscreen model builder (terlampir)
V.
PEMBAHASAN
Pemodelan spasial dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu
interpretasi dari keadaan asli yang diupayakan dalam bentuk sederana dan
menggunakan bentuk konstruksi spasial dan formula tertentu. Pemodelan spasial yang
banyak dikenal dan digunakan adalah pemodelan overlay. Overlay merupakan
kemampuan untuk menempatkan grafis satu peta diatas grafis peta yang lain dan
menampilkan hasilnya di layar komputer atau pada plot. Overlay peta dapat merujuk
pada sebuah proses untuk menampalkan beberapa peta digital pada peta digital yang
LAMPIRAN