DISUSUN OLEH :
Nama
: Lilik Andriyani
NIM
: 13/348106/GE/07576
ACARA 11
TUJUAN
1. Mampu merumuskan strategi pembangunan wilayah berdasarkan kondisi fisik,
sosial, dan ekonomi masing-masing daerah.
2. Mampu memberikan usulan untuk pembangunan dan pengembangan wilayah
II.
penduduk
Peta KSN Ekonomi
Peta PKSN HanKam
Peta penduduk miskin
Peta laju PDRB
g. Peta fisiografi
h. Peta sebaran mangrove
i. Peta sebaran coral
reefs
j. Peta sebaran hutan
k. Peta sebaran lahan
kritis
5.
DASAR TEORI
6. Perumusan
setiap
strategi
pembangunan
harus
mempertimbangkan
kecil
ekonomi, pertanian
dan
pertambangan,
mungkin
dapat
diharapkan
internasional seperti :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
yang lain.
Adanya penguasaan
9.
10.
11.
dan
kemampuan
mengembangkan
ilmu
hidup.
12.Regionalisasi yang bertujuan untuk menentukan strategi pengembangan
wilayah dapat dilakukan dengan metode tumpang susun (overlay methods).
Regionalisasi dengan prinsip dilimitasi region dengan proses dan tujuan membuat peta
regionalisasi sederhana, misal dengan menggunakan dua aspek yang menjadi
pertimbangan dan data yang diperlukan (Mei, 2014). Misalnya saja pertama aspek
penggunaan lahan pada peta 1 dan sebaran penggunaan lahan:
a. simbul A sebagai lahan permukiman penduduk,
b. simbul B sebagai lahan persawahan.
13.Peta 2 menggambarkan sebaran aspek fisik lingkungan morfologi dengan
kategori ruang dengan dua kondisi penting yakni sbb:
20.
Mempersiapkan
beberapa
21.
Sumber : Mei,hasil
2014 dari acara 1-10 yang telah dilakukan.
IV.
CARA KERJA
22.
, Laju pertumbuhan penduduk, Kawasan startegis nasional bidang ekonomi, Kawasan strategis nas
23.
24.
25.
26.
27.
28.
nasi dapat dilakukan baik 29.
berdasarkan pulau- pulau besar aupun gabungan dari kota-kota atau anta
30.
31.
32.
33.
34.
Memetakan
35. potensi interaksi antar kawasan yang dapat dibangun berdasarkan fungsi36. pertimbangan mengkaitkan kawasan berdasarkan fungsinya, prinsipnya
fungsi atau
menggunakan
moda
produksi
primer
sekunderpertimbangan
(aktivitas
h, Mangrove, Coral
reef, Hutan,
Lahan
kritis,
dan(pertanian/suberdaya
Bencana untuk alam)
memasukkan
aspek
pengolahan) tersier (aktivitas perdagangan dan jasa), pertimbangan lain yaitu
aksesibilitas
(faktor
ketersediaan
jalur
transportasi,
jarak
dan waktu
tempuh,
Melakukan
Menentukan
perbandingan
beberapa
potensi
pola perkembangan
program
yang pembangunan
dapat
mendukung
wilayah
terciptanya
yangaspek
telah
kebijakan
nasional,
dan
daerah
maupun
kerjasama
antar
regional)
pembangunan Indonesia
anda buatberdasarkan
dengan dokumen-dokumen
prespektif geografi
seperti
regional
MP3EI.
dalam tabel 11.1.
nsi program yang dapat mendukung terciptanya pembangunan Indonesia berdasarkan prespektif ge
andingan pola perkembangan pembangunan wilayah yang telah anda buat dengan dokumen-do
37.
38.
V.
HASIL PRAKTIKUM
1. Peta zonasi kawasan berdasarkan sektor unggulannya (terlampir)
2. Peta zonasi baru kawasan pengembangan di Indonesia secara berkelanjutan
(terlampir)
3. Peta potensi interaksi kawasan unggulan di Indonesia (terlampir)
4. Tabel potensi program pembangunan Indonesia berdasarkan prespektif geografi
regional (terlampir)
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
DAFTAR PUSTAKA
51.
52.
Mei, Estu Ningtyas Wulan. 2014. Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
53.
Jakarta:
Gramedia
54.
Pustaka Utama.
55.
56.
Suwarsono Muhamad.
2004.
58.
VI.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
PEMBAHASAN
78.Indonesia merupakan salah satu negara tropis dengan kekayaan alam yang
sangat beragam dan sangat melimpah. Keadaan iklim tropis Indonesia sendiri
membawa kesuburan bagi tanahnya, curah hujan yang cukup tinggi hingga
memperkaya flora, dan sebagainya. Pengembangan kekayaan alam Indonesia
seharusnya mampu mengembangkan Indonesia menjadi negara yang lebih maju lagi.
Pembangunan yang ada di Indonesia diharapkan bersifat berkelanjutan dengan
dari luar. Hasil industri dari Pulau Jawa banyak dialirkan ke Kalimantan dan Sulawesi.
Kepadatan penduduk yang tinggi membuat banyak wilayah hutan yang beralih fungsi
menjadi lahan permukiman serta banjir sering melanda beberapa daerah. Jumlah
gunungapi yang cukup banyak di Pulau Jawa juga menjadi ancaman bencana
gunungapi. Pusat pemerintahan Indonesia yang ada di Jawa menjadikan seluruh
kegiatan ekonomi terpusat di Jawa sehingga meningkatkan PDRB, namun juga
meningkatkan angka kemiskinan. Program pembangunan yang sesuai dengan kondisi
Pulau Jawa diantaranya mengendalikan laju pertumbuhan penduduk agar jumlah
permukiman dapat dikendalikan, serta mengembangkan kawasan perkotaan baru untuk
distribusi pelayanan dan ekonomi yang lebih baik.
82.Kalimantan adalah pulau terbesar di Indonesia dengan komoditas utama
berupa kayu. MP3EI meletakan Kalimantan sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan
Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional. Hasil tambang di Kalimantan tidak
sebesar hasil kayu. Hal tersebut dapat dilihat pada peta regionalisasi yang menunjukkan
luas hutannya yang sangat tinggi. Hasil hutan Kalimantan banyak dialirkan ke Pulau
Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Pendistribusian kayu didukung oleh adanya 3 pelabuhan
utama di Kalimantan. KSN Pertahanan dan Keamanan di Kalimantan cukup banyak
dibanding pulau lain, sehingga perlu perhatian khusus dari pemerintah untuk menjaga
kedaulatannya dengan mengembangkan ekonomi diperbatasan. Bencana kebakaran
hutan dan kekeringan sering melanda Kalimantan. Program pembangunannya
diarahkan untuk memelihara dan memulihkan kawasan-kawasan yang berfungsi
lindung dan kritis lingkungan, meningkatkan aksesibilitas internal Kalimantan, serta
memanfaatkan posisi yang berbatasan darat dengan Malaysia untuk kerjasama
ekonomi.
83.
perikanan yang cukup menjanjikan tersebut sesuai dengan rancangan MP3EI yang
mengarahkan Sulawesi sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian,
Perkebunan, Perikanan, Migas dan Pertambangan Nasional. Hasil perikanan banyak
dialirkan ke Kalimantan, Jawa, dan Maluku melalui tiga pelabuhan utamanya. Beberapa
potensi bencana yang ada di Sulawesi adalah gunungapi, gempa bumi, kekeringan, dan
banjir. Program pembangunan yang tepat bagi Sulawesi adalah memanfaatkan potensi
sumber daya di darat dan laut secara optimal serta mengatasi potensi konflik lintas
wilayah provinsi yang terjadi di beberapa wilayah perairan dan daratan, serta
mempertahankan dan merehabilitasi kawasan lindung.
84.Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dalam MP3EI
merupakan zona Sunda Kecil. Peternakan menjadi sektor penting di zona tersebut
terutama di NTB dan NTT, serta Bali yang dikembangkan disektor pariwisata. MP3EI
mengarahkan zona Sunda Kecil sebagai Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung
Pangan Nasional. Hasil peternakannya banyak dialirkan ke Jawa, Sulawesi, dan
Maluku. Becana gempa bumi dan gunungapi kerap melanda zona ini. Program
pengembangan yang cocok diantaranya mengembangkan kota-kota di kawasan pesisir,
serta menetapkan fokus spesialisasi penanganan komoditas peternakan termasuk
pemasarannya, yang berorientasi ekspor.
85.Pulau Papua dan Maluku menjadi koridor Papua dalam MP3EI. Komoditas
utamanya cenderung lebih banyak di Papua dengan sektor minyak dan gas. Hal tersebut
sesuai dengan MP3EI yang mengarahkan perkembangan zona ini sebagai Pusat
Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan Pertambangan Nasional. Kendala yang
kerap terjadi pada zona ini adalah keterisolasian karena hanya memiliki beberapa
pelabuhan dan bandara yang sifatnya komersil, sehingga akan menghambat distribusi
hasil sektor minyak dan gas. Program pengembangan yang cocok untuk zona ini adalah
memanfaatkan sumber daya alam secara produktif dan efisien, agar terhindar dari
pemborosan sehingga dapat memberi manfaat sebesar-besarnya, serta mendukung
pengembangan transportasi di zona Papua.
86.
VII.
KESIMPULAN
1.
Beberapa strategi pembangunan wilayah yang cocok bagi enam zona utama atau
koridor ekonomi adalah merehabilitasi kawasan lindung untuk kelestarian
lingkungan, pembangunan pusat-pusat kota baru untuk pemerataan ekonomi, dan
meningkatkan jaringan transportasi untuk mengurangi keterisolasian dalam
2.