Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA


(GPW 0101)
ACARA 11
PENENTUAN STRATEGI PENGEMBANGAN GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA

DISUSUN OLEH :
Nama

: Lilik Andriyani

NIM

: 13/348106/GE/07576

Jadwal Praktikum : Rabu, 07.00 09.00 WIB


Asisten

: 1. Rahma Fitriayu Sari


2. Usil Riama

LABORATURIUM ANALISIS DATA WILAYAH


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

ACARA 11

PENENTUAN STRATEGI PENGEMBANGAN GEOGRAFI REGIONAL


INDONESIA
I.

TUJUAN
1. Mampu merumuskan strategi pembangunan wilayah berdasarkan kondisi fisik,
sosial, dan ekonomi masing-masing daerah.
2. Mampu memberikan usulan untuk pembangunan dan pengembangan wilayah

II.

ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Alat tulis
2. Alat warna
Bahan
1. Peta yang telah dibuat pada acara sebelumnya, meiputi:
a. Peta jumlah penduduk
b. Peta laju pertumbuhan
c.
d.
e.
f.

penduduk
Peta KSN Ekonomi
Peta PKSN HanKam
Peta penduduk miskin
Peta laju PDRB

g. Peta fisiografi
h. Peta sebaran mangrove
i. Peta sebaran coral
reefs
j. Peta sebaran hutan
k. Peta sebaran lahan
kritis

2. Data jalur transportasi nasional (bandara dan pelabuhan)


3. Data potensi bencana
4. Data-data mengenai MP3EI
III.

5.
DASAR TEORI
6. Perumusan

setiap

strategi

pembangunan

harus

mempertimbangkan

sejumlah kondisi dasar. Tahapan pengembangan menjadi sangat penting artinya.


Negara-negara yang sangat miskin yang sangat bergantung kepada pertanian untuk
mencukupi kebutuhan sendiri dengan ekonomi uang yang belum begitu berkembang/
dikembangkan

dan sumber-sumber alam atau keuangannya terbatas,

kecil

kemungkinan untuk dapat merumuskan rencana multisektoral yang kompleks.


Negara-negara yang kaya dan makmur dengan perdagangan yang berkembang
baik
untuk

ekonomi, pertanian

dan

pertambangan,

mungkin

dapat

diharapkan

memulai perubahan pada industrialisasi dengan mengembangakan

ketrampilan-ketrampilan serta sumber- sumber yang diperlukan untuk realisasinya.


(Dickenson, 1992).
7. Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistimatis untuk
merumuskan strategi organisasi bisnis. Rangkuti (2008) berpendapat bahwa analisis
ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan
peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weaknesses) dan ancaman (threats). Pendapat tersebut didukung oleh pernyataan
Suwarsono (2004) untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan,
manajemen perlu memperhatikan dua faktor pokok, yakni faktor eksternal yang tidak
terkontrol oleh organisasi dan faktor internal yang sepenuhnya berada dalam kendali
organisasi.
8. Faktor eksternal merupakan lingkungan bisnis yang melingkupi operasi
organisasi yang dari padanya muncul peluang (opportunities) dan ancaman (threats)
bisnis. Faktor ini mencakup lingkungan industri, bisnis, ekonomi, politik, hukum,
teknologi, kependudukan, dan sosial budaya. Faktor internal meliputi semua macam
manajemen fungsional seperti pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya manusia,
penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen dan budaya perusahaan
(corporate culture). Penguasaan faktor internal organisasi mengidentifikasikan
kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang dimiliki. Salusu (1996)
selanjutnya mengatakan bahwa lingkungan eksternal terdiri dari atas dua faktor yaitu
peluang dan ancaman. Peluang merupakan suatu kondisi dari faktor-faktor eksternal
yang membantu organisasi mencapai atau bahkan melampaui pencapaian sasarannya.

Sedangkan ancaman adalah faktor-faktor eksternal yang menyebabkan organisasi


tidak dapat mencapai sasarannya dan bahkan bersifat negatif.
9. Matriks SWOT menggambarkan peluang dan ancaman yang dihadapi suatu
organisasi, yang selanjutnya disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Matrik ini menghasilkan empat kemungkinan strategi sebagai berikut :
1. Strategi SO (Strengths-Opportunities), menggunakan kekuatan yang dimiliki
untuk memanfaatkan peluang yang ada.
2. Strategi ST (Strengths-Threats), menggunakan kekuatan untuk menghindari
dan mengatasi ancaman.
3. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), memanfaatkan peluang yang ada
untuk mengatasi kelemahan internal.
4. Strategi WT (Weaknesses-Threats), berupaya meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman.
10.Pembangunan ekonomi daerah selalu diarahkan sesuai dengan keunggulan
komparatif yang dimiliki daerah, yang selanjutnya diarahkan menjadi keunggulan
kompetitif daerah. Keunggulan komparatif yang dimiliki daerah yang dilanjutkan
menjadi keunggulan kompetitif daerah, pembangunan ekonomi daerah dapat
dilaksanakan dan akan menjadi sektor andalan atau basis ekonomi daerah (Bintarto,
1989). Pengertian Keunggulan Komparatif

dapat dilihat pada kamus Bahasa

Indonesia, dimana komparatif diartikan bersifat perbandingan atau menyatakan


perbandingan. Jadi keunggulan komparatif adalah suatu keunggulan yang dimiliki
oleh suatu organisasi untuk dapat membandingkannya dengan yang lainnya.
Keunggulan komparatif melihat pendapat lainnya adalah keunggulan-keunggulan
yang dimiliki oleh organisasi seperti SDM, fasilitas, dan kekayaan lainnya, yang
dimanfaatkan untuk mencapai tujuan organisasi atau perpaduan keuanggulan beberapa
organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Keunggulan komparatif menjelaskan
bagaimana untuk mencapai tujuan bersama dengan segala keunggulan yang dimiliki
baik oleh organisasi maupun terhadap organisasi lainnya, sedangkan keunggulan
kompetitif, bagaimana memanfaatkan keunggulan yang dimiliki oleh organisasi untuk
bisa mendapatkan tujuan organisasi, dengan cara berkompetisi dengan organisasi
lainnya.
11.Keunggulan kompetitif, bagaimana memanfaatkan keunggulan yang dimiliki
oleh organisasi untuk bisa mendapatkan tujuan organisasi, dengan cara berkompetisi
dengan organisasi lainnya (Umar, 2005). Keunggulan kompetitif yang harus dimiliki
suatu negara untuk dapat memenangkan dan memperoleh manfaat dari perdagangan

internasional seperti :
1.

Suatu negara harus memiliki produk (barang ataupun jasa) dengan


kuantitas dan mutu (kualitas) yang sesuai dengan standar internasional,

2.

disertai dengan ketepatan waktu penyerahannya.


Sumber daya manusia (SDM) pelaku bisnis harus bermutu tinggi
dengan jiwa dan semangat kewirausahaan, disiplin, kemandirian, dan

3.

etos kerja, kemampuan manajemen, serta profesionalisme yang tinggi.


Usaha yang ada juga harus lentur, lincah dan cepat tanggap terhadap

4.

perubahan permintaan pasar.


Struktur dunia usaha nasional suatu negara harus kokoh dan efisien
sehingga mampu menguasai dan mengembangkan pasar domestik serta

5.

sekaligus meningkatkan daya saing global.


Iklim ekonomi suatu negara yang kondusif serta sehat, di mana
pertumbuhan ekonomi berjalan di atas landasan kebersamaan berusaha

6.
7.

di antara berbagai pelaku ekonomi yang ada.


Mekanisme pasar berfungsi secara efisien dan efektif.
Kondisi dimana ada peluang dan kesempatan, membangkitkan,
mengembangkan dan mendorong maju wirausaha nasional untuk
mengadakan kerjasama sekaligus bersaing ketat dengan bangsa-bangsa

8.

yang lain.
Adanya penguasaan

9.

pengetahuan dan teknologi.


Adanya stabilitas politik dan kebijaksanaan pemerintah termasuk di

10.
11.

dalamnya jaminan kepastian hukum dalam berusaha.


Adanya penegakan hak asasi manusia (HAM).
Adanya perhatian dan penanganan usaha dalam hal mutu lingkungan

dan

kemampuan

mengembangkan

ilmu

hidup.
12.Regionalisasi yang bertujuan untuk menentukan strategi pengembangan
wilayah dapat dilakukan dengan metode tumpang susun (overlay methods).
Regionalisasi dengan prinsip dilimitasi region dengan proses dan tujuan membuat peta
regionalisasi sederhana, misal dengan menggunakan dua aspek yang menjadi
pertimbangan dan data yang diperlukan (Mei, 2014). Misalnya saja pertama aspek
penggunaan lahan pada peta 1 dan sebaran penggunaan lahan:
a. simbul A sebagai lahan permukiman penduduk,
b. simbul B sebagai lahan persawahan.
13.Peta 2 menggambarkan sebaran aspek fisik lingkungan morfologi dengan
kategori ruang dengan dua kondisi penting yakni sbb:

a. ruang simbul 1 bentuk morfologi berupa perbukitan


b. ruang simbul 2 bentuk morfologi berupa dataran rendah.
14.Kemudian dengan melakukan overlay (tumpang susun peta) dari peta 1 dan
peta 2 dapat menghasilkan peta 3. Pada dasarnya peta 1 dan peta 2 sudah merupakan
hasil regionalisasi sederhana atas dasar atau dengan tujuan untuk membedakan bentuk
penggunaan lahan dan kenampakan morfologi daerah.
15.Peta 3 merupakan peta hasil regionalisasi yang lebih kompleks karena
mengasarkan atau mempertimbangkan dua buah aspek penimbang yankni aspek
penggunaan lahan dan aspek lingkungan morfologi. Dari luas wilayah atau region yang
sama dan mengunakan dua aspek penimbang diperoleh empat region yang sempitsempit dan masing-masing region mempunyai karakter tersendiri yakni
16.1. Region 1A merupakan region permukiman pada morfologi perbukitan
17.2. Region 1B merupakan region persawahan pada morfologi perbukitan
18.3. Region 2B merupakan region persawahan pada morfologi dataran rendah
19.4. Region 2A merupakan region permukiman pada morfologi dataran rendah.

20.
Mempersiapkan
beberapa
21.
Sumber : Mei,hasil
2014 dari acara 1-10 yang telah dilakukan.
IV.

CARA KERJA

22.
, Laju pertumbuhan penduduk, Kawasan startegis nasional bidang ekonomi, Kawasan strategis nas
23.
24.
25.
26.
27.
28.
nasi dapat dilakukan baik 29.
berdasarkan pulau- pulau besar aupun gabungan dari kota-kota atau anta
30.
31.
32.
33.
34.
Memetakan
35. potensi interaksi antar kawasan yang dapat dibangun berdasarkan fungsi36. pertimbangan mengkaitkan kawasan berdasarkan fungsinya, prinsipnya
fungsi atau
menggunakan
moda
produksi
primer
sekunderpertimbangan
(aktivitas
h, Mangrove, Coral
reef, Hutan,
Lahan
kritis,
dan(pertanian/suberdaya
Bencana untuk alam)
memasukkan
aspek
pengolahan) tersier (aktivitas perdagangan dan jasa), pertimbangan lain yaitu
aksesibilitas
(faktor
ketersediaan
jalur
transportasi,
jarak
dan waktu
tempuh,
Melakukan
Menentukan
perbandingan
beberapa
potensi
pola perkembangan
program
yang pembangunan
dapat
mendukung
wilayah
terciptanya
yangaspek
telah
kebijakan
nasional,
dan
daerah
maupun
kerjasama
antar
regional)
pembangunan Indonesia
anda buatberdasarkan
dengan dokumen-dokumen
prespektif geografi
seperti
regional
MP3EI.
dalam tabel 11.1.

Melakukan zonasi baru kawasan-kawasan unggulan di Indonesia berdasarkan aspek keberlanjuta

duksi primer (pertanian/suberdaya alam) sekunder (aktivitas pengolahan) tersier (aktivitas pe

nsi program yang dapat mendukung terciptanya pembangunan Indonesia berdasarkan prespektif ge

andingan pola perkembangan pembangunan wilayah yang telah anda buat dengan dokumen-do

37.
38.
V.

HASIL PRAKTIKUM
1. Peta zonasi kawasan berdasarkan sektor unggulannya (terlampir)
2. Peta zonasi baru kawasan pengembangan di Indonesia secara berkelanjutan
(terlampir)
3. Peta potensi interaksi kawasan unggulan di Indonesia (terlampir)
4. Tabel potensi program pembangunan Indonesia berdasarkan prespektif geografi
regional (terlampir)
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.

DAFTAR PUSTAKA

Bintarto R. 1989. Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia


Indonesia.

51.

Dickenson, J. P. 1992. Geografi Negara Berkembang. Semarang: IKIP


Semarang Press.

52.

Mei, Estu Ningtyas Wulan. 2014. Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

53.

Rangkuti F. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.

Jakarta:

Gramedia
54.

Pustaka Utama.

55.

Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Strategik, untuk Organisasi Publik dan


Organisasi Non Publik. Jakarta: Andi.

56.

Suwarsono Muhamad.

2004.

Manajemen Strategik, Konsep, dan Kasus.

Yogyakarta: UPP AMP YKPN.


57.

Umar H. 2005. Strategic Management in Action. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

58.

VI.

59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
PEMBAHASAN
78.Indonesia merupakan salah satu negara tropis dengan kekayaan alam yang
sangat beragam dan sangat melimpah. Keadaan iklim tropis Indonesia sendiri
membawa kesuburan bagi tanahnya, curah hujan yang cukup tinggi hingga
memperkaya flora, dan sebagainya. Pengembangan kekayaan alam Indonesia
seharusnya mampu mengembangkan Indonesia menjadi negara yang lebih maju lagi.
Pembangunan yang ada di Indonesia diharapkan bersifat berkelanjutan dengan

memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungannya. Banyak faktor yang


mempengaruhi dinamika pembangunan indonesia, mulai dari kekayaan alam sebagai
asset negara, pengelolaan dan manajemen kekayaan tersebut, hingga kualitas sumber
daya manusia yang ada didalamnya. Pengolahan kekayaan alam yang berkelanjutan
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian bangsa dengan tetap melestarikannya.
79.Kekayaan alam dan perkembangan ekonomi Indonesia dipetakan dan
digambarkan dalam suatu Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI). Pembuatan MP3EI sangat memperhatikan kondisi lapangan daerah, yang
mencakup kekayaan alam, serta daya dukung daerahnya. MP3EI membagi Indonesia
kedalam enam zona utama atau koridor ekonomi yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Sunda Kecil (Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat), serta
Papua (Maluku dan Papua).
80.
Sumatera merupakan salah satu pulau besar di Indonesia dengan
kekayaan alam utamanya dibidang hasil bumi dan mineral. Pulau Sumatera dalam
MP3EI merupakan koridor ekonomi dengan tema Sentra Produksi dan Pengolahan
Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional. Koridor Ekonomi Sumatera berkembang
dengan baik di bidang ekonomi dan sosial dengan kegiatan ekonomi utama seperti
perkebunan kelapa sawit, karet serta batubara. Hal tersebut dapat dilihat pada peta
aliran komoditas dan interaksi antar zona yang menunjukkan simpul-simpul
perkebunan karet dan kekayaan hutannya pada peta pengembangan Indonesia
berkelanjutan. Komoditas tersebut juga dialirkan keluar Sumatera, seperti ke
Kalimantan, Jawa, dan negara lain dengan dukungan delapan bandara dan enam
pelabuhan utama. Bencana alam berupa tsunami, gunungapi, kebakaran hutan, dan
banjir serta angka kemisinan yang masih cukup tinggi terjadi beberapa daerah di Pulau
Sumatera sehingga potensi program pembangunan yang tepat lebih diarahkan untuk
pengelolaan hutan secara terpadu, serta mengembangkan akses bagi daerah
terisolir dan pulau-pulau kecil di pesisir barat dan timur Sumatera
sebagai sentra produksi perikanan, pariwisata, minyak dan gas bumi
ke pusat kegiatan industri pengolahan.
81.Jawa merupakan pulau dengan kepadatan penduduk yang tinggi, sangat
berkembang disektor industri. MP3EI merumuskan Jawa sebagai Pendorong Industri
dan Jasa Nasional. Hal tersebut sangat cocok dengan hasil regionalisasi Pulau Jawa
yang menunjukkan bahwa setiap provinsinya memiliki bandara dan beberapa pelabuhan
untuk mendukung sirkulasi barang ataupun jasa baik dari dalam Pulau Jawa ataupun

dari luar. Hasil industri dari Pulau Jawa banyak dialirkan ke Kalimantan dan Sulawesi.
Kepadatan penduduk yang tinggi membuat banyak wilayah hutan yang beralih fungsi
menjadi lahan permukiman serta banjir sering melanda beberapa daerah. Jumlah
gunungapi yang cukup banyak di Pulau Jawa juga menjadi ancaman bencana
gunungapi. Pusat pemerintahan Indonesia yang ada di Jawa menjadikan seluruh
kegiatan ekonomi terpusat di Jawa sehingga meningkatkan PDRB, namun juga
meningkatkan angka kemiskinan. Program pembangunan yang sesuai dengan kondisi
Pulau Jawa diantaranya mengendalikan laju pertumbuhan penduduk agar jumlah
permukiman dapat dikendalikan, serta mengembangkan kawasan perkotaan baru untuk
distribusi pelayanan dan ekonomi yang lebih baik.
82.Kalimantan adalah pulau terbesar di Indonesia dengan komoditas utama
berupa kayu. MP3EI meletakan Kalimantan sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan
Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional. Hasil tambang di Kalimantan tidak
sebesar hasil kayu. Hal tersebut dapat dilihat pada peta regionalisasi yang menunjukkan
luas hutannya yang sangat tinggi. Hasil hutan Kalimantan banyak dialirkan ke Pulau
Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Pendistribusian kayu didukung oleh adanya 3 pelabuhan
utama di Kalimantan. KSN Pertahanan dan Keamanan di Kalimantan cukup banyak
dibanding pulau lain, sehingga perlu perhatian khusus dari pemerintah untuk menjaga
kedaulatannya dengan mengembangkan ekonomi diperbatasan. Bencana kebakaran
hutan dan kekeringan sering melanda Kalimantan. Program pembangunannya
diarahkan untuk memelihara dan memulihkan kawasan-kawasan yang berfungsi
lindung dan kritis lingkungan, meningkatkan aksesibilitas internal Kalimantan, serta
memanfaatkan posisi yang berbatasan darat dengan Malaysia untuk kerjasama
ekonomi.
83.

Sulawesi menjadi pulau dengan andalan hasil perikanan. Sektor

perikanan yang cukup menjanjikan tersebut sesuai dengan rancangan MP3EI yang
mengarahkan Sulawesi sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian,
Perkebunan, Perikanan, Migas dan Pertambangan Nasional. Hasil perikanan banyak
dialirkan ke Kalimantan, Jawa, dan Maluku melalui tiga pelabuhan utamanya. Beberapa
potensi bencana yang ada di Sulawesi adalah gunungapi, gempa bumi, kekeringan, dan
banjir. Program pembangunan yang tepat bagi Sulawesi adalah memanfaatkan potensi
sumber daya di darat dan laut secara optimal serta mengatasi potensi konflik lintas
wilayah provinsi yang terjadi di beberapa wilayah perairan dan daratan, serta
mempertahankan dan merehabilitasi kawasan lindung.

84.Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dalam MP3EI
merupakan zona Sunda Kecil. Peternakan menjadi sektor penting di zona tersebut
terutama di NTB dan NTT, serta Bali yang dikembangkan disektor pariwisata. MP3EI
mengarahkan zona Sunda Kecil sebagai Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung
Pangan Nasional. Hasil peternakannya banyak dialirkan ke Jawa, Sulawesi, dan
Maluku. Becana gempa bumi dan gunungapi kerap melanda zona ini. Program
pengembangan yang cocok diantaranya mengembangkan kota-kota di kawasan pesisir,
serta menetapkan fokus spesialisasi penanganan komoditas peternakan termasuk
pemasarannya, yang berorientasi ekspor.
85.Pulau Papua dan Maluku menjadi koridor Papua dalam MP3EI. Komoditas
utamanya cenderung lebih banyak di Papua dengan sektor minyak dan gas. Hal tersebut
sesuai dengan MP3EI yang mengarahkan perkembangan zona ini sebagai Pusat
Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan Pertambangan Nasional. Kendala yang
kerap terjadi pada zona ini adalah keterisolasian karena hanya memiliki beberapa
pelabuhan dan bandara yang sifatnya komersil, sehingga akan menghambat distribusi
hasil sektor minyak dan gas. Program pengembangan yang cocok untuk zona ini adalah
memanfaatkan sumber daya alam secara produktif dan efisien, agar terhindar dari
pemborosan sehingga dapat memberi manfaat sebesar-besarnya, serta mendukung
pengembangan transportasi di zona Papua.
86.
VII.

KESIMPULAN
1.
Beberapa strategi pembangunan wilayah yang cocok bagi enam zona utama atau
koridor ekonomi adalah merehabilitasi kawasan lindung untuk kelestarian
lingkungan, pembangunan pusat-pusat kota baru untuk pemerataan ekonomi, dan
meningkatkan jaringan transportasi untuk mengurangi keterisolasian dalam
2.

rangka mengengmbangkan kehidupan sosial.


Usulan bagi pembangunan dan pengembangan wilayah umumnya sesuai dengan
strategi pembangunan wilayah dengan daerah sasaran utama :
87.Bagian barat : Balikpapan, Serang, dan Pekanbaru
88.Bagian tengah : Lombok dan Gorontalo
89.
Bagian timur : Ambon, Ternate, Sorong, dan Manokwari

Anda mungkin juga menyukai