Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS II


ACARA IV
PEMODELAN 3D (JANGKAUAN TSUNAMI)

Dosen Pengampu :
Aditya Saputra, S. Si., M. Sc., PhD
Jumadi, S. Si., M. Sc., PhD

Asisten :
Luthfian Akmaldhani Sumartono Rizal Fauzianto
Luthfika Khuffana Yunan Akmad Isnanto
M. Irvan Aditiya Yuni Fitriani

Disusun oleh :
INRIYANTI FERONIKA
E100190154
Kelompok Jumat, 14.30

LABORATORIUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN


PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
LAPORAN PRAKTIKUM
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS II
ACARA IV
PEMODELAN 3D (JANGKAUAN TSUNAMI)

I. TUJUAN
1. Mampu Membuat Peta 3D
2. Mengetahui Jangkauan Tsunami/Rob dengan beberapa Skenario
3. Menghitung Luas Area Terdampak Bencana Tsunami/Rob
II. ALAT DAB BAHAN
1. Software ArcGis
2. Laptop/PC
3. Citra Pesisir
4. Shapefile Jaringan Kontur
III. LANDASAN TEORI

Model 3D City GIS (3D CGIS) dapat diarti- kan sebagai representasi
digital dari permukaan (terrain) dan obyek yang terdapat di wilayah kota.
Data geospasial 3D bangunan dan infrastruktur wilayah kota dapat
dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu data geospasial yang terdapat di-
atas permukaan bumi, dipermukaan bumi dan dibawah permukaan bumi
(Bing,Y,et al,2005). Dalam bidang geoinformasi representasi data
geospasial terdiri atas data dua dimensi (2D) dan data tiga dimensi (3D).
Aplikasi data 2D saat ini lebih banyak digunakan dibandingkan data 3D.

Struktur data 3D tersebut menyatakan posisi dari obyek diatas


permukaan bumi. Obyek yang terdapat diatas permukaan bumi terdiri atas
ob- yek yang bentuknya teratur (regular) dan obyek yang bentuknya tidak
teratur (irregular). Obyek yang bentuknya teratur seperti halnya obyek
buatan (man-made objects) sepertinya halnya bangunan gedung, sedangkan
obyek yang me- miliki bentuk tidak teratur biasanya merupakan obyek
alami seperti halnya permukaan topografi. Kedua bentuk obyek tersebut
direpresentasi- kan dalam struktur data 3D dalam dua kelas yaitu surface
based dan volume based (Li, 1994). Data surface based merupakan
merupakan representasi data primitif sedangkan volu- me based merupakan
representasi data yang menyatakan informasi isi dari obyek. Dalam 3D
CGIS model, struktur data 3D surface based digunakan untuk menyatakan
permukaan dima- na obyek berada biasanya menggunakan model TIN atau
Grid. Struktur data 3D volume based digunakan untuk merepresentasikan
bentuk ob- yek bangunan dan infrastruktur. Bentuk struktur yang digunakan
diantaranya adalah 3D TIN atau Octree.

Kebutuhan informasi geospasial 3D untuk wilayah kota sangatlah


penting mengingat kota sebagai pusat kegiatan dengan jumlah bangun- an
dan infrastruktur yang banyak dan memiliki karakteristik data geospasial
yang multi obyek, multi struktur dan bermacam jenis (heteroge- nitas).
Informasi visualisasi data geospasial 3D dapat digunakan sebagai dasar
dalam pengam- bilan keputusan terkait dengan keberlangsungan
perencanaan, pembangunan dan operasional infrastruktur di wilayah kota.
Selain terkait dengan infrastruktur kota, data 3D dapat digu- nakan dalam
melakukan analisis mitigasi ben- cana khususnya terkait dengan polusi
udara serta analisis daya dukung lahan untuk pemu- kiman.

Saat ini visualisasi informasi geospasial 3D untuk wilayah kota di


Indonesia masih jarang dan bahkan di beberapa tempat tidak ada. Infor-
masi geospasial 3D biasanya hanya terdapat pada kota-kota besar yang
memilki bangunan bertingkat, padahal informasi kota bukan hanya
dikhususkan untuk bangunan bertingkat tetapi juga dapat memberikan
informasi terkait de- ngan bangunan, infrastruktur seperti halnya jalan dan
vegetasi atau tetumbuhan yang berada di wilayah kota. Saat ini perencanaan
wilayah kota (urban design) yang dilakukan masih ber- basiskan informasi
2D yang diperoleh dari peta skala besar, padahal konsep ruang perenca-
naan tidak hanya untuk 2D tetapi memiliki aspek 3D. Informasi 3D
khususnya untuk wilayah kota atau dikenal dengan nama 3D CGIS (3D City
Geographic Informatin System) merupakan alat bantu yang dapat
digunakan untuk melaku- kan visualisasi, memberikan informasi atribut dan
analisis perencanaan, pembangunan dan monitoring wilayah kota.

Pemodelan dalam SIG yang dapat digunakan sebagai wahana atau


media komunikasi visual 3D bagi seluruh pengguna informasi geospasial
untuk kepentingan perencanaan dan pengambil keputusan yang berkaitan
dengan aspek tata ruang 3D. Beberapa diantaranya fungsi dari pemodelan
3D yaitu:

1. untuk mempresentasikan permukaan bumi dalam bentuk yang


menarik dan mudah untuk diamati.
2. Digunakan dalam mempresentasikan bentuk permukaan dan kondisi
bangunan serta data-data obyek dalam suatu kawasan.
3. Memudahkan dalam menganalisis suatu obyek yang memiliki
database yang melekat pada setiap obyek yang ada.
4. Dapat diterapkan pada bidang Planning dan Design, Layanan
Infrastruktur dan Fasilitas, Sektor Komersial dan Pemasaran,
Bidang Pendidikan dan Promosi data
IV. LANGKAH KERJA

1. Add data yang akan digunakan, yaitu Citra Pantai Kalipat dan Kontur
Jawa Tengah, selanjutnya membuat feature class dengan type polygon
dengan nama lokasi.
2. Melakuka digitasi pada semua wilayah di citra pantai kalipat.

3. Klik Cut Polygon untuk digitasi bagian wilayah perbatasan laut dan
dataran, mulai dari wilayah di luar citra.
4. Mengklik Intersect, input data kontur Jawa Tengah dan lokasi,
kemudian simpan dengan nama Kontur Pantai Kalipat.

5. Membuka data Attribute tabel, kemudian add field untuk


menambahkan kolom keterangan.
6. Membuat data DEM dengan cara klik Topo to raster, kemudian input
data kontur wilayah Pantai Kalipat.

7. Memberikan keterangan pada lokasi sesuai dengan wilayah daratan


ataupun lautan.
8. Mengklasifikasikan data DEM dengan klik reclassify, kemudian
membuat 2 kelas, dengan metode manual, ubah angka menjadi 5, 10,
dan 15 sesuai dengan peta jangkauan tsunami yang akan dibuat.

9. Mengubah data raster menjadi polygon data Tsunami dengan klik


Raster to polygon, simpan dengan nama yang diinginkan.
10. Menentukan daerah yang tergenang maupun yang tidak tergenang
dalam data Attribute Tabel.

11. Selanjutnya menggabungkan data Tsunami dengan lokasi, dengan


klik intersect, input data lokasi dan tsunami, simpan dengna nama
zone tsunami.
12. Menyeleksi wilayah daratan yang tergenang karena adanya
tsunami, kemudian export data.

13. Menentukan luas dari wilayah yang terdampak tsunami dari


ketinggian 5meter, 10 meter, dan 15 meter.
14. Membuat peta 3D Jangkauan Tsunami, add data DEM, citra Pantai
Kalipat, dan hasil pemodelan tsunami 5 meter, 10 meter, dan 15
meter.

15. Klik kanan pada data citra pilih Base Heights, klik pada Floting in
a custom, kemudian klik Oke.
16. Membuat transparansi warna air laut menjadi 40%, dan layout peta.
V. HASIL PRAKTIKUM

1. Tabel dan Luas Jangkauan


a. Tabel Luas Jangkauan

Jangkauan Luas
5 Meter 34941.27
10 Meter 67037.29
15 Meter 99970.01

b. Grafik Luas Jangkauan

Grafik Luas Jangkauan Tsunami


120000

100000

80000

60000

40000

20000

0
5 Meter 10 Meter 15 Meter
2. Peta Jangkauan Tsunami (3 skenario)
a. Peta Jangkauan Tsunami 5 Meter
b. Peta Jangkauan Tsunami 10 Meter
c. Peta Jangkauan Tsunami 15 Meter
3. Peta 3D Jangkauan Tsunami (3 skenario)
a. Peta 3D Jangkauan Tsunami 5 Meter
b. Peta 3D Jangkauan Tsunami 10 Meter
c. Peta 3D Jangkauan Tsunami 15 Meter
VI. ANALISIS

Pantai Kalipat merupakan salah satu pantai di Kabupaten Kendal,


dimana pantai tersebut terletak di sisi sebelah selatan. Pantai Kalipat
memiliki resiko terhadap terjadinya tsunami. Dari hasil pengolahan data
yang didapatkan hasil peta jangkauan tsunami di Pantai Kalipat dengan
ketinggian 5meter, 10meter, dan 15meter masing-masing memiliki
jangkauan yang berbeda-beda. Hal tersebut pastinya mempengaruhi
luasan wilayah daratan yang terdampak akibat tsunami tersebut.

Luasan jangkauan daratan yang tergenang akibat tsunami Ketika


pada ketinggia 5meter yaitu seluas 34941.27 m2, kemudian untuk
tsunami di ketinggian 10meter yaitu seluas 67037.29 m2, dan tsunami
pada 15meter seluas 99970.01 m2. Selain jangkauan luasan, pemodelan
3D ini juga dapat digunakan sebagai analisis maupun perencanaan
wilayah bagi pemerintah, dimana dalam kenaikan air laut pada
ketinggian sekian maka wilayah ataupun kecamatan mana saja yang
akan tergenang air tsunami, sehingga dari pemerintah mampu
memberikan edukasi maupun mitigasi bencana kepada masyarakat
untuk mengurangi resiko yang lebih parah Ketika tsunami terjadi.

Berdasarkan peta 3D jangkauan tsunami di Pantai Kalipat dapat


dilihat bahwasannya ketinggian wilayah yang tidak terjangkau
genangan air berada pada wilayah perbukitan, dimana hal tersebut dapat
dijadikan sebagai tempat penampungan ataupun titik evakuasi apabila
terjadi tsunami. Hal ini sanagt bermanfaat bagi masyarakat maupun
instansi pemerintah, dapat mempersiapkan dari sekarang guna
mengurangi resiko apabila terjadinya tsunami.
VII. K ESIMPUL A N

1. Pantai Kalipat memiliki jangkauan tsunami dengan luasan yang


dinilai cukup beresiko, terutama tsunami pada ketinggian 15 meter.

2. Adanya pemodelan 3D tsunami di Pantai Kalipat ini dapat


digunakan sebagai perencaan wilayah maupun analisis resiko
kebencanaan supaya mengurangi adanya dampak yang lebih besar
saat tsunami terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Li, R., 1994, Data structures and application issues in 3-D geographic information
systems. Geomatica. Vol. 48, No. 3, pp. 209-224 (Diakses pada 29
Desember 2021, pukul 19.00)
Pilouk,M.,et al, 2008, Spatial Data Modelling for 3D GIS,Springer, pp 11-42, 2008
7. (Diakses pada tanggal 29 Desember 2021, pukul 11.30).
Raper, J.,1992, Key 3D modelling con-cepts for geoscientific analysis. In:
Threedimensi- onal modeling with geoscientific by A. K Turner (ed.),
NATO ASI Series, Kluwer Aca- demic Publishings, pp. 215-232. (Diakses
pada tanggal 29 Desember 2021, pukul 16.30).

Anda mungkin juga menyukai