Dosen Pengampu :
Aditya Saputra, S. Si., M. Sc., PhD
Jumadi, S. Si., M. Sc., PhD
Asisten :
Luthfian Akmaldhani Sumartono Rizal Fauzianto
Luthfika Khuffana Yunan Akmad Isnanto
M. Irvan Aditiya Yuni Fitriani
Disusun oleh :
INRIYANTI FERONIKA
E100190154
Kelompok Jumat, 14.30
I. TUJUAN
1. Membangun DEM dan TIN dari data kontur.
2. Menganalisis nilai DEM dan TIN.
3. Memahami konsep surface berdasarkan klasifikasi kemiringan lereng
dan hillshade yang dibuat.
2. Search “Create TIN (3D Analyst)” → Mengisi tabel Create TIN (Output:
TIN, Coordinate System (optional): WGS_1984_UTM_Zone_49S, dan
Input Feature Class (Optional): Kontur Karanganyar)
3. Klik properties pada layers TIN, kemudian values kontur Karanganyar.
4. Klik Seacrh, TIN to Raster, input TIN, kemudian simpan pada file gdb
dengan nama TIN_Raster, klik ok.
5. Klik Topo to Raster, input Kontur Karanganyar dengan outputfile gdb nama
DEM, klik oke.
6. Klik search Extract by mask, input raster: DEM, kemudian output atau
simpan pada file gdb dengan nama DEM_Karanganyar.
7. Klik Search Create Feature Class, pilih lokasi gdb Karanganyar, beri
nama titik sampel, dengan feature class point, klik oke.
8. Klik star editing pada titik sampel, kemudian klik feature class untuk
mendigitasi wilayah batas administrasi Karanganyar.
9. Mendigitasi wilayah Karanganyar dengan titik sampel minimal 30 titik.
10. Search Extract Value to Point → Mengisi tabel Extract Value to Point
(Input Point : Titil_Sampel, Input Raster : DEM_Karangnyar, dan Output
Raster : Titik_DEM)
11. Search Extract Value to Point → Mengisi tabel Extract Value to Point
(Input Point : Titil_Sampel, Input Raster : DEM_Karanganyar, dan Output
Raster : Titik_TIN)
12. Klik Search Hillshade, kemudian klik hillshade, input raster DEM
Karanganyar dan disimpan dengan output hillshade, kemudian klik oke.
13. Klik search pilih slope, input raster DEM_Karanganyar, Output Raster :
Slope (Dalam format gdb), dan Output Measurememt: PERCENT_RISE.
14. Klik search Reclassify, input raster slope dan reclass fieldnya adalah
value, kemudian klik environment.
15. Mentaur classes menjadi 5 dan metode menjadi manual, kemudian klik
tanda persen, klasifikasikan menjadi 8, 15,25,45, dan 100, kemudian klik
oke.
18. Klik data attribute tabel Reclasify_polygon, kemudian add field dengan
nama luas dan type double.
19. Klik calculate geometry dan pastikan untuk propertynya luas, koordinat
49S, dan santuannya meter persegi.
20. Kemudian seleksi luas yang dibawah 100.000 dengan klik select by attribute
kemudian masukkan rumus: Luas> 100000.
21. Klik search, eliminate. Input Layer Reclassify polygon, dan output nama
Eliminate, klik oke.
22. Klik search, pilih smooth polygon. Input feature eliminate, dan untuk
smooth tolerancenya adalah 50, klik oke.
23. Klik properties pada layers smooth polygon, kemudian pilih gridcode dan
pilih klasifikasi warna.
DEM TIN
2. TIN
3. DEM
4. Titik Sampel
5. Hillshade
Survey, In. 2018. Perbedaan DSM, DEM Dan DTM dalam Model Digital Muka
Bumi. https://gisgeography.com/dem-dsm-dtm-differences/ (Diakses pada
tanggal 21 Oktober 2021, pukul 09.30).
Aryani, D. I. dkk. 2017. Kajian Prosedur Pembuatan Automatic Dem (Digital
Elevation Model) Menggunakan Citra Satelit Pleiades (Studi Kasus Kota
Bandung – Jawa Barat). Jurnal Pendidikan Geografi, 17 (2): 159-170.
Indarto. dkk. 2012. Pembuatan Digital Elevation Model (Dem) Dengan Ketelitian
Pixel (10 Meter X 10 Meter) Secara Manual Di Sub-Das Rawatamtu. Jurnal
Agroteknologi, 6 (1): 78-89.
Frasta, S. 2020. Jurnal Surveying; DEM, DSM, DTM.
https://frastatraining.com/jurnal-surveying-dem-dsm-dtm/ (Diakses pada
tanggal 21 Oktober 2021, pukul 10.30).