Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KARTOGRAFI TEMATIK
(A13171014)

Oleh:

Nama : YELAN. R

NIM : A 351 19 066

Kelas :B

LABOLATORIUM STUDIO PENDIDIKAN GEOGRAFI

FKIP UNIVERSITAS TADULAKO

PALU, 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah yang maha esa karena atas bimbingan
dan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kartografi Tematik ini
dengan baik. Penulisan laporan ini dibuat dengan maksud menyampaikan hasil dari
Praktikum Kartografi Tematik yang dilaksanakan pada tanggal 5 sampai 6 juni 2021.
Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan membimbing selama praktikum. Laporan ini ternyata tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan untuk itu penulis memohon kritik dan sarannya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
MENAMPILKAN DATA KEPADATAN PENDUDUK ......................................................... 1
DENGAN QUANTUM GIS ...................................................................................................... 1
A. TUJUAN ......................................................................................................................... 1
B. DASAR TEORI .............................................................................................................. 1
C. CARA KERJA ................................................................................................................ 2
D. HASIL GAMBAR .......................................................................................................... 6
E. PEMBAHASAN ............................................................................................................. 6
F. KESIMPULAN ............................................................................................................... 8
G. REFERENSI ................................................................................................................... 8

ii
MENAMPILKAN DATA KEPADATAN PENDUDUK
DENGAN QUANTUM GIS

A. TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan Quantum GIS
2. Mahasiswa dapat menampilkan data kepadatan penduduk dengan Quantum GIS
3. Mahasiswa mengetahui manfaat Quantum GIS dalam bidang kesehatan

B. DASAR TEORI
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System) merupakan sistem
informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi
keruangan). System Informasi Geografi (SIG) adalah sistem komputer yang memiliki
kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi
bereferensi geografis atau data geospasial untuk mendukung pengambilan keputusan dalam
perencanaan dan pengelolaan suatu wilayah, misalnya data yang diidentifikasi menurut
lokasinya, dalam sebuah database (Suseno, dan Ricky, 2012).
Menurut Prahasta (2009) dalam Setyawan (2014) Sistem Informasi Geografis (SIG)
merupakan sistem komputer yang memiliki sub sistem yang terdiri atas empat kemampuan
dalam menangani data yang bereferensi geografis, yaitu ;
a. Data input, subsistem ini terkait dengan tugas mengumpulkan, mempersiapkan dan
menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber.
b. Data output, merupakan subsistem yang mampu menampilkan atau menghasilkan
keluaran keseluruhan atau sebagian data dalam bentuk tabel, grafik, peta ataupun
laporan.
c. Data management, bertugas untuk mengorganisasikan data, baik data spasial maupun
atribut yang terkait ke dalam sistem basis data sehingga mudah untuk dipanggil
kembali. Sehingga sering disebut juga sebagai subsistem storage and retrieval
(penyimpanan dan pemanggilan data).
d. Data manupulation and analysis, subsistem ini melakukan manipulasi dan pemodelan
data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan yang dihasilkan oleh Sistem
Informasi Geografis (SIG).
Quantum GIS adalah aplikasi SIG gratis yang mencakup pemetaan, analisis spasial dan
beberapa fitur Desktop GIS lainnya. Aplikasi ini sama dengan paket aplikasi GIS komersial
namun aplikasi ini didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GNU, Quantum GIS
mendukung format data vektor, raster dan database (PostGIS Oracle). Quantum GIS juga

1
dapat diprogram ulang untuk mengerjakan tugas yang berbeda atau lebih spesifik. Aplikasi
ini juga merupakan suatu aplikasi multi-platform yang dapat dijalankan pada sistem operasi
yang berbeda-beda termasuk MacOS X, Linux, Unix dan Windows XP (Dharmaputeri,
2009).
Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang diperkecil, dituangkan dalam selembar
kertas atau media lain dalam bentuk dua dimensional. Melalui sebuah peta kita akan mudah
dalam melakukan pengamatan terhadap permukaan bumi yang luas, terutama dalam hal
waktu dan biaya (Miswar, 2013). Peta memuat berbagai informasi tentang judul, skala,
orientasi, letak koordinat, legenda, dan sumber peta, semua informasi peta ini dinamakan
informasi tepi peta. Informasi tepi peta ini sangat penting untuk mengetahui identitas dan
tema peta. Peta dengan komposisi informasi tepi peta yang diatur dan disusun dengan baik
dan benar pada ruang garis tepi peta, akan diperoleh penampilan peta yang menarik.
Penampilan peta yang menarik dapat mengundang pengguna peta (map users) untuk
mempelajari dan memanfaatkan peta tersebut. Komposisi peta disebut juga tata letak peta
atau layout peta. Komposisi peta merupakan unsur terpenting dalam mengatur informasi tepi
peta. Informasi tepi peta adalah semua keterangan yang terdapat di tepi peta, pada bagian
atas, bawah atau samping kanan dan kiri peta (Miswar, 2013).
Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam mengatur komposisi peta adalah adanya
keseimbangan (balance) dalam komposisi atau tata letak informasi-informasi tepi peta.
Penempatan dan pengaturan informasi tepi peta ke dalam ruang-ruang kosong dalam garis
tepi peta sangat menentukan hasil komposisi peta. Selain itu ukuran huruf (text) dan tipe
huruf (style) mempunyai peranan pula, karena itu besar kecil huruf sangat perlu
dipertimbangkan secara tepat (Miswar, 2013).

C. CARA KERJA
I. Langkah-langkah membuat peta awal/layout dasar

1. Dibuka program QGIS dengan menekan QGIS 3.16 Dekstop

2. Dipilih panel add dan pilih download, dipilih folder batas desa desember 2019
dukcapil sulawesi tengah lalu diklik batas_desa_desember_2019_dukcapil_
sulawesi_tengah lalu OK

3. Pilih daerah atau kecamatan yang akan didatan, klik kanan pilih open atribut table
lalu klik select features using an expression, klik fields and value, lalu pilih
kecamatan.
2
4. Setelah itu klik toogle editing lalu delete

5. Penambahan nama desa, klik kanan lalu pilih properties, plih labels lalu pilihsingle
labels, pilih desa dan kelurahan

6. Data kepadatan penduduk, klik kanan lalu pilih properties, pilih simbology, lalu
pilih graduated, pada value pilih jumlah penduduk, lalu pilih ok

II. Menampilkan data (peta dasar) dengan Quantum GIS

1. Akan tampil layout putih, lalu dipilih menu layout dan diklik add map, beri nama
sesuai keinginan.
2. Pilih add rectangle

3. Masukan peta dengan cara klik add map, dan keterangan lain Dalam kotak tersebut,
kita dapat menambahkan judul peta dengan menu layoutdan dipilih add label. Untuk
menambahkan arah mata angin diklik add arrow, legenda diklik add legend, dan skala
dengan diklik add scalebar

4. Untuk mengubah-ubah dapat diklik panel kanan item properties

5. Disimpan layout dengan menekan project, lalu export as image.

6. Selesai.

D. HASIL GAMBAR
Gambar Hasil Layout Peta

E. PEMBAHASAN
Quantum GIS adalah suatu software pemetaan yang bersifat free digunakan untuk
mengolah data spasial kebumian. Pemanfaatan Quantum GIS dalam bidang administrasi
misalnya dapat digunakan untuk membuat peta dari jumlah penduduk sehingga mendapatkan

3
hasil jumlah kepadatan di setiap wilayah dan dapat juga bagi peneliti dari hasil peta tersebut
untuk mengambil suatu keputusan atau tindakan yang akan direncanakan kedepannya.

Peta adalah bentuk permukaan bumi yang digambarkan pada bidang datar dengan
menggunakan simbol, ukuran dan sistem yang sederhana. Peta yang baik adalah peta yang
memenuhi komponen-komponennya. Komponen peta berisi informasi-informasi dalam peta.
Komponen peta adalah adanya judul peta, arah mata angin, skala, legenda, dan pembuat peta.
Komponen peta sangat penting karena informasi yang disampaikan dalam peta akan mudah
dipahami oleh pembaca. Berdasarkan hasil gambar dapat dijelaskan bahwa peta tersebut
menginformasikan tentang kepadatan penduduk di desa yang dalam administrasi kecamatan
Tatanga.
Komponen peta tersebut terdiri dari judul peta, arah mata angin, skala, legenda, dan
pembuat peta. Judul peta dibuat secara singkat dan jelas serta sesuai dengan tema peta.
Antara isi peta dan judul harus ada hubungan yang jelas, terutama unsur-unsur yang
disajikan. Skala adalah perbandingan antara ukuran sesungguhnya dengan ukuran model atau
skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak
horisontal kedua titik tersebut di permukaan bumi (dengan satuan ukuran yang sama).Peta
tanpa skala akan kurang berarti atau bahkan tidak berguna. Skala peta menunjukan ketelitian
dan kelengkapan informasi yang tersaji dalam peta. Peta skala besar (angka penyebutnya
kecil) lebih teliti dan lengkap dibandingkan peta skala kecil (angka penyebut besar) (Santoso,
2009).
Arah orientasi peta harus tersajikan dalam suatu lembar peta. Arah ini bergantung pada
kedekatan lokasi kawasan peta terhadap kutub utara atau selatan bumi. Orientasi peta akan
dibuat ke arah mendekati kutub. Menurut Santoso (2009), arah orientasi peta di Indonesia
adalah arah kutub utara atau arah utara peta. Arah utara peta pada peta topografi dibuat
sejajar dengan tepi lembar peta. Arah utara peta biasanya dinyatakan dalam arah utara
geografis berdasarkan:
a. Sistem proyeksi peta (sistem berlaku umum nasional)
b. Arah utara geografis berdasarkan satu titik sistem kerangka dasar tertentu (sistem
lokal)
c. Arah utara magnet berdasarkan satu titik sistem kerangka dasar tertentu (sistem lokal)
Dalam sistem proyeksi peta tertentu, arah utara peta menunjukan arah utara geografi
yang melalui titik awal (nol) sistem proyeksi peta. Arah utara (True North) dalam
petabiasanya digambarkan dengan anak panah yang digambar menunjuk ke arah atas.
4
Legenda adalah simbol dalam bentuk titik, garis atau polygon dengan atau tanpa kombinasi
warna, yang dapat memberikan keterangan tentang unsur-unsur yang tercantum pada gambar
peta, selain simbol seringkali juga dibuat notasi tambahan, yaitu sebagai catatan penjelasan.
Legenda atau simbol yang tercantum dalam peta diberi keterangan singkat dan jelas dengan
susunan kata atau kalimat yang benar. Menurut Santoso (2009), untuk peta yang dikeluarkan

oleh Departemen Kehutanan, pembuatan peta adalah pejabat instansi Departemen Kehutanan,
swasta atau perorangan yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap isi peta. Selain itu
dicantumkan juga mengenai identitas pembuat peta, bulan dan tahun pembuatannya.

F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil gambar dan pembahasan diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Quantum GIS adalah suatu software pemetaan yang bersifat free digunakan untuk
mengolah data spasial kebumian.
2. Pemanfaatan Quantum GIS dalam bidang kesehatan misalnya dapat digunakan untuk
membuat peta daerah mana saja yang terdapat penyebaran/distribusi suatu penyakit,
peta penyebaran pelayanan kesehatan, dan dapat juga bagi peneliti dari hasil peta
tersebut untuk mengambil suatu keputusan atau tindakan yang akan direncanakan
kedepannya.
3. Informasi tepi adalah merupakan keterangan yang dicantumkan pada setiap lembar
peta agar pengguna peta dengan mudah dapat memahami isi dan arti dari informasi
yang disajikan. Informasi tepi antara lain memuat : judul peta, skala, arah utara,
legenda, angka koordinat geografis (gratikul), diagram lokasi/peta situasi, sumber
data dan pembuat peta.

5
G. REFERENSI
Dharmaputeri, Endah, 2009, Aplikasi Sistem Informasi Geografis Pelayanan Kesehatan Kota
Depok Berbasis Web Menggunakan Quantum GIS, Universitas Gunadarma: Depok
Miswar, Dedy, 2013, Kartografi Tematik, Universitas Lamppung: Bandar Lampung

Santoso, 2009, Survei, Pemetaan dan Sistem Informasi Geografis,


http://mbudisantoso.file.wordpress.com/2009/01/survei-pemetaan-dan-sistem-informasi-
geografis, diunduh pada tanggal 11 Oktober 2014
Setyawan, Dodiet Aditya, 2014, Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Kesehatan
Masyarakat, Poltekkes Kesehatan Surakarta: Surakarta
Suseno, dan Ricky, 2012, Penggunaan Quantum GIS dalam Sistem Informasi Geografis,
IPB: Bogor

6
7
8
9
10
11
12

Anda mungkin juga menyukai