Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS DATA EPIDEMIOLOGI

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Praktikum Mata Kuliah Analisis Data
Epidemiologi

Nama : Elin Nabella Junaini

NIM : 1800029387

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2022
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

PRAKTIKUM 13

BEKERJA DENGAN ATRIBUT PETA

A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang atribut peta pada Quantum
GIS
2. Mahasiswa mampu mengolah dan menyajikan data atribut peta kabupaten per
kecamatan di DIY pada aplikasi Quantum GIS

B. METODE
1. Alat dan Bahan
a. Data Peta yang diolah
b. GPS Essentials
c. Komputer
d. QGIS

2. Cara Kerja
a. Menambah Atribut Tabel
1) Buka peta yang akan ditambah atributnya
2) Diarahkan ke lokasi file (CEK KE FOLDER PRAKTIKUM). Dipilih
file degan nama 3401000000poly. Pastikan yang dipilih adalah yang
POLY bukan LINE
3) Atribut tabel dibuka. Diklik kanan pada layer nama vector lalu open
atribut tabel.
4) Pada menu tabel diklik edit mode dengan menekan toggle editing
mode
5) Setelah itu dipilih new field
6) Akan muncul beberapa parameter yang harus diisi
Nama : dimasukkan nama field yang diinginkan lalu Jum Pend Comment
lalu Per Kec Type, karena angka maka dipakai integer dipilih yang 64 bit
Length, ini adalah maksimal karakter angka yang akan diisikan lalu oke
7) Maka akan keluar field baru disebelah kanan yang siap diisi dengan
data
8) Dimasukkan data Kabupaten yang akan diisi per kecamatan
berdasarkan data real yang ada, masuk ke link berikut untuk mengisi
data jumlah penduduknya
https://kependudukan.jogjaprov.go.id/statistik/penduduk/jumlahpend
uduk/1 2/0/00/02/34.ez
9) Tekan Save edit, lanjutkan menekan toggle editing mode

b. Menampilkan Atribut Di Peta


1) Memberi nama kecamatan pada peta tersebut klik 2x pada layer
vector
2) Pada kolom atas dipilih show label for this layer
3) Pada kolom dibawah pilih nama labeb sesuai yang diinginkan. kasus
kita adalah nama Kecamatan. Tekan Apply lalu OK
4) Akan muncul peta per kecamatan
5) Untuk mengganti warna background peta : tekan 2x pada layer
lalu style klik kotak warna lalu pilih sesuai keinginan, apply
kemudian oke
6) Peta akan berubah warna
7) Memunculkan legenda jumlah penduduk
a). Masukkan ke property layer llau style lalu masukkan
graduated
b). Pada kolom sesuaikan nama field akan kita tampilkan lalu
jum pend
c). Pada color ramp masukkan gradasi warna yang diininkan
misal orange
d). Jumlah kelas bisa disesuaikan misal 5
e). Lalu klik classify

C. HASIL
C. PEMBAHASAN
Salah satu jenis informasi yang berhubungan dengan data spasial (keruangan) yang
mengenai daerah – daerah yang terdapat di permukaan bumi adalah sistem informasi
geografi (SIG). Deskripsi dari SIG adalah suatu sistem informasi khusus yang mengelola
data yang memiliki informasi spasial atau dalam arti yang lebih sempit, adalah suatu sistem
komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkan informasi yang bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasikan
menurut lokasinya, dalam sebuah database.Pada kenyataannya SIG merupakan bagian dari
ilmu Geografi Teknik (Technical Geography) berbasis computer yang digunakan untuk
menyimpan dan memanipulasi data – data spasial (keruangan) untuk kebutuhan atau
kepentingan tertentu (Endroyono, Gatot dan Isna, 2015).
Komponen SIG adalah sistem komputer, data geospasial, dan pengguna. SIG
mengolah 2 macam data yaitu data geospasial atau yang biasanya disebut data spasial dan
data nonspasial (atribut) (Suharto, Priyo dan Siti, 2015). Data spasial yaitu sebuah data
yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya
dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu
informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribut). Secara fundamental SIG
bekerja dengan dua tipe format / model data geografis yaitu model data vektor dan model
data raster (Sekeon, Rizal dan Yaulie, 2016). Data non spasial adalah data berbentuk tabel
dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data
spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial
yang ada (Suseno, 2012).
Quantum GIS (QGIS) adalah sebuah aplikasi Geographic Information System
(GIS) sumber terbuka dan lintas platform yang dapat dijalankan di sejumlah sistem operasi
termasuk Linux. QGIS juga memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan paket
aplikasi komersil terkait. QGIS menyediakan semua fungsionalitas dan fitur-fitur yang
dibutuhkan oleh pengguna GIS pada umumnya. Penguna dapat menggabungkan data yang
dimiliki untuk dianalisa, diedit dan dikelola sesuai dengan apa yang diinginkan (Sekeon, Rizal dan
Yaulie, 2016). Kelebihan Quantum GIS (QGIS):
1. Dapat membuka banyak jenis data spasial.
2. Tampilan QGIS simpel dan user-friendly.
3. Lisensi dan open source.
a. Remote sensing processiong tool yang lebih baik.
b. GeoCoding dan alat data konversi di QGIS gratis (Agus, Ariyanto dan Dwi,
2018).
QGIS menjadi salah satu studi area pada penelitian ini dan merupakan perangkat
lunak pengolah SIG yang bersifat Open Source yang user friendly. QGIS dapat dijalankan
diberbagai macam system operasi, contohnya pada Linux, Unix, Mac, OSX, Windows
dan Android. QGIS memiliki banyak format dan fungsionalitas pada vektor, raster dan
basisdata. Terutama fungsi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah fungsi yang
terdapat pada geoprocessing tools untuk mengolah data vektor seperti clip, intersection,
fixed distance buffer atau buffer, dissolve, merge, dan union (Hawi, Fatwa dan Retno,
2018).
Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sesuai
kenampakannya dari atas, peta umumnya digunakan dalam bidang datar dan dilengkapi
skala, orientasi dan simbolsimbol dengan kata lain peta adalah gambaran dipermukaan
bumi yang diperkecil sesuai dengan skala (Nugraha dan Sanyata, 2018). Peta secara
sederhana diterjemahkan sebagai gambar wilayah dimana informasi diletakkan dalam
bentuk simbol-simbol. Sebagai media informasi, peta dimanfaatkan untuk membantu
pengambilan keputusan. Peta yang akan dibuat merupakan sarana untuk membantu proses
diskusi pemahaman kondisi wilayah. Dengan demikian, peta bukan sekedar merupakan
hasil dari diskusi tetapi lebih dari itu yaitu bagian dari proses diskusi (Nugraha, Bambang
dan Desi, 2018).
Pada praktikum ini yang pertama ini tentang Bekerja Deengan Atribut Peta
menggunakan Q uantum GIS. Quantum GIS (QGIS) adalah sebuah aplikasi Geographic
Information System (GIS) sumber terbuka dan lintas platform yang dapat dijalankan di
sejumlah sistem operasi termasuk Linux. QGIS juga memiliki kemampuan untuk
bekerjasama dengan paket aplikasi komersil terkait. QGIS menyediakan semua
fungsionalitas dan fitur-fitur yang dibutuhkan oleh pengguna GIS pada umumnya
(Sekeon, Rizal dan Yaulie, 2016).
Pada praktikum pertemuan ke-13 ini, Praktikan diminta untuk menambahkan
atribut peta dan menampilkan atribut di peta dengan menggunakan Quantum GIS. Data
peta yang diolah sudah disediakan oleh praktikum, sehingga praktikan tinggal
mendownload dan memindahkan ke folder yang telah disediakan. Data peta yang
disediakan praktikum merupakan data 5 kabupaten antara lain : Kulon Progo,
Yogyakarta, Sleman, Bantul dan Gunung Kidul.
Pada praktikum ini, praktikan membuka QGIS lalu klik vector, pilih data peta
yang bertulisan poly.shp. kemudian apply dan oke. Setelah itu akan muncul peta
dilembar kerja. Klik 2 kali pada layer pet, lalu pilih label klik singel label lalu pilih
kecamatan, lalu apply dan oke. Setelah itu akan muncul nama-nama kecamatan pada
kabupaten tersebut. Setelah itu klik kanan pada layer peta, klik buka tabel atribut pilih
Toggle Editing Mode lalu untuk menambahkan kolom pada tabel atribut klik new field,
masukkan nama (JML_PEND), komentar (Per Kecamatan), tipe (Whole number integer
64 bit), panjang (6) dan klik ok. Untuk memasukkan jumlah penduduk perkecamatan
bisa buka dilink yang telah diberikan pada video praktikum 3. Setelah itu silahkan
lakukan pengeditan warna yang telah dijelaskan pada video praktikum 3. Jika sudah
memberikan warna peta dipindakan pada lembar layout untuk kemudian ditambahkan
atribut peta nya seperti judul, skala, legenda, arah mata angin dan peta.
Setelah atribut peta sudah ditambkan semua, maka kita dapat melihat pada atribut
petanya terdapat legenda. Dilegenda tersebut terdapat 5 klasifikasi warna mulai dari yang
terang samapi ke warna gelap, warna-warna tersebut menandakan bahwa warna yang
terang berarti jumlah penduduk di kecamatan tersebut sangat rendah sedangkan warna
yang paling gelap berarti jumlah penduduk di kecamatan tersebut sangat banyak atau
sama tinggi.

D. KESIMPULAN
1. Pada praktikum ini, praktikan sudah mengetahui apa saja yang menjadi atribut pada peta.
Atribut pada peta antara lain : judul peta, peta, legenda, skala dan arah mata angin
2. Mahasiswa sudah mampu mengolah dan menyajikan atribut peda pada 5 kabupaten di DIY
dengan menggunakan QGIS.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, F., Ariyanto dan Dwi, E. K. 2018. Rancang Bangun Aplikasi WebGIS untuk
Pemetaan Kondisi Sosial Ekonomi Kota Batam. Journal of Applied
Informatics and Computing (JAIC). 2(1) : 27-30.

Endroyono., Gatot, K dan Isna, N. M. 2015. Rancang Bangun Sistem Informasi


Geografis (SIG) untuk Pemetaan Pemancar Televisi Digital Terestrial di
Indonesia. Jurnal Teknik ITS. 4(1) : 65-70.
Hawi, F. N., Fatwa, R dan Retno, I. R. 2018. Evaluasi Tampilan Antarmuka QGIS Dan
ArcGIS Menggunakan Pendekatan User-Centered Design (UCD): Studi
Kasus Fungsi Geoprocessing Tools. Jurnal Pengembangan Teknologi
Informasi Dan Ilmu Komputer. 2(9) : 2850-2857.

Nugraha, W dan Sanyta, P. 2018. Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Dengan
Studi Kasus Area Rawan Bencana Alam Di Kota Tasikmalaya. Jurnal
Manajemen Dan Teknik Inforrnatika. 2(1) : 151-160.

Nugraha, A. L. Bambang, S dan Dedi, S. 2018. Analisis Potensi Desa Berbasis Sistem
Informasi Geografis (Studi Kasus: Kelurahan Sumurboto, Kecamatan
Banyumasnik, Kabupaten Semarang). Jurnal Geodesi Undip. 7(4) : 1-7.
Sekeon, N. D., Rizal, S dan Yaulie, D. R. 2016. Perancangan SIG Dalam Pembuatan
Profil Desa Se-Kecamatan Kawangkoan. E-Journal Teknik Elektro dan
Komputer. 5(1) : 49-59.

Suharto, E., Siti, S dan Priyo, S. S. 2015. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Sekolah
Tingkat Pendidikan Dasar Dan Menengah Di Kota Serang. Jurnal
Masyarakat Informatika. 2(3) : 39-50.
Suseno, A dan Ricky, A. 2012. Penggunaan Quantum GIS Dalam Sistem Informasi
Geografis. Bogor :

Anda mungkin juga menyukai