1.3. Manfaat
1. Mahasiswa mengenal Software ArcGIS.
2. Mahasiswa menginput data vektor yang sudah diolah menjadi data raster.
3. Mahasiswa dapat membuat symbol symbol pada peta
4. Mahasiswa dapat menemukan lokasi peta tersebut
1.5. Langkah
1. Edit vektor menggunakan data atribut
2. Edit vektor menggunakan fungsi Clip
1.6. Hasil
a. Hasil data vektor to raster
MODUL II. REGISTRASI, DIGITASI DAN CLIP
b. Digitasi. Digitasi peta adalah proses untuk mengubah peta analog menjadi data digital dengan memasukkan titik-titik dan garis-garis pada
peta ke dalam format digital menggunakan perangkat lunak tertentu. Proses ini memungkinkan data pada peta untuk dimanipulasi dan
dianalisis dengan lebih mudah menggunakan perangkat lunak SIG, serta dapat digunakan untuk pembuatan peta digital yang lebih akurat
dan terkini.
1.2. Tujuan
1. Praktikan mampu melakukan registrasi peta dengan menggunakan Software ArcGis 10.3 atau 10.8.
2. Praktikan mampu melakukan registrasi dan digitasi peta.
1.3. Manfaat
1. Mahasiswa dapat melakukan registrasi peta dengan menggunakan software ArcGis 10.3 atau 10.8.
2. Mahasiswa dapat melakukan registrasi dan digitasi peta.
1.4. Alat dan Bahan
a) Laptop
b) Software ArcGis dan Google Earth Pro
c) Data
1.5. Langkah
a. Download Peta
- Google Earth Pro dibuka oleh praktikan.
- FISIP Undip dipilih oleh praktikan.
- Tools dan options dipilih secara berurutan, Degrees minute second dipilih pada show lat/long lalu OK.
- Buka notepad.
- Add placemark diklik, pada placemark pertama diberi nama “Poin 1” serta diletakkan pada pojok kiri atas lalu copy paste latitude dan
longitude pada notepad kemudian OK diklik.
- Pada placemark kedua diberi nama “Poin 2” serta diletakkan pada pojok kanan atas lalu copy paste latitude dan longitude pada notepad
kemudian OK diklik.
- Pada placemark ketiga diberi nama “Poin 3” serta diletakkan pada pojok kiri bawah lalu copy paste latitude dan longitude pada
notepad kemudian OK diklik.
- Pada placemark keempat diberi nama “Poin 4” serta diletakkan pada pojok kanan bawah lalu copy paste latitude dan longitude pada
notepad kemudian OK diklik.
- Save image diklik dengan ketentuan map option di-unchecklist semua dan maximum dipilih pada resolution.
- Save image diklik dengan format nama yang telah ditentukan oleh asisten.
b. Registrasi Peta
- ArcGIS dibuka oleh praktikan kemudian Add data file yang telah diunduh dari google earth pro.
- Layers diklik kanan lalu properties, coordinate system, WGS 1984, apply, dan oke dipilih secara berurutan.
- Layers diklik kanan lalu properties dan general dipillih, pada display dipilih degrees minute second, apply, dan oke dipilih secara
berurutan.
- Poin 1 di-zoom in lalu fitur add control points di toolbar georeferencing dipilih, pada ujung pin “Poin 1” diklik kiri dan langsung diklik
kanan lalu input dms long and lat dipilih.
- Notepad yang berisikan catatan longitude dan latitude dari setiap poin dibuka lalu longitude.
- dan latitude dari poin 1 di-copy paste dan OK.
- Langkah keempat hingga keenam diulangi pada poin 2, poin 3, dan poin 4.
- Georeferencing dan rectify dipilih lalu output location disesuaikan dan di-add, lalu pada bagian name diisi dengan format nama yang
telah ditentukan oleh asisten.
c. Digitasi Peta
1. Digitasi Point
- Add data diklik, data yang baru disimpan pada proses registrasi data ditambahkan dan di-add.
- Catalog diklik kemudian pada folder penyimpanan yang digunakan diklik kanan lalu pillih new dan shapefile.
- Bagian name dan feature type diisi point, lalu pada edit dipilih WGS 1984 dan OK diklik.
- Editor dan start editing dipilih.
- Create feature dipilih, pada bagian point dipilih point, sedangkan point dipilih pada construction tools.
- Dipilih 3 titik yang akan digunakan sebagai sampel lalu opsi save edit pada editor dipilih.
- Save editing dan stop editing dipilih pada editor.
- Open atribut table pada layer point dipilih kemudian table options dan add fields dipilih sedangkan bagian name diisi keterangan, type
diganti text dan OK.
- Editor dan start editing dipilih kemudian isi bagian keterangan diisi sesuai titik yang telah dipilih.
- Editor, save edit, dan stop editing dipilih secara berurutan.
- Pada lingkaran hitam diklik kanan, bentuk dan warna diatur, OK diklik.
- Properties layer point dibuka kemudian label features in this layer di-checklist pada opsi labels, untuk label field diubah menjadi
keterangan lalu tipe, warna, dan ukuran font disesuaikan kemudian apply dan OK diklik.
- Window table ditutup.
2. Digitasi Polyline
- Catalog diklik kemudian pada folder penyimpanan yang digunakan diklik kanan lalu pillih new dan shapefile.
- Bagian name dan feature type diisi polyline, lalu pada edit dipilih WGS 1984 dan OK diklik dua kali.
- Editor dan start editing dipilih.
- Create feature dipilih, dipilih polyline, sedangkan line dipilih pada construction tools, kemudian pilih 3 jalan yang akan digunakan
sebagai sampel lalu opsi save edit pada editor dipilih.
- Save editing dan stop editing dipilih pada editor.
- Open atribut table pada layer polyline dipilih kemudian table options dan add fields dipilih sedangkan bagian name diisi keterangan,
type diganti text dan OK.
- Editor dan start editing dipilih kemudian isi bagian keterangan diisi sesuai titik yang telah dipilih kemudian editor, save edit, dan stop
editing dipilih secara berurutan.
- Pada garis hitam diklik kanan, bentuk dan warna diatur, OK diklik.
- Window table ditutup.
- Properties layer polyline dibuka kemudian beri checklist di label features in this layer pada opsi labels lalu Label field diubah menjadi
keterangan lalu tipe, warna, dan ukuran font disesuaikan kemudian apply dan OK diklik.
3. Digitasi Polygon
- Catalog diklik kemudian pada folder penyimpanan yang digunakan diklik kanan lalu pillih new dan shapefile.
- Bagian name dan feature type diisi polygon, lalu pada edit dipilih WGS 1984 dan OK diklik dua kali.
- Editor dan start editing dipilih.
- Create feature dipilih, dipilih polygon, sedangkan polygon dipilih pada construction tools.
- Kemudian editor dan start editing dipilih kemudian isi bagian keterangan diisi sesuai titik yang telah dipilih.
- Editor, save edit, dan stop editing dipilih secara berurutan.
- Pada kotak biru muda diklik kanan dan warna diatur, OK diklik.
- Properties layer polygon dibuka kemudian beri checklist di label features in this layer pada opsi labels lalu label field diubah menjadi
keterangan lalu tipe, warna, dan ukuran font disesuaikan kemudian apply dan OK diklik.
- Window table ditutup.
- Export map dipilih, penyimpanan disesuaikan dan disimpan dengan format nama yang telah ditentukan oleh asisten.
1.5. Hasil
1.5.1. Download Peta
1.5.1.1. Google Earth Pro
1.5.1.2. Inageoportal
Gambar 2. Peta Kota Semarang
- Digitasi Polyline
a. Clip
Clip merupakan salah satu fungsi geoprocessing yang digunakan untuk memotong layer atau data spasial yang tidak diperlukan. Dalam
proses ini, layer asli atau data spasial akan dipotong menggunakan poligon atau area tertentu yang disebut sebagai pemotong. Pemotong yang
digunakan dapat berupa layer lain atau poligon yang telah dibuat. Hasil dari proses clip adalah layer baru yang hanya berisi bagian dari layer
asli yang berada di dalam area pemotong. Fungsi ini sangat berguna untuk memfokuskan analisis pada area yang spesifik, menghilangkan
data yang tidak diperlukan, atau memperkecil ukuran file.
b. Union
Union digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih layer menjadi satu layer baru. Dalam proses ini, layer yang akan digabungkan
harus memiliki atribut yang sama. Union akan menghasilkan layer baru yang terdiri dari fitur-fitur yang tumpang tindih antara dua atau
lebih layer. Fitur-fitur tersebut akan dipertahankan di layer baru dan seluruh atribut dari masing-masing layer akan dijaga. Fungsi ini sangat
berguna untuk membuat layer baru yang lebih lengkap dari beberapa layer yang telah ada.
c. Buffer
Buffer digunakan untuk membuat area atau zona sekitar fitur yang telah dipilih. Dalam proses ini, buffer akan membuat zona sekitar fitur
yang sejauh atau sesuai dengan jarak yang telah ditentukan. Hasil dari proses ini adalah layer baru yang berisi zona sekitar fitur yang telah
dipilih. Fungsi ini sangat berguna untuk membuat area perlindungan, analisis jarak, atau area pelayanan.
d. Merge
Merge digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih layer yang memiliki atribut yang sama menjadi satu layer. Dalam proses ini,
merge akan menghasilkan layer baru yang terdiri dari seluruh fitur dari layer yang digabungkan. Atribut yang dimiliki oleh layer yang sama
akan digabungkan menjadi satu atribut. Fungsi ini sangat berguna untuk membuat layer baru yang lebih lengkap atau menggabungkan data
dari beberapa sumber yang berbeda.
e. Dissolve
Dissolve merupakan tool untuk menggabungkan fitur berdasarkan atribut tertentu. Dissolve digunakan untuk membuat kelas fitur
berdasarkan masing-masing daerah. Pada tool ini hanya bisa menggabungkan objek dalam sebuah layer dengan nilai yang sama. Dissolve
mengagregasikan feature dengan nilai atribut yang sama. Sebagai contoh, beberapa data kecamatan.shp pada layer dan jenis data yang sama,
dapat digabungkan menjadi satu daerah yang sama kabupaten.shp atau perluasannya menggunakan Dissolve.
f. Intersect
Intersect merupakan tool untuk menghitung persimpangan geometris sejumlah fitur dan lapisan fitur. Intersect dapat digunakan untuk
overlay theme pemotong dan theme yang dipotong. Output theme dengan Intersect memiliki atribut data dari kedua theme tersebut. Intersect
tools hanya dapat digunakan pada tipe polygon. Intersect berupa hasil perpotongan persimpangan geometris pada suatu data spasial.
g. Erase
Erase tools dilakukan dengan overlay input data dan input Erase features. Bagian input data yang terhapus hanya sebesar batas data
Erase features. Output yang dihasilkan berupa data dengan salinan fitur Erase.
1.2. Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui macam dan kegunaan Geoprocessing tools
b. Mahasiswa mampu membedakan tools dalam Geoprocessing berdasarkan fungsi dan kegunaanya
c. Mahasiswa mampu mengaplikasikan Geoprocessing tools sesuai dengan kegunaannya dalam bidang kelautan
1.3. Manfaat
a. Dapat mengetahui macam dan kegunaan Geoprocessing tools
b. Dapat membedakan fungsi dan kegunaan setiap tools dalam Geoprocessing
c. Dapat melakukan pengaplikasikan Geoprocessing tools sesuai dengan kegunaannya dalam bidang kelautan
1.4. Alat dan Bahan
a. Laptop
b. Software ArcGIS 10.3 atau 10.8 (Sesuai spesifikasi laptop masing - masing)
c. Data spasial wilayah (.shp)
1.5. Langkah
● Clip
1. Buka software ArcGIS dan pastikan Anda memiliki data yang akan di-clip dan data clip.
2. Pastikan bahwa kedua data tersebut memiliki proyeksi yang sama.
3. Klik pada menu "Geoprocessing" lalu pilih "Clip".
4. Akan muncul jendela "Clip". Pilih data yang akan di-clip sebagai "Input Features".
5. Pilih data yang digunakan sebagai clip sebagai "Clip Features".
6. Tentukan lokasi dan nama output file yang baru.
7. Jika perlu, Anda dapat menentukan kondisi pada "Clip" (misalnya, hanya menampilkan data yang berada di dalam clip atau data
di luar clip).
8. Klik "OK" untuk memulai proses clip.
9. Tunggu hingga proses selesai dan hasil clip akan muncul pada jendela "Contents" di ArcGIS.
● Union
1. Buka ArcMap dan pilih Geoprocessing di toolbar utama.
2. Pilih Toolbox dan cari tool Union di dalamnya.
3. Klik dua kali pada tool Union untuk membuka jendela dialog.
4. Pilih input layer yang akan di-union dengan mengklik tombol Add.
5. Pilih layer yang akan di-union dengan layer input pada langkah 4.
6. Tentukan lokasi dan nama untuk output layer hasil union.
7. Pilih opsi untuk menggabungkan atribut dari kedua layer dengan mengklik pada kotak centang Join Attributes of All Features.
8. Klik OK untuk memulai proses union.
9. Tunggu hingga proses union selesai dan hasilnya akan ditampilkan sebagai layer baru di ArcMap.
● Buffer
1. Pastikan layer yang ingin dibuat buffer sudah dimasukkan ke dalam project ArcGIS dan diletakkan pada frame kerja (data frame)
yang benar.
2. Klik pada menu Geoprocessing, kemudian pilih Buffer.
3. Pilih layer yang ingin dibuat buffer pada input features.
4. Tentukan jarak buffer yang diinginkan pada Distance.
5. Pilih unit jarak yang diinginkan pada Unit.
6. Tentukan jenis buffer pada Method. Terdapat tiga jenis buffer yaitu buffer berdasarkan jarak, buffer berdasarkan area, dan buffer
berdasarkan persentase.
7. Tentukan apakah buffer yang dihasilkan akan berupa polygon atau polyline pada Output Type.
8. Tentukan direktori atau tempat penyimpanan buffer yang akan dibuat pada Output Features.
9. Klik OK untuk menjalankan proses buffer.
10. Setelah proses buffer selesai, layer buffer akan muncul di dalam data frame.
● Merge
1. Buka ArcMap dan buka tabel atribut dari setiap data yang ingin digabungkan. Pastikan semua data memiliki atribut yang sama.
2. Klik pada menu "Geoprocessing" dan pilih "Merge".
3. Pada jendela Merge, pilih input data dengan mengklik tombol "Add".
4. Setelah memilih data, atur nama dan lokasi data output pada kolom "Output Feature Class".
5. Pastikan pilihan "Add source information to output" dicentang untuk menyimpan atribut asal setiap fitur.
6. Klik pada "OK" untuk memulai proses Merge.
7. Setelah selesai, data gabungan akan muncul di ArcMap. Pastikan untuk menyimpan hasil Merge dengan menggunakan menu
"Save As" pada layer baru.
8. Data gabungan dapat diedit dan dianalisis seperti data biasa di ArcMap.
● Dissolve
1. Buka ArcMap dan masukkan data wilayah (.shp) dengan Add Data
2. Klik kanan pada layer untuk membuka Properties.
3. Pada Labels, checklist Label features in the layer dan masukkan Label Field sesuai nilai atribut data, serta checklist Remove duplicate
labels pada Placement properties
4. Sesuaikan nilai atribut data pada Symbology
5. Kemudian, klik “OK”
6. Pilih Geoprocessing di toolbar utama dan pilih Dissolve
7. Pada Input Features, dimasukkan data wilayah (.shp)
8. Pada Dissolve_Field(s), dipilih sesuai nilai atribut data
9. Tunggu hingga proses Dissolve berhasil
10. Pada layer baru hasil Dissolve, dimunculkan label nama dan symbol dengan cara yang sama dengan layer sebelumnya
● Intersect
1. Buka ArcMap dan pilih Geoprocessing di toolbar utama.
2. Pilih Toolbox dan cari tool Intersect di dalamnya.
3. Pada Input Features dimasukkan dua data wilayah bersinggungan yang akan digunakan.
4. Pada Output Feature Class disimpan dengan nama Intersect area.shp
5. Kemudian, tunggu hingga proses Intersect berhasil.
● Erase
1. Buka ArcMap dan masukkan data wilayah (.shp) dengan Add Data
2. Terdapat dua data yang dimasukkan, data wilayah keseluruhan dan data wilayah didalamnya dalam lingkup yang lebih kecil
3. Buka ArcToolbox, dan pada Analysis Tools dipilih Erase pada Overlay
4. Pada Input Features, dimasukkan data wilayah keseluruhan (.shp)
5. Pada Erase Features, dimasukkan data wilayah yang lebih kecil (.shp)
6. Kemudian, klik “OK”
7. Tunggu hingga proses Erase berhasil
1.6. Hasil
● Clip
● Union
● Buffer
● Merge
● Dissolve
● Intersect
● Erase
MODUL IV. PENGGUNAAN JOIN ATTRIBUTE TABLE
5. Pada kolom “X field” dan “Y field” disesuaikan dengan kolom data yang akan kita input.
6. Pilih opsi “edit” dan pilih “XY Coordinate System” dengan WGS1984 (koordinat sistem ini merupakan koordinat sistem yang paling
umum digunakan sehingga kita menggunakan koordinat sistem tersebut), kemdian klik “OK”.
1.5.2. Join Attribute Table
1. Siapkan data Attribute Table yang akan ditambahkan. Disini menggunakan contoh data keterangan wilayah di Kota Semarang. (Perlu
diingat bahwa data yang akan dilakukan Join attribute table harus mempunyai satu kolom dengan nilai atau informasi yang sama.
2. Klik kanan pada peta yang akan digabung attribute table-nya, pilih “Join and Relates” kemudian pilih “Join”.
3. Pada kolom nomor 1 pilih nama kolom nilai yang memiliki informasi yang sama (pada contoh kali ini adalah “FID”, kemudian pada
kolom nomor 2 pilih file Excel yang berisi attribute table yang akan disatukan. Kemudian pada kolom ketiga disamakan dengan pilihan
kolom nomor 1 yaitu “FID”, lalu klik “OK”.
1.11.2. Query Data Attribute
Terdapat 2 cara dalam melakukan query data:
1. Cara pertama pada query data dapat dilakukan dengan membuka data attribute table dengan klik peta shp pada kolom “Table of
Contents” kemudian pilih “Open attribute table”.
2. Klik fitur “Find” yang disajikan dalam logo teropong.
3. Pada kolom “Find” masukan data yang akan kita cari, kemudian pada kolom “In” isikan dengan peta shp dengan data attribute table
yang kita gunakan. Kemudian klik “Find”. Data yang kita cari akan keluar pada kolom bawah.
4. Klik kanan pada data yang kita butuhkan kemudian kita dapat melakukan berbagai opsi untuk melihat ataupun mengolah data tersebut
seperti “Zoom to” dan “Identify”.
Adapun cara lain dalam melakukan query data dengan menggunakan fitur “select by attribute”
1. “Open attribute table” > “Select by attribute”
2. Klik dua kali pada “Desa”, kemudian klik kolom “Get Unique Value” ” untuk melihat nilai pada attribute table tersebut (Pada kolom
“Value” akan muncul nama-nama nilai “Desa”).
3. Untuk mencari nilai tertentu dapat menggunakan tanda sama dengan “=” selanjutnya masukan value yang kita butuhkan. Pada
praktikum kali ini kita akan mencari desa Rejosari.
1.12. Hasil
A. Input Data Teks/Spreadsheet ke dalam ArcMap
B. Joint Attribute Table
C. Query Data Attribute
1. Menggunakan fitur “Find”
2. Menggunakan “Select by Attributes” atau Formula SQL
MODUL V. INTERPOLASI DALAM SIG
1.2. TUJUAN :
1. Mahasiswa dapat memahami konsep dan kegunaan dari interpolasi pada data geografis.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis interpolasi yang biasa digunakan pada data geografis.
3. Mahasiswa mengetahui cara penerapan berbagai jenis interpolasi pada data geografis.
1.3. MANFAAT :
1. Mahasiswa menjadi paham mengenai konsep dan kegunaan dari interpolasi pada data geografis.
2. Mahasiswa menjadi bertambah wawasan akani jenis-jenis interpolasi yang biasa digunakan pada data geografis.
3. Mahasiswa mampu melakukan dan menerapkan berbagai jenis interpolasi pada data geografis.
1.5. LANGKAH
A. Kriging
1. ArcToolbox >> 3D Analys Tool >> Raster Interpolation >> Kriging
A. Spline
1. ArcToolbox >> 3D Analys Tool >> Raster Interpolation >> Spline
2. Masukkan parameter seperti pada gambar
Input point feature : titik sampling grid (fishnet) Lombok. Z value : Field name
nilai ekstraksi value to point pada tabel atribut
A. Topo To Raster
1. ArcToolbox >> 3D Analys Tool >> Raster Interpolation >> Natural Neighbor
2. Masukkan parameter seperti pada gambar
B. Natural Neighbor
1. ArcToolbox >> 3D Analys Tool >> Raster Interpolation >> Natural Neighbor
2. Masukkan parameter seperti pada gambar
Input point feature : titik sampling grid (fishnet) Lombok. Z value : Field name nilai
ekstraksi value to point pada tabel atribut
1.6. HASIL
Gambar 1. Hasil dari Kriging
1.2. Tujuan
● Melakukan perhitungan data melalui fitur raster calculator
● Mengolah citra melalui Band satelit
● Memahami konsep dan penggunaan raster calculator
1.3. Manfaat
● Mahasiswa mampu melakukan perhitungan data menggunakan fitur raster calculator
● Mahasiswa mengetahui cara mengolah citra melalui Band satelit
● Mahasiswa memahami konsep dan penggunaan raster calculator
1.4. Alat dan bahan
● Data DEM
● Laptop
● Software Arcgis
1.5. Langkah-langkah
Raster Calculator
8. Setelah rumus dimasukkan, layer terbaru yang sudah muncul hasil raster kalkulator dilakukan klasifikasi
9. Klasifikasi dilakukan dengan klik properties dan klik kolom symbology
10. Selanjutnya classes diubah menjadi 5 dan color ramp diubah sesuai kebutuhan. Saran color ramp untuk jenis tanah adalah warna merah
ke hijau.
11. Penentuan jenis tanah dilakukan dengan dicocokkan hasil symbology dengan data jenis tanah nasional yang tersedia di website.
12. Selanjutnya, apabila sudah terjadi hasil symbology tersebut, langkah terakhir adalah dilakukannya layouting peta dan di export dalam
bentuk PNG.
Hasil
MODUL VII. PENGGUNAAN EUCLIDEAN DISTANCE DAN RECLASSIFY
1.2. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui pengertian dari Euclidean Distance dan Reclassify
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan objek pada data menggunakan tool Euclidean Distance dan Reclassify
3. Mahasiswa dapat memetakan kepadatan objek berdasarkan jarak pada data dengan menggunakan Euclidean Distance dan Reclassify
1.3. Manfaat
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pengertian dari Euclidean Distance dan Reclassify
2. Mahasiswa mampu mengklasifikasikan objek pada data menggunakan tool Euclidean Distance dan Reclassify
3. Mahasiswa mampu memetakan kepadatan objek berdasarkan jarak pada data dengan menggunakan Euclidean Distance dan Reclassify
1.4. lat dan Bahan
1.4.1. Alat
No
Alat Fungsi
.
Laptop Sebagai tempat untuk melakukan proses
1.
pengolahan data
1.4.2. Bahan
- Data spasial shp
- Excel data shp
1.5. Langkah-Langkah
Langkah-langkah untuk melakukan Euclidean Distance sebagai berikut
1. Software ArcGIS dibuka
2. Lalu pada add data dimasukkan data-data yang diperlukan untuk melakukan Euclidean Distance, seperti data shp wilayah
3. Kemudian pada menu ArcToolbox dipilih Euclidean Distance pada fitur Spatial Analyst
4. Pada Input raster or features source data diisi dengan objek yang akan menjadi acuan utama untuk melakukan proses ini
5. untuk bagian Output distance raster diisi dengan tempat atau lokasi penyimpanan file
6. Pada bagian Maximum distance (optional) diisi sesuai dengan jarak yang dibutuhkan, lalu diklik ok, dan data disimpan
7. Setelah data tersebut sudah disimpan, maka hasil dari dilakukannya proses Euclidean Distance ini akan muncul di layar
1.6. Hasil
Gambar 1. Hasil Euclidean Distance
Gambar 2. Hasil EucDist_shp2