Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

ACARA III
PENGENALAN ENVI, LAYER STACKING, KONVERSI FORMAT DATA,
DAN KOMPOSIT CITRA

Pengampu:
Jumadi, P.Hd
Hamim Hadibasyir, M.SIG

Asisten :
Abdurrohman A
Aditya Saifuddin
Ahmad Sirath Hadiansyah
Eka Budi Khoirul Umam
Khusna Furoida
Rizky Dwi Chandra T

Disusun Oleh :

Windhi Febrianingsih/E100170016
Senin, jam ke 3-4

LABORATORIUM SIG DAN PCD


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
ACARA III
PENGENALAN ENVI, LAYER STACKING, KONVERSI FORMAT DATA,
DAN KOMPOSIT CITRA

I. TUJUAN

1. Memperkenalkan perangkat lunak (software) yang digunakan untuk


mengolah data citra atau satelit
2. Mahasiswa mampu menggunakan ENVI untuk mengolah citra
3. Mahasiswa dapat melakukan konversi data/ pengubahan satu format data
ke format lain dalam pengolahan data citra digital.
4. Dapat menampilkan citra dengan software ENVI dan dengan software
tersebut dapat menyusun citra komposit.

II. ALAT DAN BAHAN

1. Seperangkat komputer dan Software ENVI 5.1


2. Citra Landsat 8

III. DASAR TEORI

A. PENGENALAN ENVI
ENVI adalah salah perangkat lunak (software) yang
digunakan untuk mengolah data citra atau satelit. Masih banyak
perangkat lunak yang lain yang juga dapat digunakan untuk
mengolah data citra, diantaranya adalah Idrisi, Erdas Imagine,
PCI dan lain-lain. Masing- masing perangkat lunak mempunyai
keunggulan dan kelebihannya sendiri ENVI (The Environment For
Visualizing Images) merupakan suatu image processing system
yang revolusioner yang dibuat oleh Research System, Inc (RSI).
Dari permulaannya ENVI dirancang untuk kebutuhan yang banyak
dan spesifik untuk mereka yang secara teratur menggunakan data
penginderaan jauh dari satelit dan pesawat terbang. ENVI
menyediakan data visualisasi yang menyuluruh dan analisis untuk
citra dalam berbagai ukuran dan tipe, semuanya dalam suatu
lingkungan yang mudah dioperasikan dan inovatif untuk digunakan
Pengolahan data citra merupakan suatu cara memanipulasi
data citra atau mengolah suatu data citra menjadi suatu keluaran
(output) yang sesuai dengan yang kita harapkan.

Adapun cara pengolahan data citra itu sendiri melalui beberapa


tahapan, sampai menjadi satu keluaran yang diharapkan. Tujuan
dari pengolahan citra adalah mempertajam data geografis dalam
bentuk digital menjadi suatu tampilan yang lebih berarti bagi
pengguna, dapat memberikan informasi kuantitatif suatu obyek,
serta dapat memecahkan masalah. Data digital disimpan dalam
bentuk barisan kotak kecil dua dimensi yang disebut pixel (Jictin`e
elements). Masing-masing piksel mewakili suatu wilayah yang ada
di permukaan bumi. Struktur ini kadang juga disebut raster,

sehingga data citra sering disebut juga data raster. Data raster
tersusun oleh baris dan kolom dan setiap piksel pada data raster
memiliki nilai digital.

Data yang didapat dari satelit umumnya terdiri beberapa


bands (layers) yang mencakup wilayah yang sama. Masing-masing
band mencatat pantulan obyek dari permukaan bumi pada panjang
gelombang yang berbeda. Data ini disebut juga multispectral data.
Di dalam pengolahan citra, juga dilakukan penggabungan
kombinasi antara beberapa band untuk mengekstrasi informasi dari
objek-objek yang spesifik seperti indeks vegetasi, parameter
kualitas air, terumbu karang, dan lain-lain.
1. Aplikasi Pengolahan Data Citra
Pengolahan data citra adalah bagian penting untuk dapat
menganalisa informasi kebumian melalui data satelit
penginderaan jauh. Apilikasi-aplikasi yang dapat diterapkan
melalui pengolahan data citra antara lain :
1. Pemantauan lingkungan
2. Manajemen dan perencanaan kota dan daerah urban
3. Manajemen sumberdaya hutan
4. Eksplorasi mineral
5. Pertanian dan perkebunan
6. Manajemen sumberdaya air
7. Manajemen sumberdaya pesisir dan lautan
8. Oseanografi fisik
9. Eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi
2. Pengolahan Data Citra
Pengolahan data citra dimulai pada tahun 1960-an untuk
memproses citra dari satelit yang mengelilingi bumi.
Pengolahan data citra dibuat dalam bentuk disk to disk dimana
kita harus menuliskan spesifikasi file yang akan diolah,
kemudian memilih tipe pemrosesan yang akan digunakan,
kemudian menunggu komputer mengolah data tersebut serta
menuliskan hasilnya ke dalam file baru. Jadi, sampai final file
terbentuk, baru kita dapat melihat hasil yang diharapkan, tetapi
bila hasilnya jauh dari yang kita harapkan, maka kita harus
megulangnya dari awal kembali. Sampai tahun 1980-an proses
tersebut masih digunakan oleh beberapa produk pengolahan data
citra
3. Dasar Interface Pengguna
Pada bagian ini akan sedikit dijelaskan mengenai beberapa
komponen utama pada tampilan (interface) ENVI. Hampir
semua operasi pada ENVI menggunakan tombol pada mouse,
dan hanya sedikit sekali yang dilakukan dengan mengetik pada
keyboard. Seperti pada umumnya perangkat lunak GIS, ENVI
selalu memiliki tombol Navigasi yang digunakan untuk
menggeser, memperbesar dan memperkecil tampilan citra
satellite. Berikut adalah tombol-tombol navigasi beserta
fungsinya yang terdapat didalam software ENVI.

Select : Untuk memilih (Select) piksel, biasanya


digunakan untuk mengidentifikasi nilai piksel yang
terpilih (Ter-select)

Pan : Untuk menggeser citra satellite bisa juga


menerapkannya di mouse tanpa harus menggunakan
icon ini, yakni dengan menekan tombol scroll pada
mouse

Fly : Sama halnya dengan fungsi pan, namun teknisnya


cukup menekan mouse saja

Rotate : Berfungsi untuk memutar rotasi citra

Zoom : Digunakan untuk memperbesar tampilan citra


dengan cara mengklik tampilan/display citra

Zoom in : Untuk memperbesar tampilan citra satelite tanpa


mengklik display citranya

Zoom Out : Untuk memperkecil tampilan citra satelite tanpa harus


mengklik display citranya

Zoom Full Extend : Untuk menampilkan seluruh scene citra

B. KONVERSI FORMAT DATA


Langkah pertama dalam pengolahan citra adalah konversi
data sehingga data tersebut dapat dibaca dan dikenali oleh software
yang digunakan. Konversi data adalah pengubahan satu format data
ke format lain, ini dapat dilakukan dengan cara melakukan proses
import maupun eksport data. Data yang di import maupun di
eksport ada dua jenis yaitu data raster dan data vektor. Sedangkan
penyimpanan
Data-data penginderaan jauh tersebut bisa disimpan dalam
tape magnetik, CD ROM, disket, zip drive, atau media
penyimpanan lainnya. Data raster adalah salah satu jenis data
masukan untuk pengolahan data. Data raster meliputi data citra
satelit, foto udara, digital terrain model (DTM), data seismik, dan
data geofisika. Pada saat kita mengimport sebuah file data raster
citra (dengan menggunakan program pengimpor ENVI), ENVI
mengkonversikan data tersebut dan membuatnya menjadi dua buah
file yaitu :
1. File binari yang mengandung data raster dalam format BIL (Binary
Interleaved by Line).
2. Kepala file (header) data ASCII dengan ekstensi *.ers Catatan :
Header merupakan file yang sangat penting karena menyimpan
semua informasi data yang kita import, seperti : format data asli,
datum, jumlah band, dsb. Header ini dapat di buka dengan
program wordpad.
Data vektor adalah salah satu jenis data masukan yang
disimpan dalam bentuk garis, titik, dan poligon. Misal data yang
dihasilkan oleh software ARC/INFO. Data vektor yang di import
tersebut kemudian disimpan menjadi dua file yaitu :
1. File data ASCII yang mengandung data vektor.
2. Kepala file (header) data dengan ekstensi *.erv
Sebelum kita melakukan proses import ataupun eksport data,
ada beberapa hal yang harus diketahui dengan data yang kita
dapatkan agar proses ini dapat dikerjakan. Informasi yang harus
diketahui tersebut adalah :

1. Data dalam format software apa dan dengan ekstension apa.


Contoh data yang kita peroleh dari Bank Data LAPAN dengan
format ERDAS 7.5 dengan ekstension *.lan. Atau data dengan
format ERDAS Imagine 8.2 dengan ekstension *.img. Maka
dengan informasi ini saja kita sudah dapat melakukan proses
konversi data sepanjang software yang kita pakai memiliki
fasilitas konversi dari format tersebut.
2. Format data, apakah data kita dalam format BIL, BSQ, dan BIP,
kemudian dalam binary atau ASCII, panjang kolom dan
barisnya, jumlah band, jenis file apakah single file multi band
atau multi file single band serta jumlah headernya.
Data-data tersebut biasanya sangat kita perlukan dalam
melakukan proses konversi guna memilih jenis konversi yang kita
butuhkan dan parameterparameter yang harus dimasukkan selama
proses konversi. ENVI memiliki fasilitas konversi yang relatif
lengkap dalam mengimport data, akan tetapi sangat terbatas untuk
mengeksport data ke format software lainnya.

C. KOMPOSIT CITRA
Pengenalan pola spektral objek bermanfaat dalam mengenali
objek pada citra. Kurva pantulan spektral gambar berikut
menunjukkan beberapa pantulan objek pada julat panjang
gelombang antar 0,4 hingga 2,3µm. Pantulan spektral air dicirikan
oleh grafik yang terus menurun dari saluran biru hingga inframerah
dekat. Nilai pantulan air pada saluran inframerah hampir mendekati
nol karena hampir seluruh energi pada saluran tersebut terserap oleh
air. Nilai pantulan spektral dipengaruhi oleh kedalaman air serta
keberadaan dan tingkat konsentrasi kandungan suspensi material
organik dan anorganik pada air. Gelombang elektromagnetik pada
saluran tampak dan inframerah secara alamiah terserap oleh tubuh
air. Pada kedalaman 20 m, seluruh unsur saluran inframerah dekat
telah terserap habis. Saluran yang dapat terpantulkan hanyalah
sebagian dari saluran biru (Mather, 2004 dalam Budiyanto, 2014).
Karakteristik pantulan spektral dari vegetasi dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu pada bagian saluran tampak (0,4 –
0,7µm) dan pada bagian saluran inframerah dekat / Near Infra Red
(,.7 – 1,1µm). Pada bagian saluran tampak, vegetasi memiliki nilai
pantulan relatif spektral yang rendah pada saluran biru dan merah
disebabkan karena vegetasi menyerap banyak energi pada kedua
saluran tersebut. Energi pada saluran tersebut digunakan untuk
aktifitas fotosintesis pada daun. Relatif lebih rendahnya pantulan
spektral pada saluran biru dan merah dibandingkan pada saluran
hijau, memberi efek visualisasi warna hijau pada daun tersebut.
Daun nampak berwarna hijau oleh mata, karena kemampuan mata
dalam menangkap saluran elektromagnetis berada pada saluran
tampak saja (Song, 2011 dalam Budiyanto, 2014).
Karakteristik dari pantulan spektral tanah memiliki bentuk
yang berbalik dengan pantulan spektral air. Kurva pantulan tanah
selalu naik dari saluran biru hingga saluran infra merah.
Reflektivitas dari tanah disebabkan oleh keberadaan material
organik, tingkat kelembaban, dan oksida besi pada tanah. Serapan
oksida besi banyak terjadi pada saluran ultraviolet, sehingga nilai
pantulan tanah pada saluran tersebut sangat rendah. Kandungan
oksida besi juga memberikan pengaruh terhadap reflektivitas tanah
berupa serapan pada rentangan 0,85 hingga 0,93µm. Sementara
serapan oleh kandungan air terjadi pada rentang spektral 1.35
hingga 1,5 µm dan 1,75 hingga 0,95µm. Pantulan spektral tanah ini
cenderung turun pada rentang spektral di atas 2µm yang

diakibatkan biasanya oleh adanya lempung (Budiyanto, 2014).

Gambar Kurva Pantulan Spektral beberapa Objek


IV. LANGKAH KERJA

A. Pengenalan ENVI
1. Membuka ENVI 5.1 kemudian klik File > Open

2. Memilih band citra yang akan digunakan lalu klik Open


B. Layer Stacking
4. Klik pada Raster Management > IDL > Layer Stacking kemudian
Import File seluruh band yang digunakan, atur Projection dengan
UTM, Datum dengan WGS 84, Units dengan Meters, dan Zone
sesuai dengan zona citra yang digunakan. Simpan output file lalu
klik OK

C. Konversi Format Data


4. Klik pada Raster Management > Data Specific Utilities > Edit
Envi Header > Pilihlah band yang telah di layer stacking lalu klik
OK > Klik Edit Attributes > Band Names > Mengganti nama band
sesuai urutan
5. Melakukan kembali Edit ENVI Header band yang telah di layer
stacking > Edit Attributes > Wavelengths > mengubah wavelengths
sesuai dengan penentuan tiap band lalu klik OK

6. Klik Raster Management > Convert Interleave

7. Klik BIL atau BIP pada Output Interleave lalu simpan Output File
D. Komposit Citra
1. Buka Aplikasi Envi Class kemudia pilih file  Open Image file
lalu Pilih citra yang digunakan pada praktikum sebelumnya 
Pilih 7 band/saluran Open

2. Akan muncul tampilan seperti gambar dibawah ini.

3. Untuk menampilkan citra persaluran  klik Grayscale  pada


jendela Available band list pilih saluran 1  Load Data
4. Lakukan hal yang sama seperti langkah ke 5 untuk menampilkan
saluran lainya secara berurutan pada jendela yang baru sampai
dengan band/saluran citra ke 7  saluran selanjutnya klik New
Display  Load Data
5. Klik kanan pada citra pilih Link Display atau pilih Tools  Link
 Link Display

6. Kemudian mengkompositkan citra dengan cara pada jendela Available


band list  RGB Color  pada 3 saluran yang dikompositkan secara
berurutan dengan komposit 432,764,543,652,765,562,564,753,754,654
klik saluran 4 lalu saluran 3 lalu saluran 2  Load Data. Maka akan
muncul citra komposit.
7. Hasilnya akan seperti ini.

8. Mengidentifikasi warna penggunaan penutup lahan dengan aplikasi


colorblind
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Screenshoot Data Manager

2. Screenshoot Citra Komposit RGB (10 Komposit)


Komposit 432

Komposit 764
Komposit 543

Komposit 652

Komposit 765
Komposit 562

Komposit 564

Komposit 753
Komposit 754

Komposit 654

3. Screenshoot Saluran Grayscale (7 Saluran)


Saluran 1
Saluran 2

Saluran 3

Saluran 4
Saluran 5

Saluran 6

Saluran 7
4. Screenshoot Nilai Kursor (Location Value)
Laut Dangkal

Laut Dalam

Awan
Air

Vegetasi

Tanah Lembab
Tanah Kering

Permukiman

Jalan Aspal
Sungai

Sawah
5. Tabel Perbandingan Pantulan Penutup Lahan Komposit

No Penutup Komposit
Lahan 432 764 543 652 765 562 564 753 754 654
1 Laut Dalam Dark Midnight Dark Teal Pompadour Dark Blue Stone Atomic Indigo Indigo Indigo
Brown Blue Purple Brown Green Steel Blue
2 Laut Drak Dark Slate Midnight Night Red Brown Dark Egyptian Deep Deep Dark Purple
Dangkal Olive Blue Blue Murky Blue Purple Purple
Green Green
3 Vegetasi Avocado Apple Chestnut Apple Cadet Blue Lemon Muddy Pastel Comouflage Comouflage
Kerapan Green Green Red Green Ginger Waters Green Green Green
Tinggi Brown Brown
4 Vegetasi Avocado Drak Olive Chestnut Sepia Comouflage Dark Soft Apple Apple Dim Olive
Kerapan Green Green Red Brown Green Golden Brown Green Green Green
Sedang Rod
5 Lahan Olive Muddy Pompadour Cocoa Olive Dark Olive Olive Popstar Popstar Red Popstar Red
Terbangun Waters Purple Brown Green Red Violet Violet Violet
Kepadatan Brown
Tinggi
6 Lahan Olive Muddy Pompadour Dark Steel Blue Dark Dark Purple Chestnut Mulberry
Terbangun Waters Purple Brown Brown Brown Red Violet
Kepadatan Brown
Sedang
7 Lahan Olive Olive Pompadour Soft Brown Midnight Dark Dark Hot Pink Hot Pink Hot Pink
Terbangun Purple Blue Brown Brown
Kepadatan
Rendah
8 Jalan Reef Soft Brown Teal Avocado Teal Olive Teal Pompadour Pale Violet Pompadour
Green Green Purple Red Purple
9 Tanah Avocado Drak Olive Popstar Dim Olive Endeavor Sepia Muddy Chesnut Apple Olive
Terbuka Green Green Red Violet Green Blue Brown Waters Red Green
Brown
10 Lahan Pale Dark Warm Chocolate Chocolate Dark Chateau Forest Forest Muddy
Basah Green Brown Brown Brown Brown Brown Green Green Green Waters
Brown
11 Tanah Olive Comouflage Gray Tomato Gray Night Forest Soft Dark Apple
Sedimentasi Green Red Green Green Brown Brown Green
12 Awan White White White White White White White White White White
13 Bayangan Light Drak Grey Medium Sulu Light Soft Brown Wheat Drak Teal Dim Plum Violet Warm
Grey Cyan Green Light Purple Brown
Brown
6. Tabel Nilai Spektral Jenis Penutup Lahan Saluran Grayscale

No Penutup Lahan Nilai Piksel


B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7
1 Air 11066 9842 7725 6687 5903 5251 5122
2 Vegetasi 9328 8351 7877 6606 23735 11984 7514
3 Tanah Lembab 9292 8375 7825 6656 16744 9381 6681
4 Awan 32363 32656 32062 32904 35920 29510 23236
5 Tanah Kering 9266 8294 7565 6425 16070 9554 6783
6 Permukiman 10928 10130 9467 9734 12471 12836 12530
7 Jalan Aspal 10971 10241 9564 9420 11905 12850 11137
8 Sungai 9631 8658 8167 6896 18942 10437 7180
9 Sawah 10032 9183 8641 8063 12532 11117 8201
10 Laut Dangkal 11130 9962 7832 6796 5988 5286 5132
11 Laut Dalam 11280 10540 10192 8676 6464 5326 5141
7. Grafik Pantulan Spektral Grayscale (X:Saluran, Y:Nilai Piksel)

Grafik Pantulan Spektral Grayscale


40000 Air
Vegetasi
35000
Tanah Lembab
30000 Awan
Tanah Kering
25000
Permukiman
20000 Jalan Aspal
Sungai
15000
Sawah
10000 Laut Dangkal
Laut Dalam
5000

0
1 2 3 4 5 6 7
VI. PEMBAHASAN

Praktikum ini menggunakan citra dari satelit landsat 8. Citra satelit landsat
8 memiliki warna yang sulit untuk dilakukan interpretasi karena berwarna gray
scale atau hitam putih, sehingga diperlukan kombinasi band yang sesui kebutuhan
untuk mempermudah pekerjaan interpretasi citra. Aplikasi yang digunakan untuk
mempermudah dalam interpretasi citra ini yaitu ENVI. ENVI dirancang untuk
berbagai kebutuhan spesifik yang menggunakan data penginderaan jauh dari
satelit dan pesawat terbang. Format data awal yang digunakan sebelum diproses
lebih lanjut yaitu menggunakan format BIP. Penggabungan beberapa band
benjadi satu file disebut dengan Layer stacking yang dapat memudahkan
pengguna dalam pengolahan lebih lanjut pada citra.
Hasil dari komposit citra digunakan untuk lebih mudah dalam
mengidentifikasi citra. Seperti pada hasil praktikum, hasil citra komposit 432
yang dapat diaplikasikan untuk menampilkan natural color atau warna
sebenarnya, citra komposit 764 diaplikasikan untuk menampilkan false color
(urban) atau daerah perkotaan, citra komposit 543 diaplikasikan untuk color
infrared pada vegetasi sehingga pada bagian vegetasi akan menunjukkan warna
merah, citra komposit 652 yang diaplikasikan untuk daerah pertanian, citra
komposit 765 diaplikasikan untuk memperjelas citra dari gangguan cuaca, citra
komposit 562 diaplikasikan untuk menghasilkan citra yang menampakkan
tumbuhan yang sehat, citra komposit 564 diaplikasikan untuk menghasilkan citra
dengan perbedaan yang jelas pada air dan daratan, citra komposit 753
diaplikasikan untuk menghasilkan citra dengan warna natural dan mengurangi
kenampakan awan, citra komposit 754 diaplikasikan untuk mendapatkan biomass
dengan kontras yang jelas dan citra yang lebih bersih dari tutupan awan, citra
komposit 654 diaplikasikan untuk menganalisa tumbuh-tumbuhan. Hasil dari
setiap komposit citra memiliki kegunaan yang berbeda-beda.
Hasil dari saluran grayscale terdapat 7 saluran yang digunakan untuk
mencari nilai kursor tiapobjek pada citra. Hasil nilai kursor menunjukkan 11
objek pada citra yang digunakan, setiap objek pada citra memiliki nilai kursor
yang berbeda-beda. Hasil dari grafik pantulan spektral grayscale menunjukkan
setiap objek di permukaan bumi memiliki respon spekrtal yang berbeda-beda
terhadap energi elektomagnetik yang mengenainya.
VII. KESIMPULAN
1. Citra satelit landsat 8 memiliki warna yang sulit untuk dilakukan
interpretasi karena berwarna gray scale atau hitam putih, sehingga
diperlukan kombinasi band yang sesui kebutuhan untuk
mempermudah pekerjaan interpretasi citra
2. Hasil dari komposit citra digunakan untuk lebih mudah dalam
mengidentifikasi citra
3. Hasil dari setiap komposit citra memiliki kegunaan yang berbeda-beda
sesuai dengan kegunaanya
4. Hasil dari grafik pantulan spektral grayscale menunjukkan setiap objek
di permukaan bumi memiliki respon spekrtal yang berbeda-beda
terhadap energi elektomagnetik yang mengenainya.
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, Eko. (2014). Kurva Pantulan Vegetasi, [Online], dari:


http://geo.fis.unesa.ac.id/web/index.php/en/pengindraan-jauh/81 kurva-
pantulan-spektral-tanah [28 Maret 2016].
Danoedoro, Projo. 2002. Pedoman Praktikum Pemrosesan Citra Digital.
Yogyakarta. Fakakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada.
Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh. Jilid 1. Yogyakarta : Gadjah Mada Press.
TUGAS

1. Tuliskan nama dan jelaskan fungsi icon ENVI

Nama Icon Fungsi

Open Untuk menambahkan file dalam aplikasi envi

Data Manger Untuk menampilkan data obyek yang di olah

Chip Parameter Mengubah format citra

Cursor Value Mengukur nilai pixel

Undo-Redo Mengembalikan file sebelumnya maupun


sesudah di edit

Select Memilih select pixel

Pan Mengeser Citra

Fly Mengeser citra

Rotate Memutar Obyek Citra

Zoom Memperbesar Obyek

Zoom in Memperbesar obyek tanpa mengekliknya

Zoom out Memperkkecil tampilan citra

Zoom full Menampilkan seluruh scene citra


extend
2. Jelaskan perbedaan ENVI dan ENVI Classic
Perbedaan dari envi dengan envi classic dari pengamatan
saya setelah menggunakan kedua aplikasi tersebut,
perbedaan yan paling menonjol dari segi tampilan, pada
envi Envi lebih modern tampilannya terdapat icon-icon
tools yang berbeda-beda, sedangkan pada envi classic
menunya tidak menampilkan icon, hanya berupa tulisan dan
tampilannya lebih simple, dari segi kegunaan saya rasa
memiliki fungsi yang sama.

3. Jelaskan karakteristik Landsat

Landsat 8 memiliki kemampuan untuk merekam citra


dengan resolusi spasial yang bervariasi. Variasi resolusi
spasial mulai dari 15 meter sampai 100 meter serta
dilengkapi oleh 11 saluran (band) dengan resolusi spektral
yang bervariasi. Landsat 8 dilengkapi dua instrumen sensor
yaitu OLI dan TIRS. Landsat 8 mampu mengumpulkan 400
scenes citra atau 150 kali lebih banyak dari Landsat 7 dalam
satu hari perekamannya.Sensor utama dari Landsat 8 adalah
Operational Land Imager (OLI) yang memiliki fungsi untuk
mengumpulkan data di permukaan bumi dengan
spesifikasi resolusi spasial dan spektral yang
berkesinambungan dengan data Landsat sebelumnya. OLI
didesain dalam sistem perekaman sensor push-broom dengan
empat teleskop cermin, performa signal-to-noise yang lebih
baik, dan penyimpanan dalam format kuantifikasi 12-bit. OLI
merekam citra pada spektrum panjang gelombang tampak,
inframerah dekat, dan inframerah tengah yang memiliki
resolusi spasial 30 meter, serta saluran pankromatik yang
memiliki resolusi spasial 15 meter. Dua saluran spektral baru
ditambahkan dalam sensor OLI ini, yaitu saluran deep-blue
untuk kajian perairan laut dan aeorosol serta sebuah saluran
untuk mendeteksi awan cirrus. Saluran quality assurance juga
ditambahkan untuk mengindikasi keberadaan bayangan
medan, awan, dan lain-lain (USGS, 2013).

Anda mungkin juga menyukai