100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
786 tayangan14 halaman
Format penyimpanan citra digital dapat berupa BSQ, BIL, atau BIP. BSQ menyimpan setiap saluran secara terpisah dalam file tersendiri, BIL menyimpan saluran secara bergantian berdasarkan baris, sedangkan BIP menyimpan piksel secara bergantian berdasarkan saluran.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
PENGENALAN FORMAT PENYIMPANAN CITRA DIGITAL PENGINDERAAN JAUH
Format penyimpanan citra digital dapat berupa BSQ, BIL, atau BIP. BSQ menyimpan setiap saluran secara terpisah dalam file tersendiri, BIL menyimpan saluran secara bergantian berdasarkan baris, sedangkan BIP menyimpan piksel secara bergantian berdasarkan saluran.
Format penyimpanan citra digital dapat berupa BSQ, BIL, atau BIP. BSQ menyimpan setiap saluran secara terpisah dalam file tersendiri, BIL menyimpan saluran secara bergantian berdasarkan baris, sedangkan BIP menyimpan piksel secara bergantian berdasarkan saluran.
I. TUJUAN Meletakkan dasar pemahaman tentang format penyimpanan citra digital
II. ALAT DAN BAHAN
1. Format isian penyimpanan citra digital 2. Pensil
III. DASAR TEORI
Citra digital merupakan citra yang diperoleh, disimpan, dianalisis, dan disajikan dalam notasi biner. Notasi biner adalah notasi yang mendasarkan pada 2 kemungkinan atau variasi informasi, yaitu 0 dan1. Notasi ini sangat sesuai untuk sistem komputer, yang menggunakan arus listrik (mati-hidup) dan orientasi kutub magnetik (selatan-utara) dalam mengolah dan menyimpan informasi. Satuan informasi terkecil ialah bit (binary digit), dimana 1 bit informasi hanya memuat 2 kemungkinan (2¹): 0 (mati, tak ada arus) atau 1 (hidup, ada arus). Gambar yang disimpan melalui sistem perekaman 1 bit hanya akan menyajikan titik-titik penyusun gambar yang hitamputih, tanpa abu-abu. Apabila sistem perekam gambar menggunakan pengkodean 2 bit, maka setiap titik penyusun gambar (yang selanjutnya disebut piksel) mempunyai 2² kemungkinan atau 4 tingkat : hitam (00), abu- abu gelap (01), abu-abu cerah (10), dan putih (11). Sistem bilangan biner semacam ini dapat dikonversi ke sistem bilangan desimal, dimana 00 pada sistem bilangan biner = 0 pada sistem bilangan desimal, dan selanjutnya 01 = 1, 10 = 2, dan 11 = 3. Rentang atau julat nilai 0 – 3 (yang berarti 4 tingkat) mewakili 4 tingkat kecerahan pada piksel-piksel citra. Saat ini, bit coding sensor satelit telah mampu menyimpan hingga 16 bit, atau 2¹6 tingkat kecerahan, meskipun citra yang banyak digunakan –yaitu citra Landsat Thematic Mapper dan SPOT HRV/HRVIR masih menggunakan 8 bit atau 256 tingkat kecerahan. Informasi 8 bit setara dengan 1 byte. Cara penyimpanan citra ke dalam himpunan piksel dengan susunan baris-kolom disebut dengan struktur atau format raster. Pada citra raster 8 bit, 1 piksel biasanya setara dengan 1 byte. Citra satelit penginderaan jauh banyak yang diperoleh melalui sensor multispektral. Hasil dari citra multispektral ini adalah liputan gambar wilayah yang sama pada saluran spektral (band atau kanal) yang berbeda-beda. Apabila suatu wilayah direkam oleh satelit dengan sensor yang mengoperasikan 3 saluran (k, l, dan m) dengan koding 8 bit, maka pada posisi yang sama pada citra raster, suatu posisi piksel (missal baris i kolom j) mempunyai 3 macam nilai spektral, yang masing- masing terdapat dalam julat 0-255, yaitu NPijk, NPijl, dan NPijm. Berbagai perangkat lunak menyimpan keempat saluran citra ini dengan cara yang berbeda- beda. Cara pertama adalah penyimpanan tanpa kompresi (pemampatan), dimana setiap piksel menempati ‘ruang’ dalam komputer sebesar 1 byte. Apabila terdapat 4 saluran citra yang masing- masing tersusun atas m kolom dan n baris, maka tempat (space) yang dihabiskan dalam komputer adalah 4 x m x n byte. Cara ini disebut dengan full-raster structure. Cara kedua adalah melalui kompresi, dimana deretan piksel dengan nilai yang sama pada suatu saluran dapat diringkas penyimpanannya. Semakin homogen nilai piksel pada suatu liputan citra, semakin efektif kompresinya. Cara ini disebut compressed raster structure. Pada citra pertama (full-raster structure), komputer pun masih dapat menyimpan dan mengolah informasi pada citra dengan format yang berbeda-beda. Ada sistem pengolah citra yang lebih menyukai penyimpan tiap saluran secara terpisah dalam 1 berkas file, ada pula yang memilih penyimpanan seluruh saluran dalam 1 file. Format penyimpanan tiap saluran ke dalam file terpisah disebut format band sequential (BSQ). Format yang menyukai seluruh saluran disimpan dalam satu file ialah (a) band interleaved by line (BIL), dimana urutan penyimpanan ialah baris baris 1 saluran 1, baris 1 saluran 2, baris 1 saluran 3, … baris 1 saluran n; kemudian dilanjutkan baris 2 saluran 1, baris 2 saluran 2, baris 2 saluran 3, …, baris 2 saluran n; begitu seterusnya sampai seluruh baris citra pada n saluran habis terbagi; (b) band interleaved by pixel (BIP) dimana selang-seling penyimpanan tidak dilakukan pada tiap baris saluran, melainkan tiap piksel pada tiap saluran. Pada pelarikan (scanning) dengan skaner meja, pilihan untuk menyimpan gambar digital pada 256 warna tanpa kompresi selalu dapat diartikan bahwa gambar tersebut disimpan dengan format generic BSQ, meskipun nama formatnya disesuaikan dengan merek dagang perusahaan pembuat perangkat lunaknya, misalnya *.GIF, *.TIF, *.BMP. penyimpanan gambar 16,7 juta warna (2(8)³, atau 256³) ke dalam format *.BMP atau *.TIF 24 bit menunjukkan bahwa gambar tersebut disimpan dalam format BIL atau BIP. Kompresi gambar hasil pelarikan raster juga dijumpai pada format yang sudah banyak dikenal, misalnya *.JPG dan TIF with LZW compression. Dengan demikian, format BSQ, BIL, dan BIP merupakan format generic pada citra penginderaan jauh, sedangkan BMP, TIF, GIF, dan JPG merupakan format non-generik yang berlaku untuk berbagai jenis citra, termasuk citra/ gambar non-penginderaan jauh. Format non-generik lain juga dapat dijumpai pada berbagi pengolah citra penginderaan jauh, meskipun mereka masih bisa dikategorikan ke dalam BSQ, BIL, atau BIP. Format-format ini antara lain *.LAN (untuk ERDAS sampai dengan versi 7.5), *.IMG (untuk ERDAS Imagine; ekstensi yang sama namun dengan format berbeda digunakan oleh IDRISI), *.MPD (ILWIS for DOS), *.MPR (ILWIS for Windows), dan *.ERS (ER-Mapper). Citra digital disimpan oleh perangkat lunak pengolah citra dengan beberapa macam cara, ditinjau dari jumlah file yang digunakan. Cara pertama adalah menyatukan informasi citra dengan headernya. Header adalah suatu ‘penjelasan’ tentang citra yang disimpan, misalnya format (ASCIL, biner), ukuran (jumlah baris dan kolom), julat nilai dan ukuran byte-nya (misalnya 1 byte/piksel), palette warna, dan sebagainya. Header dibaca lebih dulu oleh program, sebelum data tiap piksel diakses dan ditampilkan pada layar monitor atau diproses. Pada cara pertama ini, header diletakkan pada bagian awal file, sehingga ukuran citra biasanya menjadi jumlah byte citra + jumlah byte header. Misalnya citra 3 saluran berukuran 1000 kolom x 600 baris, dengan julat 0-255, dimana tiap piksel disimpan dalam 1 byte informasi, dan headernya berukuran 128 byte, maka ukuran file citra itu menjadi 128 + 3*(1000 * 600) = 1.800.128 byte. Cara kedua ialah dengan memisahkan header dan citra menjadi 2 file, dengan ekstrensi yang berbeda, namun dengan nama file yang sama. Format *.LAN yang digunakan oleh ERDAS merupakan contoh dimana header dan citranya disatukan dalam 1 file, dengan ukuran header sebesar 512 byte (untuk versi 7.5). Format *.MPD pada ILWIS for DOS merupakan contoh untuk file citra yang dipisahkan dari headernya (yang menggunakan ekstensi *.MPI, sebesar 40 byte berformat biner). Format *.ERS sebenarnya merupakan header dari file citra tanpa ekstensi pada perangkat lunak ER-Mapper, dimana ukuran byte *.ERS ini terus berubah seiring dengan semakin banyaknya jenis operasi yang diterapkan pada citra. File *.ERS ini merupakan salah satu contoh dimana genealogi (lineage) citra telah dimasukkan sebagai bagian dari metadata (=’data tentang data’) citra. IV. LANGKAH KERJA Praktikan diberi gambar, yang menunjukkan 3 saluran dari suatu citra multispektral hipotetik, tanpa header. Potongan citra itu berukuran 10 x 10 piksel dengan julat nilai 0-15, dimana nilai 0 menunjukkan obyek yang memberikan pantulan spektral paling lemah dan 15 menunjukkan obyek yang memberikan pantulan spektral paling kuat. Berdasarkan informasi tersebut, 1. Menyalin gambar itu tanpa angka-angka (nilai piksel) di dalamnya, lalu memberi warna dengan pensil (bukan pena/ ballpen), dengan tingkat kegelapan sesuai dengan nilai pikselnya 2. Mengkonversikan data citra pada Gambar 1 ke format BSQ, BIL, dan BIP, mengacu ke tempat yang sudah disediakan 3. Menjawab pertanyaan, dan disertakan dalam laporan V. HASIL Terlampir. VI. PEMBAHASAN Citra digital dapat tersimpan dalam tiga macam format non kompresi yaitu BSQ, BIL, dan BIP. Format BSQ. Format penyimpanan BSQ adalah cara penyimpanan yang memisahkan citra pada setiap band/salurannya. Citra digital tersebut disimpan berurutan dari baris pertama saluran pertama, kemudian baris kedua saluran kedua dan seterusnya sampai baris terakhir saluran pertama dan disimpan dalam satu file dengan header citra saluran 1. Penyimpanan dilanjutkan pada saluran kedua, pada baris pertama, kemudian pada baris kedua saluran kedua dan seterusnya sampai selesai. Jadi setiap band yang disimpan memiliki header masing-masing. Format penyimpanan BIL adalah cara penyimpanan dengan mendasarkan pada urutan baris namun tidak memisahkan pada tiap band/saluran tetapi digabungkan menjadi satu dan memiliki hanya satu header citra. Penyimpanan dilakukan pada baris pertama saluran pertama, dilanjutkan baris pertama saluran kedua dan seterusnya setelah semua saluran pada baris pertama tersimpan maka dilanjutkan baris kedua untuk semua saluran. Format penyimpanan BIP mendasarkan pada penyimpanan sesuai dengan urutan pikselnya. Jadi piksel pertama pada saluran pertama dilanjutkan piksel pertama pada saluran kedua dan selanjutnya. Setelah semua piksel pertama pada semua saluran sudah semua tersimpan dilanjutkan pada piksel kedua saluran pertama dan seterusnya. Pada format ini, citra juga hanya memiliki satu header. Format penyimpanan BSQ, BIL, dan BIP memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Kelebihan format penyimpanan BSQ yaitu format data ini memudahkan pengambilan data untuk 1 band, sedangkan kekurangan format penyimpanan BSQn membutuhkan space memory yang besar karena setiap saluran disimpa nsebagai file terpisah-Sedikit kesulitan jika dilakukan analisis multi band. Format penyimpanan BIL dan BIP hampir sama file nya ringan karena disimpan dalam satu bagian, akan tetapi apabila terdapat salah satu nilai piksel yang rusak atau tidak terbaca, maka citra akan rusak karena piksel yang rusak tadi akan dimasuki piksel selanjutnya, sehingga informasi yang tersimpan menjadi bergeser semua. VII. KESIMPULAN
1. Citra digital dapat tersimpan dalam tiga macam format non
kompresi yaitu BSQ, BIL, dan BIP 2. Format penyimpanan: - BSQ adalah cara penyimpanan yang memisahkan citra pada setiap band/salurannya - BIL adalah cara penyimpanan dengan mendasarkan pada urutan baris namun tidak memisahkan pada tiap band/saluran tetapi digabungkan menjadi satu dan memiliki hanya satu header citra - BIP mendasarkan pada penyimpanan sesuai dengan urutan pikselnya 3. Format penyimpanan BSQ, BIL, dan BIP memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. DAFTAR PUSTAKA
Digital. Yogyakarta : Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada. Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh. Jilid 1. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 3. Jawablah pertanyaan berikut ini, dan sertakan dalam laporan: a) Bagaimana distribusi tingkat kecerahan pada ketiga saluran itu? Berikan deskripsi anda! Jawaban: Distribusi tingkat kecerahan masing-masing nilai pixel ketiga saluran tidak merata, Distribusi kecerahan cenderung dengan rona gelap dengan total kolom sebanyak 300 dan cenderung warna gelap sebanyak 160 kolom, sehingga rona tersebut dipengaruhi oleh karakteristik objek yang tersedia, cuaca pada suatu wilayah serta letak objek suatu tempat pada saat pemotretan.
b) Apa kelebihan dan kekurangan masing-masing format penyimpanan
citra digital? Jawaban: Format BSQ Kelebihan: - Format data ini memudahkan pengambilan data untuk 1 band Kekurangan: - Membutuhkan space memory yang besar karena setiap salu ran disimpansebagai file terpisah-Sedikit kesulitan jika dilakukan analisis multi band Format BIL Kelebihan: -Membutuhkan space memory yang kecil karena disimpan dalam 1 file : Kekurangan -Sedikit kesulitan jika dilakukan analisis 1 band ataupun multiband Format BIP Kelebihan: -Membutuhkan space memory yang kecil karena disimpan dalam 1 file -Mudah dalam analisis multi band Kekurangan: -Sedikit kesulitan jika dilakukan analisis 1 band.
c) Sebutkan contoh-contoh format citra digital berdasarkan perangkat
lunak pengolah citra yang anda kenal, baik pengolah citra umum maupun pengolah citra penginderaan jauh? Jawaban: Bitmap (.bmp): Format .bmp adalah format penyimpanan standar tanpa kompresi yang umum dapat digunakan untuk menyimpan citra biner hingga citra warna. Format ini terdiri dari beberapa jenis yang setiap jenisnya ditentukan dengan jumlah bit yang digunakan untuk menyimpan sebuah nilai pixel. Tagged Image Format (.tif, .tiff): Format .tif merupakan format penyimpanan citra yang dapat digunakan untuk menyimpan citra bitmap hingga citra dengan warna palet terkompresi. Format ini dapat digunakan untuk menyimpan citra yang tidak terkompresi dan juga citra terkompresi. Portable Network Graphics (.png): Format .png adalah format penyimpanan citra terkompresi. Format ini dapat digunakan pada citra grayscale, citra dengan palet warna, dan juga citra fullcolor. Format .png juga mampu menyimpan informasi hingga kanal alpha dengan penyimpanan sebesar 1 hingga 16 bit per kanal. JPEG (.jpg): .jpg adalah format yang sangat umum digunakan saat ini khususnya untuk transmisi citra. Format ini digunakan untuk menyimpan citra hasil kompresi dengan metode JPEG. Graphics Interchange Format (.gif): Format ini dapat digunakan pada citra warna dengan palet 8 bit. Penggunaan umumnya pada aplikasi web. Kualitas yang rendah menyebabkan format ini tidak terlalu populer di kalangan peneliti pengolahan citra digital. RGB (.rgb): Format ini merupakan format penyimpanan citra yang dibuat oleh silicon graphics untuk menyimpan citra berwarna. RAS (.ras): Format .ras digunakan untuk menyimpan citra dengan format RGB tanpa kompresi. Postscript (.ps, .eps, epfs): Format ini diperkenalkan sebagai format untuk menyimpan citra buku elektronik. Dalam format ini, citra direpresentasikan ke dalam deret nilai desimal atau hexadesimal yang dikodekan ke dalam ASCII. Portable Image File Format: Format ini memiliki beberapa bagian di antaranya adalah portable bitmap, portable graymap, portable pixmap, dan portable network map dengan format berturut-turut adalah .pbm, .pgm, .ppm dan .pnm. Format ini baik digunakan untuk menyimpan dan membaca kembali data citra. PPM: PPM terdiri dari dua bagian umum yaitu bagian pendahuluan dan bagian data citra. Bagian pendahuluan memiliki tiga bagian kecil, yang pertama adalah pengenal PPM yang dapat berupa p3 (untuk citra ASCII) dan p6 (untuk citra binari). Bagian pendahuluan yang kedua adalah ukuran panjang dan lebar citra. Bagian ketiga dari pendahuluan adalah nilai maksimum dari komponen warna. Keistimewaannya adalah dalam data citra dapat disimpan komentar dengan memberikan tanda '#' sebelum komentar. PGM: Format ini hampir mirip dengan format PPM hanya saja format ini menyimpan informasi grayscale (satu nilai per pixel). Pengenal yang digunakan adalah p2 dan p5. PBM: PBM digunakan untuk menyimpan citra biner. Hampir sama dengan PPM dan PGM, Format PBM ini memiliki pendahuluan, hanya saja pendahuluannya tidak memiliki bagian ketiga (penjelasan nilai maksimum pixel). Penggenap yang digunakan adalah p1.