Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

ACARA 2
PENGENALAN HISTOGRAM CITRA DAN
PENAJAMAN KONTRAS

Pengampu:
Jumadi, P.hD
Hamim Hadibasyir, M.SIG

Asisten :
Abdurrohman A
Aditya Saifuddin
Ahmad Sirath Hadiyansah
Eka Budi Khoirul Umam
Khusna Furoida
Rizky Dwi Chandra

Disusun oleh :
Windhi Febrianingsih/E100170016
Senin, jam ke 3-4

LABORATORIUM SIG DAN PCD


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
ACARA 2
PENGENALAN HISTOGRAM CITRA DAN
PENAJAMAN KONTRAS

I. TUJUAN
Melatih pemahaman mengenai histogram citra sebagai
representasi grafis karakteristik spektral citra, serta teknik-teknik
penajaman melalui manipulasi histogram.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Alat tulis
2. Format isian
3. Kalkulator
4. 3 saluran citra

III. DASAR TEORI


Histogram citra merupakan salah satu bentuk representasi grafis
karakteristik spektral citra yang bersangkutan. Dengan histogram, analis
citra dapat memahami citra yang dipelajari misalnya aspek kecerahan dan
ketajamannya. Dari histogram juga kadang-kadang dapat diduga jenis
saluran spektral citra yang digunakan. Perubahan atas distribusi nilai pada
citra secara langsung berakibat pada perubahan tampilan histogram.
Sebaliknya, dengan „memainkan‟ bentuk histogramnya, banyak program
pengolah citra secara interaktif mampu mengubah tampilan citranya.
Dengan kata lain, perangkat lunak pengolah citra kadang-kadang
menggunakan histogram sebagai „jembatan komunikasi‟ antara pengguna
dengan data citra.
Histogram adalah suatu gambaran distribusi nilai piksel pada suatu
potongan citra, yang disertai dengan frekuensi kemunculan setiap nilai.
Histogram citra dipresentasikan dengan dua bentuk : pertama, tabel yang
memuat kolom-kolom nilai piksel, jumlah absolut setiap nilai piksel,
jumlah komulatif piksel, persentase absolut setiap nilai, dan persentase
komulatifnya; kedua, gambaran grafis yang menunjukkan nilai piksel
pada sumbu x dan frekuensi kemunculan pada sumbu y.
Melalui gambaran grafis histogram ini, secara umum dapat
diketahui sifat- sifat citra yang diwakilinya. Misalnya citra yang direkam
dengan spektrum gelombang relatif pendek akan menghasilkan “bukit
tunggal“ histogram yang sempit (unimodal). Wilayah yang memuat tubuh
air agak luas akan menghasilkan kenampakan histogram dengan dua
puncak, apabila direkam pada spektrum inframerah dekat (bi-modal).
Histogram unimodal yang sempit biasanya kurang mampu menyajikan
kenampakan obyek secara tajam, sedangkan histogram yang „gemuk‟
(lebar) relatif lebih tajam dibandingkan yang sempit.
Penajaman kontras citra melalui histogram dapat dilakukan dengan
dua macam cara yaitu perentangan kontras (contrast stretching) dan
ekualisasi histogram (histogram equalization). Perentangan kontras
merupakan upaya mempertajam kenampakan citra dengan merentang nilai
maksimmum dan nilai minimum citra. Kompresi citra justru sebaliknya,
dilakukan dengan memampatkan histogram yaitu menggeser nilai
minimum ke nilai minimum baru yang lebih tinggi dan menggeser nilai
maksimum ke nilai maksimum baru yang lebih rendah, sehingga
histogramnya menjadi lebih “langsing”. Berbeda halnya dengan
perentangan kontras yang bersifat linier, ekualisasi histogram merupakan
upaya penajaman secara non-linier, yang menata kembali distribusi nilai
piksel citra dalam bentuk histogram ke bentuk histogram yang baru,
dimana dapat terjadi penggabungan beberapa nilai menjadi nilai baru
dengan frekuensi kemunculan yang baru pula.
IV. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Membuka Microsoft Excel, membuat kolom NP dan ∑NP dan
mengisikan ∑NP sesuai dengan jumlah NP pada saluran satu

3. Selanjutnya membuat kolom %. Memasukkan rumus % yaitu


=jumlah NP dibagi 100 dikali 100. Lalu tekan enter dan drag ke
bawah

4. Kemudian membuat kolom komulatif, mengisi angka komulatif


pertama sesuai dengan nilai % pertama yaitu 8. Kemudian untuk
mengisi angka komulatif kedua dengan rumus =angka komulatif
pertama ditambah angka persen kedua. Klik enter dan drag ke
bawah
5. Membuat kolom % komulatif dan mengisi % komulatif dengan
rumus = angka komulatif pertama dibagi 100 dikali 100 dan klik
enter, lalu drag kebawah

6. Membuat kolom NP baru dan mengisinya menggunakan rumus


(𝑁𝑃 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡)−(𝑁𝑃 𝑚𝑖𝑛)
=rentang julat × (𝑁𝑃 𝑠𝑎𝑡)−(𝑁𝑃 𝑐𝑢𝑡)

7. Membuat kolom pembulatan dan mengisinya menggunakan rumus


= angka pada NP baru
8. Selanjutnya mengcoppy ∑NP, setelah itu membuat histogram
dengan cara klik insert pilih line

9. Selanjutnya klik angka 0 pada angka horizontal dan pilih select


data

10. Klik ∑NP dan klik edit


11. Blok NP dan klik oke

12. Selanjutnya membuat histogram kedua yaitu blok NP dan


Komulatif, kemudian pilih insert dan pilih line

13. Selanjutnya klik angka 0 pada angka horizontal dan pilih select
data

14. Klik Komulatif dan klik edit


15. Blok NP dan klik oke

16. Selanjutnya blok pembulatan dan ∑NP, klik insert dan pilih line

17. Selanjutnya klik angka 1 pada angka horizontal dan pilih select
data

18. Klik ∑NP dan klik edit


19. Blok Pembulatan dan klik oke

20. Selanjutnya coppy NP sampai dengan % Komulatif dan paste pada


sheet baru

21. Membuat kolom rasio NP max dan mengisinya dengan rumus =


angka np dibagi 15
22. Selanjutnya membuat kolom Pi dan mengisinya dengan rumus =
jumlah Np dibagi 100

23. Membuat kolom Pi komulatif dan mengisiangka Pi komulatif


pertama sesuai dengan angka Pi pertama

24. Mengisi angka Pi komulatif kedua dan seterusnya dengan rumus


=angka pi komulatif pertama ditambah angka pi kedua
25. Membuat kolom NP baru dengan cara melihat angka komulatif
paling mendekati atau sama dengan angka rasio NP max dan
urutkan angka yang sesui tersebut dengan NP

26. Membuat kolom frekuensi dan mengisinya dengan cara membuat


saluran baru dengan cara mengganti saluran NP lama menjadi NP
baru, lalu hitung angka NP baru yang berubah dan masukkan pada
frekuensi. Kemudian membuat histogram frekuensi dengan cara
blok NP baru dan frekuensi. Terakhir membuat histogram pi
dengan cara blok rasio np max dan Pi
27. Melakukan langkah yang sama pada saluran 2 dan 3
V. HASIL
1. Tabel Konversi Nilai Piksel (DN)

CITRA SALURAN 1
6 8 14 7 3 0 0 15 1 1
6 2 8 11 11 8 11 7 1 0
6 1 2 14 3 15 0 0 15 15
11 8 8 11 11 15 15 15 6 6
8 7 7 8 11 11 11 0 1 6
1 11 3 1 15 2 15 11 11 1
11 11 13 13 14 15 15 1 3 3
13 13 13 11 7 7 9 0 8 11
6 7 9 11 7 0 7 9 14 11
8 7 7 7 7 13 13 13 13 12

CITRA SALURAN 2
0 0 15 1 1 2 4 8 8 4
4 8 3 1 0 1 2 10 2 15
15 0 0 15 15 4 4 8 8 15
15 15 15 3 3 3 3 4 8 9
9 9 0 1 3 8 3 2 15 3
3 2 15 3 15 15 8 0 15 15
10 12 11 15 15 15 15 15 3 3
10 9 3 3 4 8 8 0 1 3
4 9 3 0 8 3 15 8 8 2
3 3 3 8 8 15 15 2 3 3
CITRA SALURAN 3
2 8 4 2 14 12 0 1 3 8
9 12 12 11 13 2 15 5 15 15
12 12 10 10 5 13 12 15 15 15
3 4 7 9 4 9 4 5 6 9
7 4 4 4 4 9 4 1 4 4
10 10 1 2 0 0 15 15 6 6
3 15 9 9 15 15 4 4 4 4
15 15 2 4 0 1 1 3 9 3
3 6 1 5 10 15 5 15 15 0
1 3 6 13 10 13 15 15 15 15

2. Metode Perentangan Kontras 3 Saluran

- Tabel hitungan
SALURAN 1

% NP
NP ∑NP % KOMULATIF KOMULATIF BARU PEMBULATAN ∑NP
0 8 8 8 8 0 0 8
1 9 9 17 17 2,18 2 9
2 3 3 20 20 4,35 4 3
3 5 5 25 25 6,53 7 5
4 0 0 25 25 8,70 9 0
5 0 0 25 25 10,88 11 0
6 7 7 32 32 13,05 13 7
7 13 13 45 45 15,23 15 13
8 9 9 54 54 17,40 17 9
9 3 3 57 57 19,58 20 3
10 0 0 57 57 21,75 22 0
11 18 18 75 75 23,93 24 18
12 1 1 76 76 26,11 26 1
13 9 9 85 85 28,28 28 9
14 4 4 89 89 30,46 30 4
15 11 11 100 100 32,63 33 11
SALURAN 2

% NP
NP ∑NP % KOMULATIF KOMULATIF BARU PEMBULATAN ∑NP
0 10 10 10 10 0 0 10
1 6 6 16 16 2,18 2 6
2 7 7 23 23 4,35 4 7
3 23 23 46 46 6,53 7 23
4 8 8 54 54 8,70 9 8
5 0 0 54 54 10,88 11 0
6 0 0 54 54 13,05 13 0
7 0 0 54 54 15,23 15 0
8 13 13 67 67 17,40 17 13
9 5 5 72 72 19,58 20 5
10 3 3 75 75 21,75 22 3
11 1 1 76 76 23,93 24 1
12 1 1 77 77 26,11 26 1
13 0 0 77 77 28,28 28 0
14 0 0 77 77 30,46 30 0
15 23 23 100 100 32,63 33 23

SALURAN 3

% NP
NP ∑NP % KOMULATIF KOMULATIF BARU PEMBULATAN ∑NP
0 5 5 5 5 0 0 5
1 7 7 12 12 2,18 2 7
2 5 5 17 17 4,35 4 5
3 7 7 24 24 6,53 7 7
4 16 16 40 40 8,70 9 16
5 5 5 45 45 10,88 11 5
6 5 5 50 50 13,05 13 5
7 2 2 52 52 15,23 15 2
8 2 2 54 54 17,40 17 2
9 8 8 62 62 19,58 20 8
10 5 5 67 67 21,75 22 5
11 1 1 68 68 23,93 24 1
12 7 7 75 75 26,11 26 7
13 4 4 79 79 28,28 28 4
14 1 1 80 80 30,46 30 1
15 20 20 100 100 32,63 33 20
- Perhitungan NP baru
𝑁𝑃 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 − 𝑁𝑃 𝑚𝑖𝑛
NP Baru = 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑢𝑙𝑎𝑡 𝑥
𝑁𝑃 𝑠𝑎𝑡 − 𝑁𝑃 𝑐𝑢𝑡 𝑜𝑓𝑓

0−0
= 31 𝑥
14,25 − 0

Jadi Rumus NP Baru di Exel adalah =31*(A2-0)/(14.25-0)

Tabel perhitungan NP baru saluran 1, 2 dan 3

NP Baru NP Baru NP Baru NP Baru

0=0 4 = 8.70 8 = 17.40 12 = 26.11

1 = 2.18 5 = 10.88 9 = 19.58 13 = 28.28

2 = 4.35 6 = 13.05 10 = 21.75 14 = 30.46

3 = 6.53 7 = 15.23 11 = 23.93 15 = 32.63

- Distribusi nilai pixel hasil perentangan kontras (3 saluran)


- CITRA SALURAN 1 (Asli)

6 8 14 7 3 0 0 15 1 1
6 2 8 11 11 8 11 7 1 0
6 1 2 14 3 15 0 0 15 15
11 8 8 11 11 15 15 15 6 6
8 7 7 8 11 11 11 0 1 6
1 11 3 1 15 2 15 11 11 1
11 11 13 13 14 15 15 1 3 3
13 13 13 11 7 7 9 0 8 11
6 7 9 11 7 0 7 9 14 11
8 7 7 7 7 13 13 13 13 12
-
- CITRA SALURAN 1 (Nilai Piksel Baru)

5 8 13 7 4 1 1 15 3 3
5 3 8 11 11 8 11 7 3 1
5 3 3 13 4 15 1 1 15 15
11 8 8 11 11 15 15 15 5 5
8 7 7 8 11 11 11 1 3 5
3 11 4 3 15 3 15 11 11 3
11 11 13 13 13 15 15 3 4 4
13 13 13 11 7 7 9 1 8 11
5 7 9 11 7 1 7 9 13 11
8 7 7 7 7 13 13 13 13 11

- CITRA SALURAN 2 (Asli)

0 0 15 1 1 2 4 8 8 4
4 8 3 1 0 1 2 10 2 15
15 0 0 15 15 4 4 8 8 15
15 15 15 3 3 3 3 4 8 9
9 9 0 1 3 8 3 2 15 3
3 2 15 3 15 15 8 0 15 15
10 12 11 15 15 15 15 15 3 3
10 9 3 3 4 8 8 0 1 3
4 9 3 0 8 3 15 8 8 2
3 3 3 8 8 15 15 2 3 3
- CITRA SALURAN 2 (Nilai Piksel Baru)

1 1 15 2 2 3 8 10 10 8
8 10 7 2 1 2 3 11 3 15
15 1 1 15 15 8 8 10 10 15
15 15 15 7 7 7 7 8 10 11
11 11 1 2 7 10 7 3 15 7
7 3 15 7 15 15 1 1 15 15
11 12 11 15 15 15 15 15 7 7
11 11 7 7 8 10 10 1 2 7
8 11 7 1 10 7 15 10 10 3
7 7 7 10 10 15 15 3 7 7

CITRA SALURAN 3 (Asli)

2 8 4 2 14 12 0 1 3 8
9 12 12 11 13 2 15 5 15 15
12 12 10 10 5 13 12 15 15 15
3 4 7 9 4 9 4 5 6 9
7 4 4 4 4 9 4 1 4 4
10 10 1 2 0 0 15 15 6 6
3 15 9 9 15 15 4 4 4 4
15 15 2 4 0 1 1 3 9 3
3 6 1 5 10 15 5 15 15 0
1 3 6 13 10 13 15 15 15 15
CITRA SALURAN 3 (Nilai Piksel Baru)

3 8 6 3 12 11 1 2 4 8
9 11 11 10 12 3 15 7 15 15
11 11 11 10 7 12 11 15 15 15
4 6 8 9 6 9 6 7 8 9
8 6 6 6 6 9 6 0 6 6
10 10 2 3 1 1 15 15 8 8
4 15 9 9 15 15 6 6 6 6
15 15 3 6 1 2 2 4 9 4
4 8 2 7 10 15 7 15 15 1
2 4 8 12 10 12 15 15 15 15

- Histogram asli (3 saluran)


CITRA SALURAN 1

Histogram Saluran Asli


20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
CITRA SALURAN 2

Histogram Saluran Asli


25

20

15

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

CITRA SALURAN 3

Histogram Saluran Asli


25

20

15

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
- Histogram komulatif (3 saluran)
CITRA SALURAN 1

KOMULATIF
120

100

80

60

40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

CITRA SALURAN 2

KOMULATIF
120

100

80

60

40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
CITRA SALURAN 3

KOMULATIF
120

100

80

60

40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

- Histogram hasil perentangan kontras linier (3 saluran)


CITRA SALURAN 1

Histogram Hasil Perentangan

20

15

10

0
0 2 4 7 9 11 13 15 17 20 22 24 26 28 30 33
CITRA SALURAN 2

Histogram Hasil Perentangan

25

20

15

10

0
0 2 4 7 9 11 13 15 17 20 22 24 26 28 30 33

CITRA SALURAN 2

∑NP
25

20

15

10

0
0 2 4 7 9 11 13 15 17 20 22 24 26 28 30 33
3. Metode Ekualisasi
- Tabel
SALURAN 1

% Rasio Pi
NP ∑NP % KOMULATIF KOMULATIF NP Max Pi Kumulatif NP Baru Frekuensi
0 8 8 8 8 0 0,08 0,08 1 8
1 9 9 17 17 0,07 0,09 0,17 3 9
2 3 3 20 20 0,13 0,03 0,2 3 3
3 5 5 25 25 0,20 0,05 0,25 4 5
4 0 0 25 25 0,27 0 0,25 4 0
5 0 0 25 25 0,33 0 0,25 4 0
6 7 7 32 32 0,40 0,07 0,32 5 7
7 13 13 45 45 0,47 0,13 0,45 7 13
8 9 9 54 54 0,53 0,09 0,54 8 9
9 3 3 57 57 0,60 0,03 0,57 9 3
10 0 0 57 57 0,67 0 0,57 9 0
11 18 18 75 75 0,73 0,18 0,75 11 18
12 1 1 76 76 0,80 0,01 0,76 11 1
13 9 9 85 85 0,87 0,09 0,85 13 9
14 4 4 89 89 0,93 0,04 0,89 13 4
15 11 11 100 100 1,00 0,11 1 15 11
SALURAN 2

% Rasio Pi
NP ∑NP % KOMULATIF KOMULATIF NP Max Pi Kumulatif NP Baru Frekuensi
0 10 10 10 10 0 0,1 0,1 1 10
1 6 6 16 16 0,07 0,06 0,16 2 6
2 7 7 23 23 0,13 0,07 0,23 3 7
3 23 23 46 46 0,20 0,23 0,46 7 23
4 8 8 54 54 0,27 0,08 0,54 8 8
5 0 0 54 54 0,33 0 0,54 8 0
6 0 0 54 54 0,40 0 0,54 8 0
7 0 0 54 54 0,47 0 0,54 8 0
8 13 13 67 67 0,53 0,13 0,67 10 13
9 5 5 72 72 0,60 0,05 0,72 11 5
10 3 3 75 75 0,67 0,03 0,75 11 3
11 1 1 76 76 0,73 0,01 0,76 11 1
12 1 1 77 77 0,80 0,01 0,77 12 1
13 0 0 77 77 0,87 0 0,77 12 0
14 0 0 77 77 0,93 0 0,77 12 0
15 23 23 100 100 1,00 0,23 1,00 15 23

SALURAN 3

% Rasio Pi
NP ∑NP % KOMULATIF KOMULATIF NP Max Pi Kumulatif NP Baru Frekuensi
0 5 5 5 5 0 0,05 0,05 1 5
1 7 7 12 12 0,07 0,07 0,12 2 7
2 5 5 17 17 0,13 0,05 0,17 3 5
3 7 7 24 24 0,20 0,07 0,24 4 7
4 16 16 40 40 0,27 0,16 0,4 6 16
5 5 5 45 45 0,33 0,05 0,45 7 5
6 5 5 50 50 0,40 0,05 0,5 8 5
7 2 2 52 52 0,47 0,02 0,52 8 2
8 2 2 54 54 0,53 0,02 0,54 8 2
9 8 8 62 62 0,60 0,08 0,62 9 8
10 5 5 67 67 0,67 0,05 0,67 10 5
11 1 1 68 68 0,73 0,01 0,68 10 1
12 7 7 75 75 0,80 0,07 0,75 11 7
13 4 4 79 79 0,87 0,04 0,79 12 4
14 1 1 80 80 0,93 0,01 0,8 12 1
15 20 20 100 100 1,00 0,2 1 15 20
- Perhitungan rasio NP max

𝑁𝑃𝑖
Rasio NP Max =
𝑁𝑃 𝑀𝑎𝑥

0
=
15

Atau dengan rumus di Exel =A2/15


A2 = 1 (Nilai NP paling atas) = 0
NP Max = 15
Tabel perhitungan rasio NP max saluran 1, 2 dan 3

NP max NP max NP max NP max

0=0 4 = 0,27 8 = 0,53 12 = 0,80

1 = 0,07 5 = 0,33 9 = 0,60 13 = 0,87

2 = 0,13 6 = 0,40 10 = 0,67 14 = 0,93

3 = 0,20 7 = 0,47 11 = 0,73 15 = 1,00

- Perhitungan Probabilitas (Pi)


𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑁𝑃𝑖
Probabilitas (Pi) =
𝑁
1
=
100
Atau dengan rumus di Exel =B2/100
B2 = 1 (Nilai ∑NP paling atas) = 1
N = Banyaknya Keseluruhan Pixel = 100
- Distribusi nilai pixel hasil perentangan kontras (3 saluran)

CITRA SALURAN 1 (Asli)

6 8 14 7 3 0 0 15 1 1
6 2 8 11 11 8 11 7 1 0
6 1 2 14 3 15 0 0 15 15
11 8 8 11 11 15 15 15 6 6
8 7 7 8 11 11 11 0 1 6
1 11 3 1 15 2 15 11 11 1
11 11 13 13 14 15 15 1 3 3
13 13 13 11 7 7 9 0 8 11
6 7 9 11 7 0 7 9 14 11
8 7 7 7 7 13 13 13 13 12

CITRA SALURAN 1 (Nilai Piksel Baru)

5 8 13 7 4 1 1 15 3 3
5 3 8 11 11 8 11 7 3 1
5 3 3 13 4 15 1 1 15 15
11 8 8 11 11 15 15 15 5 5
8 7 7 8 11 11 11 1 3 5
3 11 4 3 15 3 15 11 11 3
11 11 13 13 13 15 15 3 4 4
13 13 13 11 7 7 9 1 8 11
5 7 9 11 7 1 7 9 13 11
8 7 7 7 7 13 13 13 13 11
CITRA SALURAN 2 (Asli)

0 0 15 1 1 2 4 8 8 4
4 8 3 1 0 1 2 10 2 15
15 0 0 15 15 4 4 8 8 15
15 15 15 3 3 3 3 4 8 9
9 9 0 1 3 8 3 2 15 3
3 2 15 3 15 15 0 0 15 15
10 12 11 15 15 15 15 15 3 3
10 9 3 3 4 8 8 0 1 3
4 9 3 0 8 3 15 8 8 2
3 3 3 8 8 15 15 2 3 3

CITRA SALURAN 2 (Nilai Piksel Baru)

1 1 15 2 2 3 8 10 10 8
8 10 7 2 1 2 3 11 3 15
15 1 1 15 15 8 8 10 10 15
15 15 15 7 7 7 7 8 10 11
11 11 1 2 7 10 7 3 15 7
7 3 15 7 15 15 1 1 15 15
11 12 11 15 15 15 15 15 7 7
11 11 7 7 8 10 10 1 2 7
8 11 7 1 10 7 15 10 10 3
7 7 7 10 10 15 15 3 7 7
CITRA SALURAN 3 (Asli)

2 8 4 2 14 12 0 1 3 8
9 12 12 11 13 2 15 5 15 15
12 12 10 10 5 13 12 15 15 15
3 4 7 9 4 9 4 5 6 9
7 4 4 4 4 9 4 1 4 4
10 10 1 2 0 0 15 15 6 6
3 15 9 9 15 15 4 4 4 4
15 15 2 4 0 1 1 3 9 3
3 6 1 5 10 15 5 15 15 0
1 3 6 13 10 13 15 15 15 15

CITRA SALURAN 3 (Nilai Piksel Baru)

3 8 6 3 12 11 1 2 4 8
9 11 11 10 12 3 15 7 15 15
11 11 11 10 7 12 11 15 15 15
4 6 8 9 6 9 6 7 8 9
8 6 6 6 6 9 6 0 6 6
10 10 2 3 1 1 15 15 8 8
4 15 9 9 15 15 6 6 6 6
15 15 3 6 1 2 2 4 9 4
4 8 2 7 10 15 7 15 15 1
2 4 8 12 10 12 15 15 15 15
- Histogram hasil ekualisasi (3 saluran)
Saluran 1

Frekuensi
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Saluran 2

Frekuensi
25

20

15

10

0
1 2 3 7 8 8 8 8 10 11 11 11 12 12 12 15
Saluran 3

Frekuensi
25

20

15

10

0
1 2 3 4 6 7 8 8 8 9 10 10 11 12 12 15

- Histogram distribusi Pi (3 saluran)


Saluran 1

Pi
0.2
0.18
0.16
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 0.07 0.13 0.20 0.27 0.33 0.40 0.47 0.53 0.60 0.67 0.73 0.80 0.87 0.93 1.00
Saluran 2

Pi
0.25

0.2

0.15

0.1

0.05

0
0 0.07 0.13 0.20 0.27 0.33 0.40 0.47 0.53 0.60 0.67 0.73 0.80 0.87 0.93 1.00

Saluran 3

Pi
0.25

0.2

0.15

0.1

0.05

0
0 0.07 0.13 0.20 0.27 0.33 0.40 0.47 0.53 0.60 0.67 0.73 0.80 0.87 0.93 1.00

4. File excel
VI. PEMBAHASAN

Analisis citra digital dapat dilakukan dengan menggunakan


histogram. Pembuatan histogram dilakukan menggunakan dua metode
yaitu perentangan kontras dan metode ekualisasi. Perentangan kontras
pada citra dilakukan untuk memperluas dan memperbanyak variasi
pada citra.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa histogram saluran asli dan
histogram hasil perentangan memiliki bentuk yang sama namun
memiliki lebar dua kali lipat dari histogram saluran asli, hal ini dapat
dilihat pada nilai horizontal yang terdapat di histogram. Hasil
perentangan citra menyajikan kenampakkan variasi rona yang lebih
halus dari pada citra sebelumnya karena jumlah bit citrat baru adalah
dua kali lipat. Histogram komulatif menunjukan bawa semakin besar
nilai NP maka semakin besar pula nilai komulatifnya.
Metode ekualisasi dilakukan bukan dengan mengelompokkan
nilai pixel yang memiliki kedekatan karakteristik. Histogram metode
ekualisasi memberikan hasil citra yang berbeda baik pola
histogramnya maupun citra persebaran ronanya. Histogram
probabilitas (Pi) dan frekuensi pada metode ekualisasi memiliki bentuk
yang sama, namun memiliki nilai yang berbeda.
VII. KESIMPULAN

1. Analisis citra digital dapat dilakukan dengan menggunakan


histogram, yang dapat dilakukan dengan metode perentangan
kontras dan metode ekualisasi
2. Perentangan kontras pada citra dilakukan untuk memperluas dan
memperbanyak variasi pada citra.
3. Hasil praktikum menunjukkan bahwa histogram saluran asli dan
histogram hasil perentangan memiliki bentuk yang sama namun
memiliki lebar dua kali lipat dari histogram saluran asli
4. Metode ekualisasi dilakukan bukan dengan mengelompokkan nilai
pixel yang memiliki kedekatan karakteristik
5. Histogram probabilitas (Pi) dan frekuensi pada metode ekualisasi
memiliki bentuk yang sama, namun memiliki nilai yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Danoedoro, Projo. 2002. Pedoman Praktikum Pemrosesan Citra Digital.


Yogyakarta. Fakakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada.Sutanto.
1986. Penginderaan Jauh. Jilid 1. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.

Anda mungkin juga menyukai