Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 2

ACARA VI
PGA ( PEAK GROUND ACCELERATION )

Dosen Pengampu :
Aditya Saputra, S.Si. M.Sc Ph.D

Asisten :
Abdurrahman At-Tirmidzi Ibnu Amrulloh
Aditya Saifuddin Iqbal Agung Hidayat
Ahmad Sirath Hadiyansah Nava Ayu Dwi Rosita

Eka Budi Khoirul Umam Rizky Dwi Chandra T


Erlina Candra Timurani Saskia Dwi Arfianti

Disusun oleh :

Tatag Budi Wibowo

E100170338
(Hari Selasa, 5 November 2019, Kelompok Selasa 9-10)

LABORATORIUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN


PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
FAKLTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
ACARA VI
PGA ( PEAK GROUND ACCELERATION )

I. TUJUAN
1. Menentukan nilai percepatan tanah maksimum ( Peak Ground Acceleration/
PGA ) dengan menggunakan persamaan atenuasi (Mc.Guiere,1977) di
Kababupaten Sleman
II. ALAT DAN BAHAN
1. Data gempabumi besar ( magnitude >6 richter ) daerah Yogyakarta dan
sekitarnya dari tahun 1973-2017
2. Software Microsoft excel untuk menghitung PGA
3. Software arcmap

III. DASAR TEORI


Secara geografis Indonesia terletak di daerah pertemuan tiga lempeng tektonik
aktif yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan juga Lempeng Pasifik.
Kondisi ini menyebabkan Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terhadap
bencana gempabumi. Menurut Demets dkk. (1994) lempeng Indo-Australia bergerak
ke arah utara dengan kecepatan rata-rata sebesar 7.23 cm per tahun, sedangkan lempeng
Pasifik bergerak ke arah timur dengan kecepatan rata-rata 11- 12,5 cm per tahun. Kedua
lempeng tersebut mendesak lempeng Eurasia yang relatif diam dan lebih stabil.
Sebagai akibat pergerakan lempeng tersebut, terbentuk suatu zona patahan yang cukup
besar atau sering disebut sebagai Megathrust atau zona subduksi lempeng yang
memanjang dari sebelah timur Pulau Sumatra hingga di sebelah selatan Pulau Jawa dan
Bali. Zona Megathrust inilah yang menjadi penyebab terjadinya gempa-gempa besar
di Pulau Sumatra dan Jawa termasuk gempabumi Aceh pada tahun 2004 yang diikuti
Tsunami dan gempabumi Yogyakarta pada tahun 2006.
Gempa bumi merupakan suatu patahan yang terjadi secara tiba-tiba pada suatu
kedalaman tertentu di dalam bumi yang kemudian menghasilkan gelombang elastik
yang menjalar di dalam bumi yang akan merambat dan mengguncang permukaan bumi
dan bangunan yang ada di atasnya. Studi mengenai bahaya gempabumi sangat erat
kaitannya dengan atenuasi, yaitu berkurangnya energi gempabumi karena adanya
pengaruh medium rambat (lapisan bawah bumi) menuju permukaan kerak bumi.
Atenuasi dapat dihitung melalui persamaan yang telah dirumuskan oleh para ahli
peneliti gempa. Dari pengolahan data persamaan atenuasi dapat diperoleh nilai
percepatan tanah maksimum suatu lokasi. Semakin besar nilai percepatan tanah pada
suatu tempat, semakin besar tingkat risiko gempabumi.
Peak Ground Acceleration (PGA) atau percepatan getaran tanah maksimum
akibat gempabumi adalah Percepatan getaran tanah maksimum yang terjadi pada suatu
titik pada posisi tertentu dalam suatu kawasan yang dihitung dari akibat semua
gempabumi yang terjadi pada kurun waktu tertentu dengan memperhatikan besar
MAGNITUDO dan JARAK HIPOSENTERNYA, serta PERIODE DOMINAN
TANAH, di mana titik tersebut berada.
Nilai pga mempunyai skala yang dibuat oleh BMKG, tiap- tiap skala tersebut
mempunyai deskripsi dan besarannya masing – masing. Dapat dilihat pada tabel 1.1
sebagai berikut.
Tabel 1.1 Pengukuran Intensitas Skala MMI (Modified Mercalli Intensity)

Skala Warna Deskripsi Deskripsi Rinci Skala MMI PGA


SIG Sederhana (gal)
BMKG
I Putih Tidak Tidak dirasakan atau I-II <
Dirasakan dirasakan hanya oleh 2.9
(Not Felt) beberapa orang tetapi
terekam oleh alat
II Hijau Dirasakan Dirasakan oleh orang III-V 2.9 -
(Felt) banyak tetapi tidak 88
menimbulkan
kerusakan.
Benda- benda ringan
yang
digantung bergoyang
dan jendela
Skala Warna Deskripsi Deskripsi Rinci Skala PGA
SIG Sederhana MMI (gal)
BMKG
kaca bergetar.
III Kuning Kerusakan Bagian non struktur VI 89 -
Ringan bangunan mengalami 167
(Slight kerusakan ringan, seperti
Damage) retak rambut pada dinding,
atap bergeser ke bawah dan
sebagian berjatuhan
IV Jingga Kerusakan Banyak retakan terjadi VII- 168
Sedang ( pada dinding bangunan VIII –
Moderate sederhana, sebagian 564
Damage ) roboh, kaca pecah.
Sebagian plester dinding
lepas. Hampir sebagian
besar atap bergeser ke
bawah atau jatuh.
Struktur bangunan
mengalami kerusakan
ringan sampai sedang.
V Merah Kerusakan Sebagian besar dinding IX- >56
Berat bangunan permanen roboh. XII 4
(Heavy Struktur bangunan
Damage) mengalami kerusakan berat.
Rel kereta api melengkung.
Sumber : BMKG, 2013
Tabel 1.2 Tingkat Bahaya Berdasarkan Nilai Percepatan Getaran Tanah Maksimum
No Tingkat Bahaya Nilai Percepatan Getaran
Tanah Maksimum (gal)

1 Bahaya sangat kecil <25

2 Bahaya kecil 25 – 50

3 Bahaya sedang satu 50 – 75

4 Bahaya sedang dua 75 – 100

5 Bahaya sedang tiga 100 – 125

6 Bahaya besar satu 125 – 150

7 Bahaya besar dua 150 – 200

8 Bahaya besar tiga 200 – 300

9 Bahaya sangat besar satu 200 – 300

10 Bahaya sangat besar dua >600

\Sumber : Markus, 2006.


IV. LANGKAH KERJA
1. BUKA BAHAN BAHAN YANG DIBUTUHKAN. KEMUDIAN BUKA
TITIK OBSERVASI, KEMUDIAN COPAS MENUJUPGA

2. Kemudian buka data gempa bumi, dan copas meuju pga calculator

3. Aktifkan tool macros, kemudian jalankan


Tunggu sampai prosesnya selesai

4. buka excel dan bikin tabel “X Y Z DAN PGA MAX”


5. save dengan tipe csv
6. add data csv dan data batas admin DIY
7. buka tool kriging
8. memotong kriging dengan exctract by mask

9. Lakukan klasifikasi berdasarkan tingkat bahaya atau skala MMI dan BMKG
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Tingkat Bahaya Berdasarkan Nilai Percepatan Getaran Tanah Maksimum
Berdasarkan MARKUS 2006

2. Tingkat Bahaya Berdasarkan Nilai Percepatan Getaran Tanah Maksimum


Berdasarkan BMKG
VI. ANALISIS
Gempa bumi merupakan suatu patahan yang terjadi secara tiba-tiba pada suatu
kedalaman tertentu di dalam bumi yang kemudian menghasilkan gelombang elastik
yang menjalar di dalam bumi yang akan merambat dan mengguncang permukaan bumi
dan bangunan yang ada di atasnya. Untuk menghitung nilai pecepatan rambatan
getaran gempa bumi, dapat mengggunakan metode Peak Ground Acceleration (PGA).
Peak Ground Acceleration (PGA) atau percepatan getaran tanah maksimum akibat
gempabumi adalah Percepatan getaran tanah maksimum yang terjadi pada suatu titik
pada posisi tertentu dalam suatu kawasan yang dihitung dari akibat semua gempabumi
yang terjadi pada kurun waktu tertentu dengan memperhatikan besar magnitudo dan
jarak hiposenternya, serta periode dominan tanah, di mana titik tersebut berada.
Pada praktikum kali ini, daerah yang digunakan sebagai penelitina adalah
kabupaten sleman, yang mana di daerah tersebut sering terjadi gempa bumi,utamanya
disebabkan oleh aktifitas vulkanik dari gunung Merapi. Perhitungan tersebut
memanfaatkan Data gempabumi besar ( magnitude >6 richter ) daerah Yogyakarta dan
sekitarnya dari tahun 1973-2017 menggunkan metode PGA yang diolah menggunakan
software arcgis. Dari hasil olahan data tersebut, dihasilkan peta berupa tingkat bahaya
atau percepatan dari getaran yang disebabkan oleh gempa bumi tersebut. dikabupaten
sleman tingkat bahaya dari getaran gempa berdasarkan data markus 2006,
diklasifikasikan menjadi 4, yaitu bahaya sedang tiga yang memiliki skala 100-125,
bahaya besar satu (125-150), bahaya besar dua (150-200) dan bahaya besar tiga ( 200-
300). Sedangkan menurut klasifikasi yang dibuat BMKG, didapat 2 klasifikasi, yaitu
memiliki skala VI (120-177) dan skala VII-VII (177-225).
Dari hasil tersebut, menghasilkan data daerah mana yang memiliki getaran
gempa paling besar, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam mitigasi bencana
untuk menghadapi gempa bumi dan dapat meminimalisis korban,baik korban jiwa
maupun korban materil.
VII. KESIMPULAN
1. adalah Percepatan getaran tanah maksimum yang terjadi pada suatu titik pada
posisi tertentu dalam suatu kawasan yang dihitung dari akibat semua
gempabumi yang terjadi pada kurun waktu tertentu dengan memperhatikan
besar magnitudo dan jarak hiposenternya, serta periode dominan tanah, di
mana titik tersebut berada.
2. Semakin besar nilai percepatan tanah pada suatu tempat, semakin besar
tingkat risiko gempabumi.
3. Hasil pengolahan PGA menghasilkan data daerah mana yang memiliki getaran
gempa paling besar, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam mitigasi
bencana untuk menghadapi gempa bumi dan dapat meminimalisis korban,baik
korban jiwa maupun korban materil.
DAFTAR PUSTAKA

Werner, S.D., 1991, Earthquake Ground Motion, Earthquake Resistant Concrete


Structure in elastic Response and design, ACI, SP 127.
Kramer, 1996, Geotechnical Earthquake Engineering Upper Saddel River, Jersey
07458, Perntice Hall Inc.
Razali, 2008,RekonturingZonaPercepatanGempa Di Permukaan TanahProvinsi
Sumatera Utara dengan Program Aplikasi Shake2000,Tesis,Universitas
Sumatera Utara. Medan.

Anda mungkin juga menyukai