Anda di halaman 1dari 6

MODUL 6 KARTOGRAFI

Pemberian Nomor Lembar Peta

A. Latar Belakang
Selama abad ketujuh belas dan kedelapan belas, negara Prancis menjadi
pelopor dalam hal pemetaan topografi, Prancis telah mengembangkan metode yang
menjadi standar dan kemudian diadopsi secara meluas di tempat lain. Hal ini
dimulai setelah Jean-Dominique Cassini (1625-1712) diminta untuk memetakan
wilayah Prancis. Maka dihasilkan peta Prancis yang terperinci dan akurat dalam
beberapa lembar dan menggunakan standar dan simbol yang seragam (Konvitz,
1987;Thrower, 2008). Peta ini telah mengawali pengembangan peta topografi modern.
Pada masa perang dunia pertama, ditemukan bahwa menyusun lembar peta dengan
menggunakan lintang dan bujur menjadi tidak praktis, karena panjang busur lintang
dan bujur pada setiap lokasi berbeda. Komando pasukan sekutu (Prancis) membuat
peta wilayah Front Barat dengan menggunakan sistem proyeksi Lambert Conformal
Conic, pada peta ini tergambarkan grid dengan lebar 1 km yang terpusat di Kota
Paris (Raisz, 1962). Kemudian sistem grid ini diikuti oleh negara lain dalam
memproduksi peta dengan lingkup kawasan yang luas (Hećimović, Župan, &
Duplančić-leder, 2015) Sistem grid yang kemudian banyak digunakan di dunia adalah
Universal Transfer Mercator Grid. Sistem ini membagi dunia menjadi 60 zona dengan
lebar 60 , dari lintang 600 selatan hingga 600 utara (McGranaghan, 1993). Sistem Grid
UTM ini juga digunakan di Indonesia untuk menyusun sistem grid atau pembagian
lembar peta RBI (Soendjojo, Hadwi & Riqqi, 2012). Di Indonesia pemetaan telah
dilakukan sebelum jaman kemerdekaan, namun penataan sistem pemetaan secara
nasional mulai dilakukan pada masa Bakosurtanal (1969-1978). Penataan sistem
pemetaan nasional ini meliputi: penataan sistem koordinat, datum, sistem proyeksi
peta, dan sistem penomoran lembar peta. Sistem penomoran peta didasarkan pada
kolom-baris atau grid. Grid adalah perpotongan garis-garis yang sejajar dengan dua
garis proyeksi pada interval sama (Bakosurtanal & Mapiptek, 2009). Bakosurtanal
(sekarang Badan Informasi Geospasial) menetapkan pemetaan wilayah Indonesia
berdasarkan Sistem Grid Nasional, dengan ukuran tiap-tiap sel adalah (10 x 1,5 0)
untuk skala dasar 1:250.000. Sistem penomoran pada peta skala 1:250.000
menggunakan empat digit yang terdiri dari dua digit dalam kolom dan dua digit dalam
baris. Jika skala 1:250.000 dibagi 6 sel, maka skala detilnya ada 1:100.000, sedangkan
untuk skala 1:50.000 adalah 4 sel dari 1:100.000. Jadi jika diawali dari 1:250.000 ke
1:50.000 maka 6x4= 24 sel. Untuk peta skala 1:25.000 digunakan tujuh digit. Enam
digit pertama merupakan nomor peta pada skala 1:250.000 dan 1:50.000 ditambah satu
digit terakhir adalah posisi sel itu dalam pembagian empat. Dengan sistem grid nasional
maka setiap wilayah Indonesia memiliki koordinat dan nomor yang sama dalam
sistem pemetaan nasional. Sesuai amanat Undang-undang nomor 4 tahun 2011 tentang
Informasi Geospasial, bahwa informasi geospasial terdiri atas skala 1:1.000.000 hingga
1:1000 (Badan Informasi Geospasial, 2016). Penyelenggaraan peta dari mulai skala kecil
hingga skala besar, bukan hanya meliputi peta dasar, tetapi juga meliputi peta tematik.
Pengindeksan peta umum dilakukan dengan menyusun penomoran lembar peta.
Penomoran lembar peta untuk peta dasar di Indonesia telah disusun sejak masa
Bakosurtanal. Peta Rupabumi Indonesia sebagai peta dasar penomorannya disusun
secara terstruktur dan sistematik, sedangkan Peta Lingkungan Pantai Indonesia dan
Peta Lingkungan Laut Nasional, pengindeksan dan penomoran petanya dilakukan
secara arbitrary. Penulisan paper ini lebih fokus pada sistem pembagian dan
penomoran lembar Peta Rupabumi Indonesia (RBI). Sistem pembagian dan penomoran
lembar Peta Rupabumi Indonesia dilakukan secara terstruktur dan sistematis.
Terstruktur karena disusun berdasarkan suatu pola tertentu yang melibatkan peta
dengan skala yang berbeda. Sistematis karena penyusunan lembar peta dan
penomorannya disusun menggunakan suatu sistem dimana antar lembar peta disusun
secara teratur dan saling berkaitan, baik pada lembar peta di skala yang sama maupun
pada skala yang berbeda.

B. Tujuan
- Praktikan dapat mengetahui fungsi Nomor Lembar Peta pada penyajian peta.
- Praktikan dapat mengetahui perhitungan pembuatan Nomor Lembar Peta sesuai
dengan SNI.

C. Alat dan Bahan


- Laptop yg terinstal ArcGis
- Peta yang sudah di layout
- Mouse

D. Teori Dasar
 Sistem penomoran lembar seri peta mengikuti system proyeksi yang
dipergunakan untuk suatu peta. Penomoran lembar peta akan memberikan
petunjuk tentang kedudukan/posisi lembar peta dalam setiap seri. Sehingga pada
dasarnya peta juga bisa dibuat sebuah mozaik untuk memperbesar area
kajian.Penomoran seri peta mempunyai bentuk yang seragam dan karena
mengikuti system proyeksi peta maka penomoran ini juga berkaitan erat dengan
sistem grid dan gratikul. Meskipun penomoran seri peta memiliki tujuan utama
untuk kemudahan bagi pemakai serta sistem penyimpanan dan pengarsipan,
namun setiap negara bisa dibilang mempunyai sistem seri, edisi dan nomor
lembar peta yang berbeda-beda. Oleh karena itu nomor peta umumnya unik.
 Peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) merupakan peta resmi yang dikeluarkan oleh
BIG atau yang lebih dikenal Bakosurtanal. Peta RBI disajikan dalam ukuran
skala tertentu yang sudah ditetapkan oleh Bakosurtanal.
Peta yang dibuat terdiri dari skala :
1:1.000.000, 1:500.000, 1:250.000, 1:100.000, 1:50.000, 1:25.000, dan 1:10.000.
Untuk ukuran skala peta di luar dari skala di atas, maka harus memesan secara
langsung kepada pihak Bakosurtanal dengan beberapa syarat tertentu yang telah
ditetapkan.
Peta RBI dikategorikan/digolongkan berdasarkan ukuran skala dan dibedakan
dengan Pemberian Nomor Lembar Peta yang berbeda pada setiap Peta.

Tabel 1. Dimensi Peta RBI

Perhatikan tabel di atas menunjukan dimensi atau ukuran koordinat dari setiap
skala dan juga jumlah NLP dari setiap skala.

Tabel 2. Keterangan Jumlah NLP


Dan tabel di atas menunjukan jumlah pembagian NLP pada setiap kenaikan Skala
Peta.Serta mempertegas ukuran dimensi setiap skala seperti pada gambar tabel 1.
Apabila masih belum paham tentang tahapan di atas, coba pahami dulu pengertian
dari nomor lembar peta di postingan blog ini tentang SISTEM PENOMORAN
INDEKS PETA BIG.

 Sebelumnya kita harus tau terlebih dahulu batas koordinat lintang dan bujur
wilayah Negara Indonesia. Indonesia terletak di antara 90⁰ BT sampai 144⁰ BT dan
15⁰ Lintang Selatan sampai 10⁰ Lintang Utara. Sehingga apabila ada koordinat
yang diluar dari koordinat diatas berarti daerah tersebut tidak termasuk ke wilayah
negara Indonesia.
Dasar dalam proses perhitungan ini dimulai dari skala 1:250.000, jadi berapapun
skala peta yang ingin di ketahui letak koordinatnya harus diketahui terlebih dahulu
koordinat skala 1:250.000 nya.

 Nomor Lembar Peta 1209-311.


Dua digit pertama merupakan kode untuk koordinat Bujur (X) dan dua digit
berikutnya merupakan kode untuk koordinat Lintang (Y). Sedangkan tiga digit
dibelakang strip menunjukan letak serta skala peta yang di cari .

 Rumus hitung koordinat X:


-X awal { ( X-1 ) 1⁰30’ + 90⁰ } -X akhir { (X ) 1⁰30’ + 90⁰ }
Rumus Hitung Koordinat Y :
-Y awal { ( Y-1 ) 1⁰ + ( -15⁰ ) } -Y akhir { ( Y-1 ) 1⁰ + ( -15⁰ ) }

*1⁰30’ = dimensi bujur pada skala 1:250.000


*90⁰ = Koordinat Bujur awal wilayah Negara Indonesia
*1⁰ = dimensi lintang pada skala 1:250.000
*-15⁰ = Koordinat Lintang awal wilayah Negara Indonesia

E. Langkah Kerja
Dalam langkah pengerjaan membuat nomor lembar peta, berikut diberikan contoh:
Pertama hitung besar koordinat Bujur dan Lintang dari ukuran skala 1:250.000, Caranya
sebagai berikut :

1. Hitung Bujur :

-X awal { ( X-1 ) 1⁰30’ + 90⁰ }

( 12-1 ) 1⁰30’ + 90⁰ = 106⁰30’ BT


-X akhir { ( X ) 1⁰30’ + 90⁰ }

( 12 ) 1⁰30’ + 90⁰ = 108⁰ BT

Hitung Lintang :

-Y awal { ( Y-1 ) 1⁰ + (-15⁰) }

( 09-1 ) 1⁰ + (-15⁰) = 7⁰ LS

-Y akhir { ( Y-1 ) 1⁰ + ( -15⁰ ) }

( 09 ) 1⁰ + ( -15⁰ ) = 6⁰ LS

Jadi Letak Koordinat Lembar Bandung Pada Skala 1:250.000 adalah 106⁰30’ BT sampai
108⁰ BT dan 7⁰ LS sampai 6⁰ LS. Dari perhitungan di atas, sudah dapat dipastikan letak
koordinat dari NLP 1209-311 berada diantara koordinat hasil perhitungan di atas.

2. Berikutnya kita buat sebuah Bingkai/frame untuk menggambarkan proses menaikan


skala peta 1:250.000 menjadi 1:100.000. Bingkai/Frame skala 1:100.000 terdiri dari 6
Bingkai pembagi

Koordinat peta untuk skala 1:100.000 adalah 107⁰30' BT sampai 108⁰ BT dan 7⁰ LS
sampai 6⁰30' LS.

3. Kemudian buat lagi bingkai untuk kenaikan skala 1:100.000 ke 1:50.000. Terdiri dari 4
bingkai pembagi dengan dimensi 30' x 30'.
Letak koordinat dari ukuran skala 1:50.000 adalah 107⁰30' BT sampai 107⁰45' BT dan 7⁰
LS sampai 6⁰45' LS.

4. Terakhir kita buat lagi bingkai untuk kenaikan skala 1:50.000 menjadi 1:25.000
dengan bingkai pembagi terdiri dari 4 buah.

Dengan begitu maka diketahui Peta RBI Lembar Bandung 1209-311 terletak pada
koordinat 107⁰30' BT sampai 107⁰37'30" BT dan 7⁰ LS sampai 6⁰52'30" LS.

5. Untuk menghitung peta ukuran skala 1:10.000 (8 digit), proses perhitungannya sama
dengan cara di atas, tetapi setelah menghitung untuk kenaikan skala 1:25.000 buat lagi
bingkai untuk kenaikan menjadi 1:10.000 dengan bingkai pembagi berjumlah 9 buah
dengan dimensi 2'30" x 2'30".

Anda mungkin juga menyukai