Anda di halaman 1dari 100

SISTEM INFORMASI KADASTRAL

CHANDRA ZAKARIA PANDIANGAN 1625915


INTAN PURNAMA SYARI 1625916
REZALENDRA PUTRA PRATAMA 1625917
YULYANTO SIRAIT 1625918
DEFINISI KADASTER

KADASTER

secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu katastikhon yang kurang lebih
bermakna daftar publik yang memperlihatkan kepemilikan dan nilai suatu tanah yang
dibuat untuk keperluan perpajakan.

Dari definisi diatas terdapat kata kunci yang menjadi roh dari kadaster, yaitu daftar
publik, tanah, kepemilikan, nilai tanah, dan pajak (penerimaan negara)
DEFINISI KADASTER

KADASTER
adalah sistem informasi pertanahan berbasis persil yang berisi informasi terkini
tentang segala kepentingan yang terkait dengan tanah, seperti hak atas tanah,
batasan-batasan dan tanggung-jawab yang harus dipenuhi dalam pemilikan dan
pengelolaan tanah.
Persil merupakan suatu bidang tanah yang dimiliki oleh perorangan, badan hukum,
atau suku adat, dan dapat juga merupakan suatu lahandengan hak pengelolaan
tertentu, lahan dengan tata guna tertentu, atau wilayah administrasi
pemerintahan, dengan batas-batas yang jelas secara geometris dan akurat
terhadap persil-persil lain di sekitarnya
SEJARAH KADASTER

Pendaftaran tanah di Indonesia dibagi menjadi 4 zaman,


antara lain:
 Pra Penjajahan
 Penjajahan
 Kemerdekaan
 UUPA hingga Sekarang
SEJARAH KADASTER

 Pra Penjajahan  Penjajahan

Hukum yang berlaku pada saat Pada awalnya terjadi dualisme


itu adalah hukum adat yang sistem pendaftaran tanah yang
umumnya tidak tertulis. Hak-hak berlaku, pada masa ini hukum
tersebut muncul dari proses turun adat/ulayat masih berlaku.
temurun. Dalam hal ini tidak ada
Sedangkan bagi daerah yang
kepastian hukum hanya berdasar
sudah ditaklukkan menganut
persetujuan yang disaksikan
sistem pendaftaran tanah dari
kepala adat
negara kolonial
SEJARAH KADASTER

 Kemerdekaan  UUPA hingga Sekarang

Pada awal zaman kemerdekaan Kepastian teknis tentang


pendaftaran tanah pada pokoknya pendaftaran tanah mulai diatur
masih tetap mengenai tanah-
secara sistematis dan jelas
tanah Eropa saja. Pendaftaran
tanah yang tidak meliputi tanah-
tanah Indonesia yang dipunyai
oleh warga pribumi
EVOLUSI KADASTER DI INDONESIA

Evolusi Kadaster di Indonesia terbagi dalam 4 masa, antara


lain:
 Pra Kadaster
 Kadaster Lama
 Kadaster Baru
 Kadaster Modern
EVOLUSI KADASTER DI INDONESIA

 Kadaster Lama
 Pra Kadaster
Masa kadaster lama berlangsung
Pada pra kadaster berlangsung
padatahun 1837 hingga 1875.
pada tahun 1626 sampai dengan
Pada masa kadaster lama sudah
1837. Pada masa pra kadaster
mulai adanya kemajuan dalam
hanya terdapat dokumen yang
bidang kadaster. Terdapat suatu
terdapat dalam buku
pengukuran kadaster yang
pendaftaran dan belum didukung
dilakukan oleh juru ukur yang
dengan adanya peta kadaster
telah mendapatkan lisensi
EVOLUSI KADASTER DI INDONESIA

 Kadaster Modern
 Kadaster Baru
Kadaster yang berlaku pada saat ini
Pada masa kadaster baru pelaksanaan
adalah masa kadaster modern.
pendaftaran tanah dilakukan untuk
menjamin kepastian hak atas tanah. Dimana masa kadaster modern

Pengukuran yang teliti harus dilakukan ditandai dengan munculnya berbagai

agar tidak terjadi kesalah pahaman. macam teknologi baru yang dapat
Selain pengukuran yang teliti dilakukan mempermudah di bidang
juga pembukuan hakatas tanah yang pengukuran, pemetaan, perhitungan,
pasti dengan tertib. Masa kadaster pendaftaran, dan penyimpanan data
baru ini berlangsung pada tahun1875 mengenai pertanahan
hingga 1961
LATAR BELAKANG DIADAKAN KADASTER

Tanah mempunyai nilai yang dapat memberikan manfaat kepada manusia baik berupa nilai produksi,
nilai lokasi, nilai lingkungan, nilai sosial maupun nilai politik. Sumber daya tanah akan mempunyai nilai
sempurna apabila mencakup kelima jenis tersebut. Namun pada kondisi saat ini kadang kala hanya
mencakup salah satu nilai, sedang nilai-nilai lainnya terabaikan. Tanah merupakan kebutuhan yang
sangat mendasar bagi kehidupan manusia, dengan sifatnya yang vital dan strategis dapat dengan
mudah diangkat kepermukaan dan menjadi isu yang sangat sensitive. Oleh sebab itu perlu jaminan
kepastian hukum atas tanah. Hal tersebut yang membuat diadakannya pendaftaran tanah atau yang
biasa kita sebut juga sebagai sistem kadaster. Dari pendaftaran tanah akan menghasilkan sertifikat.
Sertifikat tersebut merupakan alat pembuktian yang kuat yang dipunyai seseorang atas tanah.
FUNGSI KADASTER

 TERKAIT DENGAN ISU LINGKUNGAN


 TERKAIT DENGAN GLOBALISASI
 TERKAIT DENGAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
FUNGSI KADASTER

 TERKAIT DENGAN ISU LINGKUNGAN

Jumlah manusia yang semakin bertambah yang berakibat pada meningkatnya kebutuhan tentunya
sangat membebani lingkungan yang serba terbatas ini. Banyaknya alih fungsi lahan pertanian
maupun hutan menjadi permukiman maupun untuk pembangunan, berpotensi menimbulkan dampak
berupa bencana banjir, kekeringan, kelaparan, maupun berkurangnya keanekaragaman hayati.
Penggunaan tanah yang tidak sesaui dengan peruntukan dan kemampuan tanah juga akan
menimbulkan kerugian bagi lingkungan. Kadaster yang berkekuatan hukum dan berinteraksi
langsung dengan masyarakat memiliki peran vital bagi pengendalian semua ini (sustainable
development)
FUNGSI KADASTER

 TERKAIT DENGAN GLOBALISASI

Globalisasi mau tidak mau telah memaksa kita untuk terlibat entah sedikit ataupun banyak
dalam era pasar bebas. Kepastian keamanan kepemilikan tanah sangat penting dalam
invetasi ekonomi dinegara kita. Modern kadaster sangat diperlukan untuk memberikan
pelayanan dan keamanan bagi para pemilik modal baik dalam maupun luar negeri untuk
berinvestasi di Indonesia
FUNGSI KADASTER

 TERKAIT DENGAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

Teknologi informasi dan komunikasi (termasuk GIS) telah berkembang pesat dan menciptakan
peluang bagi efisiensi dan efektifitas system kadaster. Inventarisasi, recording, management
basis data menjadi lebih cepat dan terhindar dari overlapping. Untuk itu, perkembangan
teknologi yang begitu pesat ini sudah semestinya kita ikuti dan terapkan bagi tercapainya
modern kadaster
JENIS-JENIS KADASTER

 BERDASARKAN SISTEM
 BERDASARKAN MATRA
 BERDASARKAN SIFAT
JENIS-JENIS KADASTER

 BERDASARKAN SISTEM

Berdasarkan kepentingannya, sistem kadaster terdiri dari kadaster fiskal, legal, dan multiguna.

Kadaster fiskal dapat didefinisikan sebagai inventori (daftar bidang tanah hasil inventarisasi) bidang
tanah yang mendukung informasi yang diperlukan untuk melakukan penilaian masing-masing
bidang tanah dan juga menentukan pajak terhadap bidang tanah tersebut

Kadaster legal bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada
pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar
dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan

Dan kadaster multiguna adalah kadaster yang berkembang sebagai bagian administrasi pertanahan
JENIS-JENIS KADASTER

 BERDASARKAN MATRA

Berdasarkan matranya, sistem kadaster terdiri dari Land Cadastre (Kadaster Darat) dan Marine Cadastre
(Kadaster Laut).

Kadaster laut adalah segala sesuatu mengenai register resmi tentang luas, nilai, dan kepemilikan di daerah laut.

Sedangkan Kadaster Darat adalah segala sesuatu mengenai register resmi tentang luas, nilai, dan kepemilikan di
darat
JENIS-JENIS KADASTER

 BERDASARKAN SIFAT

Berdasarkan sifatnya kadaster dibagi menjadi dua, yaitu kadaster positif dan kadaster negatif.

Kadaster positif menunjukan bahwa pemilik tanah menyampaikan petisi untuk pendaftaran haknya pertama kali
dan dipublikasi disemua surat kabaruntuk mengundang klaim dari orang lain. Kalau ada klaim, maka
pengadilan mengadakan hearing atas semua bukti-bukti yang ada serta memutuskan kepemilikan seseorang.

Sedangkan kadaster negatif adalah suatu pendaftaran tanah dimana, orang yang memiliki tanah mengajukan
kepada notaris untuk diberikan sertifikat hak atas tanah tersebut. Kadaster negative ini biasanya berawal dari
peralihan hak kepemilikan dari jual beli. Pemilik yang tercantum dalam akte belum tentu pemilik terakhir
KOMPONEN UTAMA KADASTER

 KOMPONEN TEKSTUAL
 KOMPONEN SPASIAL
KOMPONEN UTAMA KADASTER

 KOMPONEN TEKSTUAL

Komponen ini pada prinsipnya merupakan register tanah yang berisi tentang subjek yang
memiliki atas tanah, tentang hak atas tanah yang membebani termasuk batasan-batasan,
kewajiban, terkait dengan kepemilikan / penguasaan atas tanah tersebut
KOMPONEN UTAMA KADASTER

 KOMPONEN SPASIAL

Komponen spasial merupakan komponen yang mampu menggambarkan bidang-bidang tanah secara grafis
yang telah tercatat (registered) haknya, dimana masing-masing bidang tanah itu telah memiliki pengenal
unik (primary key). Secara lebih khusus, komponen ini terdiri atas batas tetap (fixed boundaries) dan batas-
batas umum (general boundaries). Batas tetap akan memberikan gambaran secara teliti terhadap batas-
batas legal bidang tanah. Sedangkan batas umum diperoleh dari pengukuran yang relatif tidak teliti, dimana
batas-batas tersebut pada umumnya berupa batas-batas alam seperti sungai dll
UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA (UUPA)

Setiap penduduk Indonesia yang mempunyai tanah selalu berkeinginan untuk mempunyai
sertifikat tanah sabagai bukti kepemilikan tanahnya. Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) No. 5
tahun 1960 Lembaran Negara 1960 No. 104 telah menentukan bahwa tanah-tanah di seluruh
Indonesia harus didaftarkan. Sesuai Pasal 19 (1) UUPA No. 5/1960 berbunyi: “Untuk menjamin
kepastian kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah
Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah”.
Peraturan Pemerintah yang dimaksud adalah PP No. 10 tahun 1961 (L.N. 1961 No. 28 tentang
Pendaftaran Tanah) dan diubah menjadi Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah
INFORMASI PERTANAHAN

 Informasi pertanahan saat ini menjadi demand / kebutuhan pokok berbagai pihak yang harus

segera terlayani. Ketersediaan informasi pertanahan merupakan salah satu unsur penting dalam
tata pengelolaan negara guna perencanaan, perancangan dan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan tanah. Sebelum era perkembangan sistem informasi dan teknologi informasi
seperti sekarang ini, Indonesia telah melaksanakan Sistem Informasi Pertanahan secara
konvensional, yaitu sistem manajemen basis data terpadu antara obyek grafis persil (peta) dan
non-grafis (atribut persil). Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa informasi pertanahan
lengkap dengan keseluruhan atributnya, secara konvensional memerlukan banyak tenaga dan
waktu, sulit dipertukarkan, sulit dimutakhirkan, terbatas dalam ragam analisa dan penyajiannya.
PENGERTIAN SISTEM INFORMASI PERTANAHAN (KADASTRAL)

 Pengertian Sistem adalah suatu jaringan kerja dari beberapa prosedur yang


saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu Sistem Informasi
kegiatan atau menyelesaikan suatu tujuan tertentu. Pengertian lain dari
sistem adalah kumpulan beberapa elemen yang berinteraksi untuk mencapai Pertanahan (Kadastral)
tujuan tertentu. Selain dari yang dijelaskan di atas, komponen-komponen adalah kombinasi
yang ada pada suatu sistem juga saling bergantung satu dengan yang lain,
serta komponen-komponen tersebut terlihat sebagai satu kesatuan yang utuh sumberdaya manusia dan
dan memiliki kestabilan, seperti yang dikemukakan oleh sumberdaya teknik bersama
 Pengertian Informasi adalah data atau fakta yang telah diolah menjadi
dengan seperangkat prosedur
suatu bentuk yang mempunyai arti dan bermanfaat membantu seseorang
dalam mengambil keputusan. Ada juga yang mengatakan bahwa informasi mengorganisir yang
adalah pengetahuan yang didapatkan dari belajar, pengalaman, atau
instruksi.
menghasilkan pengumpulan,
 Pengertian Kadastral merupakan sistem informasi tanah yang dibuat
penyimpanan, pemanfaatan,
berdasarkan persil. Di sini terdapat segala catatan yang berkaitan dengan penyebaran, dan pemakaian
tanah tersebut (seperti hak atas tanah, pembatasan pemilikan tanah,
tanggung jawab yang mempunyai hak atas tanah itu dan sebagainya). Di
informasi pertanahan dalam
dalam hal ini biasanya juga terdapat diskripsi geometri dari persil tanah yang suatu cara yang sistematis 
disertai dengan catatan lengkap seperti status kepemilikan tanah,
penggunaan tanah, nilai dan sebagainya
TUJUAN SISTEM INFORMASI PERTANAHAN (KADASTRAL)

 Untuk menjamin kepemilikan tanah, melindungi hak tanah, mencatat harga tanah dari
waktu ke waktu, menjamin tanah tersebut agar dapat diperjualbelikan secara efisien dan
efektif. Di sini akan terdapat dengan jelas jaminan jika suatu tanah akan dibeli, dijual,
digadaikan ataupun disewa. Keberhasilan sistem kadastral merupakan fungsi sejauh mana
tanah tersebut dapat menunjang tujuan sosial ekonomi yang luas
SIP KONVENSIONAL = PEMETAAN?

 Konsep, metode dan analisis Sistem Informasi Pertanahan (SIP konvensional/ Informasi


kadaster adalah SAMA dengan pemetaan suatu wilayah. Perbedaan yang  ada, SIP lebih
memfokuskan pada objek Tanah saja.
KELEBIHAN SIP (KADASTRAL)

1. Adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur sistem informasi


kadaster di Indonesia.
2. Pemerintahan di indonesia tidak tutup mata dengan era globalisasi yang berjalan.
3. Batasan-batasan penggunaan lahan pada lahan yang terkait hak publik sehinggga tidak
menimbulkan konflik dikemudian hari.
KELEMAHAN SIP (KADASTRAL)

1. Sukar untuk mengeneralisir data, misalnya data pada peta skala 1:1.000 akan


dijadikan peta skala 1:10.000
2. Media penyimpanan data (kertas, kalkir dsb) mudah mengalami penyusutan
penyusutan/pengembangan pengembangan akibat temperatur temperatur yang
berubah berubah‐ ubah sehingga ketelitian peta berkurang
3. Adanya keterbatasan informasi yang dapat disajikan dalam peta agar mudah
dipahami
4. Analisis pada peta lebih didasarkan pada kemampuan membaca peta (secara intuitif
intuitif/kualitatif kualitatif)
SIP CONTEMPORER CONTEMPORER = GIS ?

 Konsep, metode dan analisis Sistem Informasi Pertanahan (SIP contemporer contemporer


adalah SAMA dengan Sistem Informasi Informasi Geografis Geografis suatu
wilayah. Perbedaan yang ada, SIP lebih memfokuskan pada objek Tanah saja.
KOMPONEN SISTEM INFORMASI PERTANAHAN (KADASTRAL)

 Data dan peta penatagunaan tanah


(potensi,  peruntukan, dan penggunaan
tanah)
 Pemilikan dan Penguasaan tanah
 Pendaftaran tanah
 Pajak tanah
PENDAFTARAN TANAH

 Menurut ketentuan Pasal 1 ayat 1 PP No. 24 Tahun 1997 adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus berkesinambungan dan teratur, meliputi
pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan
data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang – bidang tanah dan satuan –
satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang – bidang
tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak – hak
tertentu yang membebaninya.
 Pendaftaran tanah dilakukan dalam bentuk peta dan daftar. Demikian pula dapat kita
ketahui bahwa salah satu rangkaian kegiatan pendaftaran tanah adalah pemeliharaan data
fisik dan data yuridis yang juga dilakukan dalam bentuk peta dan daftar yang memuat data
fisik dan data yuridis dari bidang – bidang tanah dan satuan rumah susun.
DATA FISIK

 Data fisik sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan pasal 1 ayat 6 PP No. 24 Tahun
1997 adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang – bidang tanah dan satuan
rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau
bangunan lain di atasnya. Dari definisi di atas dapat diketahiu bahwa yang menjadi obyek –
obyeknya adalah bidang tanah dan satuan rumah susun mengenai letak batas luas serta
bangunan yang ada di ataasnya.
DATA YURIDIS

 Data yuridis sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 1 ayat 7 PP No. 24 Tahun
1997 adalah keterangan mengenai status hukum bidang tanah dan satuan rumah susun
yang didaftar, pemegang hak nya dan hak pihak lain serta beban lain yang membebaninya
ASAS PENDAFTARAN TANAH

 Sederhana
Maksudnya adalah substansinya mudah dibaca atau dipahami oleh semua lapisan warga negara Indonesia
dan juga prosedurnya tidak perlu melewati birokrasi yang berbelit-belit hanya perlu melewati seksi
pendaftaran tanah saja.

 Aman
Keamanan disini berarti akan memberikan rasa aman bagi pemegang sertifikat apabila mereka telah
melakukan prosedur pendaftaran tanah dengan teliti dan cermat.

 Terjangkau
Berkaitan dengan kemampuan finansial seseorang untuk membayar biaya, khususnya harus
memperhatikan agar tidak memberatkan pihak-pihak yang ekonominya lemah. Intinya agar jangan sampai
pihak ekonomi lemah tidak melakukan pendaftaran tanah hanya karena masalah tidak mampu membayar.
ASAS PENDAFTARAN TANAH

 Mutakhir
Setiap data yang berkaitan dengan pendaftaran tanah haruslah data yang terbaru, yang
menunjukan keadaan riil pada saat yang sekarang. Setiap ada perubahan fisik atau benda-
benda diatasnya atau hal yuridis atas tanah harus ada datanya (selalu ada pembaharuan
data).

 Terbuka
Dokumen-dokumen atau data-data baik fisik atau yuridis bersifat terbuka dan boleh
diketahui oleh masyarakat. Asas ini bertujuan agar bila ada hal-hal yang menyimpang atau
disembunyikan dapat diketahui.
DASAR PENDAFTARAN TANAH

1. Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1960 ( UUPA ), Pasal 19, 23, 32, dan 38.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah, yang diganti
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Hal ini
akan diuraikan sebagai berikut.
SISTEM PUBLIKASI DALAM PENDAFTARAN TANAH

1. Sistem Torrens
2. Sistem Positif
3. Sistem Negatif
SISTEM TORRENS

Sistem ini lebih dikenal dengan nama The Real Property Art atau Torrens Act, yang mulai
berlaku di Australia Selatan tahun 1858. Sesuai dengan namanya, system ini diciptakan oleh
seorang bernama Sir Robert Torrens. System ini kemudian diatur oleh banyak negara lain, dan
sudah disesuaikan dengan hukum material masing – masing negara tetapi tata dasarnya
masih sama alat bukti pemegang hak atas tanah
SISTEM TORRENS

 Kelebihan Sistem Torrens

1. Ketidakpastian diganti dengan kepastian


2. Biaya peralihan berkurang dari pround menjadi shilling, waktu dari bulan menjadi hari
3. Ketidakjelasan dan berbelit – belit menjadi jelas dan singkat
4. Persetujuan disederhanakan sedemikian rupa, sehingga setiap orang dapat mengurus
sendiri kepentingannya.
5. Penipuan sangat dihalangi
6. Banyak hak milik atas tanah yang berkurang nilainya karena ketidakpastian hak atas tanah
dikembalikan kepada nilai yang sebenarnya
7. Proses disederhanakan dengan meniadakan beberapa hal
SISTEM TORRENS

 Kelemahan Sistem Torrens

Pendaftaran suatu hak atas tanah atas nama seseorang yang tidak berhak dalam daftar
umum, menghapus hak dari pemegang hak yang sebenarnya. Dalam sistem “TORRENS”
pihak-pihak yang dirugikan dan dapat membuktikan pemilik sebenarnya, akan mendapat
ganti rugi dari “LEMBAGA DANA JAMINAN” atau “LEMBAGA ASURANSI”.Dana oleh lembaga
dana jaminan dikumpulkan dari setiap pelaksanaan pendaftaran hak.
SISTEM POSITIF

 Sistem Positif dalam pendaftaran tanah menyatakan bahwa apa yang tercantum dalam
buku tanah dan surat bukti hak yang dikeluarkan merupakan alat bukti mutlak. Jika pihak
ketiga bertindak berdasarkan bukti – bukti tersebut, maka dia mendapat perlindungan
mutlak walaupun kemudian hari ternyata bahwa keterangan yang tercantum di dalamnya
tidak benar.
SISTEM POSITIF

 Kelebihan Sistem Positif

1. Kepastian buku tanah bersifat mutlak


2. Pelaksanaan pendaftaran tanah bertindak aktif dan teliti
3. Mekanisme kerja penerbit hak atas tanah mudah dipahami oleh orang awam
 Kelemahan Sistem Positif

1. Akibat pelaksanaan pendaftaran tanah bertindak aktif dan teliti, maka waktu yang
digunakan sangat lama
2. Wewenang pengadilan dimasukkan ke dalam wewenang administrasi karena penerbitan
sertifikat tidak dapat diganggu gugat.
SISTEM NEGATIF

 Menurut Sistem Negatif, sertifikat atas hak tanah yang dikeluarkan merupakan tanda bukti
hak yang kuat. Artinya semua keterangan yang terdapat dalam sertifikat mempunyai
kekuatan hukum dan harus diterima oleh hakim sebagai keterangan yang benar, selama
tidak dibuktikan sebaliknya dengan alat bukti lain. Bila kemudian hari ternyata keterangan
dalam sertifikat itu tidak benar, maka berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri yang
sudah memperoleh kekuatan hukum tetap, sertifikat tersebut dapat diadakan perubahan
seperlunya.
SISTEM NEGATIF

 Kelebihan Sistem Negatif

Perlindungan hukum diberikan kepada pemegang hak yang sejati ( sebenarnya ).

 Kelemahan Sistem Negatif

1. Peran pasif pejabat balik nama tanh menyebabkan tumpang tindih sertifikat tanah
2. Mekanisme kerja penerbitan ha katas tanah kurang dipahami oleh masyarakat awam.
CONTOH SIP INDONESIA
KADASTER MULTIGUNA

Pengertian kadaster multiguna ada 2, yaitu :


1. Seluruh data ataupun informasi yang ada di bumi, untuk setiap kepentingan, akan
‘memuat’ atau mengguna bagian data yang sama.
2. Sekumpulan data di bumi, yang dapat digunakan oleh berbagai kepentingan.
KONSEP DASAR KADASTER MULTIGUNA

 Konsep kadaster multiguna adalah gabungan dari legal cadaster dan fiscal cadaster
dimana diadalamnya termuat seluruh aspek kadaster, baik aspek hukum (hak-hak atas
tanah), aspek keuangan (nilai atas tanah dan pajak atas tanah) serta aspek lainnya seperti
perizinan, land use, dll.
FUNGSI KADASTER MULTIGUNA

1. Memberikan kesadaran hukum atas sebidang tanah


2. Menyadari keterkaitan berbagai kepentingan dalam mengembangkan suatu wilayah.
3. Menyadari kepentingan berbagai aspek dalam perencanaan teknis atas suatu daerah.
4. Menyadari pentingnya koordinasi dalam pelaksanaan teknik.
KADASTER 3DIMENSI
SATU DUA TIGA
KETERBATASA Tidak ada Sistem kadaster
Ruang yang
N KADASTER
dikenai suatu2hak informasi spasial saat ini
DIMENSI
tidak terdaftarkan (bentuk geometrik menyediakan
atau tidak dan lokasi) dari informasi
tergambarkan hak-hak yang mengenai pemilik
dalam sistem terdaftar sehingga yang memiliki hak
kadaster. apakah properti atas suatu unit
Walaupun hak-hak tersebut persil atau unit
dari suatu properti merupakan properti, namun
diketahui namun konstruksi di atas kadaster tidak
untuk bangunan atau di bawah dapat
bertingkat dengan permukaan tanah memperlihatkan
penggunaan multi tidak dapat secara jelas posisi
fungsi, fungsi dari diketahui unit-unit tersebut
tiap tingkat tidak dalam suatu
diketahui properti.
kadaster 2D tidak dapat menggambarkan
keadaan yang sebenarnya pada dunia
nyata, sehingga diperlukan suatu sistem
kadaster 3D yang dapat mengatasi
berbagai keterbatasan tersebut
”A 3DS Cadastre is a cadastre which registers and gives insight into
rights and restrictions not (only) on parcels but on 3D property units.”
Stoter, 2004

Kadaster tiga dimensi (3D) merupakan sistem kadaster yang melakukan


pendaftaran (register) dan memberikan gambaran pada hak/kewenangan
(right) serta batasan-batasan (restrictions), tidak hanya pada persil tanah,
tetapi juga pada unit properti 3D.
PROPERTI 3D

▫ Properti 3D adalah ruang terbatas (memiliki batas-batas yang jelas) yang


dapat dimiliki oleh seseorang dengan suatu hak, sesuai dengan ketentuan
▫ Situasi properti 3D adalah situasi dimana unit-unit properti yang berbeda
dengan kemungkinan pemanfaatan yang berbeda pula berada secara
bersusun atau berada dalam kontruksi dengan struktur yang komplek..
3 KONSEP MODEL UNTUK KADASTER TIGA
DIMENSI (3D)
1. 3D TAGS LINKED TO PARCELS
▫ Metode ini tetap mempertahankan kadaster
2 dimensi sebagai entitas dasar registrasi
dan kemudian ditambahkan dengan
gambaran dari situasi 3 dimensi baik secara
dijital maupun analog.,
▫ Pada konsep ini hak atas tanah dikenakan
pada persil 2D seperti sistem kadaster yang
berlaku saat ini. Tetapi keterangan akan
suatu situasi 3D dapat ditambahkan
dengan memberikan suatu label atau id
tertentu terhadap persil.
▫ Pada hybrid cadastre pendaftaran properti
2. HYBRID CADASTRE secara 3D digabungkan dengan sistem
kadaster berbasiskan persil 2D yang ada
saat ini, sehingga dihasilkan suatu sistem
campuran dimana situasi 3D menjadi bagian
dari kumpulan data geografis kadaster 2D
▫ Berbeda dengan 3D tags linked to parcel,
pada konsep hybrid cadastre ini gambaran
dari situasi 3D merupakan bagian dari
kumpulan data geografis kadaster sehingga
data mengenai 2D dan 3D langsung tersedia
dan terintegrasi pada suatu sistem yang
sama, hal ini memberikan keuntungan dari
sudut pandang kemudahan aksesibilitas.
3. FULL 3D
CADASTRE

Pada konsep ini selain persil dua dimensi


yang membentuk area, volume juga dapat
digunakan sebagai entitas dasar dari
kadaster, suatu hak atas tanah tidak dapat
dikenakan pada bentuk persil saja namun
pada bentuk volume yang telah memiliki
batas-batas yang jelas. Hal ini menjadi
perbedaan yang utama dengan konsep
hybrid cadastre yang masih menggunakan
persil 2D sebagai entitas dasar kadaster.
Gambar di samping adalah diagram
cadaster 3D
Situasi yang Hak seseorang Unit properti
KEUNTUNGAN sebenarnya dihubungkan 3D dijelaskan
3D CADASTRE tidak lagi harus langsung dalam
diproyeksikan dengan volume dokumen
terhadap dan bukan survey 3D
permukaan 2D, merupakan dengan
persil volume volume properti yang
tidak perpotongan seragam
didominasi oleh antara dua
pola persil persil
permukaan

58
Full 3D cadastre merupakan solusi terbaik apabila dilihat dari
konsep kadaster 3D, namun pada penerapannya akan sangat
sulit untuk dilakukan walaupun dari segi teknologi hal ini
mungkin untuk direalisasikan, dari segi hukum dan kadaster
alternatif ini akan menemui banyak hambatan karena
membutuhkan adanya pembaharuan dari sistem yang telah
ada.

59
DATA YANG DIBUTUHKAN UNTUK MEMBUAT KADASTER 3D

 Data Fisik, yaitu berupa data


gambar denah tiap lantai
bangunan dalam format digital
dari Kantor Pertanahan
 Foto Bangunan yang digunakan
untuk mempermudah visualisasi
secara 3D terutama dalam hal
detil bangunan.
 Data Yuridis, yaitu berupa data
tekstual yang diperoleh dari
Kantor Pertanahan
CONTOH METODE
PEMBUATAN KADASTER 3D
DIAGRAM ALUR PEMBUATAN
RELASI 3D KADASTER

Data yang dipergunakan yaitu data


spasial dan data atribut yang telah
terintegrasi dalam suatu Sistem
Kadastral 3D, yang dapat dipergunakan
untuk kepentingan kegiatan
pendaftaran tanah terhadap HMASRS.
Data spasial 3D yang terhubung
dengan data atribut, dapat
menjelaskan tentang konsep Sistem
Informasi Geografis (SIG), yaitu
menjelaskan tentang ada apa dilokasi
yang bersangkutan, dan menjelaskan
sesuatu ini terdapat pada lokasi apa.
Pengguna juga dapat melakukan
pencarian data sesuai dengan
keinginan. Atas dasar inilah, tujuan dari
pendaftaran tanah untuk menyediakan
RUMAH SUSUN DAN HAK MILIK
ATAS SATUAN RUMAH SUSUN
(HMASRS)
SATUAN RUMAH SUSUN (SRS)

Menurut Undang-undang No.16 Tahun


1985 tentang Rumah Susun (UURS),
Rumah Susun adalah bangunan
bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan, terbagi dalam bagian-
bagian yang distrukturkan secara
fungsional dalam arah horizontal
maupun vertikal dan merupakan
satuan-satuan yang masing-masing
dapat dimiliki dan digunakan secara
terpisah, terutama untuk tempat
hunian, yang dilengkapi dengan 64

bagian bersama, benda bersama dan


tanah bersama.
65

“Undang Undang
Rumah Susun
dikeluarkan
adalah untuk
menjamin dan
mengusahakan
rakyat banyak
agar dapat
memiliki tempat
tinggal, dalam hal
ini rumah susun”
TIGA UNSUR POKOK UNDANG-UNDANG RUMAH
SUSUN

Konsep pengembangan hukum, Konsep tata ruang


dengan menciptakan hak Konsep pembangunan
dan pembangunan
kebendaan baru, yaitu SRS
yang dapat dimiliki secara perkotaan, dengan ekonomi dan kegiatan
perseorangan dengan mendayagunakan usaha, dengan
kepemilikan bersama atas tanah secara optimal dimungkinkan kredit
benda, bagian dan tanah, dan dan mewujudkan konstruksi dengan
menciptakan hukum baru yaitu pemukiman dengan pembebanan hipotik
perhimpunan penghuni, yang atau fidusia atas tanah
kepadatan tinggi.
dengan anggaran dasar dan
rumah tangganya dapat
beserta gedung yang
bertindak keluar dan ke dalam masih akan dibangun.
atas nama pemilik SRS.
HMASRS

HMASRS bukan merupakan Hak Atas


Tanah sebagaimana telah diatur dalam
Undang-Undang Pokok Agraria.
Pengertian Hak Milik Atas Satuan Rumah
Susun (HMASRS) adalah hak milik atas
satuan yang bersifat perseorangan dan
terpisah.
Untuk menjamin kepastian hukum dan
perlindungan hukum dalam hal
kepemilikan seseorang atas SRS, maka
diterbitkanlah sertipikat HMASRS sebagai
tanda bukti kepemilikan yang kuat.
HMASRS

Sertipikat HMASRS terdiri atas :


a. Salinan Buku Tanah dan Surat Ukur atas hak atas tanah bersama;
b. Gambar denah tingkat rumah susun yang bersangkutan, yang menunjukan SRS yang
dimiliki;
c. Pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian bersama, benda bersama, tanah
bersama, dimana kesemuanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,
dimana dapat dilihat dalam buku tanah HMASRS-nya. (Pasal 9 UURS)
RANGKAIAN PERIJINAN SAMPAI PENERBITAN SERTIPIKAT
HMASRS
Setelah melalui proses perijinan yang
tersebut, dibuat pertelaan yang harus
disahkan oleh pemerintah derah, pertelaan
terdiri dari gambar, uraian dan Nilai
Perbandingan Proporsional (NPP).
Nilai Perbandingan Proporsional (NPP)
mengatur antara lain :
1. Hak yaitu hak pemilik HMASRS
terhadap hak atas tanah, benda dan
bagian bersama.
2. Kewajiban, yaitu beban biaya
pemeliharaan dan perbaikan
kepemilikan bersama (tanah, benda
dan bagian)
3. Nilai, yaitu dasar penentuan
nilai/besarnya pinjaman terhadap
HMASRS dan roya partial.
“Hak milik atas satuan rumah susun (HMASRS) yang merupakan
hak milik atas satuan yang bersifat perseorangan dan terpisah
adalah ruangan dalam bentuk geometri tiga dimensi yang tidak
selalu dibatasi oleh dinding.”
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PERTANAHAN NASIONAL (SIMTANAS)
PENERAPAN SISTEM INFORMASI KADASTRAL

SIMTANAS (Sistem Informasi Manajemen Pertanahan Basis data yang telah


Nasional) diwujudkan sebagai keterbukaan informasi dikumpulkan, digunakan oleh
BPN untuk menyimpan semua
untuk masyarakat dan pertukaran informasi antar
informasi atas hak atas tanah.
instansi pemerintah.
Basis data kemudian dapat
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Badan digunakan oleh instansi lain,
Pertanahan Nasional saat ini memiliki jenis basis data seperti PLN, PDAM, PPAT, dan
sebagai berikut: lain lain.
 Data spasial (objek hak)
 Data Yuridis (data textual) beserta riwayat tanahnya
 Penilaian Tanah dan
 Penggunaan dan pemanfaaran bidang-bidang tanahnya

73
ALUR DATA CENTER - BASIS
DATA PERTANAHAN

• Data pertanahan di simpan dalam


bentuk daftar, berkas, buku dan
peta – peta (paper base). Sertifikat
merupakan bukti kepemilikan atas
sebidang tanah yang disimpan
pemilik. Sesuai dengan prinsip
pendaftaran, (mirror principle)
pemiliktanah memiliki copy bukti
yang aslinya tersimpan di Kantor
Pertanahan.

• http://www.bpn.go.id/PUBLIKASI/Artikel/aspek-hukum-
teknologi-digital-dan-dokumentasi-pertanahan-59

74
75

Data pertanahan mencakup beberapa hal yang


BASIS DATA berkaitan dengan :
PERTANAHAN • Survei, pengukuran dan pemetaan,
• Pelayanan administrasi pertanahan,
• Pendaftaran tanah,
• Penetapan hak-hak atas tanah,
• Penatagunaan tanah, reformasi agraria, Penataan
wilayah-wilayah khusus,
• Pengawasan dan pengendalian penguasaan
pemilikan tanah,
• Pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan,
• Penanganan sengketa, konflik dan perkara
pertanahan.
KOMPUTERISASI KANTOR PERTANAHAN
(KKP)

 Karena sifatnya yang sangat dinamis, maka data pertanahan mempunyai tingkat
pengambilan ( retrievel ) dan pembaruan ( up dated ) yang cukup tinggi. Di satu sisi
membutuhkan kecepatan dengan standar yangsudah ditetapkan dalam
menarik/mengambil data, di sisi lain akan membutuhkan persyaratan dalam penyimpanan
data (storage) yang dapat mendukung proses pengambilan data tersebut.
 Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir melalui program KKP telah dilakukan digitalasisasi
data pertanahan (Buku Tanah, Surat Ukur, Gambar Ukur dan Peta Pendaftaran Tanah) yang
mencakup bidang tanah sejumlah ± 15 juta bidang (25% dari bidang tanah terdaftar.

76
DIAGRAM ALIR PENDAFTARAN TANAH
PERTAMA KALI KONVERSI/PENGAKUAN/
PENEGASAN HAK
DIAGRAM ALIR PENDAFTARAN
TANAH PERTAMA KALI
PEMBERIAN HAK
Aplikasi KKP

79
80

 Transparansi pelayanan, karena masyarakat dapat


memperoleh informasi secara langsung dalam hal Keuntungan
biaya, waktu pelaksanaan dan kepastian penyelesaian. Menggunakan
 Efisiensi waktu, prinsip one captured multi used Aplikasi KKP
merupakan kunci utama dalam optimalisasi
pemanfaatan database elektronik.
 Kualitas data dapat diandalkan karena pemberian
nomor-nomor Daftar Isian dilakukan oleh sistem secara
otomatis
 Sistem Informasi Eksekutif yang memungkinkan para
pengambil keputusanuntuk dapat memperoleh dan
menganalisa data sehingga menghasilkan informasi
yang terintegrasi.
 Pertukaran data dalam rangka membangun pelayanan
pemerintah secara terpadu (one stop services) dan
memgembangkan perencanaan pembangunan
berbasis data spasial (spatial planning).
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
KADASTRAL
RANCANGAN SIK
Basis Data (database) adalah kumpulan
informasi yang disimpan di dalam komputer
secara sistematik sehingga dapat diperiksa
menggunakan suatu program komputer
untuk
1. memperoleh
Menurut Gordon C.informasi
Everest dari basis
: Basis data
data
tersebut.
adalah koleksi atau kumpulan data yang
mekanis, terbagi / shared, terdefinisi secara
formal dan dikontrol terpusat pada
organisasi.
2. Menurut Toni Fabbri :Basis data adalah
sebuah sistem file-file yang terintegrasi
yang mempunyai minimal primary key
untuk pengulangan data.
3. Menurut S. Attre :Basis data adalah koleksi
data-data yang saling berhubungan
mengenai suatu organisasi / enterprise
dengan macam-macam pemakaiannya.
RANCANGAN MEMBUAT SISTEM INFORMASI
KADASTER (SIK)
1 Membuat Entitas

2 Membuat Enterprise Rule

3 Membuat Entity Relationship


Menentukan Obligatory dan Non-
4
Obligatory
5 Membuat ERD

6 Menentukan Tabel
MEMBUAT
1.
ENTITAS
Entitas adalah sebuah obyek yang ada (exist) dan dapat dibedakan dengan
obyek yang lain.
2. Entitas ada yang bersifat konkrit, seperti: orang (pegawai, mahasiswa,
dosen, dll), buku, perusahaan; dan ada yang bersifat abstrak, seperti:
kejadian, mata kuliah, pekerjaan, status dan sebagainya.
3. Setiap entitas memiliki atribut sebagai keterangan dari entitas, misal.
entitas mahasiswa, yang memiliki atribut: nrp, nama dan alamat.
4. Setiap atribut pada entitas memiliki kunci atribut (key atribut) yang bersifat
unik.
5. Beberapa atribut juga dapat ditetapkan sebagai calon kunci (candidate
key). Misal.
a. Entitas Mahasiswa dengan atribut NRP sebagai key atribut.
b. Entitas Dosen dengan NIP sebagai key atribut, dan sebagainya.
6. Beberapa entitas kemungkinan tidak memiliki atribut kunci sendiri, entitas
demikian disebut Entitas Lemah (Weak Entity).
 Kecamatan Kota Malang

 Kelurahan Kota Malang


CONTOH  Jaringan Jalan Kota Malang

ENTITAS  Sungai Kota Malang

 Persil Kota Malang

 Cagar Budaya Kota Malang

 Pemakaman Kota Malang

 Sarana Ibadah Kota Malang


MEMBUAT ENTERPRISE RULES

 Enterprise adalah suatu bentuk organisasi yang menjalankan tugas-


tugasnya dengan menggunakan basis data atau bagian dari dunia nyata
yang dimodelkan dengan menggunakan basisdata.
 Rules adalah aturan.
 Enterprise Rules adalah aturan yang digunakan untuk mendefinisikan
relasi antara entity satu dengan yang lainnya (entity relationship) beserta
operationsnya (prosedurte atau fungsi) yang dapat dikenakan dengan
entities yang bersangkutan atau aturan untuk menegaskan hubungan antar
entitas
CONTOH ENTERPRISE
RULES
1. Beberapa persil terdapat pada suatu 1. Beberapa pemakaman terdapat pada
kelurahan dan Setiap Kelurahan satu kelurahan dan Tidak setiap
memiliki banyak persil pemakaman terdapat pada suatu
kelurahan
2. Setiap kelurahan memiliki banyak jalan
dan Beberapa jalan terdapat pada satu 2. Beberapa cagar budaya terdapat pada
kelurahan satu kelurahan dan Tidak setiap cagar
budaya terdapat pada suatu
3. Setiap jalan memiliki banyak persil dan
keluarahan
Tidak setiap persil dapat dilewati suatu
jalan 3. Beberapa sungai terdapat pada satu
kelurahan dan Tidak setiap sungai
4. Beberapa kelurahan terdapat pada
terdapat pada suatu keluarahan
suatu kecamatan dan Setiap
kecamatan memilki beberapa kelurhan 4. Beberapa sarana ibadah terdapat pada
satu kelurahan dan Tidak setiap sarana
ibadah terdapat pada suatu keluarahan
MEMBUAT ENTITY RELATIONSHIP

 Entity/Entitas adalah sebuah obyek yang ada (exist) dan dapat dibedakan dengan
obyek yang lain.
 Relationship adalah hubungan
 Entity Relationship adalah hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari
sejumlah himpunan
Kardinalitas entitas Cardinalities)
Relasi (Mapping yang berbeda, Simbol yang
Kardinalitas digunakan
merupakan adalah
jumlah bentuk
maksimum
entitas
belahdimana
ketupat,entitas tersebut dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas
diamond..
yang lain. Adapun kardinalitas relasi yang bisa terjadi antara suatu himpunan ‘A’
dengan suatu himpunan ‘B’ adalah :
1. Satu ke satu (One to one)
2. Satu ke banyak (One to many)
3. Banyak ke satu (Many to one)
4. Banyak ke banyak (Many to many)
SATU KE SATU RELATIONSHIP

Satu ke satu (One to one) Satu entitas dalam


himpunan entitas A dihubungkan paling
banyak terhdap satu entitas pula pada
himpunan entitas B, dan entitas dalam
himpunan entitas B dihubungkan dengan
paling banyak satu entitas dalam himpunan
entitas A. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di
bawah.
SATU KE BANYAK RELATIONSHIP

Satu ke banyak (One to many) Suatu entitas


dalam himpunan entitas A dihubungkan
dengan lebih dari satu entitas dalam
himpunan entitas B, dan entitas dalam
himpunan entitas B hanya dapat dihubungkan
dengan paling banyak satu entitas dalam
himpunan entitas himpunan B. Untuk lebih
jelasnya, lihat gambar di bawah ini.
BANYAK KE SATU RELATIONSHIP

Banyak ke satu (Many to one) Suatu entitas


dalam himpunan entitas A dihubungkan
dengan paling banyak satu entitas dalam
himpunan entitas B, dan entitas dalam
himpunan entitas B dapat dihubungkan
dengan lebih dari satu entitas dalam
himpunan entitas A. Untuk lebih jelasnya,
lihat gambar di bawah ini.
BANYAK KE BANYAK
RELATIONSHIP
Banyak ke banyak (Many to many) Semua
entitas dalam himpunan entitas A dapat
dihubungkan dengan lebih dari satu entitas
dalam himpunan entitas B, dan entitas dalam
himpunan entitas himpunan B dapat
dihubungkan dengan lebih dari satu entitas
dalam himpunan entitas A. Untuk lebih
jelasnya, lihat gambar di bawah ini.
CONTOH ENTITY RELATIONSHIP
MEMBUAT OBLIGATORY DAN NON-OBLIGATORY

Kelas keanggotaan menunjukkan apakah semua anggota entitas memiliki


hubungan dengan anggota entitas lagi secara pasti atau tidak. Kelas
keanggotaan terdiri dari dua jenis, yaitu obligatori dan non obligatori.
a. Obligatory adalah jika semua anggota entitas secara pasti
berhubungan dengan anggota entitas lainnya.
b. Non-obligatory adalah jika semua anggota entitas secara pasti
berhubungan dengan anggota entitas lainnya.
CONTOH OBLIGATORY DAN NON-OBLIGATORY

Obligatori dan
Obligatori

Obligatori dan Non


Obligatori

Non Obligatori dan Non


Obligatori
MEMBUAT ER-DIAGRAM
Sebuah basis data bisa digambarkan secara grafik dengan menggunakan diagram E-R.
Adapun komponen-komponen dari suatu diagram E-R adalah sebagai berikut :
Elips, menggambarkan atribut-atribut.
Persegi panjang, menggambarkan
himpunan entitas

Belah ketupat, menggambarkan himpunan relasi. Garis, menggambarkan hubungan atribut


ke entitas dan himpunan entitas ke
himpunan relasi.

Kardinalitas relasi dapat digambarkan dengan banyaknya


garis atau cabang atau dengan memaki angka, 1 untuk
relasi satu dan n untuk relasi banyak
CONTOH ER
-DIAGRAM
MEMBUAT TABEL

Tabel merupakan kumpulan informasi secara logis yang terkait dan diperlakukan
sebagai unit. Setiap tabel selalu terdiri atas lajur vertikal yang biasa disebut dengan
kolom atribut (column/field) dan lajur horizontal yang biasa disebut dengan baris data
(row/record). Disetiap pertemuan kolom atribut

dan baris data ditempatkan item-item
Kolom merupakan atribut data yang ada
data (satuan data terkecil). pada suatu tabel. Pada gambar 1 tabel
pelanggan memiliki 3 atribut data (kolom)
diantaranya no_pelanggan,nama_pelanggan,
alamat_pelanggan.
• Suatu tabel terdiri dari baris (record)
yang mengisi setiap kolom (field).
Baris adalah kejadian tunggal yang
berisi data di dalam tabel. Setiap baris
diperlakukan sebagai unit tunggal.
Pada gambar 1 tabel pelanggan
terdapat 3 baris berisi informasi setiap
CONTOH TABEL
TABEL PERSIL
no_sertifikat nama_pemilik NIK jenis_hak nomor_bidang kutipan_peta luas(m) gambar_ukur id_jalan id_kelurahan
001
002
003
004
005

TABEL JALAN TABEL KECAMATAN


id_jalan nama_jalan panjang(m) id_kelurahan id_kecamatan nama_kecamatan kepala_camat luas(m)
011 021
012 022
013 023
014 024
015 025
DAFTAR PUSTAKA

• http://ariv.lecturer.pens.ac.id/Database%20D4%20LJ%20PJJ
%20PoliBanjarmasin/Minggu-02%20(Pemodelan%20Database%20dengan
%20ERD).pdf
• http://www.debindo-mks.com/tot-gis-os-ristek/MODUL-1-Basis-Data-
Spasial&MP3EI.pdf
• http://www.academia.edu/6230417/LAPORAN_PRAKTIKUM_SISTEM_BASIS_DATA_DATA
_PERKULIAHAN_MATA_KULIAH_BERSAMA_MAHASISWA_TEKNIK_GEOMATIKA
• https://repository.unikom.ac.id/50882/1/Materi%203%20-%20Basis%20Data
%20Relasional%20%5BSBD%20-%202017%5D.pdf
• http://lecturer.ukdw.ac.id/riyono/wp-uploads/2009/02/pertemuan-3.pdf
• Undang-undang No.16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun (UURS)
• Arie S. Hutagalung, 2005, Tebaran Pemikiran Seputar Masalah Hukum Tanah, LPHI,
Jakarta
• Arie. S. Hutagalung dan Markus Gunawan, 2008, Kewenangan Pemerintah di Bidang
Pertanahan, Raja Grafindo Persada, Jakarta
• https://adipandang.files.wordpress.com/2011/09/04_sistem-informasi-pertanahan.pdf
• https://www.academia.edu/6397071/Kadaster

Anda mungkin juga menyukai