KADASTER
secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu katastikhon yang kurang lebih
bermakna daftar publik yang memperlihatkan kepemilikan dan nilai suatu tanah yang
dibuat untuk keperluan perpajakan.
Dari definisi diatas terdapat kata kunci yang menjadi roh dari kadaster, yaitu daftar
publik, tanah, kepemilikan, nilai tanah, dan pajak (penerimaan negara)
DEFINISI KADASTER
KADASTER
adalah sistem informasi pertanahan berbasis persil yang berisi informasi terkini
tentang segala kepentingan yang terkait dengan tanah, seperti hak atas tanah,
batasan-batasan dan tanggung-jawab yang harus dipenuhi dalam pemilikan dan
pengelolaan tanah.
Persil merupakan suatu bidang tanah yang dimiliki oleh perorangan, badan hukum,
atau suku adat, dan dapat juga merupakan suatu lahandengan hak pengelolaan
tertentu, lahan dengan tata guna tertentu, atau wilayah administrasi
pemerintahan, dengan batas-batas yang jelas secara geometris dan akurat
terhadap persil-persil lain di sekitarnya
SEJARAH KADASTER
Kadaster Lama
Pra Kadaster
Masa kadaster lama berlangsung
Pada pra kadaster berlangsung
padatahun 1837 hingga 1875.
pada tahun 1626 sampai dengan
Pada masa kadaster lama sudah
1837. Pada masa pra kadaster
mulai adanya kemajuan dalam
hanya terdapat dokumen yang
bidang kadaster. Terdapat suatu
terdapat dalam buku
pengukuran kadaster yang
pendaftaran dan belum didukung
dilakukan oleh juru ukur yang
dengan adanya peta kadaster
telah mendapatkan lisensi
EVOLUSI KADASTER DI INDONESIA
Kadaster Modern
Kadaster Baru
Kadaster yang berlaku pada saat ini
Pada masa kadaster baru pelaksanaan
adalah masa kadaster modern.
pendaftaran tanah dilakukan untuk
menjamin kepastian hak atas tanah. Dimana masa kadaster modern
agar tidak terjadi kesalah pahaman. macam teknologi baru yang dapat
Selain pengukuran yang teliti dilakukan mempermudah di bidang
juga pembukuan hakatas tanah yang pengukuran, pemetaan, perhitungan,
pasti dengan tertib. Masa kadaster pendaftaran, dan penyimpanan data
baru ini berlangsung pada tahun1875 mengenai pertanahan
hingga 1961
LATAR BELAKANG DIADAKAN KADASTER
Tanah mempunyai nilai yang dapat memberikan manfaat kepada manusia baik berupa nilai produksi,
nilai lokasi, nilai lingkungan, nilai sosial maupun nilai politik. Sumber daya tanah akan mempunyai nilai
sempurna apabila mencakup kelima jenis tersebut. Namun pada kondisi saat ini kadang kala hanya
mencakup salah satu nilai, sedang nilai-nilai lainnya terabaikan. Tanah merupakan kebutuhan yang
sangat mendasar bagi kehidupan manusia, dengan sifatnya yang vital dan strategis dapat dengan
mudah diangkat kepermukaan dan menjadi isu yang sangat sensitive. Oleh sebab itu perlu jaminan
kepastian hukum atas tanah. Hal tersebut yang membuat diadakannya pendaftaran tanah atau yang
biasa kita sebut juga sebagai sistem kadaster. Dari pendaftaran tanah akan menghasilkan sertifikat.
Sertifikat tersebut merupakan alat pembuktian yang kuat yang dipunyai seseorang atas tanah.
FUNGSI KADASTER
Jumlah manusia yang semakin bertambah yang berakibat pada meningkatnya kebutuhan tentunya
sangat membebani lingkungan yang serba terbatas ini. Banyaknya alih fungsi lahan pertanian
maupun hutan menjadi permukiman maupun untuk pembangunan, berpotensi menimbulkan dampak
berupa bencana banjir, kekeringan, kelaparan, maupun berkurangnya keanekaragaman hayati.
Penggunaan tanah yang tidak sesaui dengan peruntukan dan kemampuan tanah juga akan
menimbulkan kerugian bagi lingkungan. Kadaster yang berkekuatan hukum dan berinteraksi
langsung dengan masyarakat memiliki peran vital bagi pengendalian semua ini (sustainable
development)
FUNGSI KADASTER
Globalisasi mau tidak mau telah memaksa kita untuk terlibat entah sedikit ataupun banyak
dalam era pasar bebas. Kepastian keamanan kepemilikan tanah sangat penting dalam
invetasi ekonomi dinegara kita. Modern kadaster sangat diperlukan untuk memberikan
pelayanan dan keamanan bagi para pemilik modal baik dalam maupun luar negeri untuk
berinvestasi di Indonesia
FUNGSI KADASTER
Teknologi informasi dan komunikasi (termasuk GIS) telah berkembang pesat dan menciptakan
peluang bagi efisiensi dan efektifitas system kadaster. Inventarisasi, recording, management
basis data menjadi lebih cepat dan terhindar dari overlapping. Untuk itu, perkembangan
teknologi yang begitu pesat ini sudah semestinya kita ikuti dan terapkan bagi tercapainya
modern kadaster
JENIS-JENIS KADASTER
BERDASARKAN SISTEM
BERDASARKAN MATRA
BERDASARKAN SIFAT
JENIS-JENIS KADASTER
BERDASARKAN SISTEM
Berdasarkan kepentingannya, sistem kadaster terdiri dari kadaster fiskal, legal, dan multiguna.
Kadaster fiskal dapat didefinisikan sebagai inventori (daftar bidang tanah hasil inventarisasi) bidang
tanah yang mendukung informasi yang diperlukan untuk melakukan penilaian masing-masing
bidang tanah dan juga menentukan pajak terhadap bidang tanah tersebut
Kadaster legal bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada
pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar
dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan
Dan kadaster multiguna adalah kadaster yang berkembang sebagai bagian administrasi pertanahan
JENIS-JENIS KADASTER
BERDASARKAN MATRA
Berdasarkan matranya, sistem kadaster terdiri dari Land Cadastre (Kadaster Darat) dan Marine Cadastre
(Kadaster Laut).
Kadaster laut adalah segala sesuatu mengenai register resmi tentang luas, nilai, dan kepemilikan di daerah laut.
Sedangkan Kadaster Darat adalah segala sesuatu mengenai register resmi tentang luas, nilai, dan kepemilikan di
darat
JENIS-JENIS KADASTER
BERDASARKAN SIFAT
Berdasarkan sifatnya kadaster dibagi menjadi dua, yaitu kadaster positif dan kadaster negatif.
Kadaster positif menunjukan bahwa pemilik tanah menyampaikan petisi untuk pendaftaran haknya pertama kali
dan dipublikasi disemua surat kabaruntuk mengundang klaim dari orang lain. Kalau ada klaim, maka
pengadilan mengadakan hearing atas semua bukti-bukti yang ada serta memutuskan kepemilikan seseorang.
Sedangkan kadaster negatif adalah suatu pendaftaran tanah dimana, orang yang memiliki tanah mengajukan
kepada notaris untuk diberikan sertifikat hak atas tanah tersebut. Kadaster negative ini biasanya berawal dari
peralihan hak kepemilikan dari jual beli. Pemilik yang tercantum dalam akte belum tentu pemilik terakhir
KOMPONEN UTAMA KADASTER
KOMPONEN TEKSTUAL
KOMPONEN SPASIAL
KOMPONEN UTAMA KADASTER
KOMPONEN TEKSTUAL
Komponen ini pada prinsipnya merupakan register tanah yang berisi tentang subjek yang
memiliki atas tanah, tentang hak atas tanah yang membebani termasuk batasan-batasan,
kewajiban, terkait dengan kepemilikan / penguasaan atas tanah tersebut
KOMPONEN UTAMA KADASTER
KOMPONEN SPASIAL
Komponen spasial merupakan komponen yang mampu menggambarkan bidang-bidang tanah secara grafis
yang telah tercatat (registered) haknya, dimana masing-masing bidang tanah itu telah memiliki pengenal
unik (primary key). Secara lebih khusus, komponen ini terdiri atas batas tetap (fixed boundaries) dan batas-
batas umum (general boundaries). Batas tetap akan memberikan gambaran secara teliti terhadap batas-
batas legal bidang tanah. Sedangkan batas umum diperoleh dari pengukuran yang relatif tidak teliti, dimana
batas-batas tersebut pada umumnya berupa batas-batas alam seperti sungai dll
UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA (UUPA)
Setiap penduduk Indonesia yang mempunyai tanah selalu berkeinginan untuk mempunyai
sertifikat tanah sabagai bukti kepemilikan tanahnya. Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) No. 5
tahun 1960 Lembaran Negara 1960 No. 104 telah menentukan bahwa tanah-tanah di seluruh
Indonesia harus didaftarkan. Sesuai Pasal 19 (1) UUPA No. 5/1960 berbunyi: “Untuk menjamin
kepastian kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah
Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah”.
Peraturan Pemerintah yang dimaksud adalah PP No. 10 tahun 1961 (L.N. 1961 No. 28 tentang
Pendaftaran Tanah) dan diubah menjadi Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah
INFORMASI PERTANAHAN
Informasi pertanahan saat ini menjadi demand / kebutuhan pokok berbagai pihak yang harus
segera terlayani. Ketersediaan informasi pertanahan merupakan salah satu unsur penting dalam
tata pengelolaan negara guna perencanaan, perancangan dan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan tanah. Sebelum era perkembangan sistem informasi dan teknologi informasi
seperti sekarang ini, Indonesia telah melaksanakan Sistem Informasi Pertanahan secara
konvensional, yaitu sistem manajemen basis data terpadu antara obyek grafis persil (peta) dan
non-grafis (atribut persil). Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa informasi pertanahan
lengkap dengan keseluruhan atributnya, secara konvensional memerlukan banyak tenaga dan
waktu, sulit dipertukarkan, sulit dimutakhirkan, terbatas dalam ragam analisa dan penyajiannya.
PENGERTIAN SISTEM INFORMASI PERTANAHAN (KADASTRAL)
Untuk menjamin kepemilikan tanah, melindungi hak tanah, mencatat harga tanah dari
waktu ke waktu, menjamin tanah tersebut agar dapat diperjualbelikan secara efisien dan
efektif. Di sini akan terdapat dengan jelas jaminan jika suatu tanah akan dibeli, dijual,
digadaikan ataupun disewa. Keberhasilan sistem kadastral merupakan fungsi sejauh mana
tanah tersebut dapat menunjang tujuan sosial ekonomi yang luas
SIP KONVENSIONAL = PEMETAAN?
Menurut ketentuan Pasal 1 ayat 1 PP No. 24 Tahun 1997 adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus berkesinambungan dan teratur, meliputi
pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan
data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang – bidang tanah dan satuan –
satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang – bidang
tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak – hak
tertentu yang membebaninya.
Pendaftaran tanah dilakukan dalam bentuk peta dan daftar. Demikian pula dapat kita
ketahui bahwa salah satu rangkaian kegiatan pendaftaran tanah adalah pemeliharaan data
fisik dan data yuridis yang juga dilakukan dalam bentuk peta dan daftar yang memuat data
fisik dan data yuridis dari bidang – bidang tanah dan satuan rumah susun.
DATA FISIK
Data fisik sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan pasal 1 ayat 6 PP No. 24 Tahun
1997 adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang – bidang tanah dan satuan
rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau
bangunan lain di atasnya. Dari definisi di atas dapat diketahiu bahwa yang menjadi obyek –
obyeknya adalah bidang tanah dan satuan rumah susun mengenai letak batas luas serta
bangunan yang ada di ataasnya.
DATA YURIDIS
Data yuridis sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 1 ayat 7 PP No. 24 Tahun
1997 adalah keterangan mengenai status hukum bidang tanah dan satuan rumah susun
yang didaftar, pemegang hak nya dan hak pihak lain serta beban lain yang membebaninya
ASAS PENDAFTARAN TANAH
Sederhana
Maksudnya adalah substansinya mudah dibaca atau dipahami oleh semua lapisan warga negara Indonesia
dan juga prosedurnya tidak perlu melewati birokrasi yang berbelit-belit hanya perlu melewati seksi
pendaftaran tanah saja.
Aman
Keamanan disini berarti akan memberikan rasa aman bagi pemegang sertifikat apabila mereka telah
melakukan prosedur pendaftaran tanah dengan teliti dan cermat.
Terjangkau
Berkaitan dengan kemampuan finansial seseorang untuk membayar biaya, khususnya harus
memperhatikan agar tidak memberatkan pihak-pihak yang ekonominya lemah. Intinya agar jangan sampai
pihak ekonomi lemah tidak melakukan pendaftaran tanah hanya karena masalah tidak mampu membayar.
ASAS PENDAFTARAN TANAH
Mutakhir
Setiap data yang berkaitan dengan pendaftaran tanah haruslah data yang terbaru, yang
menunjukan keadaan riil pada saat yang sekarang. Setiap ada perubahan fisik atau benda-
benda diatasnya atau hal yuridis atas tanah harus ada datanya (selalu ada pembaharuan
data).
Terbuka
Dokumen-dokumen atau data-data baik fisik atau yuridis bersifat terbuka dan boleh
diketahui oleh masyarakat. Asas ini bertujuan agar bila ada hal-hal yang menyimpang atau
disembunyikan dapat diketahui.
DASAR PENDAFTARAN TANAH
1. Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1960 ( UUPA ), Pasal 19, 23, 32, dan 38.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah, yang diganti
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Hal ini
akan diuraikan sebagai berikut.
SISTEM PUBLIKASI DALAM PENDAFTARAN TANAH
1. Sistem Torrens
2. Sistem Positif
3. Sistem Negatif
SISTEM TORRENS
Sistem ini lebih dikenal dengan nama The Real Property Art atau Torrens Act, yang mulai
berlaku di Australia Selatan tahun 1858. Sesuai dengan namanya, system ini diciptakan oleh
seorang bernama Sir Robert Torrens. System ini kemudian diatur oleh banyak negara lain, dan
sudah disesuaikan dengan hukum material masing – masing negara tetapi tata dasarnya
masih sama alat bukti pemegang hak atas tanah
SISTEM TORRENS
Pendaftaran suatu hak atas tanah atas nama seseorang yang tidak berhak dalam daftar
umum, menghapus hak dari pemegang hak yang sebenarnya. Dalam sistem “TORRENS”
pihak-pihak yang dirugikan dan dapat membuktikan pemilik sebenarnya, akan mendapat
ganti rugi dari “LEMBAGA DANA JAMINAN” atau “LEMBAGA ASURANSI”.Dana oleh lembaga
dana jaminan dikumpulkan dari setiap pelaksanaan pendaftaran hak.
SISTEM POSITIF
Sistem Positif dalam pendaftaran tanah menyatakan bahwa apa yang tercantum dalam
buku tanah dan surat bukti hak yang dikeluarkan merupakan alat bukti mutlak. Jika pihak
ketiga bertindak berdasarkan bukti – bukti tersebut, maka dia mendapat perlindungan
mutlak walaupun kemudian hari ternyata bahwa keterangan yang tercantum di dalamnya
tidak benar.
SISTEM POSITIF
1. Akibat pelaksanaan pendaftaran tanah bertindak aktif dan teliti, maka waktu yang
digunakan sangat lama
2. Wewenang pengadilan dimasukkan ke dalam wewenang administrasi karena penerbitan
sertifikat tidak dapat diganggu gugat.
SISTEM NEGATIF
Menurut Sistem Negatif, sertifikat atas hak tanah yang dikeluarkan merupakan tanda bukti
hak yang kuat. Artinya semua keterangan yang terdapat dalam sertifikat mempunyai
kekuatan hukum dan harus diterima oleh hakim sebagai keterangan yang benar, selama
tidak dibuktikan sebaliknya dengan alat bukti lain. Bila kemudian hari ternyata keterangan
dalam sertifikat itu tidak benar, maka berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri yang
sudah memperoleh kekuatan hukum tetap, sertifikat tersebut dapat diadakan perubahan
seperlunya.
SISTEM NEGATIF
1. Peran pasif pejabat balik nama tanh menyebabkan tumpang tindih sertifikat tanah
2. Mekanisme kerja penerbitan ha katas tanah kurang dipahami oleh masyarakat awam.
CONTOH SIP INDONESIA
KADASTER MULTIGUNA
Konsep kadaster multiguna adalah gabungan dari legal cadaster dan fiscal cadaster
dimana diadalamnya termuat seluruh aspek kadaster, baik aspek hukum (hak-hak atas
tanah), aspek keuangan (nilai atas tanah dan pajak atas tanah) serta aspek lainnya seperti
perizinan, land use, dll.
FUNGSI KADASTER MULTIGUNA
58
Full 3D cadastre merupakan solusi terbaik apabila dilihat dari
konsep kadaster 3D, namun pada penerapannya akan sangat
sulit untuk dilakukan walaupun dari segi teknologi hal ini
mungkin untuk direalisasikan, dari segi hukum dan kadaster
alternatif ini akan menemui banyak hambatan karena
membutuhkan adanya pembaharuan dari sistem yang telah
ada.
59
DATA YANG DIBUTUHKAN UNTUK MEMBUAT KADASTER 3D
“Undang Undang
Rumah Susun
dikeluarkan
adalah untuk
menjamin dan
mengusahakan
rakyat banyak
agar dapat
memiliki tempat
tinggal, dalam hal
ini rumah susun”
TIGA UNSUR POKOK UNDANG-UNDANG RUMAH
SUSUN
73
ALUR DATA CENTER - BASIS
DATA PERTANAHAN
• http://www.bpn.go.id/PUBLIKASI/Artikel/aspek-hukum-
teknologi-digital-dan-dokumentasi-pertanahan-59
74
75
Karena sifatnya yang sangat dinamis, maka data pertanahan mempunyai tingkat
pengambilan ( retrievel ) dan pembaruan ( up dated ) yang cukup tinggi. Di satu sisi
membutuhkan kecepatan dengan standar yangsudah ditetapkan dalam
menarik/mengambil data, di sisi lain akan membutuhkan persyaratan dalam penyimpanan
data (storage) yang dapat mendukung proses pengambilan data tersebut.
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir melalui program KKP telah dilakukan digitalasisasi
data pertanahan (Buku Tanah, Surat Ukur, Gambar Ukur dan Peta Pendaftaran Tanah) yang
mencakup bidang tanah sejumlah ± 15 juta bidang (25% dari bidang tanah terdaftar.
76
DIAGRAM ALIR PENDAFTARAN TANAH
PERTAMA KALI KONVERSI/PENGAKUAN/
PENEGASAN HAK
DIAGRAM ALIR PENDAFTARAN
TANAH PERTAMA KALI
PEMBERIAN HAK
Aplikasi KKP
79
80
6 Menentukan Tabel
MEMBUAT
1.
ENTITAS
Entitas adalah sebuah obyek yang ada (exist) dan dapat dibedakan dengan
obyek yang lain.
2. Entitas ada yang bersifat konkrit, seperti: orang (pegawai, mahasiswa,
dosen, dll), buku, perusahaan; dan ada yang bersifat abstrak, seperti:
kejadian, mata kuliah, pekerjaan, status dan sebagainya.
3. Setiap entitas memiliki atribut sebagai keterangan dari entitas, misal.
entitas mahasiswa, yang memiliki atribut: nrp, nama dan alamat.
4. Setiap atribut pada entitas memiliki kunci atribut (key atribut) yang bersifat
unik.
5. Beberapa atribut juga dapat ditetapkan sebagai calon kunci (candidate
key). Misal.
a. Entitas Mahasiswa dengan atribut NRP sebagai key atribut.
b. Entitas Dosen dengan NIP sebagai key atribut, dan sebagainya.
6. Beberapa entitas kemungkinan tidak memiliki atribut kunci sendiri, entitas
demikian disebut Entitas Lemah (Weak Entity).
Kecamatan Kota Malang
Entity/Entitas adalah sebuah obyek yang ada (exist) dan dapat dibedakan dengan
obyek yang lain.
Relationship adalah hubungan
Entity Relationship adalah hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari
sejumlah himpunan
Kardinalitas entitas Cardinalities)
Relasi (Mapping yang berbeda, Simbol yang
Kardinalitas digunakan
merupakan adalah
jumlah bentuk
maksimum
entitas
belahdimana
ketupat,entitas tersebut dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas
diamond..
yang lain. Adapun kardinalitas relasi yang bisa terjadi antara suatu himpunan ‘A’
dengan suatu himpunan ‘B’ adalah :
1. Satu ke satu (One to one)
2. Satu ke banyak (One to many)
3. Banyak ke satu (Many to one)
4. Banyak ke banyak (Many to many)
SATU KE SATU RELATIONSHIP
Obligatori dan
Obligatori
Tabel merupakan kumpulan informasi secara logis yang terkait dan diperlakukan
sebagai unit. Setiap tabel selalu terdiri atas lajur vertikal yang biasa disebut dengan
kolom atribut (column/field) dan lajur horizontal yang biasa disebut dengan baris data
(row/record). Disetiap pertemuan kolom atribut
•
dan baris data ditempatkan item-item
Kolom merupakan atribut data yang ada
data (satuan data terkecil). pada suatu tabel. Pada gambar 1 tabel
pelanggan memiliki 3 atribut data (kolom)
diantaranya no_pelanggan,nama_pelanggan,
alamat_pelanggan.
• Suatu tabel terdiri dari baris (record)
yang mengisi setiap kolom (field).
Baris adalah kejadian tunggal yang
berisi data di dalam tabel. Setiap baris
diperlakukan sebagai unit tunggal.
Pada gambar 1 tabel pelanggan
terdapat 3 baris berisi informasi setiap
CONTOH TABEL
TABEL PERSIL
no_sertifikat nama_pemilik NIK jenis_hak nomor_bidang kutipan_peta luas(m) gambar_ukur id_jalan id_kelurahan
001
002
003
004
005
• http://ariv.lecturer.pens.ac.id/Database%20D4%20LJ%20PJJ
%20PoliBanjarmasin/Minggu-02%20(Pemodelan%20Database%20dengan
%20ERD).pdf
• http://www.debindo-mks.com/tot-gis-os-ristek/MODUL-1-Basis-Data-
Spasial&MP3EI.pdf
• http://www.academia.edu/6230417/LAPORAN_PRAKTIKUM_SISTEM_BASIS_DATA_DATA
_PERKULIAHAN_MATA_KULIAH_BERSAMA_MAHASISWA_TEKNIK_GEOMATIKA
• https://repository.unikom.ac.id/50882/1/Materi%203%20-%20Basis%20Data
%20Relasional%20%5BSBD%20-%202017%5D.pdf
• http://lecturer.ukdw.ac.id/riyono/wp-uploads/2009/02/pertemuan-3.pdf
• Undang-undang No.16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun (UURS)
• Arie S. Hutagalung, 2005, Tebaran Pemikiran Seputar Masalah Hukum Tanah, LPHI,
Jakarta
• Arie. S. Hutagalung dan Markus Gunawan, 2008, Kewenangan Pemerintah di Bidang
Pertanahan, Raja Grafindo Persada, Jakarta
• https://adipandang.files.wordpress.com/2011/09/04_sistem-informasi-pertanahan.pdf
• https://www.academia.edu/6397071/Kadaster