Anda di halaman 1dari 13

Perkembangan SIG (Sistem Informasi Geografis)

Dari waktu ke waktu seiring berkembangnya peradaban, SIG terus menerus


mengalami perkembangan sehingga semakin bertambah banyak pula manfaat yang dirasakan
manusia dengan adanya SIG ini Berikut adalah kronologi perkembangan SIG mulai zaman
dahulu sampai pada saat ini.
1. Pada 35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu CroMagnon menggambar hewan

mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute

migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada
sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database
atribut.
2. Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan,
termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.
3. Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta
dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang
dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada
awal tahun 1960-an.
4. Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa,
Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh
Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan
untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi
Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui
kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada
tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000.
Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.
5. CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi
pemetaan

yang

memiliki

kemampuan

timpang

susun

(overlay),

penghitungan,

pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang


membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi
dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya,
seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG".

6. CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk
penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi
pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan
perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI, CARIS, MapInfo dan
berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada
pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada
organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980andan 1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer
pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan
dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor
menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan
transfer.
7. Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang
UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap
Kedua (1974-1979)" dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.
8. Jenjang pendidikan SMU/senior high school melalui kurikulum pendidikan
geografi SIG dan penginderaan jauh telah diperkenalkan sejak dini. Universitas di Indonesia
yang membuka program DiplomaSIG ini adalah D3 Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi
Geografi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, tahun 1999. Sedangkan jenjang S1
dan S2 telah ada sejak 1991 dalam JurusanKartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas
Geografi, Universitas Gadjah Mada. Sejauh ini SIG sudah dikembangkan hampir disemua
universitas di Indonesia melalui laboratorium-laboratorium, kelompok studi/diskusi maupun
mata pelajaran.

SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS)


A. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (SIG)
Istilah Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan gabungan tiga unsur pokok,
yaitu sistem, informasi, dan geografis. Dapat diketahui bahwa SIG merupakan suatu sistem
yang menekankan pada unsur informasi geografis. Informasi geografis tersebut mengandung
pengertian informasi tentang tempat tempat yang berada di permukaan bumi, pengetahuan
tentang letak suatu objek di permukaan bumi, dan informasi tentang keterangan-keterangan
(atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya telah diketahui.
Tumpang susun beberapa peta merupakan tugas terpenting SIG untuk menghasilkan
informasi yang sesuai dengan tujuan. Misalnya, untuk memilih jalur jalan dapat dilakukan
tumpang susun peta yang terdiri atas peta jenis tanah, peta topografi, peta laju infiltrasi, dan
peta tata guna lahan. Tumpang susun beberapa peta tersebut merupakan SIG secara manual.
SIG secara manual mempunyai banyak keterbatasan, antara lain sebagai berikut.
1. Memerlukan banyak tenaga dan prosesnya sangat lambat. Hal itu disebabkan dalam proses
tumpang susun peta harus dilakukan penyamaan proyeksi dan skala peta. Di samping itu,
tumpang susun peta hanya dapat dilakukan atas tiga atau empat lapis, masih ditambah satu
peta dasar untuk mencapai akurasi spasial dalam tumpang susun itu.
2. Sulit untuk melakukan penghitungan statistik karena pengukuran luas harus dilakukan
secara manual.
3. Tidak sesuai untuk menciptakan kombinasi baru yang rumit dari lapis sebelumnya karena
SIG secara manual tidak dilengkapi dengan proses numerik untuk kombinasi lapis.
4. Diperlukan ruang lebih banyak untuk tempat penyimpanan data.
Di dalam upaya menangani informasi-informasi spasial atau yang bereferensi geografi, sejak
1970an telah dikembangkan suatu SIG otomatis. SIG tersebut antara lain digunakan untuk
menangani pengorganisasian data dan informasi, menempatkan informasi pada lokasi
tertentu, melakukan komputerisasi, serta memberikan ilustrasi hubungan antara satu objek
dan objek lainnya. Oleh karena itu, SIG merupakan suatu teknologi informasi yang dapat
digunakan untuk membantu pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan bidang-bidang
spasial, khususnya untuk membuat suatu model data spasial. Hal itu karena SIG mempunyai
kemampuan yang sangat baik dalam menggambarkan data-data spasial dan data-data
atributnya.

Melalui penggunaan SIG, modifikasi warna, bentuk, dan ukuran simbol yang
diperlukan untuk menggambarkan suatu gejala di permukaan bumi dapat dilakukan secara
mudah. Sehubungan dengan itu, SIG dapat digunakan sebagai alat bantu yang sangat menarik
dalam meningkatkan pengertian, pemahaman, pembelajaran, dan pendidikan mengenai ideide atau konsep-konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan. unsur-unsur geografis yang
terdapat di permukaan bumi beserta data-data atribut yang menyertainya.
Dikembangkannya

SIG

menggunakan

perangkat

komputer

mengakibatkan

keterbatasan SIG manual dapat diatasi. Kemampuan SIG menggunakan perangkat


komputer antara lain sebagai berikut.
1. Penggabungan dua berkas data spasial atau lebih, baik daerah yang berbeda dengan atribut
sama maupun daerah dan atribut yang sama sehingga dimungkinkan konversi proteksi,
ukuran pixel, kode, dan simbol.
2. Pencuplikan sebagian berkas data spasial, baik dengan cara dibatasi segi empat maupun
menutup bagian yang tidak dikehendaki atau batas tak teratur.
3. Mampu melakukan penyuntingan berkas data atribut antara lain meliputi berikut ini:
a. Pengolahan berkas basis data
b. Menayangkan informasi yang dihasilkan sesuai permintaan pengguna.
c. Memungkinkan analisis statistik.
d. Memungkinkan penggunaan basis data SIG.
e. Menyajikan hubungan antarbasis data.
4. Tidak memerlukan banyak tuang untuk penyimpanan data dan pengambilan kembali data
dapat dilakttkan secara cepat dan akurat. Ribuan peta topografi dapat disimpan secara digital
pada satu komputer.
5. Mampu mengolah sejumlah besar data secara cepat.
Seiring dengan perkembangan komputer, perkembangan SIG juga mengalami peningkatan
yang sangat pesat. Peningkatan itu terutama terdorong oleh perkembangan pengindraan jauh,
komputer, dan global positioning system (GPS). Perkembangan SIG sangat menarik bagi
berbagai pihak untuk keperluan yang sangat beragam. Oleh karena itu, penggunaan SIG
mengalami peningkatan yang sangat pesat sejak 1980-an. Peningkatan penggunaan SIG
terjadi terutama di negara-negara maju, baik di kalangan militer, pemerintahan, akademis,
maupun untuk kepentingan bisnis.
Kita ketahui bahwa salah satu fungsi peta adalah untuk menyimpan data geografis. Pada
mulanya data-data geografis tersebut disajikan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu.

Oleh karena itu, peta dapat dianggap sebagai media yang efektif untuk menyimpan dan
menginformasikan data geografis.
Namun, seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, data-data informasi geografis dapat
disimi dan disampaikan dengan menggunakan perangkat komputer. Data-data dalam
komputer itu dikenal dengan istilah data digital.
Pengertian SIG
Pengertian SIG antara lain sebagai berikut:
a. Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk
menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk
mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena karena lokasi
geografi merupakan karakteristik yang penting atau-kritis untuk dianalisis. Oleh karena itu,
SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data
yang bereferensi geografi, yaitu masukan, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan
data), analisis dan manipulasi cara, serta keluaran (Aronaff, 1989).
b. Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem perangkat yang dapat melakukan
pengumpulan, penyimpanan, pengambilan kembali, pengubahan (transformasi), dan
penayangan (visualisasi) dari data-data keruangan (spasial) untuk kebutuhan-kebutuhan
tertentu (Burrough, 1956).
c. Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk
menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografi (Petrus Paryono).
Sistem Informasi Geografis adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi
data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak
yang berfungsi untuk akuisisi (perolehan) dan verifikasi, kompilasi, penyimpanan, perubahan
dan updating, manajemen dan pertukaran, manipulasi, pemanggilan dan presentasi, serta
analisis (Bernhardsen, 1992).
d. Sistem Informasi Geografi adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan
spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristikkarakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup
metodologi dan teknolog yang diperlukan, yaitu data spasial, perarigkat keras, perangkat
lunak, dan struktur organisasi (J. Raper, 1994).
Karena merupakan suatu sistem, informasi geografis terdiri dari 4 subsistem pokok, yaitu
subsistem masukan (data input), penyajian (data output, penyimpanan (data management),
serta pengolahan dan pengkajian (data manipulation and analysis).
1) Subsistem Masukan

Fungsi dari subsistem ini adalah mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial
dan atribut dari berbagai sumber. Selain itu, subsistem ini bertanggung jawab dalam
melakukan konversi atau melakukan transformasi formal. Data-data asli ke dalam format
yang dapat digunakan oleh SIG.
2) Subsistem Penyimpanan
Fungsi dari subsistem ini adalah mengorganisasikan data, baik data spasial maupun
data atribut ke dalam basis data (bank data). Penyimpanan dengan cara demikian
mempermudah dalam pemanggilan, pengeditan dan pembaharuan data.
3) Subsistem Pengolahan dan Pengkajian
Fungsi dari subsistem ini adalah menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh
SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan pengolahan dan pemodelan data untuk
menghasilkan informasi yang diharapkan.
4) Subsistem Penyajian
Fungsi dari subsistem ini adalah menampilkan data dan hasil dari pengolahannya, baik
sebagian maupun seluruhnya. Data dan hasil pengolahannya tersebut ditampilkan antara lain
dalam bentuk tabel, grafik, dan peta (khususnya para digital).
2. Komponen SIG
Subsistem dalam SIG saling berhubungan satu sama lain dan terintegrasi dengan
sistem-sistem komputer. SIG terdiri atas 4 komponen pokok, yaitu data, perangkat keras,
perangkat luak, dan manajemen.
a. Data
Data dalam SIG terdiri atas dua jenis, yaitu data spasial dan data atribut
1) Data Spasial
Data spasial adalah data grafis yang mengidentifikasikan kenampakkan lokasi
geografi berupa titik, garis, dan poligon. Data spasial diperoleh dari peta yang disimpan
dalam bentuk digital (numerik).
a) Titik
Sebuah titik dapat menggambarkan objek geografi yang berbeda-beda menurut
skalanya. Sebuah titik menggambarkan kota jika pada peta skala kecil, tetapi
menggambarkan objek tertentu yang ebih spesifik dalam wilayah kota, misalnya pasar, jika
pada peta skala besar.
b) Garis

Sebuah garis juga dapat menggambarkan objek geografi yang berbeda-beda menurut
skalanya. Sebuah garis menggambarkan jalan atau sungai pada peta skala kecil, tetapi
menggambarkan batas wilayah administratif pada peta skala bear.
c) Area
Seperti halnya titik dan garis, area juga dapat menggambarkan objek yang berbeda
menurut skalanya. Area dapat menggambarkan wilayah hutan atau sawah pada peta skala
besar.
2) Data atribut
Data atribut adalah data yang berupa penjelasan dari setiap fenomena yang terdapat
di permukaan bumi. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala topografi karena
memiliki aspek deskriptif dan kualitatif. Oleh karena itu, data atribut sangat penting dalam
menjelaskan seluruh objek geografi. Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas status
kepemilikian lahan, luas lahan, tingkat kesuburan tanah dan kandungan mineral dalam tanah.
b. Perangkat Keras
Perangkat keras (hadware) adalah perangkat-perangkat fisik yang digunakan dalam
sistem kompnuter. Perangkat keras yang dibutuhkan dalam pengoperasian SIG adalah
seperangkat komputer yang terdiri atas central processing unit (CPU), monitor, printer,
plotter, disket, hard disk, magnetic tape, digitizer, keyboard dan scanner.
c. Perangkat Lunak
Perangkat iunak (software) adalah program yang digunakan untuk mengoperasikan
SIG. Beberapa program yang dapat digunakan antara lain Arc/Info, Are View, ERDAS, dan
ILWIS.
d. Manajemen
Manajemen merupakan perangakat dalam SIG yang terdiri atas sumber daya
manusia. Suatu proyek SIG akan berhasil jika dilakukan dengan manajemen yang baik. Oleh
karena itu, SIG harus dikerjakan oleh orang-orang yang tepat, yang memiliki keahlian dalam
bidang SIG sesuai dengan tingkatannya.
Manusia sebagai pengguna SIG memiliki tingkatan kemampuan yang berbeda-beda.
Mulai dari tingkat spesialis yang mendesain dan memelihara sistem hingga pengguna SIG.
Namun, secara umum orang-orang yang terlibat dalam SIG dibedakan menjadi tiga, yaitu staf
operasional yang meliputi pengguna akhir, staf profesional teknik yang meliputi atialis dan
programer, serta manajer yang bertanggung jawab atas SIG secara keseluruhan.
B. Tahapan Kerja SIG

SIG dapat mempresentasikan dunia nyata ke dalam layar monitor komputer. Oleh
karena itu, SIG sama halnya dengan lembaran peta yang mempresentasikan dunia nyata di
atas kertas, meslcipun SIG melalui komputerisasi memiliki kelebihan-kelebihan tertentu
dibandingkan dengan peta. Akan tetapi, sebuah peta dapat disebut SIG karena juga
menginformasikan data-data dalam ruang, khususnya muka bumi.
Sebagai sebuah sistem, tahapan kerja dalam SIG meliputi masukan data, manipulasi dan
analisis data, serta penyajian data.
1. Masukan Data
Masukan data merupakan fasilitas dalam SIG yang dapat digunakan untuk memasukkan data
dar mengubah data asli ke dalam bentuk yang dapat diterima dan dapat dipakai dalam SIG.
Masukan data terdiri atas sumber data dan proses memasukkan data.
a.

Sumber Data

Sumber data yang dapat digunakan dalam masukan data antara lain data pengindraan
jauh, data teristris, dan data peta.
Data Pengindraan Jauh
Data pengindraan jauh berupa citra, baik citra foto maupun nonfoto. Apabila sumber
data berupa foto udara, harus diolah terlebih dahulu dengan cara interpretasi, kemudian
disajikan dalam bentuk peta. Namun apabila berupa citra satelit yang sudah dalam bentuk
digital dapat langsung digunakan setelah dilakukan koreksi seperlunya.
Data Teristris
Data teristris adalah data yang diperoleh langsung dari pengukuran lapangan, antara
lain pH tanah, salinitas air, curah hujan, dan persebaran penduduk. Data teristris dapat
disajikan dalam bentuk peta, tabel, grafik, atau hasil perhitungan saja.
Data Peta
Data peta adalah data yang sudah dalam bentuk peta yang siap digunakan. Guna
keperluan SIG melalui komputerisasi, data-data dalam peta dikonversikan ke dalam bentuk
digital.
Sebuah peta harus benar-benar mempresentasikan sebagian atau seluruh permukaan bumi.
Oleh karena itu, sebuah peta harus memenuhi syarat-syarat berikut ini:
a) Jarak antar titik pada peta harus sesuai dengan jarak antartitik sesungguhnya di permukaan
bumi.
b) Luas wilayah pada peta harus sesuai dengan luas wilayah sesungguhnya.

c) Sudut atau arah sebuah garis pada peta harus sesuai dengan sudut arau arah yang
sesungguhnya di permukaan bumi.
d) Bentuk sebuah objek pada peta harus sesuai dengan bentuk yang sesungguhnya di
permukaan bumi.
b. Proses Pemasukan Data
1) Data Spasial
Guna memasukkan data spasial ke dalam SIG dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu digitasi
dan penyiaman (scanning).
a) Digitasi
Kegiatan digitasi merupakan pekerjaan yang banyakmenyita wakm karena dapat
menghabiskan waktu hingga 60% dari keseluruhan waktu pemrosesan data sampai dengan
pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, proses ini merupakan hambatan bagi penyelesaian seluruh proses
dalam SIG. Proses digitasi terdiri atas empat tahap, yaitu berikut ini.
(1) Penyiapan peta yang akan didigitasi.
Peta yang akan didigitasi terlebih dahulu harus dalam keadaan baik dan henar.
Artinya, peta merupakan lembar bidang datar tanpa bekas lipatan, tidak sobek, dan harus
jelas.
(2) Menentukan koordinat peta.
Pencatatan koordinat pada meja digitasi mempunyai satuan milimeter. Jika data yang
akan digitasi berupa peta, koordinat digitasi harus ditransformasikan sesuai dengan koordinat
peta dan skala harus diubah dari satuan milimeter ke meter.
Guna melakukan transformasi ini minimal ada tiga btrah titik yang sudah diketahui
kedudukannya di lapangan dan harus ditransformasikan sebagai titik kontrol. Pengambilan
ketiga titik tersebut untuk mengontrol apabila terjadi pengerutan atau pembesaran objek yang
didigitasi. Oleh karena itu, peta yang didigitasi tidak boleh geser atau lepas dari meja digitasi
karena sistem koordinat pada meja digitasi telah disesuaikan dengan sistem koordinat peta.
(3) Mengedit data sebelum disimpan ke dalam data dasar
Pengeditan dilakukan karena selalu terjadi kesalahan dalam proses digitasi.
Kesalahan dalam proses digitasi umumnya terjadi pada sambungan garis, garis yang terlalu
panjang atau terlalu pendek, kelolosan mencantumkan garis atau titik, pencatatan rangkap,
kesalahan kode, dan kesalahan lokasi.
Guna menghilangkan kesalahan-kesalahan tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan
fasilitas berikut ini.

(a) Fungsi pembesaran (zoom) untuk pembesaran atau pengecilan penayangan.


(b) Penghapusan titik akhir (delete last point).
(c) Penghapusan garis (delete line) untulc memperbarui data.
(d) Pengancingan (snap), yaitu pengaitan dan penyambungan segmen garis dengan segmen
lainnya.
(e) Fungsi pindah (move) untuk memindahkan letak titik ke lokasi baru.
(f) Fungsi geometri.
(4) Memasukkan atribut dengan kode
Atribut yang dimasukkan untuk melengkapi data dibuat dengan kode-kode tertentu
(kodifikasi).
b) Penyiaman (scanning)
Memasukkan data dengan alat penyiam dapat menghemat waktu. Penyiaman dapat
dilakukan menggunakan detektor elelaronik yang dapat bergerak. Penyiaman yang terkenal
ialah penyiaman tabung (drum scanner) dan penyiaman datar (flatbed scanner).
Data spasial yang ialah dimasukkan dan disimpan di dalam SIG dapat dibedakan menjadi
dua model, yaitu model data raster dan model data vektor.
a) Model Data Raster
Data raster adalah data yang dibentuk oleh kumpulan sel atau pixel (picture
element). Pixel adalah bagian terkecil yang masih dapat digambarkan dalam sebuah citra.
Setiap pixel mempunyai referensi (koordinat) sendiri sebagai identitasnya dan mempunyai
nilai tertentu. Oleh karena in data raster dapat menggambarkan objek geografi yang
mempunyai satuan luas karena ukuran raste berkaitan erat dengan ukuran sebenarnya di
lapangan. Data raster berdimensi dua sehingga muda; disimpan, dimanipulasi, dan
ditampilkan.
b) Model Data Vektor
Data vektor merupakan model data yang dapat digunakan untuk menggambarkan
informasi geografi secara tepat. Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan
menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis; atau poligon beserta
atributnya. Bentuk-bentuk dasar data spasial dalan model data vektor ditampilkan dalarn
sistem koordinat kartesian dua dimensi (sumbu x dan y).
Di dalam model data spasial vektor, garis-garis atau kurva merupakan sekumpulan
titik-titik terurut yang dihubungkan, sedangkan luasan atau poligon juga disimpan sebagai
sekumpulan titik-titik. Akan tetapi, titik awal dan titik ahhir poligon tersebut mempunyai nilai
koordinat yang sama sehingga.menjadi poligon tertutup. Informasi yang diwakili oleh titik,

garis, atau bidang mempunyai koordinat yang tepat. Titik akan diikat oleh satu koordinat (x,
y), garis diikat oleh dua atau lebih sistem-koordinat sedangkan poligon atau bidang diikat
oleh beberapa koordinat yang tertutup.
Data Atribut (non spasial)
Data atribut suatu objek dapat berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
a) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data hasi l pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk
deskriptif. Data kualitatif dapat diperoleh dari pengisian angket; wawancara, dan tanya jawab.
Data kualitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan jenis atau rupa. Sebagai contoh,
data kualitatif dalam peta tata guna lahan, antara lain permukiman, sawah, kawasan industri,
tegalan, dan hutan.
b) Data Kuantitatif
Data kuantitif adalah data hasil pengamatan atau pengulcuran yang dinyatakan
dalam bilangan. Data kuantitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan nilai dari objek.
Data kuantitatif dapat dibedakan menjadi empat, yaitu data rasio, interval, ordinal, dan
nominal.
(1) Data rasio adalah data yang diperoleh dengan ukuran-ukuran yang memiliki nilai
0 (nol) mutlak dan dengan interval yang sama. Contohnya, panjang jalan A = 5 km dan,
panjang jalan B = 10 km. Hal itu berarti bahwa panjang jalan B adalah 2 kali panjang jalan A.
Data rasio ini mempunyai tingkat akurasi yang tertinggi.
(2) Data interval adalah data yang disusun berdasarkan jarak tertentu. Contohnya,
nilai mata pelajaran siswa A = 9, B = 8, C = 7, D = 6, dan E = 5. Interval antara siswa A dan
C (9-7 = 2) sama dengan interval antara siswa C dan E (7 - 5 = 2). Data interval mempunyai
tingkat akurasi sedang.
(3) Data ordinal adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori tertentu
yang menunjukkan adanya tingkatan dari yang paling rendah sampai tingkat paling tinggi.
Contohnya, kelompok penduduk ekonomi atas diberi label 1, kelompok penduduk ekonomi
menengah diberi label 2, dan kelompok penduduk ekonomi bawah diberi label 3.
(4) Data nominal adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori tertentu
yang tidak menunjukan adanya tingkatan, kemudian diberi kode. Contohnya, permulciman
diberi kode 1 dan sawah diberi kode 2.

Data atribut tersebut disimpan dalam bentuk tabel yang rasional sehingga mudah untuk
digunakan dalam jumlah data yang banyak. Contoh data atribut adalah berikut ini.
2. Manipulasi dan Analisis Data
Manipulasi data merupalcan aktivitas yang meliputi antara lain membuat basis data
baru, menghapt basis data, membuat tabel basis data, mengisi dan menyisipkan data ke dalam
tabel, mengubah dan menged data, serta membuat indeks untuk setiap tabel basis data.
Manipulasi tersebut dapat digunakan untuk klasifikasi ulang, mendapatkan
parameter/ukuran, konversi struktur data, dan analisis. Sebagai contoh, untuk melakukan
klasifikasi ulang suatu data spasial atau data atribut menjadi data spasial yang baru digunakan
kriteria tertentu. Misalnya untuk perencanaan tata guna lahan menggunakan krieteria
kemiringan lereng, yaitu 0% -14% untuk permukiman, 15% - 29% untuk perkebunan dan
pertanian, 30% - 44% untuk hutan produksi, serta lebih dari 45% untuk hutan lindung dan
taman nasional.
Kesalahan yang terjadi dalam proses manipulasi dan analisis data antara lain sebagai berikut.
a. Tidak tepatnya interval kelas.
b. Penyimpangan batas sehingga terdapat perbedaan luas pada tumpang susun poligon.
c. Penyimpangan dalam melakukan tumpang susun beberapa peta.
3. Penyajian Data
Subsistem penyajian data berfungsi untuk menayangkan informasi atau hasil analisis
data geografi Informasi yang dihasilkan dapat berupa peta, tabel, grafik, bagan, dan hasil
perhitungan. Melalui informasi itu pengguna dapat melakukan identifikasi informasi yang
diperlukan sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan atau perencanaan.
C. Manfaat dan Penerapan SIG
Seiring dengan kemajuan teknologi, SIG makin banyak digunakan dalam berbagai bidang,
antara lain karena berikut ini.
1. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang interaktif dan menarik dalam rangka
peningkatan wawasan dan pengetahuan. Namun, yang paling penting adalah peningkatan
penibelajaran dan pendidikan bagi usia sekolah, khususnya tentang konsep lokasi, ruang, dan
unsur geografis di permukaan bumi.
2. SIG menggunakan data spasial dan data atribut secara terintegrasi sehingga sistemnya
memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
3. SIG dapat memisahkan secara tegas antara bentuk tampilan dan data-datanya. Oleh karena
itu, SIG memiliki kemampuan untuk mengubah tampilan dalam berbagai bentuk.

4. SIG secara mudah dapat menghasilkan berbagai peta tematik. Peta-peta tematik tersebut
merupakan turunan dari peta-peta lain yang data-datanya telah dimanipulasi.
5. SIG sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat hubungannya dengan bidang-bidang
spasial.

Anda mungkin juga menyukai