Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan seiring berkembangnya zaman yang semakin maju, perkembangan teknologi pun
seiring dengan perkembangan zaman tersebut. Perekembangan teknologi tersebut juga
berpengaruh pada kemajuan teknologi dalam dunia IT (Information Technology) yang
juga berkembang dengan pesat . Salah satunya adalah dengan munculnya Teknologi SIG
(Sistem Informasi Geografis).

Teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis) telah berkembang pesat. Saat ini telah
dikenal istilah-istilah Desktop GIS, Web GIS, dan Database Spatial yang merupakan
wujud perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografis, untuk mengakomodasi
kebutuhan solusi atas berbagai permasalahan yang hanya dapat dijawab dengan
tekhnologi SIG ini.

Konsep dasar SIG adalah sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data yang
tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. SIG memiliki kemampuan
untuk melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu dengan
menampilkan dan menganalisa data. Aplikasi SIG saat ini tumbuh tidak hanya secara
jumlah aplikasi namun juga bertambah dari jenis keragaman applikasinya.
Pengembangan applikasi SIG kedepannya mengarah kepada aplikasi berbasis Web yang
dikenal dengan SIG.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas dari mata kuliah
SIG (Sistem Informasi Geografis).

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah diharapkan para pembaca dapat lebih
memahami apa itu SIG meliputi sejarah perkembangan, pengertian, komponen SIG,
aplikasi dan manfaat dari SIG itu sendiri.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Pengertian SIG adalah suatu sistem yang menekankan pada informasi mengenai daerah-
daerah berserta keterangan (atribut) yang terdapat pada daerah-daerah di permukaan Bumi.
Sistem Infomasi Geografis merupakan bagian dari ilmu Geografi Teknik (Technical
Geography) berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi data-
data keruangan (spasial) untuk kebutuhan atau kepentingan tertentu.

Seiring dengan kemajuan dan perkembangan komputer, SIG dewasa ini telah mengalami
kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat sehingga merupakan suatu keharusan
dalam perencanaan, analisis, dan pengambilan keputusan atau kebijakan. Kemajuan dan
perkembangan SIG ini didorong oleh kemajuan dan perkembangan komputer, serta
teknologi penginderaan jauh melalui pesawat udara dan satelit yang telah dimiliki oleh
hampir sebagian besar negara maju di dunia.

SIG atau Geography Information System (GIS) memiliki pengertian yang selalu berubah
sesuai dengan perkembangannya. Berikut ini pengertian SIG menurut beberapa ahli:

SIG adalah suatu sistem yang dapat melakukan pengumpulan, penyimpanan,


pemanggilan kembali, pengubahan (transformasi), dan penayangan (visualisasi)
dari data-data spasial (keruangan) untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu.
SIG adalah suatu sistem berbasi komputer yang digunakan untuk menyimpan dan
memanipulasi informasi-informasi geografis.
SIG adalah sistem komputer untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini
diimplementasikan dengan perangkat keras dan lunak yang berfungsi untuk
akuisisi (perolehan), verifikasi, kompilasi, updating, manajemen, manipulasi,
presentasi, dan analisis.
SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan,
memanipulasi, dan menganalisis informasi geografis.
SIG adalah sistem teknologi informasi berbasis komputer yang digunakan untuk
memproses, menyusun, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan data spasial,
yaitu data yang memiliki acuan lokasi, atau posisi (geo-referensi) dan disimpan
dalam basis data serta digunakan untuk berbagai aplikasi.

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan ahli tersebut, dapat kita simpulkan bahwa
pengertian SIG adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan,
menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data
bereferensi geografis atau data geospasial.
Sejarah

35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon
menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi
hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem
informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.

Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan,
termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.

Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan litografi foto dimana peta dipisahkan
menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu
oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal
tahun 1960.

Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario
oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger
Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS SIG Kanada), digunakan untuk
menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi
Tanah Kanada (CLI Canadian land Inventory) sebuah inisiatif untuk mengetahui
kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi
pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala
1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.

CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang
memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pendijitalan/pemindaian
(digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas
benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan
atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer
bernama Roger Tomlinson kemudian disebut Bapak SIG.

CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan
setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil
yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras
mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI, CARIS, MapInfo dan berhasil
membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan
informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data
atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an
memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi.

Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan
distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor
menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan
transfer.
Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang
UNESCO dalam menyusun Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap
Kedua (1974-1979) dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.

Konsep

Istilah Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan gabungan tiga unsur pokok, yaitu
sistem, informasi, dan geografis. Dapat diketahui bahwa SIG merupakan suatu sistem
yang menekankan pada unsur informasi geografis. Informasi geografis tersebut
mengandung pengertian informasi tentang tempat tempat yang berada di permukaan bumi,
pengetahuan tentang letak suatu objek di permukaan bumi, dan informasi tentang
keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya telah
diketahui.

Tumpang susun beberapa peta merupakan tugas terpenting SIG untuk menghasilkan
informasi yang sesuai dengan tujuan. Misalnya, untuk memilih jalur jalan dapat dilakukan
tumpang susun peta yang terdiri atas peta jenis tanah, peta topografi, peta laju infiltrasi,
dan peta tata guna lahan. Tumpang susun beberapa peta tersebut merupakan SIG secara
manual. SIG secara manual mempunyai banyak keterbatasan, antara lain sebagai berikut.

Memerlukan banyak tenaga dan prosesnya sangat lambat. Hal itu disebabkan
dalam proses tumpang susun peta harus dilakukan penyamaan proyeksi dan skala
peta. Di samping itu, tumpang susun peta hanya dapat dilakukan atas tiga atau
empat lapis, masih ditambah satu peta dasar untuk mencapai akurasi spasial dalam
tumpang susun itu.
Sulit untuk melakukan penghitungan statistik karena pengukuran luas harus
dilakukan secara manual.
Tidak sesuai untuk menciptakan kombinasi baru yang rumit dari lapis sebelumnya
karena SIG secara manual tidak dilengkapi dengan proses numerik untuk
kombinasi lapis.
Diperlukan ruang lebih banyak untuk tempat penyimpanan data. Di dalam upaya
menangani informasi-informasi spasial atau yang bereferensi geografi, sejak
1970an telah dikembangkan suatu SIG otomatis. SIG tersebut antara lain
digunakan untuk menangani pengorganisasian data dan informasi, menempatkan
informasi pada lokasi tertentu, melakukan komputerisasi, serta memberikan
ilustrasi hubungan antara satu objek dan objek lainnya. Oleh karena itu, SIG
merupakan suatu teknologi informasi yang dapat digunakan untuk membantu
pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan bidang-bidang spasial, khususnya
untuk membuat suatu model data spasial. Hal itu karena SIG mempunyai
kemampuan yang sangat baik dalam menggambarkan data-data spasial dan data-
data atributnya. Melalui penggunaan SIG, modifikasi warna, bentuk, dan ukuran
simbol yang diperlukan untuk menggambarkan suatu gejala di permukaan bumi
dapat dilakukan secara mudah. Sehubungan dengan itu, SIG dapat digunakan
sebagai alat bantu yang sangat menarik dalam meningkatkan pengertian,
pemahaman, pembelajaran, dan pendidikan mengenai ide-ide atau konsep-konsep
lokasi, ruang, kependudukan, dan. unsur-unsur geografis yang terdapat di
permukaan bumi beserta data-data atribut yang menyertainya.

Dikembangkannya SIG menggunakan perangkat komputer mengakibatkan keterbatasan


SIG manual dapat diatasi. Kemampuan SIG menggunakan perangkat komputer antara lain
sebagai berikut:

1. Penggabungan dua berkas data spasial atau lebih, baik daerah yang berbeda dengan
atribut sama maupun daerah dan atribut yang sama sehingga dimungkinkan
konversi proteksi, ukuran pixel, kode, dan simbol.
2. Pencuplikan sebagian berkas data spasial, baik dengan cara dibatasi segi empat
maupun menutup bagian yang tidak dikehendaki atau batas tak teratur.
3. Mampu melakukan penyuntingan berkas data atribut antara lain meliputi berikut
ini:
a. Pengolahan berkas basis data
b. Menayangkan informasi yang dihasilkan sesuai permintaan pengguna.
c. Memungkinkan analisis statistik.
d. Memungkinkan penggunaan basis data SIG.
e. Menyajikan hubungan antarbasis data.
4. Tidak memerlukan banyak tuang untuk penyimpanan data dan pengambilan
kembali data dapat dilakttkan secara cepat dan akurat. Ribuan peta topografi dapat
disimpan secara digital pada satu komputer.
5. Mampu mengolah sejumlah besar data secara cepat. Seiring dengan perkembangan
komputer, perkembangan SIG juga mengalami peningkatan yang sangat pesat.
Peningkatan itu terutama terdorong oleh perkembangan pengindraan jauh,
komputer, dan global positioning system (GPS). Perkembangan SIG sangat
menarik bagi berbagai pihak untuk keperluan yang sangat beragam. Oleh karena
itu, penggunaan SIG mengalami peningkatan yang sangat pesat sejak 1980-an.
Peningkatan penggunaan SIG terjadi terutama di negara-negara maju, baik di
kalangan militer, pemerintahan, akademis, maupun untuk kepentingan bisnis.

Kita ketahui bahwa salah satu fungsi peta adalah untuk menyimpan data geografis. Pada
mulanya data-data geografis tersebut disajikan dengan menggunakan simbol-simbol
tertentu. Oleh karena itu, peta dapat dianggap sebagai media yang efektif untuk
menyimpan dan menginformasikan data geografis.

Namun, seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, data-data informasi geografis dapat
disimi dan disampaikan dengan menggunakan perangkat komputer. Data-data dalam
komputer itu dikenal dengan istilah data digital.
Komponen

1. Perangkat Keras (Hardware)


Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari
sistem komputer yang mendukung analisis goegrafi dan pemetaan. Perangkat keras
SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan
yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar
secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data,
mengolah data, dan mencetak hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses :
a. Input data: mouse, digitizer, scanner
b. Olah data: harddisk, processor, RAM, VGA Card
c. Output data: plotter, printer, screening.

2. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa,


memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang
harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:

Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG


Data Base Management System (DBMS)
Alat untuk menganalisa data-data
Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa

3. Data

Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung SIG yaitu:

a. Data spasial adalah data grafis yang mengidentifikasikan kenampakkan lokasi


geografi berupa titik garis, dan poligon. Data spasial diperoleh dari peta yang
disimpan dalam bentuk digital (numerik).
a. Titik
Sebuah titik dapat menggambarkan objek geografi yang berbeda-beda
menurut skalanya. Sebuah titik menggambarkan kota jika pada peta
skala kecil, tetapi menggambarkan objek tertentu yang ebih spesifik
dalam wilayah kota, misalnya pasar, jika pada peta skala besar.
b. Garis
Sebuah garis juga dapat menggambarkan objek geografi yang berbeda-
beda menurut skalanya. Sebuah garis menggambarkan jalan atau sungai
pada peta skala kecil, tetapi menggambarkan batas wilayah administratif
pada peta skala besar.

c. Area
Seperti halnya titik dan garis, area juga dapat menggambarkan objek
yang berbeda menurut skalanya. Area dapat menggambarkan wilayah
hutan atau sawah pada peta skala besar.
b. Data atribut
Data atribut adalah data yang berupa penjeasan dari setiap fenomena yang
terdapat di permukaan bumi. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan
gejala topografi karena memiliki aspek deskriptif dan kualitatif. Oleh karena itu,
data atribut sangat penting dalam menjelaskan seluruh objek geografi.
Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas status kepemilikian lahan, luas
lahan, tingkat kesuburan tanah dan kandungan mineral dalam tanah.

4. Manusia

Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana dan
pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi
lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola sistem sampai pada
pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya sehari-hari.

5. Metode

Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan. SIG yang
baik tergantung pada aspek desain dan kenyataannya.

2.2 Input

Data Spasial

Guna memasukkan data spasial ke dalam SIG dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
digitasi dan penyiaman (scanning).

1) Digitasi

Proses digitasi terdiri atas empat tahap, yaitu berikut ini.

c. Penyiapan peta yang akan didigitasi.

d. Menentukan koordinat peta.

e. Mengedit data sebelum disimpan ke dalam data dasar

f. Memasukkan atribut dengan kode

2) Penyiaman (scanning)

Memasukkan data dengan alat penyiam dapat menghemat waktu. Scanning dapat
dilakukan menggunakan detektor elelaronik yang dapat bergerak. Scanning yang
terkenal ialah penyiaman tabung (drum scanner) dan penyiaman datar (flatbed
scanner).

Data spasial yang ialah dimasukkan dan disimpan di dalam SIG dapat dibedakan menjadi
dua model, yaitu data raster dan data vektor.

a. Data Raster

Data raster adalah data yang dibentuk oleh kumpulan sel atau pixel (picture
element). Pixel adalah bagian terkecil yang masih dapat digambarkan dalam
sebuah citra. Setiap pixel mempunyai referensi (koordinat) sendiri sebagai
identitasnya dan mempunyai nilai tertentu.

g. Data Vektor

Data vektor merupakan model data yang dapat digunakan untuk


menggambarkan informasi geografi secara tepat. Model data vektor
menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik-titik, garis; atau poligon beserta atributnya. Bentuk-bentuk
dasar data spasial dalan model data vektor ditampilkan dalarn sistem koordinat
kartesian dua dimensi (sumbu x dan y).

Data Atribut

Data atribut suatu objek dapat berupa data kualitatif dan data kuantitatif.

Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data hasi l pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk
deskriptif. Data kualitatif dapat diperoleh dari pengisian angket; wawancara,
dan tanya jawab. Data kualitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan
jenis atau rupa. Sebagai contoh, data kualitatif dalam peta tata guna lahan,
antara lain permukiman, sawah, kawasan industri, tegalan, dan hutan.

Data Kuantitatif

Data kuantitif adalah data hasil pengamatan atau pengulcuran yang dinyatakan
dalam bilangan. Data kuantitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan
nilai dari objek.

2.3 Process
Processing data merupakan aktivitas yang meliputi antara lain membuat basis data baru,
mengatur basis data, membuat tabel basis data, mengisi dan menyisipkan data ke dalam
tabel, mengubah dan mengedit data, serta membuat indeks untuk setiap tabel basis data.

2.4 Output

berfungsi untuk menayangkan informasi atau hasil analisis data geografi Informasi yang
dihasilkan dapat berupa peta, tabel, grafik, bagan, dan hasil perhitungan. Melalui
informasi itu pengguna dapat melakukan identifikasi informasi yang diperlukan sebagai
bahan dalam pengambilan kebijakan atau perencanaan.

2.5 Tujuan dan Manfaat

Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah
mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau
obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah
data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi.
Tidak hanya itu, Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat juga digunakan
untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan
pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana
untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau
SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan
perlindungan dari polusi.

Manfaat SIG :

SIG dapat digunakan sebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam usaha
meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-
unsur geografi yang ada dipermukaan bumi.

SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan


bumi kedalam beberapa layer atau coverage data spasial.

SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang spasial dan
geoinformatika.

Keunggulan SIG

Data Dapat dikelola dalam Format yang jelas.

Biaya lebih murah dari pada harus Survey ke lapangan.

Pemanggilan data cepat dan dapat diubah dengan cepat.

Data spasial dan Non-spasial dapat dikelola bersama.


Analisa data dan perubahan dapat dilakukan secara efisien.

Data yang sulit dilakukan secara manual dapat ditampilkan dengan gambar 3
Dimensi.

Dapat untuk perencangan secara cepat dan tepat.

2.6 Aplikasi dari SIG

Berikut adalah aplikasi dari konsep SIG yang sudah dijelaskan di awal makalah, antara
lain:

1) Web Gis Marketing

2) Map Info

3) Inteligence Tracking System (i-Ts)

4) Google Earth

5) Web Gis on Google Maps

6) Web Gis Simpotenda

7) Web Gis News and information

8) GPS

Pada kesempatan kali ini yang akan lebih dibahas adalah mengenai GPS sebagai salah
satu pengaplikasian SIG dalam kehidupan.

Sistem Pemosisi Global atau dalam bahasa inggris disebut sebagai Global Positioning
Global (GPS) adalah sebuah system yang digunakan untuk menentukan posisi di
permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24
satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke bumi, sinyal ini diterima oleh alat
penerima di permukaan dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah dan
waktu.

Cara Kerja GPS

Sistem ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang memancarkan
sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tiga bagian penting dari
sistim ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna.

Konsep Dasar GPS


Sebuah Penerima GPS menghitung posisinya dengan tepat waktu sinyal yang dikirim
oleh GPS satekit tinggi di atas bumi. Setiap satelit menstransmisikan pesan terus-menerus
yang meliputi :

Pada saat pesan dikirim.

Tempat orbital informasi (Ephemersi).

Kesehaatan umum system dan orbit kasar dari semua satelit GPS(Almanac).

Penerima menggunakan pesan-pesan yang diterimanya untuk menentukan waktu transit


dari setiap pesan dan menghitung jarak ke setiap satelit. Jarak ini bersama dengan lokasi
satelit digunakan dengan bantuan Trilateration, tergantung pada algoritma yang
digunakan untuk menghitung posisi penerima. Posisi ini kemudian ditampilkan, dengan
peta bergerak atau dengan garis lintang dan garis bujur, sehingga informasi elevasi dapat
dimasukkan. Banyak GPS unit menampilkan informasi yang diperoleh seperti arah dan
kecepatan yang dihitung dari perubahan posisi.

Tiga satelit dirasa sudah cukup untuk memecahkan posisi karena suatu ruang memiliki
tiga dimensi dan posisi dekat dengan permukaan bumi yang dapat diasumsikan.

Struktur GPS

1. BAGIAN ANGKASA (SEGMEN ANGKASA)

Pada bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi,
berjarak sekitar 12.000 mil di atas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini
diatur sedemikian rupa sehingga alat nvigasi setiap saat dapat menerima paling
sedikit dari empat satelit. Sinyal satelit ini dapat melewati awan, kaca atau plastic,
akan tetapi tidak dapat melewati gedung ataupun gunung. Satelit mempunyai jam
atom dan juga akan memancarkan informasi waktu sekarang.

Data ini dipancarkan dengan psedo-random, masing-masing satelit memiliki


kodenya sendiri-sendiri. Nomer kode ini biasanya akan di tampilkan di alat
navigasi, maka kita dapat melakukan identifikasi sinyal satelit yang sedang
diterima alat tersebut. Data ini berguna bagi alat navigasi untuk mengukur jarak
antara alat navigasi dengan satelit yang akan digunakan untuk mengukur
koordinat lokasi. Kekuatan sinyal satelit juga akan membantu alat dalam
perhitungan. Kekuatan sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi satelit, sebuat alat
akan menerima sinyal lebih kuat daripada satelit yang berada di atasnya
(bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari ketika jam 12 siang)
dibandingkan dengan satelit yang berada di garis cakrawala (bayangkan seperti
matahari terbenam di sore hari atau pada saat terbit di pagi hari).

Ada dua jenis gelombang yang saat ini dipergunakan sebagai alat navigasi yang
berbasi satelit pada umumnya, yang pertama lebuh dikenal dengan sebutan L1
pada 1575.42 MHz. Sinyal L1 ini yang akan diterima oleh alat navigasi. Satelit ini
juga mengeluarkan gelombang L2 pada frekwensi 1227.6 MHz. Gelombang L2
ini digunakan untuk tujuan militer dan bukan muntuk umum.

2. BAGIAN PENGGUNA (SEGMEN PENGGUNA)

Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan memancarkan
data almanak dan ephemeris yang akan diterima oleh alat navigasi secara teratur.
Data almanak berisikan perkiraan lokasi (approximate location) satelit yang
dipancarkan terus menerus oleh satelit. Data ephemeris dipancarkan oleh satelit,
dan valid untuk sekitar 4-6 jam. Untuk menunjukkan koordinat sebuah titik (dua
dimensi), alat navigasi memerlukan paling sedikit sinyal dari 3 buah satelit. Untuk
menunjukkan data ketinggian sebuah titik (tiga dimensi), diperlukan tambahan
sinyal dari 1 buah satelit lagi.

Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat navigasi
akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalah koordinat
posisi alat tersebut. Makin banyak jumlah sinyal satelit yang diterima oleh sebuah
alat, akan membuat alat tersebut menghitung koordinat posisinya dengan lebih
tepat.

3. BAGIAN KONTROL (SEGMEN KONTROL)

Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit
diluar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan
kecepatan. Sinyal-sinyal dari satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan
dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari satelit ini
disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan kepada alat
navigasi kita.

Akurasi Alat Navigasi GPS

Akurasi atau ketepatan perlu mendapat perhatian bagi penentuan koordinat sebuah
titik/lokasi. Koordinat posisi ini akan selalu mempunyai faktor kesalahan, yang lebih
dikenal dengan tingkat akurasi. Misalnya, alat tersebut menunjukkan sebuah titik
koordinat dengan akurasi 3 meter, artinya posisi sebenarnya bisa berada dimana saja
dalam radius 3 meter dari titik koordinat (lokasi) tersebut. Makin kecil angka akurasi
(artinya akurasi makin tinggi), maka posisi alat akan menjadi semakin tepat. Harga alat
juga akan meningkat seiring dengan kenaikan tingkat akurasi yang bisa dicapainya.

Kemampuan GPS

Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi,
kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa
tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi
ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan
handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian
posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk
ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa
faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian data, dan metode
pengolahan datanya.

Prinsip Penentuan Posisi Dengan GPS

Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak, dimana
pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui
koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat parameter yang
harus ditentukan : yaitu 3 parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter
kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan jam di receiver
GPS. Oleh karena diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat satelit.

Teknologi GPS

GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi yang paling populer dan
paling banyak diaplikasikan di dunia pada saat ini, baik di darat, laut, udara, maupun
angkasa. Disamping aplikasi-aplikasi militer, bidang-bidang aplikasi GPS yang cukup
marak saat ini antara lain meliputi survai pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi,
geofisik, transportasi dan navigasi, pemantauan deformasi, pertanian, kehutanan, dan
bahkan juga bidang olahraga dan rekreasi. Di Indonesia sendiri penggunaan GPS sudah
dimulai sejak beberapa tahun yang lalu dan terus berkembang sampai saat ini baik dalam
volume maupun jenis aplikasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Prahasta, Eddy. 2002. Sistem Informasi Geografis : Konsep-Konsep Dasar.


Bandung:Informatika.

http://joelieouzt.wordpress.com/2012/12/26/sejarah-perkembangan-sistem-informasi-
geografi.

Prahasta, Eddy. 2001. Konsep-konsep Dasar Sstem Informasi Geografis. Bandung :


Informatika.

Abidin, HZ, dkk. 2001. Survey dengan GPS. Institut Teknologi Bandung. Jawa Barat

http.www. g-excess.com. 28 Desember 2011

http.www.id-wikipedia.org. 28 Desember 2001

http.www.navigasi.net 28 Desember 2011

http.www.Priscomline.com. 28 Desember 2011

http.www.techno.infospcesial.net 28 Desember 2011

Anda mungkin juga menyukai