Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan teknologi informasi di


zaman modern ini semakin berkembang pesat. Hal tersebut dikarenakan teknologi
merupakan salah satu unsur penting bagi kehidupan manusia. Teknologi telah
mempengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak
kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi
(termasuk ekonomi global masa kini). Salah satu jenis teknologi informasi yang
berkembang pesat di zaman modern ini yaitu suatu sistem yang disebut dengan
sistem informasi geografis (SIG) atau yang lebih dikenal dengan nama
Geography Information System.
Geography Information System (GIS) ialah suatu sistem yang berguna
dalam mengumpulkan, mengolah, dan menginformasikan data-data yang
berkaitan dengan geografis. Sistem informasi yang berkaitan dengan catatan
permukaan bumi secara konvensional telah dilakukan oleh berbagai instansi sejak
lama dalam bentuk peta, tabel, dan laporan-laporan. Penggunaan Sistem Informasi
Geografis (SIG) meningkat tajam sejak tahun 1980-an. Peningkatan pemakaian
sistem ini terjadi dikalangan pemerintah, militer, akademis, bahkan dunia bisnis
terutama di negara-negara maju.
Sekarang ini SIG lebih berorientasi kepada penggunaan komputer dan
teknologi penginderaan jarak jauh. Oleh karena itu SIG dapat dikatakan sebagai
komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, dan sumber
daya manusia yang bekerja sama secara efektif dalam suatu sistem untuk
menginformasikan kenampakan dan fenomena permukaan bumi sesuai tujuan
tertentu. SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada
suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya
memetakan hasilnya. Data yang diolah pada SIG merupakan data spasial, yaitu
sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki
sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat
menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan

1
pemodelan. Beberapa software yang digunakan untuk pengoperasian sistem
informasi geografis yaitu ; QGIS, ArcGIS, SAGA GIS, dan GRASS GIS.
Saat ini sistem informasi geografis telah digunakan di banyak sektor
industri, salah satunya ialah pada sektor pertambangan. Pemanfaatan SIG di
sektor pertambangan telah terbukti kehandalannya sebagai sarana yang dapat
menyajikan data dan informasi secara cepat, tepat, dan akurat, seperti dalam
pencadangan dan tata ruang wilayah pertambangan, sehingga kemungkinan
terjadinya tumpang tindih lahan dapat dihindari. Dalam industri pertambangan
dan geologi, SIG bermanfaat sebagai alat bantu guna meningkatkan efisiensi
terkait dengan pendetilan studi suatu kawasan prospek. SIG untuk bidang
pertambangan dan geologi sangat membantu dalam penyusunan peta-peta yang
merupakan gabungan seluruh informasi terkait dengan prospek kawasan yang
diteliti dan dikembangkan. Manfaat lain dari pemanfaatan SIG yaitu untuk
menunjang peningkatan pelayanan perijinan usaha pertambangan.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dilakukanlah suatu pengoperasian
sistem informasi geografis dengan tujuan untuk membuat suatu peta geologi
bersistem dari masalah – masalah yang diberikan.

1.2. Tujuan Tugas

1.2.1. Mahasiswa mampu melakukan analisa sederhana terhadap masalah


yang diberikan dengan menggunakan buffer dan query pada aplikasi
QGIS,
1.2.2. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar dan teori pembuatan
SIG.
1.2.3. Mahasiswa mampu menciptakan layout peta geologi bersistem.

BAB II

2
DASAR TEORI

2.1. Sistem Informasi Geografis (SIG)

2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)


Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem informasi yang di
gunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah,
menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial,
untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan
penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota dan
pelayanan umum lainnya.
Berikut ini pengertian SIG menurut para ahli:

 Menurut Aronaff (1989)


“SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang
memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta
memberi uraian.”

 Menurut Burrough (1986)


“SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan,
pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data
keruangan yang berasal dari kenyataan dunia”.

 Menurut Murai (1999)


“SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan,
menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan
menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan
penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas
kota, dan pelayanan umum lainnya”.

 Menurut Bernhardsen (2002)


“SIG sebagai sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data
geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan
perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi dan verifikasi

3
data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data,
manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan
presentasi data serta analisa data”.

 Menurut Gistut (1994)


“SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial
dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan
karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut.
SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan,
yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur
organisasi”.

 Menurut Prahasta
“SIG merupakan sejenis software yang dapat digunakan untuk pemasukan,
penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis
berikut atribut-atributnya”.

 Menurut Petrus Paryono


“SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan,
manipulasi dan menganalisis informasi geografi”.

2.1.2. Sejarah Singkat Sistem Informasi Geografis (SIG)


Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan
nama Data Banks for Development. Munculnya istilah Sistem Informasi
Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh General
Assembly dari International Geographical Union di Ottawa Kanada pada tahun
1967. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS
(Canadian GIS-SIG Kanada).

CGIS digunakan untuk menyimpan, menganalisa dan mengolah data yang


dikumpulkan untuk inventarisasi Tanah Kanada (CLI-Canadian Land
Inventory) yang merupakan sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan
di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai informasi pada tanah,
pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala

4
1:250000. Sejak saat itu Sistem Informasi Geografis berkembang di beberapa
benua terutama Benua Amerika, Benua Eropa, Benua Australia, dan Benua Asia.
Seperti di negara-negara yang lain, di Indonesia pengembangan SIG dimulai di
lingkungan pemerintahan dan militer.

Perkembangan SIG menjadi pesat semenjak di ditunjang oleh sumberdaya


yang bergerak di lingkungan akademis (kampus). Dalam sejarahnya penggunaan
SIG modern (berbasis computer, digital) dimulai sejak tahun 1960-an. Pada saat
itu untuk menjalankan perangkat SIG diperlukan computer doktafia Page 3
mainframe khusus dan mahal. Dengan perkembangan computer PC, kecanggihan
CPU, dan semakin murahnya memori, sekarang SIG tersedia bagi siapapun
dengan harga murah.

2.1.3. Komponen Sistem Informasi Geografis (SIG)

Gambar 2.1. Komponen


Sistem Informasi Geografis.

- Manusia, dalam arti orang yang mengoperasikan atau menggunakan


peranti SIG dalam pekerjaannya.
- Aplikasi, merupakan prosedur yang digunakan mengolah data menjadi
informasi misalnya penjumlahan, klasifikasi, tabulasi dan lainnya.
- Data, berupa data spasial/grafis dan data atribut. Data spasial merupakan
data berupa representasi fenomena permukaan bumi yang dapat berupa
foto udara, citra satelit, koordinat dan lainnya. Data atribut adalah data
yang merepresentasikan aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkan
seperti data sensus penduduk, jumlah penganguran dan lainnya.

5
- Software, merupakan perangkat lunak SIG berupa program aplikasi yang
memiliki kemampuan pengolahan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan
penayangan data spasial. Contoh software SIG yaitu Arc View, Map Info,
ArcGis, ILWIS.
- Hardware, yaitu perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan
sistem komputer seperti CPU, plotter, digitizer, RAM, hardisk dan lainnya.
Metode, merupakan cara atau tahapan yang dilakukan dalam
pengoperasian SIG mulai dari awal sampai akhir.

2.1.4. Jenis – jenis Data Sistem Informasi Geografis (SIG)


Data-data yang diolah dalam GIS pada dasarnya terdiri dari data spasial dan
data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan
adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang
berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan
data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan
berbagai objek sebagai data spasial. Penyajian data spasial mempunyai tiga cara
dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik
merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan
lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan
lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu
kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan
area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu
ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain
sebagainya.

2.1.5. Sumber Data Sistem Informasi Geogragis (SIG)


Sumber data SIG dapat berasal dari data lapangan, data peta dan data citra
penginderaan jauh. Berikut ini penjelasan dari masing-masing sumber data SIG.

- Data lapangan. Data ini diperoleh langsung dari pengukuran lapangan


secara langsung, seperti misalnya pH tanah, salinitas air, curah hujan, jenis
tanah, dan sebagainya;
- Data peta. Informasi yang lebih terekam pada peta kertas atau film,
dikonversikan ke dalam bentuk digital. Misalnya, peta geologi, peta tanah

6
dan sebagainya. Apabila data sudah terekam dalam bentuk peta, tidak lagi
diperlukan data lapangan, kecuali untuk mengecek kebenarannya.
- Data citra pengideraan jauh. Citra penginderaan jauh yang berupa foto
udara atau radar dapat diinterpretasi terlebih dahulu sebelum dikonversi ke
dalam bentuk digital. Sementara itu, citra yang diperoleh dari satelit yang
sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah diadakan
koreksi seperlunya.

2.2. Data Vektor dan Data Raster

Data merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam Sistem


Informasi Geografi. Data SIG dapat berupa data spasial dan data atribut. Khusus
pada potingan kali ini akan dibahas mengenai data spasial. Data spasial atau
keruangan merupakan data yang merepresentasikan kenampakan nyata permukaan
bumi. Data spasial terdiri dari dua macam yaitu data raster dan data vektor.
Data vektor adalah data yang menampilkan pola keruangan dalam bentuk
titik, garis, kurva atau poligon. Data vektor sangat baik untuk merepresentasikan
fitur-fitur jaringan jalan, gedung, rel kereta dan letak koordinat. Kelemahan data
ini adalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan fenomena yang
bersifat gradual.
Data raster adalah data yang menampilkan sisi ruang bumi dalam bentuk
pixel (picture element) yang membentuk grid/petak dan dihasilkan dari
penginderaan jauh. Pada data raster, resolusi tergantung pada ukuran pixel-nya.
Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan maka akan
semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk menggambarkan
keadaan jenis tanah, vegetasi dan kelembaban tanah. Kelemahan data raster
terletak pada besarnya ukuran file, semakin tinggi resolusi gambar maka ukuran
file akan semakin besar.

7
Gambar 2.2. Perbedaan data
vector dan data raster.

2.3. Sistem Koordinat

Dalam GIS, ada 2 sistem koordinat yang biasa digunakan, yaitu:

2.3.1. Sistem Koordinat Geografis


Merupakan sistem koordinat yang mengacu terhadap bentuk bumi
sesungguhnya yakni mendekati bola (ellipse). Posisi objek di permukaan bumi
didefinisikan berdasarkan garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude). Garis
lintang adalah garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan
equator/garis khatulistiwa. Sedangkan Garis bujur adalah garis horizontal yang
mengukur sudut suatu titik dengan titik nol bumi yakni Greenwich di London
Britania Raya. Unit satuan dari GCS adalah derajat.
Garis lintang (latitude) terbagi menjadi dua yakni Lintang Utara (00 s/d
900)dan Lintang Selatan (00 s/d 900). Garis bujur (longitude) juga terbagi
menjadi dua yakni Bujur Barat (00 s/d 1800) dan Bujur Timur (00s/d 1800).
Penulisan koordinat pada GCS mengikuti kaidah dalam sistem koordinat kartesius
yakni x,y dengan titik (0,0) pada perpotongan garis khatulistiwa dan greenwich.
Garis lintang merepresentasikan posisi y dan garis bujur merepresentasikan posisi
x. Unit satuan GCS bisa juga ditulis dalam DMS (Degree Minute Second) dengan
1 derajat = 60 menit dan 1 menit = 60 detik.

8
Gambar 2.3. Sistem
Koordinat Geografis.

2.3.2. Sistem Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator)


Berbeda dengan GCS yang mengacu pada bentuk bumi sesungguhnya,
UTM tergolong salah satu jenis sistem koodinat proyeksi. Artinya, UTM tidak
mengacu pada bentuk bumi yang bulat, melainkan mengacu pada bentuk bumi
yang datar/planar melalui proyeksi tertentu. Sistem koordinat UTM
memproyeksikan bumi ke dalam bentuk tabung dalam satuan meter.

Gambar 2.4. Sistem Koordinat UTM.

Proyeksi dilakukan antar garis bujur setiap 60. Setiap daerah yang dibatasi
oleh garis bujur sejauh 60 ini disebut zone UTM. Dengan demikian mengacu pada
bentuk bumi bulat sempurna (3600), terdapat 60 zona UTM di dunia. Zona 1
dimulai dari 1800 Bujur Barat (BB) hingga 1740 BB, zona 2 dari 1740 BB hingga
1680BB, terus ke arah timur hingga zona 60 yang dimulai dari 1740 Bujur Timur

9
(BT) hingga 1800 BT. Secara keseluruhan terdapat 120 zona UTM didunia karena
tiap zona yang ada dibagi lagi menjadi bagian utara (north) garis khatulistiwa dan
bagian selatan (south) garis khatulistiwa.

2.4. Digitasi

Digitasi adalah suatu proses mengkonversi data analog menjadi data digital
dimana dapat ditambahkan atribut yang berisikan informasi dari objek yang
dimaksud. Pada saat ini proses digitasi biasanya dilakukan dengan menggunakan
komputer atau sering disebut Digitasi on Screen dimana komputer tesebut
dilengkapi dengan software pemetaan seperti ArcGIS, ArcView atau yang lainnya.

Sumber data peta untuk digitasi dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain
sebagai berikut:

 Image Remote Sensing adalah data yang diperoleh dari sebuah citra satelit
maupun foto udara. Untuk dapat melakukan digitasi dari data seperti ini,
dibutuhkan kemampuan seorang pembuat peta untuk dapat
menginterpretasi objek-objek pada citra satelit.

 Image Scanning adalah data Scan/ Cetak berbentuk file raster dari Atlas
atau peta analog lainnya. Sebelum melakukan digitasi pada data seperti ini,
maka kita harus melakukan tahap Georeferensi terlebih dahulu agar image
hasil scan sudah memiliki koordinat sesuai dengan aslinya.

Proses digitasi akan menghasilkan suatu file dengan format Shapefile


(.Shp) yaitu format data vektor yang digunakan untuk menyimpan lokasi ,
bentuk, dan atribut dari fitur geografis. Format data Shp disimpan dalam satu set
file terkait dan berisi dalam satu kelas fitur. Format data ini berisikan tentang data
referensi geografis yang didefinisikan sebagai objek tunggal seperti jalan, sungai,
landamark, dll.

10
Data yang disimpan dapat berupa titik (point), garis (polyline) dan poligon
(polygon). Penggunaan jenis data tersebut bergantung dari objek yang akan kita
rekam.

 Titik (point), digunakan untuk menggambarkan suatu objek dengan suatu


pusat. Contohnya kota, fasilitas umum, dan lokasi lain.

 Garis (polyline), digunakan untuk menggambarkan suatu objek dengan


bentuk memanjang. Contohnya jaringan sungai dan jalan.

 Poligon (polygon), digunakan untuk menggambarkan suatu objek yang


memiliki luasan atau wilayah. Contohnya wilayah kota, tutupan lahan,
batas areal konsesi, blok, petak, dll.

2.5. Query

Query adalah proses ekstraksi informasi sesuai dengan kebutuhan


pengguna dari sekumpulan data.

Dalam GIS ada 2 jenis query:


1. Query atribut
2. Spatial Query

 Tabular analisis (Query Atribut)


Tabular analisis adalah ekstraksi informasi yang diinginkan dari
tabel atribut dan data-data lain yang berhubungan dengan data spasial
tersebut.

 Spatial Query
Spatial query adalah ekstraksi objek-objek berdasarkan kondisi
tertentu dilapangan (dunia nyata).
Contoh:
- Bangunan apa saja yang terdapat dalam radius 500 meter dari mesjid raya?
- Tanah siapa saja yang harus dibebaskan untuk pembangunan jalan baru?

BAB III
DATA PROCESSING

11
3.1. Proses Rektifikasi Peta Pada Aplikasi QGIS

- Buka aplikasi QGIS kemudian klik pada tab project - New untuk memulai
proyek baru.
-

- Selanjutnya klik pada tab Raster lalu pilih Georeferencer.

12
- Pada Georeferencer pilih tab “File - Open Raster...” kemudian pilih file
peta yang akan dikerjakan lalu klik Open.

- - Setelah peta muncul, klik pada tiap sudut peta dan masukkan
koordinat sesuai dengan titik koordinat yang tercantum pada tiap sudut
peta.

13
- Setela
h
seluruh titik koordinat pada tiap sudut margin peta telah ditandai,
selanjutnya klik pada icon Transformation Setting, yaitu icon yang
berbentuk seperti matahari kemudian ikuti pengaturan seperti pada gambar
dibawah lalu klik OK.

14
- Lalu klik Start Georeferencing dan tunggu proses hingga selesai.

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Selanjutnya pada layer peta 2_modified, klik pada tab “Raster - Projections -
Warp (Reproject)...” dan ikuti pengaturan seperti gambar dibawah.

- Setelah seluruh
pengaturan

15
selesai diatur, klik Run dan tunggu hingga prosesnya selesai, setelah
proses warp selesai maka akan muncul peta Reproject pada panel Layers
dan proses rektifikasi selesai.

3.2. Pr
ose
s

Digitasi Peta

3.2.1. Proses digitasi wilayah geologi

- Untuk memulai proses digitasi, klik pada tab “Layer - Create Layer - New
Shapefile Layer...” . Proses digitasi dilakukan pada Layer peta
Reprojected.

16
- Pada dialog box New Shapefile Layer, ikuti pengaturan seperti pada
gambar diatas, pertama-tama masukkan Polygon pada kolom Name dan
pilih Text data untuk kolom Type lalu klik Add to Fields List. Selanjutnya
ketik Luas pada kolom Name dan pilih Decimal number untuk kolom Type
dan klik lagi Add to Fields List, lalu klik OK.

-
- Selanjutnya klik pada Toggle Editing dan Add Polygon Feature untuk
memulai digitasi. Proses digitasi mengikuti legenda pada peta.

17
- Proses digitasi wilayah geologi selesai.

3.2.2. Proses digitasi area sungai dan sesar


- Setelah proses digitasi area wilayah geologi selesai, selanjutnya ialah
mendigitasi area sungai dan sesar. Untuk mendigitasi area sungai dan sesar
klik tab “Layer - Create Layer - New Shapefile Layer...” . Setelah muncul
dialog box New Shape Layer lakukan pengaturan seperti gambar dibawah
lalu klik OK.

18
- Klik pada icon Toggle Editing dan Add Line Feature untuk memulai
digitasi sungai dan sesar. Lakukan proses digitasi sesuai legenda pada
peta.

- Proses digitasi sungai dan sesar selesai.

19
3.2.3. Proses digitasi pohon dan area perkebunan
- Untuk memulai digitasi area pohon dan perkebunan, langkah-langkah
yang dilakukan sama seperti saat memulai digitasi Poligon dan Line
namun hal yang berbeda ialah pada kolom Geometry type pilih Point dan
selanjutnya ikuti pengaturan seperti gambar dibawah.

- Selanjutnya klik pada Toggle Editing dan Add Point Feature untuk
memulai proses digitasi pohon dan area perkebunan.

20
- Proses digitasi pohon dan area perkebunan selesai.

3.2.4. Proses digitasi lokasi Desa


- Setelah proses digitasi hutan dan area perkebunan selesai, hal yang
dilakukan selanjutnya yaitu mendigitasi letak Desa. Cara yang dilakukan
sama seperti proses digitasi pada pohon dan area perkebunan,

21
3.2.5. Proses digitasi letak gunung

- Langkah berikutnya ialah mendigitasi letak Gunung pada peta, proses


yang digunakan juga sama seperti proses digitasi pada lokasi Desa.

3.3. Proses Input Koordinat Wilayah IUP Pada Peta

- Setelah proses digitasi seluruh bagian peta selesai, hal yang dilakukan
selanjutnya ialah memasukkan koordinat wilayah IUP pada peta, cara yang
dilakukan ialah pada tab “Layer – Add Layer – Add Delimited Text
Layer…” seperti gambar dibawah ini.

22
- Setelah dialog box Data Source Manager muncul, pada kolom file name
pilih file Koordinat Daerah (*txt), kemudian klik Open, selanjutnya ikuti
pengaturan sesuai gambar dibawah lalu klik Add.

23
- Setelah titik koordinat yang diinput telah muncul, tahap selanjutnya ialah
mendigitasi titik - titik koordinat tersebut sehingga menjadi suatu poligon.
Titik - titik koordinat tersebut merupakan wilayah dari suatu IUP yang
diketahui dari soal.

Setelah proses digitasi wilayah IUP selesai dilakukan.

Sebagai catatan, seluruh file hasil dari proses rektifikasi dan digitasi harus
disimpan dalam satu folder yang sama.

3.4. Proses Pembuatan Layout Peta

- Untuk membuat Layout peta, klik icon New Print Layout.

24
- Pada dialog box Create print layout Title masukkan judul Layout peta
yang ingin dibuat lalu klik OK.

- Setelah halaman layout muncul, selanjutnya klik kanan pada halaman


layout dan pilih Page Properties...

- Pada Page Size ubah kolom Size menjadi A3.

25
- Untuk memunculkan peta, klik Adds a new Map to the layout.

- Klik kiri pada halaman layout dan drag cursor ke kanan untuk
memunculkan peta dengan ukuran yang diinginkan.

26
- Pada tab Item Properties, atur skala peta dan hal-hal lain yang diperlukan
seperti Grid dan lainnya.

Langkah selanjutnya ialah membuat judul peta. Untuk membuat judul peta
klik Adds a new Label to the layout kemudian klik kiri pada layout dan
drag cursor ke kanan untuk membuat area tulisan judul.

27
- Pada Main Properties masukkan judul peta dan atur font sesuai yang
diinginkan.

- Langkah berikutnya ialah memunculkan legenda pada peta dengan cara


klik pada Adds a new Legend to the Layout.

- Kemudian klik kiri dan drag cursor untuk ukuran yang diinginkan,
kemudian pada Main Properties buat pengaturan sesuai yang diinginkan.

28
- Berikutnya ialah membuat arah mata angina. Untuk membuat arah mata
angin klik Adds a new Picture to the layout.

- Pada bagian Image Source, pilih file arah mata angin lalu klik Open.

29
- Setelah membuat arah mata angin, langkah berikutnya ialah membuat
sumber peta, cara yang dilakukan sama dengan cara membuat judul peta
yaitu klik pada Adds a new Label to the Layout.

- Langkah selanjutnya ialah mencantumkan logo dan nama instansi pembuat


peta. Untuk memunculkan logo instansi cara yang dilakukan yaitu klik
Add a new Picture to the Layout, kemudian akan muncul kolom image
source pada panel Item Properties.

30
- Pada kolom image souce, cari file logo instansi dan kemudian klik Open.

- Selanjutnya untuk mencantumkan nama instansi, cara yang dilakukan


sama seperti membuat judul peta.

- Langkah berikutnya ialah mencantumkan nama pembuat peta.

31
- Terakhir yaitu menampilkan skala dari peta, caranya klik Adds a New
Scale Bar to the layout, kemudian pada Item Properties buatlah pengaturan
yang diinginkan, buat pula keterangan skala dibawah skala bar.

- Layout peta selesai dibuat.

32
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan

Dari analisa yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal
yaitu :
1. Daerah desa atau kampung yang berada dalam radius 5228,777 m dari
wilayah IUP dan terkena dampak pembebasan lahan ialah desa Langkai.

2. Jumlah sesar yang berada pada radius 6021 m dari Gunung


Melawicundung dan memiliki panjang lebih dari 522 m adalah
sebanyak 12 sesar.

3. Tidak ada sesar yang memiliki panjang kurang dari 322 m pada radius
6021 m dari Gunung Melawicundung.

4. Tidak ada sesar yang memiliki panjang antara 322 m dan 522 m pada
radius 6021 dari Gunung Melawicundung.

5. Query adalah proses ekstraksi informasi sesuai dengan kebutuhan


pengguna dari sekumpulan data, query terdiri dari 2 jenis yaitu query
spasial, seperti analisa yang dilakukan pada masalah 1 dan query
atribut, seperti analisa yang dilakukan pada masalah 2.

4.2. Saran

Proses pengerjaan digitasi harus dilakukan sangat hati – hati agar tidak
adanya banyak eror dan dalam proses pembuatan seluruh file harus disimpan
dalam 1 folder yang sama agar tidak terjadi eror saat membuka projek.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2018. Sistem Informasi Geografis. Dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis. Diakses pada
tanggal 25 Mei 2019.

33
Ferd Jody. 2012 . Komponen – Komponen Sistem Informasi. Dari
http://jodyferd.blogspot. com/2012/04/komponen-komponen system
informasi.html. Diakses pada 25 Mei 2019.

Fitirana, Kartikasari. 2015. Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis -


Pembuatan peta persebaran fasilitas Umum berbasis SIG. ITS. Surabaya.

Mohamad, Anank. 2015. Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG).


Dari http://agustinamohamad.blogspot.com/2015/08/laporan-praktikum-
sistem-informasi.html. Diakses pada tanggal 25 Mei 2019.

Potabuga, Rinaldi. 2014. Laporan Hasil Praktikum Sistem Informasi Geografis.


Dari http://rinaldipotabuga.blogspot.com/2014/05/laporan-hasil-
praktikum-sig-sistem.html. Diakses pada tanggal 25 Mei 2019.

Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar


Perspektif Geodesi & Geomatika. Bandung : Penerbit Informatika.

Razali, Mulkal. Gis Analisis I : Query. www. Pelagis.net.

LAMPIRAN

ANALISA DATA

34
Analisa Masalah

a. Sebuah perusahaan akan membuka lahan tambang (koordinat terlampir).


Carilah desa atau kota yang akan dibebas lahankan dan desa yang terkena
dampak apabila syarat dari daerah yang terkena dampak ialah yang berada
dalam kurang dari radius 5xx9,777 m. (xx adalah ujung angka NIM dari
masing - masing mahasiswa/i).
b. Seorang ilmuwan akan meneliti sebuah gunung bernama Melawicundung, ia
ingin mengetahui jumlah sesar pada radius kurang dari 60xx m. Tentukan
sesar yang memiliki ;
- Panjang lebih besar dari 5xx m
- Panjang lebih kecil dari 3xx m
- Antara 3xx m dan 5xx m
(xx adalah ujung angka NIM dari masing - masing mahasiswa/i).

Hasil Analisa

a. Hasil analisa masalah 1


Diketahui koordinat wilayah IUP perusahaan adalah sebagai berikut :
X Y
110.4664, -0.4368
110.3995, -0.4328
110.3679, -0.5179
110.4465, -0.5645
110.5253, -0.4097

Masukkan nilai koordinat IUP diatas kedalam notepad dengan format text
file (*txt), contohnya sebagai berikut :

35
Nilai xx dalam radius 5xx9,777 m merupakan dua angka terakhir dari
ujung NIM mahasiswa/i, maka nilai xx adalah pada laporan ini adalah 22, berarti
nilai radius ialah 5229,777 m. Karena syarat daerah yang terkena dampak
pembebasan lahan ialah desa atau kampung yang berada pada radius kurang dari
5229,777 m, maka desa yang terkena dampak ialah yang berada pada radius
5228,777 m dari wilayah IUP. Selanjutnya langkah pengerjaan untuk mencari desa
atau kampung yang terkena pembebasan lahan ialah sebagai berikut :
- Pertama - tama, masukkan koordinat wilayah IUP kedalam peta yang telah
didigitasi (langkah pengerjaan tertera pada BAB 3 DATA PROCESSING).
Hasil dari pengerjaan ialah sebagai berikut :

Selanjutnya lakukan buffering terhadap layer wilayah IUP dengan cara sebagai
berikut : pada Processing Toolbox – cari buffer- double click pada buffer,
setelah muncul dialog box buffer, lakukan pengaturan seperti gambar
dibawah ini.

36
- Setelah pengaturan selesai dibuat, klik Run dan tunggu hingga proses
buffer selesai dan akan muncul buffer dengan radius 5228,777 m.

- Selanjutnya cari titik lokasi desa atau kampung yang termasuk di dalam
radius buffer wilayah IUP yang telah dibuat sebelumnya. Langkah-
langkahnya ialah cari Extract by location pada Processing Toolbox
kemudian klik, selanjutnya ikuti pengaturan seperti gambar dibawah
kemudian klik Run dan tunggu proses hingga selesai

37
- Setelah proses Extract by location selesai maka akan muncul titik atau
desa yang termasuk dalam radius buffer wilayah IUP yang telah dibuat
sebelumnya. Dalam hal ini, desa atau kampong yang termasuk dalam
wilayah buffer IUP ialah Desa Langkai. Hal ini berarti Desa Langkai ialah
desa yang terkena pembebasan lahan.

38
b. Hasil analisa masalah 2
Nilai 60xx m merupakan nilai radius dari titik gunung Melawicundung.
Nilai xx merupakan dua angka terakhir dari ujung NIM mahasiswa/i, dalam
laporan ini nilai xx ialah 22. Selanjutnya untuk mencari banyaknya jumlah sesar
yang berada pada radius kurang dari 6022 m dari gunung Melawicundung,
langkah – langkah yang dilakukan ialah sebagai berikut :
- Select titik lokasi gunung Melawicundung

39
- Kemudian pada Processing Toolbox cari Buffer lalu double click pada
buffer. Setelah muncul dialog box Buffer, ikuti pengaturan seperti gambar
dibawah lalu klik Run. Catatan, karena nilai radius yang diminta ialah
kurang dari 6022 m, makan pada kolom distance masukkan nilai 6021.

- Setelah
proses
buffer

selesai, maka akan muncul suatu area dengan radius 6021 m dari gunung
Melawicundung.

- Berikutnya cari jumlah sesar yang termasuk kedalam radius buffer dari
titik gunung Melawicundung. Langkah – langkahnya ialah sebagai
berikut : pada Processing Toolbox cari Extract by Location kemudian
double click, selanjutnya ikuti pengaturan seperti gambar dibawah lalu
klik Run.

40
-

Maka akan terpilih sesar – sesar yang berada pada radius buffer gunung
Melawicundung.

Berikutnya ialah menganalisa sesar yang memiliki panjang lebih dari 5xx m,
lebih kecil dari 3xx m, dan antara 3xx m dan 5xx m. xx merupakan 2 angka
terkahir dari NIM, dalam laporan ini xx bernilai 22. Maka panjang sesar yang
harus di analisa ialah yang memiliki panjang lebih dari 522 m, kurang dari 322 m,
dan antara 322 m dan 522 m. Langkah – langkahnya ialah sebagai berikut :
- Klik kanan pada layer sesar yang telah di ekstrak dari radius buffer gunung
Melawicundung, dan Open Atribute Table.

41
-
Kemudian
klik Open field calculator untuk mencari panjang sesar

- Checklist pada Update existing file lalu pilih Panjang, selanjutnya pada
Search box cari “$length” kemudian double click hingga terinput pada
Expression table. Lalu klik Ok. Maka pada kolom Panjang akan muncul
nilai panjang dari masing – masing sesar.

42
- Kemudian klik pada Select features using an expression untuk mulai
menganalisa panjang sesar.

- Untuk
mencari
sesar yang
memiliki
panjang
lebih dari
522 m.
Pada Search box cari “$length” kemudian klik untuk menginput ke
Expression table. Pada Expression table ketik “$length > 522”lalu klik
Select features, maka pada Expression table akan terpilih sesar yang
memilki panjang lebih dari 522 m, dari Expression table tampak bahwa
semua sesar yang berada pada radius buffer gunung Melawicundung
memiliki panjang lebih dari 522 m, seperti yang tampak pada gambar
dibawah ini.
- Untuk mencari sesar yang memiliki panjang kurang dari 322 m pada
Epression Table input “$length < 322” lalu klik Select Features. Hasil

43
analisa menyatakan “No Matching Features found”, artinya pada sesar
yang berada dalam radius buffer gunung Melawicundung tidak ada yang
memiliki panjang kurang dari 322 m.

- Lalu untuk mencari sesar yang memiliki panjang diantara 322 m dan 522
m pada Expression table input “$length > 322 and $length < 522” lalu klik
Select Features. Hasil analisa dengan syarat panjang sesar antara 322 m
dan 522 m juga menyatakan “No Matching Features Found” artinya pada
sesar yang berada dalam radius buffer gunung Melawicundung tidak ada
yang memiliki panjang diantara 322 m dan 522 m.

44
45

Anda mungkin juga menyukai