Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


GIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang
memiliki kemampuan timpang susun atau overlay, penghitungan, pendigitalan (digitizing),
mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan
garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada
berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson
kemudian disebut “Bapak SIG”.
Geographic information system (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan
Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer yang
berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwa-
peristiwa yang terjadi di muka bumi. Teknologi GIS mengintegrasikan operasi pengolahan data
berbasis database yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan
kebutuhan, serta analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai
keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambar-gambar petanya.
Kemampuan tersebut membuat sistem informasi GIS berbeda dengan sistem informasi
pada umumnya dan membuatnya berharga bagi perusahaan milik masyarakat atau perseorangan
untuk memberikan penjelasan tentang suatu peristiwa, membuat peramalan kejadian, dan
perencanaan strategis lainnya. GIS adalah sebuah teknologi yang mampu merubah besar-besaran
tentang bagaimana sebuah aktivitas bisnis diselenggarakan. Teknologi GIS memungkinkan Anda
untuk melihat informasi bisnis Anda secara keseluruhan dengan cara pandang baru, melalui basis
pemetaan, dan menemukan hubungan yang selama ini sama sekali tidak terungkap.
Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh tentang suatu objek,
daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji. Komponen dasar suatu sistem
pengindearaan jauh lokal ditunjukkan dengan adanya suatu sumber tenaga yang seragam,
atsmosfer yang tidak mengganggu, sensor sempurna, serangkaian interaksi yang unik antara
tenaga dengan benda di muka bumi, sistem pengolahan data tepat waktu, berbagai penggunaan
data.
Penginderaan jauh merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan informasi mengenai
obyek dan lingkungannya dari jarak jauh tanpa sentuhan fisik. Tujuan utama penginderaan jauh
adalah untuk mengumpulkan data sumberdaya alam dan lingkungan. Biasanya teknik ini
menghasilkan beberapa bentuk citra yang selanjutnya diproses dan diinterpretasi guna
membuahkan data yang bermanfaat untuk aplikasi di bidang pertanian, arkeologi, kehutanan,
geografi, geologi, perencanaan, dan bidang-bidang lainnya.
Keberhasilan terapan penginderaan jauh meningkat cukup berarti dengan menggunakan
pendekatan multi pandang (multiple view) untuk pengumpulan data. Cara ini dapat meliputi
penginderaan multi tingkat (multi stage) dimana data suatu daerah kajian dikumpulkan dari
berbagai tinggi terbang. Dapat pula dengan penginderaan multispektral (multi spectral) dimana
data diperoleh pada beberapa saluran spektral secara bersama-sama. Atau dapat juga dengan
penginderaan multi waktu (multi temporal) dimana data suatu daerah dikumpulkan dengan lebih
dari satu tanggal pemotretan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan Makalah yang dapat diambil adalah “Mengenal lebih dalam Sistem Informasi
Geografis”

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


Adapun yang menjadi tujuan dari makalah ini antara lain sebagai berikut :
•Untuk Mengetahui manfaat dari pengindraan jauh dan SIG (Sistem Informasi Geografi).
•Untuk mengetahui keuntungan menggunakan SIG.
•Untuk mengetahui hasil teknologi penginderaan jauh.
•Untuk Mengetahui Manfaat SIG dalam Pengelolaan SDA.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian GIS (Geographic Information System)


GIS (Geographic Information System) merupakan bagian dari kemajuan teknologi
informasi (information technology). Sebagai teknologi berbasis komputer, GIS harus
diperhitungkan bagi mereka yang berkecimpung dalam berbagai bidang pekerjaan seperti
perencanaan, inventarisasi, monitoring, dan pengambilan keputusan. Bidang aplikasi GIS yang
demikian luas, dari urusan militer sampai pada persoalan bagaimana mencari jalur terpendek
untuk pengantaran barang atau delivery system, menghendaki penanganan pekerjaan yang
dilakukan secara terpadu (integrated) dan multidisiplin (Prahasta, 2002 & Aziz, 2005).
GIS (Geographic Information System) merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk
mengelola (input, manajemen, proses dan output) data spasial atau data yang bereferensi
geografis. Setiap data yang merujuk lokasi di permukaan bumi dapat disebut sebagai data spasial
bereferensi geografis. Misalnya data kepadatan penduduk suatu daerah, data jaringan jalan, data
vegetasi dan sebagainya (Nuckols, 2004). Geografi adalah informasi mengenai permukaan bumi
dan semua objek yang berada diatasnya, yang menjadi kerangka bagi pengaturan dan
pengorganisasian bagi semua tindakan selanjutnya. GIS merupakan teknologi untuk mengelola,
menganalisa dan menyebarkan informasi geografis.
Pemilihan lokasi, target lapisan pemasaran, perencanaan penyebaran jaringan, membalas
pada darurat, atau menuliskan kembali batas-batas wilayah suatu negara, semuanya adalah
permasalahan yang dapat di pecahkan melalui geografi (Libraries & Academic Information
Resources, 2006). GIS (Geographic Information System) adalah sistem yang berbasis komputer
yang digunakan untuk menyimpan data dan manipulasi informasi geografis. GIS (Geographic
Information System) suatu bentuk sistem informasi yang menyajikan informasi dalam bentuk
grafis dengan menggunakan peta sebagai antar muka (WHO, 2000).

2.2 Pengelolaan GIS (Geographic Information System)


Adapun jenis-jenis pengelolaan GIS yaitu: Sumber informasi geografi selalu mengalami
perubahan dari waktu ke waktu (bersifat dinamis), sejalan dengan perubahan gejala alam dan
gejala sosial. Dalam geografi, informasi yang diperlukan harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki
ilmu lain (Prahasta, 2002), yaitu:
 Merupakan pengetahuan (knowledge) hasil pengalaman.
 Tersusun secara sistematis, artinya merupakan satu kesatuan yang tersusun secara beruru
dan teratur.
 Logis, artinya masuk akal dan menunjukkan sebab akibat.
 Objektif, artinya berlaku umum dan mempunyai sasaran yang jelas dan teruji.
 Selain memiliki ciri-ciri tersebut di atas, geografi juga harus menunjukkan ciri spasial
(keruangan) dan regional (kewilayahan). Aspek spasial dan regional merupakan ciri khas
geografi, yang membedakannya dengan ilmu-ilmu lain.

2.3 Komponen-Komponen Dalam GIS


GIS merupakan produk dari beberapa komponen. Komponen-komponen yang terdapat
dalam GIS yaitu perangkat keras, perangkat lunak dan intelegensi manusia (Prahasta, 2002 &
Husein, 2006).
A.Perangkat Keras (Hardware)
 Perangkat keras: berupa komputer beserta instrumennya (perangkat pendukungnya).
Data yang terdapat dalam GIS diolah melalui perangkat keras. Perangkat keras dalam
GIS terbagi
 menjadi tiga kelompok yaitu: Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan
data ke dalam jaringan komputer. Contoh: Scanner, digitizer, CD-ROM.
 Alat pemrosesan, merupakan sistem dalam komputer yang berfungsi mengolah,
menganalisis dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan, contoh: CPU, tape
drive, disk drive.
 Alat keluaran (ouput) yang berfungsi menayangkan informasi geografi sebagai data
dalam proses GIS.

B. Perangkat Lunak (Software)


Perangkat lunak, merupakan sistem modul yang berfungsi untuk memasukkan,
menyimpan dan mengeluarkan data yang diperlukan. Data hasil penginderaan jauh dan tambahan
(data lapangan, peta) dijadikan satu menjadi data dasar geografi. Data dasar tersebut dimasukkan
ke komputer melalui unit masukan untuk disimpan dalam disket. Bila diperlukan data yang telah
disimpan tersebut dapat ditayangkan melalui layar monitor atau dicetak untuk bahan laporan
(dalam bentuk peta atau gambar). Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponen
software SIG adalah:
 Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG
 Data Base Management System (DBMS)
 Alat untuk menganalisa data-data
 Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa

C.Data
Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung SIG yaitu : Data Spasial dan
Data Non Spasial (Atribut).

D. Manusia
Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana dan
pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi lainnya,
dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola sistem sampai pada pengguna yang
menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya sehari-hari.

E. Metode
Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan. SIG yang
baik tergantung pada aspek desain dan kenyataannya.

2.4 Cara Mengelola Informasi Geografis


Secara umum proses GIS terdiri atas tiga bagian (subsistem), yaitu subsistem masukan
data (input data), manipulasi dan analisis data, menyajikan data (output data) (Husein, 2006)
Subsistem Masukan Data (Input Data) Subsistem ini berperan untuk memasukkan data dan
mengubah data asli ke bentuk yang dapat diterima dan dipakai dalam GIS. Semua data dasar
geografi diubah dulu menjadi data digital, sebelum dimasukkan ke komputer. Data digital
memiliki kelebihan dibandingkan dengan peta (garis, area) karena jumlah data yang disimpan
lebih banyak dan pengambilan kembali lebih cepat. Ada dua macam data dasar geografi, yaitu
data spasial dan data atribut.
 Data spasial (keruangan), yaitu data yang menunjukkan ruang, lokasi atau tempat-tempat di
permukaan bumi. Data spasial berasal dari peta analog, foto udara dan penginderaan jauh
dalam bentuk cetak kertas.
 Data atribut (deskriptif) yaitu data yang terdapat pada ruang atau tempat. Atribut
menjelaskan suatu informasi. Data atribut diperoleh dari statistik, sensus, catatan lapangan
dan tabular (data yang disimpan dalam bentuk tabel) lainnya.
 Data atribut dapat dilihat dari segi kualitas, misalnya kekuatan pohon. Dan dapat dilihat dari
segi kuantitas, misalnya jumlah pohon. Data spasial dan data atribut tersimpan dalam bentuk
titik (dot), garis (vektor), polygon (area) dan pixel (grid). Data dalam bentuk titik (dot),
meliputi ketinggian tempat, curah hujan, lokasi dan topografi.
 Data dalam bentuk garis (vektor), meliputi jaringan jalan, pipa air minum, pola aliran sungai
dan garis kontur. Data dalam bentuk poligon (area), meliputi daerah administrasi, geologi,
geomorfologi, jenis tanah dan penggunaan tanah (Prahasta, 2002). Data dasar yang
dimasukkan dalam GIS diperoleh dari tiga sumber, yaitu data lapangan (teristris), data peta
dan data penginderaan jauh (Prahasta, 2002).

2.5 Penerapan SIG


Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam
mendapatkan data-data yang telah diolah dan Tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek.
Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam
bentuk dijital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial,
sehingga para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai
cara.
SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data
dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak,
table, atau dalam bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan
meringankan biaya yang diperlukan. Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa perlu
menggunakan SIG, menurut Anon (2003, dalam As Syakur 2007) alasan yang mendasarinya
adalah:
1. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintergarsi.
2. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data.
3. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsure-unsur yang ada dipermukaan bumi ke
dalam beberapa layer atau coverage data spasial.
4. IG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menggambarkan data spasial berikut
atributnya.
5. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif.
6. SIG dengan mudah menghasilkan peta -peta tematik.
7. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitanya dengan bidang spasial dan
geoinformatika.
Posisi GIS dengan segala kelebihannya, semakin lama semakin berkembang bertambah dan
bervarian. Pemanfaatan GIS semakin meluas meliputi pelbagai disiplin ilmu, seperti ilmu
kesehatan, ilmu ekonomi, ilmu lingkungan, ilmu pertanian, militer dan lain sebagainya. Berikut
ini adalah beberapa contoh aplikasi SIG:
a. Pengelolaan Fasilitas Peta skala besar, network analysis, biasanya digunakan untuk
pengolaan fasilitas kota. Contoh aplikasinya adalah penempatan pipa dan kabel bawah
tanah, perencanaan fasilitas perawatan ,pelayanan jaringan telekomunikasi.
b. Pengolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Untuk tujuan ini pada umumnya
digunakan citra satelit, citra Landsat yang digabungankan dengan foto udara, dengan
teknik overlay. Contoh aplikasinya adalah studi kelayakan untuk tanaman peranian,
pengelolaan hutan dan analisis dampak lingkungan
c. Bidang Transportasi Untuk fungsi ini digunakan peta skala besar dan menengah dan
analisis keruangan, terutama untuk manajemen transit perencanaan rute, pengirimsn
teknisi, analisa pelayanan, penanganan pemasaran dan sebagainya
d. aringan telekomunikasi GIS digunakan untuk memetakan Sentral.
e. MDF (Main Distribution Poin), kabel primer, Rumah Kabel, kabel Sekunder, Daerah
Catu Langsung dan seterusnya sampai ke pelanggan. Dengan GIS kerusakan yang terjadi
dapat segera diketahui.
f. Sistem Informasi Lahan Untuk keperluan ini yang digunakan adalah peta kadastral skala
besar atau peta persil tanah dan analisi keruangan untuk informasi kadatral pajak.
2.6 Keunggulan SIG
1.Data Dapat dikelola dalam Format yang jelas.
2.Biaya lebih murah dari pada harus Survey ke lapangan.
3.Pemanggilan data cepat dan dapat diubah dengan cepat.
4.Data spasial dan Non-spasial dapat dikelola bersama.
5.Analisa data dan perubahan dapat dilakukan secara efisien.
6.Data yang sulit dilakukan secara manual dapat ditampilkan dengan gambar 3 Dimensi.
7.Dapat untuk perencangan secara cepat dan tepat.

2.7 Contoh Aplikasi SIG


Berikut merupakan Contoh dari SIG :
Web Gis Marketing
Map Info
Inteligence Tracking System (i-Ts)
Google Earth
Web Gis on Google Maps
Web Gis Simpotenda
Web Gis News and information
GPS

2.8 Manfaat SIG dalam Berbagai Bidang


Manfaat Sig Dalam Inventarisasi Sumber Daya Alam Pembangunan fisik dan sosial di
Indonesia terus ditingkatkan sesuai dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya
kehidupan yang serba kompleks. Perkembangan tersebut mendorong perlunya informasi yang
rinci tentang data sumber daya alam, yang mungkin dapat dikembangkan. Data aneka sumber
daya alam hasil penelitian dijadikan modal sebagai bahan baku untuk perencanaan
pembangunan. Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alam adalah
sebagai berikut:
•Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara,
emas, besi dan barang tambang lainnya.
•Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya: kawasan lahan potensial dan lahan
kritis, kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak, kawasan lahan pertanian dan
perkebunan, pemanfaatan perubahan penggunaan lahan.

2.8.1 Manfaat SIG dalam Perencanaan Pola Pembangunan


SIG tidak hanya penting bagi pakar geografi, tetapi juga bagi pakar perencana
pembangunan dan perencana penataan ruang. Perencana atau penata ruang dengan berpola SIG
tidak hanya melihat dari sudut lingkungan fisik saja, tetapi juga lingkungan sosial, ekonomi dan
kependudukan. Dalam penataan ruang, SIG bermanfaat sebagai acuan perencanaan
pembangunan, agar pembangunan dapat terencana lebih awal dan tidak tumbuh semrawut (tidak
teratur) serta tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

2.8.2 Manfaat SIG dalam Bidang Sosial


Selain dalam inventarisasi sumber daya alam dan perencanaan pola pembangunan, SIG juga
dapat dimanfaatkan dalam bidang sosial. Dalam bidang sosial SIG dapat dimanfaatkan pada hal-
hal berikut:
 Mengetahui potensi dan persebaran penduduk.
 Mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya.
 Untuk pendataan dan pengembangan jaringan transportasi.
 Untuk pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan.
 Untuk pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, sekolah,
rumah sakit, sarana hiburan dan rekreasi serta perkantoran.

2.8.3 Manfaat SIG Bidang Kehutanan


Bidang kehutanan berkenaan dengan pengelolaan hutan untuk kayu termasuk
perencanaan pengambilan hasil kayu, pemantauan penebangan dan penghutanan kembali,
pengelolaandan pencacahan margasatwa, inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan,
rekreasi,dan pengawasan kebakaran. Kondisi fisik hutan sangat rentan terhadap bahaya
kebakaran maka penggunaan citra inframerah akan sangat membantu dalam penyediaan data
dan informasi dalam rangka monitoring perubahan temperatur secara kontinu dengan aspek
geografis yang cukup memadai sehingga implementasi di lapangan dapat dilakukan dengan
sangat mudah dan cepat.

2.8.4 Manfaat SIG Bidang Penggunaan Lahan


Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah pemetaan
lahan yang dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya dukungnya.
Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil yang baik, tetapi lambat laun hasil yang
diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi dan daya dukung lahan tersebut.
Integrasi teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu bentuk yang potensial dalam
penyusunan arahan fungsi penggunaan lahan. Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan
untuk berbagai kepentingan penelitian, perencanaan, dan pengembangan wilayah. Contohnya
penggunaan lahan untuk usaha pertanian atau budidaya permukiman.

2.8.5 Manfaat SIG Bidang Pembuatan Peta


Peta citra merupakan citra yang telah bereferensi geografis sehingga dapat dianggap
sebagai peta. Informasi spasial yang disajikan dalam peta citra merupakan data raster yang
bersumber dari hasil perekaman citra satelit sumber alam secara kontinu. Peta citra memberikan
semua informasi yang terekam pada bumi tanpa adanya generalisasi. Peranan peta citra (space
map) dimasa mendatang akan menjadi penting sebagai upaya untuk mempercepat ketersediaan
dan penentuan kebutuhan peta dasar yang memang belum dapat meliput seluruh wilayah
nasional pada skala global dengan informasi terbaru (up to date). Peta citra mempunyai
keunggulan informasi terhadap peta biasa. Hal ini disebabkan karena citra merupakan gambaran
nyata di permukaan bumi, sedangkan peta biasa dibuat berdasarkan generalisasi dan seleksi
bentang alam ataupun buatan manusia. Contohnya peta dasar dan peta tanah.

2.8.6 Manfaat SIG Bidang Meteorologi


 Manfaat penginderaan jauh di bidang meteorologi adalah sebagai berikut.
 Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat perawanan dan kandungan air
dalam udara.
 Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan cara menentukan daerah tekanan
tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon.
 Mengamati sistem/pola angin permukaan.

2.8.7 MANFAAT SIG BAGI BIDANG KESEHATAN


Sistem informasi geografi dapat digunakan untuk menentukan distribusi penderita suatu
penyakit, pola atau model penyebaran penyakit. Penentuan distribusi unit – unit rumah sakit
ataupun puskesmas – puskesmas, fasilitas – fasilitas kesehatan maupun jumlah tenaga medis
dapat pula dilakukan dengan SIG (Sistem informasi geografi ).
Menurut WHO,SIG (Sistem Informasi Geografis) dalam kesehatan masyarakat dapat digunakan
antara lain :

1. Menentukan Distribusi Geografis Penyakit.

2. Analisis trend Spasial dan Temporal

3. Pemetaan Populasis Berisiko

4. Stratifikasi Faktor risiko

5. Penilaian Distribusi Sumberdaya.

6. Perencanaan dan Penentuan Intervensi.

7. Monitoring Penyakit.
Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan SIG (Sistem informasi geografi ) dalam
bidang Kesehatan Masyarakat berdasarkan analisa CDC tersebut.
1. Memonitor status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada
di masyarakat. Dalam mendukung fungsi ini, SIG (Sistem informasi
geografi )dapat digunakan untuk memetakan kelompok masyarakat serta areanya
berdasarkan status kesehatan tertentu, misalnya status kehamilan. Dengan SIG
(Sistem informasi geografi ), peta mengenai status kesehatan dapat digunakan
untuk merencanakan program pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh
kelompok tersebut, misalnya pelayanan ANC, persalinan dll.
2. Mendiagnosa dan menginvestigasi masalah serta resiko kesehatan di
masyarakat. Sebagai contoh, seorang epidemiologis sedang mengolah data
tentang kasus asma yang diperoleh dari Rumah Sakit, Puskesmas, dan Pusat –
Pusat Kesehatan lainnya di masyarakat, ternyata dia menemukan terjadi kenaikna
kasus yang cukup signifikan di suatu Rumah Sakit, maka kemudian dia mencari
tahu data dari pasien – pesien penderita asma di Rumah sakit. Ternyata
ditemukan bahwa 8 dari 10 orang penderita asma yang dirawat di Rumah Sakit
tersebut bekerja di perusahaan yang sama. Demikian seterusnya hingga
kemudian SIG (Sistem informasi geografi ) dapat digunakan untuk memberikan
data yang lengkap mengenai pola pajanan kimia tertentu di perusahaan –
perusahaan dalam suatu wilayah, yang merupaka informasi yang penting untuk
para karyawan. Informasi ini juga dapat diteruskan kepada ahli – ahli terkait,
dalam hal ini ahli K3 untuk melakukan penanganan lebih lanjut terhadap masalah
yang ditemukan
3. Menginformasikan, mendidik dan memberdayakan masyarakat nmengenai isu –
isu kesehatan. SIG (Sistem informasi geografi ) dalam hal ini dapat menyediakan
informasi mengenai kelompok masyarakat yang diidentifikasi masih memiliki
pengetahuan yang kurang mengenai informasi kesehatan tertentu, sehingga
kemudian dapat dicari media komunikasi yang paling efektif bagi kelompok
tersebut, serta dapat dibuat perencanaan mengenai waktu yang paling tepat untuk
melakukan promosi kesehatan kepada kelompok masyarakat tersebut.
4. Membangun dan menggerakkan hubungan kerjasama dengan masyarakat untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah kesehatan. Dalam hal ini SIG
(Sistem informasi geografi ) dapat digunakan untuk melihat suatu pemecahan
masalah kesehatan berdasarkan area tertentu dan kemudian memetakan
kelompok masyarakat yang potensial dapat mendukung program tersebut
berdasarkan area – area yang terdekat dengannya. Misalnya masalah imunisasi
yang ada pada wilayah kerja tingkat RW atau Posyandu, maka dapat dipetakan
kelompok potensial pendukungnya yaitu Ibu – Ibu PKK yang dapat diberdayakan
sebagai kader pada Posyandu – Posyandu yang terdekat dengan tempat
tinggalnya.
5. Membangun kebijakan dan rencana yang mendukung usaha individu maupun
masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Contohnya dalam hal
analisa wilayah cakupan Puskesmas. Dalam hal ini SIG (Sistem informasi
geografi ) digunakan untuk memetakan utillisasi dari tiap – tiap Puskesmas oleh
masyarakat sehingga dapat dibuat perencanaan yang jelas mengenai sumber daya
kesehatan yang perlu disediakan untuk Puskesmas tersebut disesuaikan dengan
tingkat utilitasnya.
6. Membangun perangkat hukum dan peraturan yang melindungi kesehatan dan
menjamin keselamatan masyarakat. Dalam hal ini SIG (Sistem informasi
geografi ) dapat digunakan untuk membagi secara jelas kewenangan dan
tanggung jawab suatu pusat pelayanan kesehatan pada tiap – tiap wilayah kerja
dalam menjamin dan menangani segala bentuk masalah yang terjadi di wilayah
tersebut. Dengan demikian maka manajemen komplain dapat terkoordinir dengan
baik.
7. Menghubungkan individu yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan tersebut jika belum
tersedia. Misalnya seorang warga negara asing diidentifikasi menderita suatu
penyakit tertentu yang membutuhkan penanganan yang serius. Maka untuk
mengatasinya, dengan melihat peta dan data akses pelayanan kesehatan yang
tersedia dapat dicari tenaga kesehatan terdekat yang dapat membantu orang
tersebut, dan menguasai bahasa yang digunakannya. Dengan data SIG (Sistem
informasi geografi ) juga dapat diketahui bagaimana akses transportasi termudah
yang dapat dilalui oleh warga negara asing tersebut menuju fasilitas kesehatan
terdekat.
8. Menjamin ketersediaan tenaga kesehatan dan ahli kesehatan masyarakat yang
berkompeten di bidangnya. Dalam hal ini SIG (Sistem informasi geografi ) dapat
menyediakan peta persebaran tenaga kesehatan dan ahli kesehatan masyarakat di
tiap – tiap daerah, sehingga dengan demikian dapat dilihat jika ada penumpukan
atau bahkan kekurangan personel di suatu daerah. Lebih lanjut, data tersebut
dapat digunakan dalam hal perencanaan pengadaan tenaga – tenaga kesehatan
untuk jangka waktu ke depan untuk masing – masing wilayah.
9. Mengevaluasi efektifitas, kemudahan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di
masyarakat. Data SIG (Sistem informasi geografi ) dapat menyediakan data yang
lengkap mengenai potensi tiap – tiap daerah serta karakter demografis
masyarakatnya untuk dihubungkan dengan fasilitas – fasilitas kesehatan yang
tersedia dan tingkat utilitasnya. Dengan demikian dapat dievaluasi kembali
kesesuaian dan kecukupan dari penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang ada.
10. Penelitian untuk menciptakan penemuan baru dan inovasi dalam memecahkan
masalah – masalah kesehatan di masyarakat. Salah satu kegunaan ini SIG
(Sistem informasi geografi ) dalam hal ini adalah untuk menyediakan data yang
akurat mengenai perubahan – perubahan yang terjadi di suatu daerah seperti
pertambahan jumlah perumahan, jalan, pabrik atau sarana - sarana lainnya yang
berpengaruh pada lingkungan dan berpotensi mempengaruhi status kesehatan
masyarakat. Data ini kemudian dapat digunakan untuk merancang dan
merencanakan inovasi – inovasi tertentu yang dapat menjamin kesehatan suatu
masyarakat (Ika Irmawati,2005).
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sistem Informasi Geografis sebagai suatu sistem yang berbasis komputer dan memiliki
kemampuan dalam menangani data bereferensi geografis yaitu penyimpanan data, manajemen
data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran
sebagai hasil ak hir (output). Hasil akhirnya dapat dijadikan acuan untuk pengambilan
keputusan.SIG bisa menjadi alat yang sangat penting pada pengambilan keputusan untuk
pembangunan berkelanjutan. Karena SIG memberikan informasi pada pengambil keputusan
untuk analiss dan penerapan database keruangan.
Sistem Informasi Geografis dapat di manfaatkan dalam bidang kesehatan, diantaranya :
Memonitor status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat,
mendiagnosa dan menginvestigasi masalah serta resiko kesehatan di masyarakat,
menginformasikan, mendidik dan memberdayakan masyarakat nmengenai isu – isu kesehatan,
membangun dan menggerakkan hubungan kerjasama dengan masyarakat untuk mengidentifikasi
dan memecahkan masalah kesehatan, membangun kebijakan dan rencana yang mendukung
usaha individu maupun masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan, membangun
perangkat hukum dan peraturan yang melindungi kesehatan dan menjamin keselamatan
masyarakat, menghubungkan individu yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
dan menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan tersebut jika belum tersedia, menjamin
ketersediaan tenaga kesehatan dan ahli kesehatan masyarakat yang berkompeten di bidangnya,
mengevaluasi efektifitas, kemudahan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat,
penelitian untuk menciptakan penemuan baru dan inovasi dalam memecahkan masalah –
masalah kesehatan di masyarakat.

3.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

http://fatmawatirahim19.blogspot.com/2016/03/makalah-penggunaan-gis-dalam-dunia.html

Anda mungkin juga menyukai