Anda di halaman 1dari 27

Bab 3

III
METODOLOGI

3.1. METODE PENGOLAHAN DATA


Pada dasarnya terdapat 4 (empat) komponen utama dalam konsep
pengembangan Pekerjaan yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Sumber Data, yaitu semua data yang digunakan langsung dan tidak
langsung dalam Sistem Informasi.
2. Sumber Daya Manusia, merupakan person yang terlibat langsung dalam
Sistem Informasi, baik sebagai pengoperasi, penanggungjawab maupun
pemelihara.
3. Aplikasi, merupakan elemen perangkat lunak yang terdiri dari perangkat
lunak paket sebagai dasar dan perangkat lunak aplikasi terkustominasi
yang harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pemakai.
4. Perangkat Keras, merupakan segala perangkat keras yang digunakan
dalam operasional Sistem Informasi yang akan dipakai. Perangkat keras
ini berbasiskan pada operasional teknologi komputer.
Keempat komponen di atas sangat vital dan tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Oleh karenanya pemeliharaan keempat komponen di atas secara
simultan sangat penting dan harus selalu diperhatikan dengan seksama.

3.1.1 PENGERTIAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


Pengertian Sistem Informasi Geografi (SIG) saat ini lebih sering
diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau geografi yang berorientasi
pada penggunaan teknologi komputer. Berikut ini merupakan berbagai
definisiSistem Informasi Geografi dari waktu ke waktu.
▪ Aronoff (1993)

III-1
Sistem Informasi Geografis adalah sistem berbasis komputer yang
digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan keluaran informasi
geografi.
▪ Pardes (1988)
Sistem Informasi Geografi adalah suatu teknologi informasi yang
menyimpan, menganalisa dan mengkaji baik data spatial maupun
non-spatial.
▪ Aronoff Stan (1989:1)
Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem berdasarkan komputer
yang mempunyai kemampuan untuk menangani data yang
bereferensi geografi yang mencakup:
 Pemasukan
 Manajemen data (penyimpanan data dan pemanggilan lagi)
 Manipulasi dan analisis
 Pengembangan produk dan pencetakan
Sehingga melalui proses tersebut diatas, dapat mempermudah kita
dalam menganalisa suatu obyek sehingga dapat diambil suatu
keputusan atau kesimpulan yang cepat, tepat, akurat dan mudah
untuk diakses atau digunakan.
▪ Borrough (1986)
Sistem Informasi Geografi adalah suatu perangkat alat untuk
mengumpulkan, menyimpan, menggali kembali, mentransformasi dan
menyajikan data spatial dan aspek-aspek permukaan bumi.
▪ Durana (1996)
Sistem Informasi Geografi adalah perangkat keras dan perangkat
lunak juga pemakai dan organisasinya, serta data yang dipakai, sebab
tanpa mereka SIG tidak akan dapat operasional.
▪ Fisher Dan Lindeberg
Sistem Informasi Geografi adalah managemen, analisa dan
manipulasi dari spasial informasi untuk memecahkan masalah.
▪ UK (United Kingdom) Association Of Geographic Information, (AGI)
Sistem Informasi Geografi adalah sebuah sistem untuk menangani
data yang secara langsung maupun tidak langsung dari spasial data

III-2
bumi. Yang meliputi perolehan, penyimpanan, penegasan,
pemeliharaan, manipulasi, analisa, display dan managemen data.
▪ De Mers (1997)
Sistem Informasi Geografi adalah seperangkat alat yang
memungkinkan untuk mengolah data spasial menjadi informasi yang
berkaitan dan digunakan untuk membuat kebijakan tentang muka
bumi. Inti dari pemanfaatan teknologi Sistem Informasi Geografi
adalah untuk mencari informasi yang berbasis data spasial. Secara
umum pengertian Sistem Informasi Geografi dapat diartikan sebagai
suatu system yang berdasarkan atas komputer untuk mendapatkan,
mengatur, mengelola, mengedit dan menyajikan data berupa
informasi berdasarkan georeferensi dan selanjutnya dipakai sebagai
bahan awal untuk mengambil keputusan. Sistem Informasi Geografi
(SIG) atau dalam bahasa Inggris disebut Geographic Information
System (GIS) mempunyai aplikasi yang beragam, memiliki
konsekuensi, banyak definisi Sistem Informasi Geografi yang berbeda
yang berkembang sehingga beberapa pakar mendefinisikan dari
Sistem Informasi Geografi itu sendiri sesuai dengan kebutuhan atau
penelitiannya.
Dari beberapa pengertian Sistem Informasi Geografi (SIG) diatas,
maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa SIG adalah suatu alat untuk
menyimpan, memanipulasi dan dapat menampilkan kembali informasi
geografi di dalam komputer, yang dapat dipakai oleh para pengguna
sesuai dengan keperluannya.
Dimana Geographical Information System (GIS) sendiri sebenarnya
adalah akronim dari tiga buah kata, yakni:
a. Geography, Istilah ini digunakan karena GIS dibangun secara
berdasarkan pada “geografi” atau “spasial”. Geografisitu sendiri
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari perbedaan daerah
diatas permukaan bumi ditunjukan dengan karakteristik dan
interelasinya, atau merupakan gejala-gejala permukaan bumi yang
berjkaitan dengan kehadiran dan kegiatan manusia daalam konteks
keruangan, lingkungan dan wilayah. Object ini mengarah pada

III-3
spesifikasi lokasi dalam suatu space. Objek bisa berupa fisik, budaya
atau ekonomi alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan pada suati
peta untuk memberikan gambaran atau representatif dari spasial
suatu objek sesuai dengan kenyataan di bumi. Simbol, warna dan
gaya garis digunakan untuk mewakili setiap spasial yang berbeda
pada peta dua dimensional. Saat ini, teknologi komputer telah mampu
membantu proses pemetaan melalui pengembangan dari automated
cartography (pembuatan peta) dan Computer Aided Design (CAD).
b. Information, Informasi berasal dari pengolahan sejumlah data. Dalam
GIS informasi memiliki volume terbesar. Setiap objek geografi memiliki
setting data tersendiri karena tidak sepenuhnya data yang ada dapat
terwakili dalam peta. Jadi, semua data harus diasosiasikan dengan
objek spasial yang dapat membuat peta menjadi intelligent. Ketika
data tersebut diasosiasikan dengan permukaan geografi yang
representatif, data tersebut mampu memberikan informasi dengan
hanya mengklik mouse pada objek. Namun dapat diingat bahwa
semua informasi adalah data tapi tidak semua data merupakan
informasi.
c. System, Pengertian suatu sistem adalah kumpulan elemen-elemen
yang saling berintegrasi dan berinterdependensi dalam lingkungan
yang dinamis untuk mencapai tujuan tertentu. Istilah inidigunakan
untuk mewakili pendekatan sistem yang digunakan dalam GIS
deengan lingkungan yang kompleks dan komponen yang terpisah-
pisah, sistem digunakan untuk mempermudah pemahaman dan
penanganan yang terintegrasi. Teknologi komputer sangat dibutuhkan
untuk pendekatan ini jadi hampir semua sistem informasinya
berdasarkan pada komputer.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan aplikasi-aplikasi SIG
menarik untuk digunakan diberbagai disiplin ilmu, diantaranya adalah:
a. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu (baik sebagai tools maupun
sebagai tutorials) utama yang interaktif, menarik dan menantang
didalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian,
pembelajaran, dan pendidikan (mulai dari usia sekolah hingga

III-4
dewasa) mengenai ide-ide atau konsep-konsep lokasi, ruang
(spasial), kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat
dipermukaan bumi berikut data-data atribut terkait yang menyertainya.
b. SIG menggunakan baik data-data spasial maupun data atribut secara
terintegrasi hingga sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan
spasial (berikut pemodelannya) maupun non-spasial-memiliki
kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
c. SIG memiliki kemampuan-kemampuan untuk menguraikan unsur-
unsur yang terdapat dipermukaan bumi kedalam beberapa bentuk
layer atau coverage data spasial. Dengan layer ini permukaan bumi
dapat direkonstruksikan kembali atau dimodelkan dalam bentuk nyata
(real worl tiga dimensi) dengan menggunakan data ketinggian berikut
layer tematik yang diperlukan.

3.1.2 KOMPONEN UTAMA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)


Sebagai suatu sistem untuk mengenal SIG lebih lanjut, pertama-tama
harus sepakat mengenai berbagai komponen penyusun SIG. Bila data
dianggap komponen lain secara tersendiri terutama karena sifatnya, maka
komponen utama SIG dibagi kedalam 4 (empat) kelompok, yaitu:
1. Perangkat keras
2. Perangkat lunak
3. Organisasi (manajemen)
4. Pemakai
Porsi masing-masing komponen tersebut berbeda dari satu sistem ke
sistem lainnya, tergantung tujuan dan dibuatnya SIG tersebut. Kombinasi
suatu proyek pengembangan SIG dalam suatu organisasi. Untuk lebih
jelasnya lihat pada gambar 3.1.

III-5
Gambar 3.1 Komponen Kunci dalam SIG

Sistem komputer untuk SIG terdiri dari perangkat keras (hardware),


perangkat lunak (software) dan prosedur untuk penyusunan pemasukan
data, pengolahan, analisis, pemodelan (modelling) dan penayangan data
geospatial. Sumber-sumber data geospatial adalah peta digital, foto udara,
citra satelit, tabel statistik dan dokumen lain yang berhubungan. Dimana
untuk data geospatial dibedakan menjadi data grafis (atau disebut juga data
geometris) dan data atribut (tematik), lihat gambar 3.2 mengenai konsep data
goespatial.

III-6
Gambar 3.2 Konsep Data Geospasial

1. Perangkat Keras
Komponen dasar perangkat keras SIG dapat dikelompokkan sesuai
dengan fungsinya antara lain adalah:
a. Peralatan pemasukan data, misalnya papan dijitasi (digitizer),
penyiam (scanner), keyboard, hard disk (dan media penyimpan
data lainnya) dan lain-lain.
b. Peralatan penyimpan dan pengolah data, yaitu komputer dan
perlengkapannya, seperti monitor, papan ketik (key-board), unit
pusat pengolah (CPU-central processing unit), cakram keras (hard-
disk), floppy-disk dan CD-ROM.

III-7
c. Peralatan untuk mencetak hasil, seperti printer dan plotter.
d. Susunan keperluan perangkat keras ini berfariasi dari bentuk yang
paling sederhana seperti komputer pribadi dengan hanya printer
atau plotter sampai ke yang lebih kompleks dengan work-station
atau main-frame dengan berbagai komponen yang lebih lengkap.
Lebih jelasnya mengenai aspek susunan perangkat keras
sederhana SIG dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Aspek Susunan Perangkat Keras

2. Perangkat Lunak
Komponen perangkat lunak yang tersedia dipasaran sudah sangat
bervariasi, oleh karena itu perangkat lunak yang tepat dari suatu SIG
sukar ditentukan. Memilih suatu perangkat lunak akan sangat ditentukan
oleh banyak faktor, oleh karen itu berikut ini akan diuraikan berbagai
fungsi yang umumnya diperlukan dalam suatu SIG. Secara umum hampir
semua perangkat lunak SIG mempunyai komponen yang fungsinya
seperti yang telah dirinci dalam berbagai definisi diatas. Perlu dibedakan
dari SIG, sistem informasi lain yang berorientasi grafis seperti CAD
(Computer Aided Design) yang umumnya tidak mempunyai komponen
analisis (terutama topologi) (Cowen, 1990; Newell dan Theriault, 1990)
walaupun sistem seperti ini berangsur-angsur berubah dengan ditambahi
perangkat analisis tersebut sehingga mengarah kebentuk SIG. Yang
terpenting bagi pengguna harus dapat memilih sesuai dengan kebutuhan.

III-8
Bentuk sederhana Ke-empat komponen perangkat lunak dan sistem
kerjanya disajikan pada gambar 3.4.
A. Persiapan dan Pemasukkan Data
Pengumpulan data dan persiapan pemasukkan data menempati posisi
kunci dalam SIG. Hal ini disebabkan karena fungsi SIG yang
merupakan sarana pengolah data yang berorientasi pada produk.
Tahap persiapan yang dimaksudkan dalam bagian ini adalah kegiatan
awal dalam kaitan sebelum data dimasukkan ke sistem, mencakup
proses identifikasi dan cara pengumpulan data yang diperlukan sesuai
dengan tujuan aplikasinya. Kegiatan ini antara lain pemahaman
sumber data seperti cara pengambilan data lapang, interpretasi citra,
penelahan dokumen, pencarian peta-peta, pengekstrakan informasi
dari sumber-sumber tertentu lainnya.
Bentuk kegiatan persiapan lain sebelum pemasukkan data mencakup
dua unsur utama, yaitu:
a. Konversi data kedalam format yang diminta perangkat lunak, baik
dari data analog maupun dan data digital lainnya.
b. Identifikasi dan spesifikasi lokasi obyek dalam data sumber.
Tahap ini bertujuan mengkonfersi data dan bentuk yang ada menjadi
bentuk yang dapat dipakai dalam SIG. Data bereferensi geografi
kemungkinan tersedia dalam berbagai bentuk, seperti peta diatas
kertas, tabel atribut, file peta elektronik dan asosiasinya dengan data
atribut, citra foto udara dan citra setelit (gambar 3.4a).
Bila data sudah berada dalam bentuk dijital proses pemasukkan data
dapat dilakukan langsung melalui proses konversi antar format data,
walaupun ada kemungkinan data tidak dapat diterima oleh program
komputer perangkat lunak yang digunakan. Pemasukan data dan
bentuk lain akan memerlukan pemrosesan yang lebih kompleks,
sebelum menjadi data digital. Pemasukan data sering merupakan
masalah yang khusus dan kadang-kadang merupakan penghalang
utama dalam penerapan suatu SIG.
B. Manajemen, Penyimpanan, dan Pemanggilan Data

III-9
Komponen manajemen data dalam SIG termasuk fungsi untuk
menyimpan data dan menggali data. Penyimpanan data ini juga
mencakup beberapa teknik memperbaiki dan memperbarui data
spasial dan atribut. Fungsi-fungsi yang umum terdapat disini adalah
pemasukan, perbaikan, penghilangan, dan pemanggilan kembali data.
Manajemen data dapat juga dikaitkan dengan sistem keamanan data.
Dalam hal ini prosedur penyelamatan data harus dibuat spesifik
sehingga untuk pemakai yang berbeda akan dibuat jalur yang
berbeda. (gambar 3.4b).
C. Manipulasi dan Analis Data
Fungsi manipulsi dan analisis merupakan ciri utama pemetaan grafis
yang menentukan informasi yang dapat dibangkitkan dari SIG. Hal
yang sering tidak diantisipasi adalah pemahaman bahwa SIG tidak
hanya akan mengoptimatisasikan aktivitas tertentu, tetapi juga akan
merubah cara kerja organisasi. Istilah geoprocessing sering
diterapkan pada istilah manipulasi dan analisis ini.
D. Pembuatan Produk SIG
Bentuk produk suatu SIG dapat bervariasi baik dalam hal kualitas,
keakuratan dan kemudahan pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam
bentuk peta-peta, tabel angka-angka, teks diatas kertas atau media
lain (hard-copy) atau dalam cetak lunak (soft-copy). Fungsi-fungsi
yang dibutuhkan disini ditentukan oleh keperluan pemakai, sehingga
keterlibatan pemakai sangat penting dalam menentukan spesifikasi
kebutuhan output (baik desain atau pencetakan). (gambar 3.4c)

III-10
Gambar 3.4 (a)Skema Pemasukan Data, (b)Konsep Bank Data Geografik,
(c)Pembuatan Keluaran Data dalam SIG

Banyak sudah perangkat lunak yang dibuat sehingga memungkinkan


pengguna sulit memilih yang terbaik. Ada beberapa kriteria dari pemilihan
perangkat lunak SIG, ada 11 (sebelas) item kutipan diambil dari buku
“Teknologi Penginderaan Jauh di Indonesia (1994, Dr. Indroyono. S)”,
yaitu:

III-11
a. Mampu berinteraksi dengan salah satu jenis DBM
b. Mampu menghitung jarak dan luas
c. Mampu membuat batas (buffer)
d. Mampu melakukan proses operasi aljabar
e. Mampu melakukan proses operasi Boolean
f. Mampu menghitung koordinat geografi
g. Mampu melakukan proses network tracing
h. Mampu melakukan proses analisis remote sensing (penginderaan
jauh)
i. Mampu melakukan train analysis 3D
j. Mampu melakukan analisis keruangan
k. Mampu melakukan konversi raster – vektor dan vektor – raster
Berdasarkan kriteria tersebut diatas maka dipilih perangkat lunak
(software) ArcView GIS sebagai tools untuk pembangunan Sistem
Informasi Geografis. Lihat tampilan software ArcView GIS .
Perangkat lunak ArcView adalah tool yang berbasis obyek mudah
digunakan dan memungkinkan kita untuk melakukan organisasi, me-
maintain, menggambarkan dan menganalisa peta dan informasi spasial
dari setiap obyek dalam satu obyek. ArcView juga mempunyai
kemampuan untuk melakukan query (pelacakan data) dan analisis
spasial.

3.1.3 DATA INPUT SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)


Data-data yang dapat di masukan sebagai data input dalam Sistem
Informasi Geografi dapat berupa:
1. Data dari Foto Udara
Metode yang digunakan dalam pemasukan atau input data jenis
ini adalah:
▪ Metode konvensional (Analog), dimana data yang dimasukan
perlu dikonversikan terlebih dahulu kedalam format digital.
▪ Metode analitikal, data SIG digital.
▪ Metode Digital Photogrametri, digital format data SIG.
2. Data dari Pengindraan Jauh dan Image Prossesing

III-12
Data ini diturunkan dengan metode manual interpretasi atau
digital interpretasi, pada metode manual format data SIG perlu
dikonversi format data digital, contohnya foto udara.Sedangkan untuk
yang digital image biasanya bentuk format datanya sudah digital,
contohnya Citra Landsat TM, SPOT.
3. Data dari Peta
Data dari peta sifatnya masih berupa hardcopy (analog), untuk itu
diperlukan mengubah data tersebut menjadi data digital dengan
metode mendigit data (metode yang paling umum digunakan untuk
pemasukan data SIG).
Ada beberapa teknik digitasi yang bisa dilakukan seperti:
a. Manual Digitasi, yaitu data digitasi dilakukan diatas meja
dengan hand held kursor.
b. Scan Digitasi (Semi otomatis), automatic merubah data analog
menjadi digital. Data masukan haruslah sederhana untuk
memudahkan manipulasi.
c. On-Screen Digitasi, proses kerjanya mirip dengan manual
digitasi, perbedaannyapeta pertama-tama didigit dan gambar
ditampilkan di-screen. Digitasi dilakukan didalam interaktif
grafik.
4. Data Tabular
Data tabular ini dimaksudkan data-data tersebut disimpan
didalam suatu tabel.Data tersebut bisa didapatkan dengan metode
survey langsung dilapangan (data survey primer), atau mungkin
menurunkan data dari laporan-laporan yang telah ada (data
sekunder).
5. Data dari survey lapangan
Pemasukan data ini dilakukan dengan survey lapangan, adapun
bentuk format data ini adalah berupa vektor, dimana metode-
metodenya adalah sebagai berikut:
a. Konvensional penentuan posisi
▪ Tringulasi
▪ Poligon

III-13
▪ Levelling
b. Global positioning system (GPS)
c. Survey Tacheometri
d. Survey dalam bentuk yang lain tergantung dari tipe data
(khusus data format bisa dalam bentuk tabular). Contohnya
survey sosial ekonomi, cuaca, temperatur dan lainnya.
Jika definisi-definisi SIG dalam sub-bab diatas diperhatikan, maka
SIG dapat diuraikan menjadi lima subsistem sebagai berikut:
1. Data input processing, subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan
dan mempersiapkan data spasial dan attribut dari berbagai sumber.
Sub-sistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi
atau mentransformasikan format data-data aslinya kedalam format
yang dapat digunakan oleh SIG.
2. Sistem penyimpanan, pemanggilan dan manajemen basis data, sub-
sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke
dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah
dipanggil, di-update, dan di-edit.
3. Data manipulasi dan analisis, sub-sistem ini menentukan informasi-
informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, sub-sistem ini
juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan
informasi yang diharapkan.
4. Display and produk generation, sub-sistem ini menampilkan atau
menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam
bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta
maupun video.
5. User interface, subsistem ini adalah sebagai media berkomunikasi
antara keempat subsistem yang lain dengan pengguna/operator.
Subsistem ini biasanya berupa suatu perangkat lunak dimana
sipengguna dapat berinteraksi dengan keempat subsistem lainnya,
misalnya memasukan data spasial dan atribut, memanipulasi
basisdata, mencetak peta untuk keperluan tertentu.
6. Jika subsistem SIG diatas diperjelas berdasarkan uraian jenis
masukan, proses, dan jenis keluaran yang ada didalamnya, untuk

III-14
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar subsistem SIG pada
gambar 3.5.

Gambar 3.5 Uraian Sub Sistem GIS

3.1.4 KONSEP PENYUSUNAN DATABASE


Penyusunan database ini dilakukan berdasarkan konsep dengan
tahapan-tahapan yang saling berkesinambungan dan bersinergi antar satu
tahap dengan konsep yang lain. Konsep tersebut menjadi landasan yang
kuat dalam implementasi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai dengan
akhir, baik secara teknis maupun non teknis di lapangan.
Konsep dan metode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan lebih
difokuskan pada masalah mulai dari persiapan awal, penyusunan konsep,
implementasi pelaksanaan, identifikasi dan pengelompokan data sampai
dengan teknis penyajian data base yang sesuai dengan keinginan dan
tingkat kebutuhannya.
Tahap yang pertama dilakukan sesuai dengan konsep yang disusun
adalah persiapan awal, yang intinya merupakan kegiatan persiapan sebelum
melangkah pada kegiatan selanjutnya. Secara garis besar kegiatan ini
mencakup persiapan administrasi, peralatan survey dan transportasi
lapangan, peralatan pengolah data, penyusunan rencana kerja, termasuk
persiapan personil yang akan ditugaskan.

III-15
Penyusunan konsep merupakan bagian atau elemen kerja yang tidak
bisa dipisahkan dalam rangkaian Penyusunan kegiatan ini. Adanya konsep
sangat dibutuhkan dalam rangka pencapaian hasil yang optimal dan untuk
mendapatkan arah yang jelas atas maksud dan tujuan yang ingin
dicapai.Sedangkan implementasi merupakan penjabaran secara langsung
konsep dan metode pada kegiatan yang sedang berjalan. Implementasi
intinya menjabarkan secara detail bagaimana konsep dan metode yang ada
diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan, yaitu meliputi penerapan prosedur
dan rencana kerja, akomodasi kebutuhan/keinginan, metode kerja, tujuan
dan sasaran yang ingin dicapai.
Identifikasi dan pengelompokan data merupakan cara sistematis yang
diinginkan dalam format penyajian data base. Data lebih terstruktur dan
terkelompok, sehingga sangat memudahkan dalam format penyajiaannya
dan gambaran yang lebih jelas mengenai data tersebut dapat lebih mudah
ditampilkan (diakses dengan program komputer). Pengelompokan data
merupakan penggabungan data-data yang diolah dalam suatu tingkatan
yang sama atau sejenis berdasarkan golongan, kondisi dan struktur data
tersebut.
Tahap terakhir dalam kegiatan ini adalah proses pengolahan data
yang didapatkan dari lapangan untuk ditampilkan/disajikan secara teknis
sebagai data base yang diinginkan. Proses pengolahan dan penyajian data
dilakukan dengan bantuan program komputer dalam format tabulasi data,
peta dan photo-photo yang dibutuhkan.

3.1.5 KONSEP DAN METODE PENGUKURAN DENGAN ALAT GPS


A. Konsep Survei Lapangan
Perkembangan teknologi dibidang survey dan pengukuran pada masa
sekarang semakin berkembang pesat.Berbagai produk dan merk
peralatan yang digunakan untuk pengukuran dan pemetaan banyak
dijual dipasaran.Masing-masing merk menawarkan produk dengan
kualitas dan keunggulan fasilitas yang dimilikinya agar menarik minat

III-16
para pengguna jasa survey dan pemetaan untuk membeli sekaligus
menggunakannya.
GPS atau yang lebih lengkap dikenal dengan Global Positioning
System merupakan salah satu alat hasil perkembangan teknologi
yang banyak digunakan untuk kepentingan survey dan pengukuran
topografi pada masa sekarang.Salah satu keunggulan penggunaan
alat ini dalam pengukuran di lapangan adalah mampu menentukan
posisi koordinat baseline dari suatu jaringan.Tingkat akurasi dan
kemudahan yang bisa didapatkan dengan menggunakan alat ini jauh
lebih baik ketimbang penggunaan peralatan optis, terutama untuk
mendapatkan data koordinat suatu obyek.
Pada survey dan pengukuran menggunakan alat GPS, proses
penentuan koordinat titik-titik dan baseline dari suatu jaringan ruas
jalan pada dasarnya terdiri atas tiga tahap, yaitu:
1. Pengolahan data dari setiap baseline dalam jaringan.
2. Perataan jaringan yang melibatkan semua baseline untuk
menentukan koordinat dari titik-titik dalam jaringan.
3. Transformasi koordinat titik-titik tersebut ke bidang datum yang
diperlukan oleh pengguna.
Proses pelaksanaan survey menggunakan GPS secara umum akan
meliputi beberapa tahapan seperti dalam gambar 3.6.

III-17
Gambar 3.6 Pelaksanaan Survei Dengan GPS

B. Metode Pengukuran Dengan GPS


Pengukuran menggunakan alat GPS merupakan cara yang cepat dan
mudah untuk mendapatkan data pengukuran koordinat dari suatu
obyek Sistem operasi alat GPS pada prinsipnya adalah pencatatan
data secara digital via satelit untuk ditranspormasikan kedalam bentuk
data konvensional (angka, tabulasi, grafis dan peta) dengan
menggunakan program dan perangkat komputer (sistem
komputerisasi). Data yang mampu dicatat secara digitasi oleh GPS
adalah data yang berhubungan dengan letak geografis dan topografi
suatu titik atau tempat di atas permukaan bumi, dimana titik tersebut
masih berada dalam pantauan dan jangkauan peredaran satelit di
atasnya.

III-18
Penggunaan GPS pada Penyusunan Inventarisasi ini, memberikan
keuntungan ganda diantaranya adalah:
1. Mempercepat dan mempersingkat waktu yang dibutuhkan,
mengingat jumlah obyek yang disurvey dan dilakukan pengukuran
cukup banyak.
2. Sesuai dengan tingkat kebutuhan dan cocok dengan konsep dan
teori yang diperlukan dalam pengumpulan data-data yang akan
dijadikan data base.
3. Tingkat akurasi dan ketelitian lebih baik dibandingkan dengan alat
konvensional yang lazim digunakan dalam pengukuran. Dengan
demikian hasil yang didapatkan mendekati kondisi riil yang
sesungguhnya di lapangan.
4. Mobilisasi dan transportasi alat sangat mudah dilakukan, sehingga
pengoperasian alat dimana saja bisa dengan mudah pula
dilakukan.
5. Merupakan salah satu peralatan atau bagian perangkat yang
dibutuhkan untuk transpormasi format penyajian data dalam
Sistem Informasi Geografis (GIS).
6. Aplikasi program untuk mentranspormasikan data dari sistem
digitasi menjadi data base yang diinginkan sudah cukup banyak
tersedia.
Dalam operasionalnya GPS akan merekam secara automatis seluruh
titik koordinat yang dilalui dan langsung menterjemahkannya dalam
bentuk gambar titik-titik atau garis linier pada display GPS. Gambar
titik-titik atau garis linier tersebut mengindikasikan bentuk dan posisi
ruas jalan yang dilalui.Rekaman titik-titik koordinat hasil pengukuran
tersebut selanjutnya dilakukan down load pada komputer untuk diolah
lebih lanjut.Guna menunjang kelancaran kerja dan operasional alat,
perlu dibantu dengan peralatan pengukuran manual, seperti rollmeter.
Pada dasarnya lokasi titik GPS dipilih sesuai dengan kebutuhan serta
tujuan penggunaan GPS itu sendiri. Disamping itu secara umum
lokasi untuk titik GPS, sebaiknya memenuhi persyaratan berikut ini:

III-19
1. Memiliki ruang pandang langit yang bebas ke segala arah di atas
elevasi 15.
2. Jauh dari objek-objek reflektif yang mudah memantulkan sinyal
GPS, guna mencegah dan meminimalisir efek terjadinya
multipath.
3. Jauh dari objek-objek yang dapat menimbulkan interferensi
elektris terhadap penerimaan sinyal GPS.
4. Mudah dicapai (menggunakan kendaraan bermotor).
5. Merupakan lokasi dimana monumen/pilar yang akan didirikan
nantinya, tidak mudah terganggu atau rusak akibat gangguan
manusia, binatang atau akibat gangguan alam sendiri.
6. Merupakan lokasi yang tidak akan dibangun untuk keperluan lain
dalam waktu dekat.
7. Titik-titik harus dapat diikatkan minimal pada satu titik yang telah
diketahui koordinatnya untuk keperluan perhitungan,
pendefinisian datum serta penjagaan konsistensi dan
homogenitas dari datum dan ketelitian titik-titik dalam jaringan.
Secara umum suatu jaringan (kerangka) titik-titik GPS harus terikat
minimal pada satu titik tetap yang telah diketahui koordinatnya.
Kegiatan tahap perencanaan awal dari survey GPS hendaknya
dilakukan sesuai dengan urutan berikut:
1. Pengeplotan titik-titik tetap yang telah ada pada peta.
2. Pengecekan terhadap pengeplotan titik-titik tetap yang telah ada
pada peta.
3. Pengidentifikasian lokasi untuk titik-titik yang baru.
4. Pengadaan formulir-formulir reconnaissance.
Guna mendapatkan hasil pengukuran yang maksimal, sebelum alat
GPS dioperasikan terlebih dahulu dilakukan pengujian deviasi
(penyimpangan) koordinat, yang mana hasil pengujian ini akan
dipergunakan sebagai nilai koreksi pada pengolahan data
selanjutnya. Pengujian dilakukan beberapa kali sesuai dengan
keperluan dan perubahan kondisi cuaca (misalnya pagi, siang, sore,
hujan dan panas).Peralatan pendukung yang perlu dilakukan

III-20
pengecekan adalah recever GPS, peralatan pelengkap, komputer
dan perangkat lunak yang digunakan. Prosedur pengamatan
(pengukuran) GPS pada setiap titik dilakukan dengan urutan sebagai
berikut:
1. Pengecekan titik, nomor-nomor yang tertera pada monumen/pilar
diperiksa apakah sama dengan nomer titik yang akan diamati.
Segala perubahan yang mungkin terjadi dilakukan
pencatatannya dan untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya
multipath, maka segala macam benda yang bisa mengakibatkan
terjadinya hal tersebut (misalnya kendaraan) harus dijauhkan
dari titik yang dicek.
2. Sebelum pengamatan, disiapkan recever yang akan digunakan
dan kondisi alat siap digunakan. Dilakukan setting parameter
pengamatan yang digunakan seperti moda pengamatan,
koordinat pendekatan, interval perekaman data, bear mask
angle, data yang digunakan, nomor titik dan zona waktu (waktu
mulai dan selesai pengamatan).
3. Saat pengamatan, pencatatan harga DOP pada layer dan
membandingkannya dengan harga prediksi yang dihitung pada
saat perencanaan survey. Pencatatan dilakukan pula pada
nomor satelit yang teramati serta status baterai yang digunakan.
4. Setelah pengamatan, semua peralatan yang digunakan
dibereskan dan receiver ditempatkan kembali dengan baik dan
aman ke dalam box (tempatnya) untuk disimpan.
Secara skematik proses perhitungan koordinat titik-titik dalam
jaringan GPS ditunjukan pada gambar 3.7.
Seluruh vector baseline tersebut, bersama dengan koordinat dari titik-
titik tetap yang diketahui, selanjutnya diolah dalam suatu proses
hitungan perataan jaringan (network adjustment) untuk mendapatkan
koordinal akhir dari titik-titik yang diinginkan. Karena koordinat dari
titik-titik yang diperoleh dengan survey GPS ini mengacu pada datum
WGS (Word Geodetic System) 1984, maka apabila koordinat titik-titik
tersebut ingin dinyatakan dalam datum lain, proses selanjutnya yang

III-21
diperlukan adalah transpormasi datum dari WGS 1984 ke datum yang
diinginkan.

Gambar 3.7 Diagram Alir Perhitungan Titik Kordinat GPS

3.1.6 IMPLEMENTASI KONSEP DAN TEORI


Implementasi merupakan wujud dalam penjabaran ide, gagasan,
konsep, teori dan metode ke dalam bentuk aksi kongkrit atau kegiatan yang
diinginkan, dalam hal ini adalah pelaksanaan survey/pengukuran dan
pengumpulan data yang akan dijadikan database. Ide, gagasan, konsep,
teori dan metode adalah bagian element dan kerangka landasan yang
mendasari pemikiran akan kebutuhan penyusunan data base.
Manifestasi (perwujudan) dari gabungan element-element tersebut
dinyatakan dalam bentuk penjabaran rencana dan keinginan untuk
pemenuhan database secara lengkap dan terstruktur mengenai sistem data.

III-22
Secara skematik implementasi konsep penyusunan database ditunjukan
pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 Skematik Penyusunan Database

III-23
Secara umum metodologi kegiatan ini, terdiri dari atas 4 (empat)
bagian, yaitu meliputi:
1. Survey lapangan.
2. Desain.
3. Konstruksi.
4. Implementasi.
Keempat bagian (tahapan) tersebut di atas masing-masing masih
terbagi-bagi lagi dalam beberapa bagian. Secara lebih rinci penjabarannya
dijelaskan sebagai berikut:
1. Survey Lapangan
Kegiatan pada tahap Survey Lapangan adalah pengumpulan data-
data dan informasi yang lengkap mengenai:
a. Sistem dan prosedur, Tim Survey akan menjaring konsep
kerja/sistem dan prosedur pengelolaan data dari sistem yang
berjalan sekarang ini.
b. Data dan informasi, pengumpulan informasi mengenai proses
pengolahan data hasil kegiatan serta mengklasifikasikan seluruh
jenis data dan menyampaikan konsep mekanisme Flow of Data.
c. Permasalahan, mengumpulkan informasi mengenai kendala-
kendala yang berhubungan dengan rencana pengembangan
sistem.
d. Sarana, mengumpulkan data mengenai sarana utama maupun
penunjang yang telah tersedia guna mendukung sistem yang
terintegrasi.
Selain melaksanakan survey untuk pengumpulan data dan informasi,
juga dilakukakan studi literatur dan peraturan-peraturan yang terkait.
Setelah diperoleh hasil pengumpulan data-data kemudian dilakukakan
diskusi dengan Pihak Pengguna Jasa untuk pemaparan hasil studi
guna penyesuaian/konfirmasi dan memperbanyak masukan-masukan
(input).

2. Desain Konseptual
Pada tahap ini akan dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:

III-24
a. Perancangan sistem dan prosedur, berdasarkan hasil survey dan
analisa sistem dan prosedur, dilakukan pembuatan rancangan dan
penyusunan konsep sistem dan prosedur.
b. Perancangan konsep, pada tahap ini disusun suatu konsep sistem
yang terintegrasi dan terdiri dari klasifikasi data, model-model
aplikasi.
3. Konstruksi
Berdasarkan hasil rancangan umum sistem komputerisasi yang telah
dibuat, dibangun aplikasi perangkat lunak sistem informasi dengan
tahapan-tahapan “write, debug, test” dengan data dummy sebagai
data uji coba. Pada tahap ini digunakan strategi pengembangan
simultan yang menggunakan proses debugging pada waktu yang
bersamaan. Dengan menggunakan strategi ini, kesalahan program
(error) bisa di-eleminasi.
Aplikasi dibuat per fungsi dan juga tiap fungsi dibagi lagi terhadap
sub-sistem sub-sistem yang sesuai dengan rancangan umum
komputerisasinya. Peranan soft ware pada tahap ini merupakan alat
bantu pemrograman, teknik pemrograman, kejelasan susunan dan
alur kode sangat menentukan terciptanya kode program yang baik.
Sementara kemudahan penyusunan serta konsistensi kode itu sendiri
banyak dipengaruhi oleh kesempurnaan dari desain yang telah
disusun sebelumnya.
Kode disusun untuk kegiatan kerja dari Tim pada saat yang
bersamaan pada sejumlah komponen berbeda dari suatu aplikasi.
Dan efisiensi lebih bergantung pada konsep model sistem yang dipilih.
Contoh untuk model relasi yang menjamin kebebasan terhadap Data
Independence, yang memungkinkan dilakukannya optimasi tanpa
mempengaruhi program.
Sedangkan keberadaan data (Entity) serta hubungan antara data
tertentu memungkinkan diaturnya kelompok data sedemikian rupa
sehingga operasi yang penting dapat berjalan lebih cepat dari lainnya.
Kode program disusun dari rancangan sistem yang merupakan proses
transformasi dari bentuk skematis ke bentuk deskritif. Semua kotak

III-25
fungsional DAD diterjemahkan menjadi modul operasional dan aliran
data dikonversikan sesuai keberadaan data, disusun sesuai hirarki
prioritas.
Aliran data kemudian diidentifikasikan sesuai keberadaan data,
disusun sesuai hirarki kepentingannya serta dicirikan keluar masuknya
ke bagian dan DAD. Aliran tersebut akan menentukan jenis-jenis
instruksi manipulasi yang akan ditambahkan pada modul-modul
operasional yang akan dibentuk. Setiap modul selanjutnya diuraikan
fungsinya dengan cara menyusun instruksi-instruksi program yang
dapat menghasilkan suatu kegiatan aplikasi spesifik. Setelah masing-
masing modul terkode dengan baik, dilakukan proses integrasi
fungsional, dengan menambahkan sejumlah instruksi untuk
pengolahan sistem. Integrasi ini akan memperhitungkan bagaimana
tampilan akhir aplikasi, penyediaan sarana bantuan dan menyiapkan
sarana interaksi dengan Pengguna Jasa. Disamping itu terdapat
sejumlah instruksi-instruksi tambahan yang harus dituliskan untuk
kepentingan kompilasi kode tersebut oleh system soft ware.
4. Implementasi Sistem
Tahap implementasi terdiri dari 4 (empat) bagian, yaitu:
a. Tahap instalasi sistem, adalah uji coba transfer data, instalasi
perangkat lunak dan aplikasi-aplikasi.
b. Pelatihan, tahap setelah instalasi selesai dilaksanakan dengan
baik, maka tahap pelatihan dapat segera dilakukan. Pelatihan
dapat dilakukan dengan beberapa cara. Untuk level operator
dilakukan pelatihan secara on the job training.
c. Presentasi akhir dan laporan akhir, presentasi yang dilakukan
pada tahap ini adalah laporan dan penjelasan dari seluruh
kegiatan yang telah dilaksanakan dalam melakukan studi dan
penelitian sampai dengan implementasi, yang isinya antara lain
menjelaskan hasil-hasil yang telah dicapai sejak dimulainya
survey, hasil analisis permasalahan dan kebutuhan, perbaikan-
perbaikan yang terjadi (berdasarkan konsultasi dengan Pengguna
Jasa) serta laporan hasil perancangan sistem prosedur dan

III-26
konsep sistem secara global. Penyerahan aplikasi sistem dan sub-
sistem beserta Laporan Akhir akan diserahkan.
d. Pemeliharaan sistem, setelah semua tahap di atas dilaksanakan
bukan berarti pekerjaan selesai begitu saja, akan tetapi tetap
diadakan evaluasi yang berkelanjutan terhadap error atau masalah
pada saat sistem digunakan. Adapun evaluasi dan pemeliharaan
sistem ini frekuensinya dapat ditentukan kemudian.

III-27

Anda mungkin juga menyukai