Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Oleh:
Kelompok 1:
1. Ratih Rahmawati Azizah ( A2A221001 )
2. Rizal Maulana Adam ( A2A221005 )
3. Emmy Kristianty ( A2A221014 )

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT LINTAS JALUR


SEMESTER V

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terasa sangat pesat, sehingga menawarkan banyak sekali kemudahan-
kemudahan aktivitasnya. Kehadiran teknologi ini dimaksudkan untuk mencapai
hasil yang lebih baik dengan efesien efektivitas. Salah satu kemajuan teknologi
pada dewasa ini yaitu berkembangnya komputer secara pesat. Era
komputerisasi telah memberi wawasan dan paradigma baru dalam proses
pengambilan keputusan dan penyebaran informasi. Data yang
mempresentasikan dunia nyata dapat disimpulkan dan diproses sedemikian rupa
sehingga dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang lebih sederhana dan sesuai
kebutuhan. SIG merupakan sistem berbasis komputer yang didesain untuk
mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial
(keruangan) berupa informasi yang mempunyai hubungan geometrik dalam arti
bahwa informasi tersebut dapat diukur, dihitung, dan disajikan dalam sistem
koordinat rujukan/bidang hitung yang baku, dengan data berupa data digital
yang terdiri dari data posisi (data spasial) dan data semantiknya (data atribut).
SIG dapat mempresentasikan real word (dunia nyata) diatas monitior
computer sebagaimana lembaran peta dapat mempresentasikan dunia nyata di
atas kertas. Tetapi SIG memiliki kekuatan lebih dan fleksibilitas dibandingkan
lembaran pada kertas. SIG dapat menentukan lokasi yang sesuai untuk
pengembangan lokasi permukiman penduduk yang memiliki beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi. Kemampuan SIG secara eksplisit adalah:
memasukkan data dan mengumpulkan data geografi (spasial dan atribut),
mengintegrasikan data geografi, memeriksa, meng-update data geografi,
menyimpan dan membuka kembali data geografi, mempresentasikan atau
menampilkan data geografi.

1.2 Tujuan
Tujuan dari disusunnya laporan ini supaya pembaca mengerti apa itu Sistem
Informasi Geografic.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemetaan
Pemetaan adalah pengelompokkan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan
dengan beberapa letak geografis wilayah yang meliputi dataran tinggi,
pegunungan, sumber daya dan potensi penduduk yang berpengaruh terhadap
sosial kultural yang memilki ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang
tepat (Munir, 2012).
Peta adalah penggambaran dua dimensi pada bidang datar keseluruhan atau
sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan atau
skala tertentu (Nasution, 2016).
Dalam proses pembuatan peta harus mengikuti pedoman dan prosedur
tertentu agar dapat dihasilkan peta yang baik, benar, serta memiliki unsur seni
dan keindahan. Secara umum proses pembuatan peta meliputi beberapa tahapan
dari pencarian dan pengumpulan data hingga sebuah peta dapat digunakan.
Proses pemetaan tersebut harus dilakukan dengan urut dan runtut, karena jika
tidak dilakukan secara urut dan runtut, tidak akan diperoleh peta yang baik dan
benar.

2.2 Sistem Informasi Geografis (SIG)


Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System
(GIS) adalah sebuah system yang didesain untuk menangkap, menyimpan,
memanipulasi, menganalisa mengatur dan menampilkan seluruh jenis data
geografis.
Akronim GIS terkadang dipakai sebagai istilah untuk geographical
information science atau geospatial information studies yang merupakan ilmu
studi atau pekerjaan yang berhubungan dengan Geographic Information
System. Dalam artian sederhana system infomasi geografis kita simpulkan
sebagai gabungan kartografi, analisis statistic dan teknologi sistem basis. (Edy
Irwansyah, 2013)

3
Pada hakekatnya Sistem Informasi Geografis adalah suatu rangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran situasi ruang muka
bumi atau informasi tentang ruang muka bumi yang diperlukan untuk dapat
menjawab atau menyelesaikan suatu masalah yang terdapat dalam ruang muka
bumi yang bersangkutan. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi pengumpulan,
pemetaan, pengolahan penganalisisan dan penyajian data-data/fakta-fakta yang
ada atau terdapat dalam ruang muka bumi tertentu. Data/fakta yang ada atau
terdapat dalam ruang muka bumi tersebut, sering juga disebut sebagai data/fakta
geografis atau data /fakta spasial. Hasil analisisnya disebut informasi geografis
atau informasi spasial. Jadi SIG adalah rangkaian kegiatan pengumpulan
penataan, pengolahan dan penganalisisan data/fakta spasial sehingga diperoleh
informasi spasial untuk dapat menjawab atau menyelesaikan suatau masalah
dalam ruang muka bumi tertentu. SIG merupakan akronim dari :
1. Sistem
Pengertian suatu system adalah kumpulan elemen-elemen yang
saling berintegrasi dan berinterdependensi dalam lingkungan yang
dinamis untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Informasi
Informasi berasal dari pengolahan sejumlah data. Dalam SIG
informasi memiliki volume terbesar. Setiap objek geografi memiliki
setting data tersendiri karena tidak sepenuhnya data yang ada dapat
terwakili dalam peta. Jadi, semua data harus diasosiasikan dengan objek
spasial yang dapat membuat peta menjadi berkualitas baik. Ketika data
tersebut diasosiasikan dengan permukaan geografis yang representative.
Data tersebut mampu memberikan informasi dengan hanya mengklik
mouse pada objek. Perlu diingat bahwa semua adalah data tapi tidak
semua data merupakan informasi.
3. Geografis
Istilah ini digunakan karena SIG dibangun berdasarkan pada
‘Geografi’ atau ‘spasial’. Setiap objek geografi mengarah pada
spesifikasi lokasi dalam suatu space. Objek bisa berupa fisik. Budaya
atau ekonomi alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan pada suatu

4
peta untuk memberikan gambaran yang representatif dari spasial suatu
objek sesuai dengan kenyataannya di bumi. Simbol, dan warna garis
digunakan untuk mewakili setiap spasial yang berbeda pada peta dua
dimensi (Prahasta, 2002).
Sistem informasi Geografi (SIG) merupakan computer yang berbasis pada
sistem informasi yang digunakan untuk memberikan bentuk digital dan analisis
terhadap geografi bumi. Definisi GIS selalu berubah karena GIS merupakan
bidang kajian ilmu dan teknologi yang relative masih baru. Beberapa definisi
dari GIS adalah :
1. Definisi GIS (Rhind,1998) : GIS is a computer system fo collecting ,
checking, integrating and analyzing information related to the surface of the
earth.
2. Definisi GIS yang dianggap lebih memadai (Marble & Peuquet,1983) and
(Parker,1988; Ozemoy et al., 1981; Burrough, 1986: GIS deals with space
time data and often but not necessarily, employs computer hardware and
software.
3. Purwadhi, 1994 : SIG merupakan suatu system yang mengorganisir
perangkat keras (Hardware), perangkat lunak (Software), dan data, serta
dapat mendaya-gunakan system penyimpanan, pengolahan, maupun
analisis data secara simultan, sehingga dapat diperoleh informasi yang
berkaitan dengan aspek keruangan.
4. Sig merupakan manajemen data spasial dan non-spasial yang berbasis
computer dengan tiga karakteristik dasar, yaitu:
1) Mempunyai fenomena actual(variable data non-lokasi) yang
berhubungan dengan topik pemasalahan di lokasi yang bersangkutan.
2) Merupakan suatu kejadian di suatu lokasi dan
3) Mempunyai dimensi waktu.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Geografi


(SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu system
informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial
atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sitem

5
basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi
keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja. Sedangkan
menurut Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi
yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut)
objek yang dihubungkan secara geografis di bumi (georeference). Disamping
itu, SIG juga dapat menghubungkan data, mengatur data dan melakukan analisis
data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan
dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan
geografi.
Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem
manual (analog),dan system otomatis (yang berbasis digital computer).
Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaanya. Sistem
Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar
transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan
laporan survey lapangan kesemua data tersebut sikompilasi dan dianalisis
secara manual dengan alat tanpa computer. Sedangkan sistem informasi
Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai system pengolah data
melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto
udara digital serta foto udara yang terdigitasi.Data lain dapat berupa peta dasar
terdigitasi (Pakereng, 2004).

2.3 Komponen dan Karakteristik SIG


GIS merupakan produk dari beberapa komponen. Komponen-komponen
yang terdapat dalam GIS yaitu perangkat keras, perangkat lunak dan intelegensi
manusia (Prahasta, 2002 & Husein, 2006).
SIG merupakan salah satu sistem yang kompleks dan pada umumnya juga
(selain yang stand-alone) terintegrasi dengan lingkungan sistem komputer
lainnya di tingkat fungsional dan jaringan (network). Jika diuraikan, SIG terdiri
dari beberapa komponen (sebagai berikut) dengan berbagai karakteristiknya;/
1) Perangkat Keras
SIG sudah tersedia bagi berbagai platform perangkat keras; mulai dari
kelas PC desktop, workstations, hingga multi-user host yang bahkan dapat

6
digunakan oleh banyak orang secara bersamaan (simultan) dalam jaringan
komputer yang luas,tersebar, berkemampuan tinggi, memiliki ruang
penyimpanan (harddisk) yang besar, dan mempunyai kapasitas memori
(RAM) yang besar. Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk
aplikasi SIG adalah komputer (PC), mouse, monitor (plus VGA-card grafik)
yang beresolusi tinggi, digitizer, printer, plotter, receiver GPS, dan scanner.
Data yang terdapat dalam GIS diolah melalui perangkat keras. Perangkat
keras dalam GIS terbagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan data ke dalam
jaringan komputer. Contoh: Scanner, digitizer, CD-ROM.
b. Alat pemrosesan, merupakan sistem dalam komputer yang berfungsi
mengolah, menganalisis dan menyimpan data yang masuk sesuai
kebutuhan, contoh: CPU, tape drive, disk drive.
c. Alat keluaran (ouput) yang berfungsi menayangkan informasi geografi
sebagai data dalam proses GIS.
2) Perangkat Lunak
SIG merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular di
mana sistem basis datanya memegang peranan kunci pada perangkat SIG
tertentu. Data hasil penginderaan jauh dan tambahan (data lapangan, peta)
dijadikan satu menjadi data dasar geografi. Data dasar tersebut dimasukkan
ke komputer melalui unit masukan untuk disimpan dalam disket. Bila
diperlukan data yang telah disimpan tersebut dapat ditayangkan melalui
layar monitor atau dicetak untuk bahan laporan (dalam bentuk peta atau
gambar).
3) Data & informasi geografi
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang
diperlukan baik secara tidak langsung maupun secara langsung.
4) Manajemen
Suatu proyek SIG akan berhasil jika dikelola dengan baik dan
dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian (kesesuaian dengan
job-description yang bersangkutan) yang tepat pada semua tingkatan.

7
2.4 Sejarah SIG
Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan
nama Data Banks for Development. Munculnya istilah Sistem Informasi
Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh General Assembly dari
International Geographical Union di Ottawa Kanada pada tahun 1967.
Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS
(Canadian GIS-SIG Kanada). CGIS digunakan untuk menyimpan, menganalisa
dan mengolah data yang dikumpulkan untuk inventarisasi Tanah Kanada (CLI-
Canadian Land Inventory) yang merupakan sebuah inisiatif untuk mengetahui
kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai
informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan
penggunaan tanah pada skala 1:250000. Sejak saat itu Sistem Informasi
Geografis berkembang di beberapa benua terutama Benua Amerika, Benua
Eropa, Benua Australia, dan Benua Asia. Seperti di Negaranegara yang lain, di
Indonesia pengembangan SIG dimulai di lingkungan pemerintahan dan militer.
Perkembangan SIG menjadi pesat semenjak di ditunjang oleh sumberdaya yang
bergerak di lingkungan akademis (kampus). Dalam sejarahnya penggunaan SIG
modern (berbasis computer, digital) dimulai sejak tahun 1960-an. Pada saat itu
untuk menjalankan perangkat SIG diperlukan computer mainframe khusus dan
mahal. Dengan perkembangan computer PC, kecanggihan CPU, dan semakin
murahnya memori, sekarang SIG tersedia bagi siapapun dengan harga murah
(Kadir, 2004).

2.5 Tugas Utama SIG


Berdasarkan desain awalnya tugas utama SIG adalah untuk melakukan
analisis data spasial. Dilihat dari sudut pemrosesan data geografik, SIG
bukanlah penemuan baru. Pemrosesan data geografik sudah lama dilakukan
oleh berbagai macam bidang ilmu, yang membedakannya dengan pemrosesan
lama hanyalah digunakannya data digital. Adapun tugas utama dalam SIG
adalah sebagai berikut:

8
1. Input Data, sebelum data geografis digunakan dalam SIG, data tersebut
harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam bentuk digital. Proses konversi
data dari peta kertas atau foto ke dalam bentuk digital disebut dengan
digitizing. SIG modern bisa melakukan proses ini secara otomatis
menggunakan teknologi scanning.
2. Pembuatan peta, proses pembuatan peta dalam SIG lebih fleksibel
dibandingkan dengan cara manual atau pendekatan kartografi otomatis.
Prosesnya diawali dengan pembuatan database. Peta kertas dapat
didigitalkan dan informasi digital tersebut dapat diterjemahkan ke dalam
SIG. Peta yang dihasilkan dapat dibuat dengan berbagai skala dan dapat
menunjukkan informasi yang dipilih sesuai dengan karakteristik tertentu.
3. Manipulasi data, data dalam SIG akan membutuhkan transformasi atau
manipulasi untuk membuat data-data tersebut kompatibel dengan sistem.
Teknologi SIG menyediakan berbagai macam alat bantu untuk
memanipulasi data yang ada dan menghilangkan data-data yang tidak
dibutuhkan.
4. Manajemen file, ketika volume data yang ada semakin besar dan jumlah
data user semakin banyak, maka hal terbaik yang harus dilakukan adalah
menggunakan database management system (DBMS) untuk membantu
menyimpan, mengatur, dan mengelola data
5. Analisis query, SIG menyediakan kapabilitas untuk menampilkan query
dan alat bantu untuk menganalisis informasi yang ada. Teknologi SIG
digunakan untuk menganalisis data geografis untuk melihat pola dan tren.
6. Memvisualisasikan hasil, untuk berbagai macam tipe operasi geografis,
hasil akhirnya divisualisasikan dalam bentuk peta atau graf. Peta sangat
efisien untuk menyimpan dan mengkomunikasikan informasi geografis.
Namun saat ini SIG juga sudah mengintegrasikan tampilan peta dengan
menambahkan laporan, tampilan tiga dimensi, dan multimedia (Haryanto,
2004).

9
2.6 Metode Pemetaan Dalam SIG
Banyak metode-metode pemetaan yang digunakan dalam SIG diantaranya
adalah map info, arcview, surfer,mapsource dll. Masing masing mempunyai
kegunaan dan fungsi masing-masing diantaranya :

1. Map info
Mapinfo adalah salah satu perangkat lunak (software) yang
digunakan sebagai sarana untuk menampilkan atau pengimplementasian
sistem informasi geografik. Kelebihan perangkat lunaj mapinfo tersebut
adalah karena fasilitas yang diberikan cukup mudah untuk dioperasikan dan
cukup lengkap untuk keperluan pengembangan sistem informasi geografik.
Seperti halnya perangkat lunak lain yang dioperasikan dibawah windows
yang memiliki kemampuan multi tasking. Maka MapInfo juga dapat
digunakan secara bersama-sama dengan fasilitas lain di dalam mapinfo
sendiri. Konsep ini dinamakan sebagai desktop mapping, sehingga
memungkinkan untuk menyajikan data spasial, data atribut dan grafik
secara bersamaan dan saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
Kemampuan lain dari destop mapping ini adalah kemampuan untuk
mengorganisir. Memanipulasi dan menganalisis data. Informasi yang
disajikan oleh map info ini pasa prinsipnya adalah hasil penggabungan data
grafik dan non-grafik ( Kadir, 2004).
2. Arcview
ArcView merupakan salah satu perangkat lunak (software) desktop
Sistem Informasi Geografis (SIG) dan pemetaan yang dikembangkan oleh
ESRI. ArcView memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan
visualisasi, meng-explore, menjawab query (baik basis data spasial maupun
non-spasial), menganalisis data secara geografis, dan sebagainya. Secara
umum kemampuan ArcView dapat dilihat melalui uraian berikut :
1) Pertukaran data, membaca dan menuliskan data dari dan ke dalam
format perangkat lunak SIG lainnya.
2) Melalukan analisis statistik dan operasi-operasi matematis.

10
3) Menampilkan informasi (basisdata) spasial maupun atribut.
Menghubungkan informasi spasial dengan atribut-atributnya yang
terdapat (disimpan) dalam basisdata atribut.
4) Melakukan fungsi-fungsi dasar SIG seperti analisis sederhana spasial
5) Membuat peta tematik.
6) Meng-customize aplikasi dengan menggunakan bahasa skrip atau
bahasa
pemrograman sederhana.
7) Melakukan fungsi-fungsi SIG khusus lainnya (dengan menggunakan
extension yang ditujukan untuk mendukung penggunaan perangkat
lunak SIG ArcView)
3. Surfer
Surfer merupakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh Golden
Software Inc. Yaitu sebuah perusahaan yang berlokasi di Golden, Colorado,
Amerika Serikat. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang
mengembangkan dan memasarkan perangkat lunak di bidang Geographic
Information System dan scientific software. Selain perangkat lunak Surfer,
Golden Software Inc. juga mengembangkan perangkat lunak lainnya seperti
Grapher, Voxler, MapViewer, Didger, dan Strater. Hingga saat ini
perusahaan yang didirikan pada tahun 1983 ini terus mengembangkan
produk perangkat lunaknya dengan peningkatan kualitas, kemudahan dalam
penggunaan aplikasi, serta dukungan teknis yang lebih baik. keunggulan
utama dari perangkat lunak Surfer 10 ini adalah pada proses visualisasi dan
permodelan peta 3D, pembuatan kontur, model batimetri, visualisasi dan
analisis lansekap, proses gridding, volumetrik, serta fungsi-fungsi utama
lainnya. Berbagai metode pengolahan data yang tersedia juga
memungkinkan proses manipulasi data, menginterpretasikannya dan
memilih metode yang paling sesuai untuk kebutuhan pengguna.(Muhardi,
2012)

11
2.7 Analisis Data Sistem Informasi Geografis
Analisis SIG dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan
kebutuhan pengguna data seperti analisis klasifikasi, overlay, networking,
buffering, dan tiga dimensi. Kita jabarkan satu persatu analisisnya.
1. Analisis klasifikasi
Analisis klasifikasi adalah suatu proses mengelompokkan data keruangan
(spasial). Contohnya dalam klasifikasi pola tata guna lahan untuk
permukiman, pertanian, perkebunan, atau hutan berdasarkan analisis data.
2. Analisis Overlay
Analisis overlay adalah proses untuk menganalisis dan mengintegrasikan
(tumpang tindih) dua atau lebih data keruangan yang berbeda.
Contohnya dalam analisis daerah rawan erosi dengan menggabungkan data
ketinggian, jenis tanah dan kadar air.
3. Analisis Networking
Analisis ini bertitik tolak pada jaringan yang terdiri dari garis-garis dan titik-
titik yang saling terhubung. Analisis networking seringkali dipakai dalam
sistem jaringan telepon, kabel listrik, pipa minyak atau gas, maupun pipa air
minum atau saluran pembuangan
4. Analisis Buffering
Analisis ini menghasilkan penyangga berbentuk lingkaran atau poligon
yang meliputi suatu objek sebagai pusatnya. Dengan menggunakan analisis
buffering, kalian bisa mengetahui berapa parameter objek dan luas
wilayahnya.
5. Analisis Tiga Dimensi
Analisis ini digunakan untuk memudahkan pemahaman karena data
divisualisasikan dalam bentuk tiga dimensi. Penerapannya bisa digunakan
untuk menganalisis daerah yang rawan terkena bencana.

2.8 Bidang-bidang Aplikasi SIG


Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah
dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut
suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri
dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital. Sistem ini merelasikan

12
data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para
penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan
berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial,
dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih
padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel, atau dalam bentuk
konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan
meringankan biaya yang diperlukan. Berikut ini adalah beberapa contoh
aplikasi GIS di berbagai bidang :
1) Pengelolaan Fasilitas : Peta skala besar, network analysis, biasanya
digunakan untuk pengolaan fasilitas kota. Contoh aplikasinya adalah
penempatan pipa dan kabel bawah tanah, perencanaan fasilitas perawatan,
pelayanan jaringan telekomunikasi.
2) Sumber Daya Alam: studi kelayakan untuk tanaman pertanian, pengelolaan
hutan, perencanaan tataguna lahan, analisis daerah bencana alam dan
analisis dampak lingkungan.
3) Lingkungan : pencemaran sungai, danau, laut, evaluasi pengendapan
lumpur di sekitar sungai, danau atau laut, pemodelan pencemaran udara, dll.
4) Perencanaan : pemukiman transmigrasi, tata ruang wilayah, tata kota,
relokasi
industri, pasar, pemukiman, dll.
5) Ekonomi dan bisnis : penentuan lokasi bisnis yang prospektif untuk bank,
pasar swalayan, mesin ATM, show room, dll.
6) Kependudukan : penyediaan informasi kependudukan, pemilihan umum.
7) Transportasi: inventarisasi jaringan (seperti jalur angkutan umum), analisis
rawan kemacetan dan kecelakaan, manajemen transit perencanaan rute, dll.
8) Telekomunikasi : inventarisasi jaringan, perizinan lokasi-lokasi BTS
beserta pemodelan spasialnya, sistem informasi pelanggan, perencanaan
pemeliharaan dan analisis perluasan jaringan, dll.
9) Militer : penyediaan data spasial untuk rute perjalanan logistic, peralatan
perang, dll (Kodoatie, 2003).

13
BAB 3
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
1. SIG untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui,
mengelola, mamanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan
menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.
2. SIG memiliki kekuatan lebih dan fleksibelitas dari pada lembaran peta
kertas.
3. Peta merupakan representasi grafis dari dunia nyata.
4. Obyek-obyek yang direpresentasikan diatas peta disebut unsur peta atau
map features (contohnya sungai, jalan, dan lain-lain).
5. SIG juga menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta dengan atribut
didalam satuan-satuan yang disebut layer, sungai, bangunan, jalan, batas-
batas administrasi, dan hutan. Kumpulan-kumpulan dari layer-layer akan
membentuk basis data SIG.

14
DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, Bambang. 2004. Sistem Manajemen Basisdata (Permodelan,


Perancangan dan Terapannya). Informatika: Bandung

Kadir, Abdul. 2004. Penuntun Praktis Belajar Database Menggunakan Microsoft


Access. Penerbit Andi: Yogyakarta

Kodoatie, R.J., 2003. Manajemen dan Rekayasa Infrastuktur. Pustaka Pelajar:


Yogyakarta

Muhardi, Rusdi.2012. Sekilas Tentang Surfer. Online:(http://www.rusdimuhardi.


com /surfer-10/sekilas-tentang-surfer-10/). Diakses pada tanggal 3
Desember 2015. Pukul 16.00

Pakereng, M.A Ineke dan Teguh Wahyono. 2004. System Basisdata. Graha Ilmu:
Jakarta

Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.


Informatika: Bandung

Irwansyah, Edy. 2013. SISTRM INFORMASI GEOGRAFIS: Prinsip Dasar dan


Pengembangan Aplikasi. Digibooks: Yogyakarta

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/sistem-informasi-geografis-sig-pengertian-
komponen-analisis-dan-fungsi

Waljiyanto. 2000 . Sistem Basis Data : Analisis dan Pemofelan Data. J&J
Learning: Yogyakarta

15

Anda mungkin juga menyukai