Anda di halaman 1dari 22

SENIN

1. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS : JENIS – MANFAAT – TUJUAN – SUMBER DATA

Informasi Geografis merupakan data yang ditempatkan dalam konteks ruang dan waktu. Nah, Sistem Informasi
Geografis (SIG) atau Geographic Information Sistem (GIS) sendiri merupakan sistem berbasis komputer yang biasanya
digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisa informasi geografis. Sebelum adanya Sistem Informasi
Geografis (SIG) ini, sejumlah informasi permukaan bumi disajikan dalam peta yang dibuat secara manual. Hadirnya SIG
dapat mengolah komponen peta tersebut dalam komputer, kemudian hasilnya berupa peta digital.

SIG dapat menggabungkan berbagai jenis data pada satu titik tertentu yang ada di bumi, menghubungkannya,
menganalisanya, hingga memetakan hasilnya. Data yang diolah oleh sistem ini adalah data spasial yakni data yang
berorientasi pada geografis. Selain itu juga merupakan lokasi yang mempunyai koordinat tertentu. Hal tersebut sebagai
dasar referensi analisa dan pemetaan hasilnya. Karena itu, aplikasi SIG ini dapat menjawab beberapa pertanyaan tentang
geografis bumi seperti lokasi, kondisi, pola, pemodelan, serta tren. Kemampuan ini yang membedakan Sistem Informasi
Geografis (SIG) dengan sistem informasi lainnya.

SIG sendiri dikenalkan di Indonesia pada 1972 dengan nama Data Banks for Development. Munculnya istilah
Sistem Informasi Geografi atau Geographic Information System sendiri setelah dicetuskan oleh General
Assembly dari International Geographical Union di Ottawa, Kanada pada 1967. Awalnya, sistem ini merupakan sebuah
inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada. Caranya, dengan memetakan beberapa
informasi seperti tanah, alam bebas, pariwisata, pertanian, unggas, pada skala 1:250.000.

Jenis Data dari Sistem Informasi Geografis

 Data Spasial : Data ini merepresentasikan dan/atau mengidentifikasikan posisi ruang (letak geografis) dari suatu
fenomena. Contoh data spasial seperti letak suatu daratan, informasi garis lintang dan garis bujur, kepulauan, sumber
minyak, hutan, sumber gas alam, pegunungan, serta lainnya. Data spasial ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasikan lokasi, misalnya Kode Pos.

 Data Atribut : Data atribut merupakan data yang menjabarkan aspek dari suatu fenomena dalam bentuk deskripsi atau
penjelasan yang terperinci. Data ini tergambar dalam bentuk kata-kata, angka, serta tabel. Data atribut yang dapat
dijumpai pada data kepadatan penduduk, data luas wilayah, jenis-jenis tanah, data demografis, dan sebagainya.

 Data Vektor : Data vektor adalah data yang direpresentasikan sebagai suatu mozaik berupa titik/point, garis (arc/line),
polygon yaitu daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama, serta nodes yaitu titik
perpotongan antara dua garis. Kegunaan data vektor ini untuk menganalisa ketepatan posisi pada suatu wilayah atau
mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur.

 Data Raster : Data raster atau sering juga disebut dengan sel grid merupakan data yang dihasilkan dari sistem
penginderaan jauh. Pada data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan
pixel (picture element). Resolusi pada data raster tergantung pada ukuran pixelnya. Nah, dengan kata lain resolusi
menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra.

Manfaat Penggunaan SIG

Manfaat umum penggunaan Sistem Informasi Geografis ini yaitu dapat memudahkan kita dalam melihat
fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik, pemrosesan data yang lebih cepat, dan mendapatkan hasil analisa
yang lebih akurat. SIG dapat menghubungkan data spasial seperti letak geografis dan astronomis dengan data non spasial,
sehingga para pengguna sistem ini dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara dan metode.
Dengan menggunakan SIG, di mana data tersimpan dalam bentuk digital, data ini dapat tersimpan lebih padat dibanding
bentuk cetak, tabel, atau lainnya sehingga dapat meringankan biaya produksi dan mempercepat pengerjaannya.

Paling tidak ada 2 keunggulan penggunaan Sistem Informasi Geografis ini, yaitu:
 Analisa Proximity : Analisa Proximity ini merupakan analisa geografis yang berbasis pada jarak dan layer. Di
mana dengan analisa ini kita dapat melihat jarak tertentu suatu lokasi untuk menentukan dekatnya hubungan
antara sifat bagian yang ada.

 Analisa Overlay : Analisa Overlay merupakan proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda.
Untuk menganalisa suatu keadaan, diperlukan lebih dari satu layer yang berbeda dan disusun secara fisik agar
dapat dianalisa secara visual.

Tujuan Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG)

1. Di lingkup individu: SIG sangat efektif membantu proses pembentukan, pengembangan, atau perbaikan peta mental
yang telah dimiliki oleh setiap orang yang berdampingan dengan dunia nyata.

2. Di lingkup pendidikan: SIG efektif digunakan sebagai alat bantu utama dalam usaha meningkatkan pemahaman,
pengertian dan pembelajaran mengenai ide atau konsep sebuah lokasi, ruang, kependudukan dan informasi
geografis lainnya.

3. Di lingkup penelitian: SIG dapat memberikan gambaran yang lengkap dan akurat terhadap suatu masalah nyata
yang terkait dengan data spasial permukaan bumi. Selain itu, SIG juga memiliki kemampuan yang baik dalam
memvisualkan data spasial. Sehingga mempermudah dalam modifikasi warna, bentuk, dan ukuran simbol yang
diperlukan untuk menggambarkan unsur-unsur permukaan bumi. Pengguna juga dapat menginterpretasikan data
yang didapat melalui SIG secara manual.

Sumber Data Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sumber data dari SIG bisa didapat dari:


 Data lapangan, di mana data ini diperoleh secara langsung dengan melakukan pengamatan atau observasi di
lapangan dengan cara mengukur dan menghitungnya.
 Data peta seperti posisi geografis Indonesia, data ini diperoleh dari informasi yang tercetak pada peta/film.
 Data penginderaan jauh, yang merupakan data hasil pengamatan dari citra satelit atau foto udara.

2. INTERAKSI MANUSIA, LINGKUNGAN DAN MESIN

Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya, lebih dari itu, manusia telah berusaha
pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan. Dari sinilah lahir peradapan – istilah Toynbee-
sebagai akibat dari kemampuan manusia mengatasi lingkungan. Lingkungan hidup tidak bisa di pisahkan dari ekosistem
atau system ekologi. Ekosistem adalah satuan kehidupan yang terdiri atas suatu komunitas makhluk hidup (dari berbagai
jenis) dengan berbagai benda mati membentuk suatu system. Lingkungan hidup pada dasarnya adalah suatu system
kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem. Manusia adalah bagian dari ekosistem.
Lingkungan dapat pula berbentuk lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan alam dan buatan adalah Lingkungan fisik.
Sedangkan lingkungan nonfisik adalah lingkungan social budaya dimana manusia itu berada. Lingkungan amat penting
bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan
hidup manusia, karma lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perkehidupan
manusia dan makhuk hidup lainya arti penting lingkungan bagi manusia karena lingungan merupakan tempat hidup
manusia, Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia, Lingkungan memengaruhi sifat, karakter, dan
perilaku manusia yang mendiaminya.

Sistem Manusia-Mesin adalah kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin,
yang saling berinteraksi, untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh.
Ergonomi adalah ilmu interdisipliner yang mempelajari interaksi antara manusia dan objek yang Fokus perhatian
ergonomi adalah berkaitan erat dengan aspek-aspek manusia di dalam perencanaan man-made objek (proses perancangan
produk) dan lingkungan kerja. Pendekatan agro ergonomi akan ditekankan pada penelitian kemampuan keterbatasan
manusia, baik secara fisik maupun mental psikologis dan interaksinya dalam sistem manusia-mesin yang integral.
Maka,secara sistematis pendekatan ergonomi kemudian akan memanfaatkan informasi tersebut untuk tujuan rancang
bangun, sehingga akan tercipta produk, sistem atau lingkungan kerja yang lebih sesuai dengan manusia. Pada gilirannya
rancangan yang ergonomis akan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan
sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman, nyaman dan sehat. (Siutompul.1993).

Sistem Mesin-Manusia dapat diartikan sebagai suatu sistem dimana kedua komponen harus bekerja sama untuk
menyelesaikan pekerjaan. Masing-masing komponen ( komponen manusia saja, atau komponen mesin saja) tidak berarti
tanpa adanya komponen yang lain sebagai pelengkapnya. Tugas dalam merancang sistem Mesin-Manusia ialah guna
menentukan cara yang paling efektif untuk menyajikan keterangan kepada operator manusia dengan menggunakan
peragaan penglihatan, peragaan pendengaran, dan peragaan perabaan (visual) (Setiadi, dkk. 2006).

Lingkungan (milleu) memiliki hubungan dengan manusia. Lingkungan memengaruhi sikap dan perilaku manusia,
demikian pula kehidupan manusia akan memengaruhi lingkungan tempat hidupnya. Hubungan antara lingkungan dan
kehidupan manusia sudah diakui para pemikiraan tokoh dunia sejak dahulu. Manusia dan lingkungan itu mempunyai
hubungan timbal balik. Manusia sangat membutuhkan suatu lingkungan yang baik, aman dan kondusif. Karena dengan
lingkungan tersebut manusia dapat berkembang dengan baik pula. Dan sebaliknya lingkungan juga membutuhkan
manusia, dengan manusia yang baik maka baik pula lingkungannya. Untuk mengetahui hubungan manusia dengan
lingkungannya akan kami bahas dalam makalah yang sederhana ini (Soerjani, dkk. 1987).

Sistem mesin- Lingkungan pada proses penghijauan lingkungan semakin mudah contoh di saat kita ingin
menanam pohon tentu saja kita menggunakan teknologi seperti teknologi mesin untuk menggali tanah, mesin untuh
membersihkan lahan penanaman, mesin untuk penyiraman. Sistem mesin-lingkungan juga dapat menyebabkan kerusakan
penggunaan kendaraan bermotor dan mesin-mesin yang hasil sisa energinya dapat merusak lapisan ozon dan
menimbulkan pemanasan global yang cakupan kerusakan lingkungannya adalah seluruh dunia. Walaupun kita akan
merasa bahwa dampak kendaraan kita bagi lingkungan sangatlah kecil, cobalah kita lihat di sekitar kita, berapa orang
yang menggunakan teknologi kendaraan ini.. Misalnya, memang alat-alat elektronik tersebut tidak membawa dampak
secara langsung kepada perusakan lingkungan. Namun bila kita lihat baik-baik: Alat-alat elektronik membutuhkan listrik,
listrik berasal dari pembangkit listrik yang bisa saja menggunakan mesin diesel yang asapnya dapat merusak lingkungan.
Jadi, semakin banyak kita menggunakan alat-alat elektronik tersebut, semakin cepat pula listrik akan habis terpakai dan
semakin banyak pula asap yang keluar dari PLTD (Sujarwo.2011).

Contoh Kaitan Manusia, Mesin dan Lingkungan di rumah, Kantor, Kampus, Lahan Pertanian, Pasar induk, Supermarket

1. Interaksi Manusia – Mesin


a. Rumah : Komunikasi jarak jauh dengan menggunakan telepon
b. Kantor : Browsing diinternet atau berkomunikasi dengan sosial media dengan menggunakan komputer
c. Kampus : Sambungan internet yang menggunkan hospot atau wi-fi
d. Lahan Pertanian : Hasil panen padi yang dirontokkan menggunakan mesin perontok
e. Pasar Induk : Untuk mengetahui berat suatu barang yang diperjualbelikan menggunakan timbangan.
f. Supermarket : Untuk memantau segala kegiatan yang ada di supermarket digunakanlah CCTV.

2. Interaksi Mesin – Manusia


a. Rumah : Mesin Blender dapat membantu untuk mengaluskan bumbu masak membuat jus dan sebagasinya
b. Kantor : Komputer digunakan para pekerja untuk membuat laporan, mengelola data, dan keperluan lainnya.
c. Kampus : Proyektor dapat membantu mahsiswa dan dosen dalam menampilkan presentasi pada saat melakukan
proses belajar mengajar.
d. Lahan Pertanian : Traktor yang digunakan untuk menarik berbagai macam alat pengolah tanah, penanaman,
pemeliharaan, dan panen.
e. Pasar Induk : Alat penggiling cabai yang digunakan untuk mengiling cabai
f. Supermarket : CCTV yang digunakan untuk memantau kegiatan di supermarket

3. Mesin – Lingkungan
a. Rumah : Lampu digunakan untuk memberikan penerangan dilingkungan rumah
b. Kantor : Ac dapat menrunkant suhu ruangan sehingga menjadi dingin
c. Kampus : Laptop dapat menyebakan suhu ruagan meningkat.
d. Lahan Pertanian : Mesin pemotong rumput yang di gunakan untuk membersihkan rumput yang ada pada lahan
pertanian.
e. Pasar Induk : Mesin penggiling kelapa yang digunakan untuk menggiling kelapa yang menyebabkan polusi suara,
yaitu kebisingan.
f. Supermarket : Sound sistem yang digunakan untuk memberikan informasi kepada pengujung atau pembeli yang
datang ketempat tersebut.

4. Lingkungan – Mesin

a. Rumah : Pembersihan debu dengan mesin penyedot debu


b. Kantor : Untuk mendinginkan lingkungan kantor digunakanlah Ac
c. Kampus : Untuk transpotasi berangkat kekampus menggunakan sepeda motor atau kendaraan umum sperti angkot
d. Lahan Pertanian : Pencemaran lingkungan akibat dari penyemprotan pestisida menggunakan mesin sprayer
e. Pasar Induk : Polusi udara dan suara yang disebabkan asap kendaraan dakeramaian yang ada dipasar induk
f. Supermarket : Untuk mendinginkan air mineral dan buah-buahan di supermarket menggunakan frezer

5. Manusia – Lingkungan

a. Rumah : Membersihkan halaman rumah dan pembuangam sampah pada tempatnya merupakan untuk menjaga
lingkungan sekitar
b. Kantor : Mendinginkan ruanga kantor dengan AC
c. Kampus : Melakuakan pelestarian lingkungan dengan menanam tanaman dilingkungan kampus
d. Lahan Pertanian : Menggukan pestisida sehingga dapat merusak kesuburan tanah dan pencemaran lingkungan
e. Pasar Induk : Sampah yang di hasilkan pada pasar induk yang menyebabkan lingkungan tersebut tidak sehat,
pencemaran udara dengan bau tak sedap yang dihasilkan
f. Supermarket : Pegawai di supermarket yang membersihkan dan merapikan supermasrket tersebut.

6. Lingkungan – Manusia

a. Rumah : Saluran air yang tergenang menjadi tempat perkembang biakan nyamuk demam bedarah yang dapat
menyebabkan penyakit.
b. Kantor : Lingkungan yang bersih, aman, dan tidak bising dapat membuat pegawai kantor bekeja dengan serius
dan berfikir dengan jernih.
c. Kampus : Kebisingan dan jumlah mahasiswa yang terlalalu banyak yang tedapat dalam satu ruangan menyebakan
kurang fokus dalam belajar dan susah dalam berfikir.
d. Lahan Pertanian : Limbah yang di akibatkan dari bahan-bahan kimia pestisida dan pupuk mempengaruhi
kesehatan manusia.
e. Pasar Induk : Kebersihan dan kenyamanan di pasar induk melancarkan proses jual beli di pasar tersebut.
f. Supermarket : Suhu ruangan yang sejuk dapat membuat nyaman para pengunjung supermarket

KESIMPULAN

1. Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya, lebih dari itu, manusia telah berusaha
pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan
2. Interaksi manusai dan mesin salah satunya interaksi manusia dan komputer.
3. Sistem Manusia-Mesin adalah kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin,
yang saling berinteraksi, untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh.
4. Sistem Mesin-Manusia dapat diartikan sebagai suatu sistem dimana kedua komponen harus bekerja sama untuk
menyelesaikan pekerjaan.
5. Sistem mesin- Lingkungan pada proses penghijauan lingkungan semakin mudah contoh di saat kita ingin
menanam pohon tentu saja kita menggunakan teknologi seperti teknologi mesin untuk menggali tanah, mesin
untuh membersihkan lahan penanaman, mesin untuk penyiraman
SELASA

FISIOGRAFI INDONESIA

Definisi Fisiografi

Menurut KBBI. Fisiografi adalah merupakan salah satu cabang ilmu Geografi yang mempelajari suatu wilayah
daerah atau negara berdasarkan segi fisiknya, seperti dari segi garis lintang dan garis bujur, posisi dengan daerah lain,
batuan yang ada dalam bumi, relief permukaan bumi, serta kaitannya dengan laut. Berikut adalah beberapa pengertian
tentang Fisiografi

 Fisiografi adalah uraian atau deskripsi tentang genesis dan evolusi bentuklahan (AGI ,1962).
 Fisiografi adalah deskripsi kenampakan atau gejala alami dan hubungan timbal baliknya (Monkhouse, 1972).
 Fisiografi dapat disamaartikan dengan geografi fisik dan di Amerika lebih terbatas pada kajian bentuk lahan
(geomorfologi).
 Fisiografi adalah deskripsi bentuk lahan atau medan yang mencakup aspek fisik (abiotik) dari lahan (van Zuidam,
1979).
 Fisiografi adalah studi mengenai daratan (geomorfologi), atmosfer (meteorologi-klimatologi) dan laut (an) (Lobeck,
1939).

Letak Fisiografi

Letak fisiografis meruakan letak suatu tempat berdasarkan segi fisiknya, seperti dari segi garis lintang dan garis
bujur, posisi dengan daerah lain, batuan yang ada dalam bumi, relief permukaan bumi, serta kaitannya dengan laut. Letak
fisiografis tersebut meliputi:

 Letak Astronomis, yaitu letak suatu tempat atau negara ditinjau dari garis lintang dan garis bujur.
 Letak Maritim, yaitu letak suatu tempat atau negara dipandang dalam hubungan dengan laut.
 Letak Klimatologi, yaitu letak suatu tempat atau negara berdasarkan kepada iklim.
 Letak Geologis, yaitu letak suatu tempat atau negara berdasarkan kepada batu-batuan yang terdapat di dalam tubuh
bumi.

Fisiografis Indonesia

 Fisiografi struktur blok pegunungan; didominasi bukit- bukit terjal bergelombang.


 Fisiografi daerah depresi (grabben); merupakan daerah yang didominasi oleh sedimen lunak, yang salah satunya
dipengaruhi aktifitas patahan yang mengapit kawasan ini. Daerah depresi tersebut memungkinkan terjadinya fibrasi
atau getaran ketika terjadi gempa bumi
 Fisiografi suok ; yang mengindikasikan bahwa kawasan tersebut pernah dilanda tsunami. Daerah ini berpasir dan
datar.
 Perbukitan kaki pegunungan; merupakan kawasan dengan kemiringan landai ( <15o ).
 Kompleks gunung api; didominasi produk batuan gunungapi dengan kemiringan curam.
RABU

LITERASI SPASIAL
KAMIS

A.ANALISIS KURIKULUM SEKOLAH DAN PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN GEOGRAFI


1. Analisis Kurikulum
2. Pengembangan desain pembelajaran
Model – model pengembangan desain Pembelajaran.
1. Model Pengembangan Desain Pembelajaran menurut Bela H. Banathy. Pengembangan pembelajaran menurut
Banathy dapat dilakukan dalam enam langkah sebagai berikut :
 Langkah pertama : Merumuskan Tujuan (Formulate Objectives) Langkah ini menjelaskan apa yang kita harapkan
dan dapat dikerjakan oleh siswa sebagai hasil dari belajarnya.
 Langkah kedua : Mengembangkan Tes ( Develop Test ) Langkah ini bertujuan mengembangkan suatu tes yang
didasarkan pada tujuan yang diinginkan dan digunakan untuk megnetahui kemampuan yang diharapkan dapat
dicapai sebagai hasil dari pengalaman belajarnya.
 Langkah ke-tiga : Menganalisis Kegiatan Belajar ( Analyze Learning Task ) Dalam langkah ini dirumuskan apa
yang harus dipelajari sehingga dapat menunjukan tingkah laku seperti yang digambarkan dalam tujuan yang telah
dirumuskan. Dalam kegiatan ini, kemampuan awal siswa harus juga dianalisis atau dinilai karena mereka tidak
perlu mempelajari apa yang telah diketahui atau dikuasai.
 Langkah ke-empat : Mendesain Sistem Instruksional ( Design System ) Setelah langkah ketiga kemudian perlu
dipertimbangkan alternatif – alternatif dan identifikasi apa yang harus dikerjakan untuk menjamin bahwa siswa
akan menguasai kegiatan – kegiatan yang telah dianalisis pada langkah ketiga ( halini disebut oleh Banathy dengan
istilah Functions Analysis ). Juga perlu ditentukan siapa atau apa yang mempunyai potensi paling baik untuk
mencapai fungsi – fungsi tersebut ( disebut Component Analysis ) dan ditentukan pula kapan dan dimana fungsi –
fungsi tersebut harus dilaksanakan. ( Desain of the System ).
 Langkah ke-lima : Melaksanakan Kegiatan dan Mengetes Hasil ( Implement and Test Output ) Dalam langkah ini
sistem yang didesain sekarang dapat diujicobakan atau di tes dan dilaksanakan. Apa yang dapat dilaksanakan atau
dikerjakan siswa sebagai hasil implementasi sistem harus dinilai agar dapat diketahui seberapa jauh mereka telah
menunjukan tingkah laku seperti yang dimaksudkan dalam rumusan tujuan.
 Langkah ke-enam : Mengadakan Perbaikan ( Change to Improve ) Hasil – hasil yang diperoleh dari evaluasi
merupakan umpan balik (..Feedbeck ) untuk keseluruhan sistem sehingga perubahan – perubahan jika diperlukan
dapat dilakukan untuk memperbaiki sistem instruksional.
2. Model Pengembangan Desain Pembelajaran Menurut Robert Mills Gagne
Dalam model pengembangan desain pembelajaran menurut Gagne disini yakni tugas guru yang pertama adalah
dapat dengan baik mengenali perilaku – perilaku siswa – siswinya yang akan memperlihatkan apakah tujuan tertentu
sudah tercapai. Perilaku – perilaku ini hampir selalu bergantung pada berhasil tidaknya tujuan atau bagian itu tercapai.
Sebenarnya dalam pencapaian tiap – tiap individu pastilah berbeda, karena tingkat daya tangkap, analisis tiap – tiap
siswa pastilah berbeda pula. Misalnya seorang siswa tidak akan dapat membaca apabila ia belum memiliki kosa kata
yang yang belum cukup. Seorang siswa tidak akan menuliskan nama dirinya apabila ia tidak dapat menulis huruf – huruf
yang mereka perlukan, ataupun seorang siswa tidak aka mampu memecahkan soal yang dalam tingkatannya itu soal –
soal persamaan ganda sebelum ia dapat memecahkan soal – soal persamaan yang sederhana.
Robert Mills Gagne (1967) berpendapat bahwa perilaku kognitif yang kompleks selalu merupakan perpaduan dari
tugas – tugas yang lebih sederhana, dan tugas – tugas ini perlu dikuasai lebih dahulu sebelum perilaku yang kompleks
itu dapat diperlihatkan. Gagne menganalisis perilaku menjadi bentuk suatu hirarki mulai dari jenis belajar yang
sederhana ke yang paling kompleks. Ia berhipotesis bahwa untuk mempelajari tugas tertentu itu ada strukturnya.
Struktur ini meliputi tugas – tugas bagian yang penting, yang harus dikuasai oleh siswa untuk mencapai prestasi akhir
yang diharapkan.
Dari segi pengajaran adalah bijaksana jika tugas – tugas bagian ini dikenali untuk mencapai setiap tujuan
instruksional, agar kegagalan – kegagalan dapat dihindari. Gagne (1965) mengemukakan adanya taraf – taraf untuk
mengklasifikasikan tugas – tugas, yaitu yaitu tujuan – tujuan yang berupa perilaku dan isinya. Taraf – taraf ini disusun
sedemikian rupa sehingga semakin tinggi tarafnya akan semakin kompleks. Secara tidak langsung Gagne ( 1965 )
menyatakan bahwa urutan tersebut bersifat hirarkis, siapa menguasai taraf yang lebih tinggi berarti menguasai semua
taraf dibawahnya, seperti yang diterapkan dibawah ini :
- Diferensiasi Respon : Apabila dihadapkan pada stimulasi tertentu, dan tidak disertai stimulasi lain, maka siswa akan
memberikan respon yang berupa salinan dari stimulus tertentu, tetapi tidak desertai oleh respon lain. Misalnya
siswa dapat mengulang – ulangi sebuah kata yang diucapkan.
- Asosiasi : Apabila dihadapkan pada stimulus tertentu, dan tidak disertai stimulus lain, maka siswa akan
memberikan respon bukan salinan yang berupa pengenalan ( menyebutkan, menandai ) terhadap stimulus tersebut,
tetapi tidak disertai oleh respon lain. Misalnya siswa mampu menyebutkan “Jawa” apabila ditanya manakah pulau
yang paling padat penduduknya.
- Diskriminasi Ganda : Apabila dihadapkan pada dua stimulus atau lebih yang dapat membingungkan, maka siswa
akan menunjukan berbagai respon, sejalan dengan jenis – jenis stimulus yang dihadapi tetapi tidak disertai oleh
stimulus lain. Misalnya siswa menggarisbawahi sebuah segitiga sesuai dengan yang diminta dan tidak
menggarisbawahi jajran genjang atau lingkaran.
- Rangakaian Perilaku : Apabila dihadapkan pada stimulus tertentu, maka siswa akan dapat memperlihatkan dua
respon atau lebih dengan urutan tertentu atau tidak menggunakan urutan maupun respon yang lain. Misalkan siswa
dapat menyebutkan dari “luar kepala “ Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia “ apabila diminta.
- Konsep – kelas : Apabila dihadapkan pada stimulus – stimulus yang jauh berbeda sifatnya, maka siswa akan
memberikan respon yang menunjukan bahwa ia mengenal stimulus – stimulus tersebut merupakan anggota –
anggota suatu kelas, bukan anggota – anggota kelas lain. Misalnya siswa dapat menerangkan bahwa “3/4” adalah
suatu pecahan sedangkan “5” bukan merupakan suatu pecahan.
- Prinsip – prinsip : Apabila dihadapkan pada situasi yang berisi stimulus – stimulus yang dapat diklasifikasikan
sebagai konsep a dan perintah untuk membentuk konsep b, maka siswa dapat menerapkan urutan a------b. Misalnya
siswa dapat menerapkan kaidah tertentu (a) dengan tepat pada situasi yang baru(b).
- Strategi pemecahan Masalah : Sesudah menemukan prinsip – prinsip yang dapat diterapkan pada serangkaian
situasi baru, maka siswa dapat menggunakan urutan a’---- b’ , dimana a’ adalah sejumlah konsep yang harus
diperhatikan secara selektif dan b’ adalah sejumlah respon antara unuk sampai pada respon akhir. Misalnya siswa
dapat membuktikan bahwa suatu pernyataan aljabar adalah benar menggunakan prinsip – prinsip ynag telah
dipelajari sebelumnya.

Analisis tugas – tugas berdasarkan model semacam itu jelas merupakan suatu pekerjaan yang rumit, meskipun
jalan pikiran yang mendasarinya tidaklah sukar. Gagne menegaskan bahwa kesulitan – kesulitan dalam belajar mungkin
paling sering disebabkan oleh diabaikannya prasyarat – prasyarat. Dapat dicek diagnosis dari siswa – siswi untuk
menentukan apakah mereka kekurangan prasyarat - prasyarat tertentu atau tidak. Tes akhir yang ditelitipun dapat juga
dipergunakan untuk memperoleh data prestasi siswa dalam mencapai tujuan-bagian (tujuan-antara), informasi ini dapat
menjelaskan kesulitan utama dalam mengajar sejumlah siswa tertentu. Bagaimanapun juga adanya persiapan yang
terperinci dan penjabaran tujuan – tujuan bagian kiranya merupakan tuntutan yang mendesak terhadap guru yang betul
ingin menyiapkan suatu pengajaran yang efisien dan ingin bertindak bijaksana.

Gagne dan Briggs (1974) mengemukakan 12 langkah dalam pengembangan desain instruksional sebagai berikut :
1. Analisis dan identifikasi kebutuhan
2. Penetapan tujuan umum dan khusus
3. Identifikasi altenatif cara memenuhi kebutuhan
4. Merancang komponen dari system
5. Analisis (a) sumber – sumber yang diperlukan (b) sumber – sumber yang tersedia (c) kendala – kendala
6. Kegiatan untuk mengisi kendala
7. Memilih atau mengembangkan materi pelajaran
8. Merancang prosedur penelitian murid
9. Uji coba lapangan : evaluasi formatif dan pendidikan guru
10. Penyesuaian, revisi dan evaluasi lanjut
11. Evaluasi sumatif
12. Pelaksanaan operasional.

Model tersebut di atas merupakan model yang paling lengkap yang melukiskan bagaimana suatu proses
pembelajaran dirancang secara sistematis dari awal sampai akhir. Kegiatan seperti ini cocok untuk diterapkan pada suatu
program pendidikan yang relatif baru. Di Indonesia prosedur tersebut mencakup mulai dari simposium dan pengembangan
kurikulum yang dilakukan mulai dari tingkat sekolah ( KTSP ). Kemudian guru diberikan kewenangan untuk
mengembangkan standar kompetensi menjadi sejumlah kompetensi dasar yang dituangkan secara eksplisit dalam silabus
dan RPP.

3. Model PPSI ( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional )

Model tersebut digunakan sebagai metode penyampaian dalam Kurikulum 1975 untuk SD, SMP, SMA, dan
Kurikulum 1976 untuk sekolah-sekolah kejuruan. PPSI menggunakan pendekatan sistem yang mengutamakan adanya
tujuan yang jelas sehingga dapat dikatakan bahwa PPSI menggunakan pendekatan yang berorientasi pada tujuan. Istilah
“sistem intruksional” dalam PPSI menunjuk kepada pengertian pembelajaran sebagai suatu sistem, yaitu sebagai kesatuan
yang terorganisasi, yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dalam rangka
mencapai tujuan yang diinginkan. Sebagai suatu sistem, pembelajaran mengandung sejumlah komponen, antara lain
materi, metode, alat, evaluasi yang kesemuannya berinteraksi satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan. PPSI merupakan langkah-langkah pengembangan dan pelaksanaan pembelajaran sebagai suatu
sistem untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif.

Sesungguhnya apabila diamati dengan seksama, langkah - langkah pengembangan dan pelaksanaan pembelajaran
dalam model PPSI ini mirip dengan langkah - langkah pengembangan yang terdapat dalam model Banathy.

Ada lima langkah pokok dalam PPSI, yaitu :


a. Merumuskan tujuan instruksional, dalam hal ini TIK.
b. Menyusun alat evaluasi;
c. Menentukan kegiatan belajar dan materi pelajaran;
d. Merencanakan program kegiatan; dan
e. Melaksanakan program.

Langkah pertama sampai ke-empat adalah langkah pengembangan, sedangkan langkah kelima merupakan
langkah pelaksanaan program yang telah tersusun. Secara rinci langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

o Langkah 1 : Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan instruksional khusus adalah rumusan yang jelas
tentang kemampuan atau tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa sesudah mengikuti suatu program pembelajaran
tertentu. Kemampuan atau tingkah laku tersebut harus dirumuskan secara spesifik dan operasional sehingga dapat
diamati atau diukur.
o Langkah 2 : Menyusun alat Evaluasi : Setelah tujuan - tujuan instruksional dirumuskan, langkah berikutnya adalah
mengembangkan tes yang fungsinya untuk menilai sampai di mana siswa telah menguasai kemampuan - kemampuan
yang telah dirumuskan dalam tujuan instruksional khusus. Berbeda dari apa yang biasanya dilakukan, pengembangan
alat evaluasi tidak dilakukan pada langkah kegiatan terakhir dari kegiatan instruksional, melainkan pada langkah kedua
sesudah tujuan instruksional khusus dirumuskan. Hal ini didasarkan atas prinsip yang berorientasi pada tujuan/hasil,
yaitu penilaian terhadap suatu sistem instruksional didasarkan atas hasil yang dicapai. Untuk mengecek apakah
rumusan tujuan instruksional tersebut dapat diukur maka perlu dikembangkan alat evaluasinya sebelum melangkah
lebih jauh. Dalam mengembangkan alat evaluasi ini perlu ditentukan terlebih dahulu jenis jenis tes yang akan
digunakan, tes tertulis, lisan, atau perbuatan. Untuk menilai sejumlah tujuan instruksional yang telah dirumuskan,
mungkin hanya digunakan satu jenis tes, atau dua jenis tes, atau ke tiga tiganya. Hal ini bergantung pada hakikat tujuan
yang hendak dicapai.
o Langkah 3 : Menentukan Kegiatan Belajar dan Materi Pelajaran : Langkah selanjutnya, sesudah tujuan instruksional
khusus dirumuskan dan alat evaluasi disusun, adalah menetapkan kegiatan belajar siswa yang perlu ditempuh agar
nantinya mereka dapat melakukan apa yang telah dirumuskan dalam tujuan instruksional khusus. Untuk itu perlu
diperhatikan hal-hal berikut.
- Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan;
- Menetapkan mana dari sekian kegiatan belajar tersebut yang tidak perlu ditempuh lagi oleh siswa; dan
- Menetapkan kegiatan belajar yang masih perlu dilaksanakan oleh siswa.
Pada langkah ketiga ini, sesudah kegiatan-kegiatan belajar siswa ditetapkan, perlu dirumuskan pokok - pokok materi
pelajaran yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan jenis - jenis kegiatan belajar yang telah ditetapkan. Apabila
dipandang perlu, setiap materi pelajaran tersebut dilengkapi dengan uraian singkat agar memudahkan guru
menyampaikan materi tersebut kepada siswa.
o Langkah 4 : Merencanakan Program Kegiatan : Setelah semua langkah tersebut di atas diselesaikan, selanjutnya perlu
dimantapkan dalam satu program pembelajaran. Titik tolak dalam merencanakan program kegiatan adalah suatu
pelajaran yang diambil dari kurikulum yang telah tertentu jumlah jam pelajarannya, dan diberikan pada kelas dalam
semester tertentu. Pada langkah ini perlu disusun strategi pembelajaran dengan jalan merumuskan peranan dan
kegiatan mengajar dan kegiatan belajar yang disusun secara sistematis sesuai dengan situasi kelas. Metode mengajar
yang akan digunakan dipilih sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Termasuk ke dalam langkah ini ialah menyusun
proses pelaksanaan evaluasi.
o Langkah 5 : Melaksanakan Program : Langkah-langkah yang dilakukan dalam fase ini adalah sebagai berikut :
a. Mengadakan Tes Awal : Tes yang diberikan kepada siswa adalah tes yang telah disusun dalam langkah ke-2. Fungsi
tes awal ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam tujuan
instruksional, sebelum mereka mengikuti pembelajaran yang telah disiapkan. Apabila siswa telah menguasai
kemampuan yang tercantum dalam tujuan instruksional yang ingin dicapai maka hal itu tidak perlu diberikan lagi
oleh pengajar dalam program pembelajaran yang akan diberikan.
b.Menyampaikan Materi Pelajaran : Dalam menyampaikan materi pelajaran ini, pada prinsipnya, harus berpegang pada
rencana yang telah disusun dalam langkah ke-4, yaitu “merencanakan program kegiatan”, baik materi, metode
maupun alat yang akan digunakan. Selain itu, sebelum menyampaikan materi pelajaran, hendaknya pengajar
menjelaskan dulu kepada siswa tujuan instruksional khusus yang akan dicapai sehingga mereka mengetahui
kemampuan-kemampuan yang diharapkan setelah selesai pelajaran.
c. Mengadakan tes akhir : Kalau tes awal diberikan sebelum siswa mengikuti pelajaran maka tes akhir diberikan setelah
selesai mengikuti pembelajaran. Tes yang diberikan dalam tes akhir ini identik dengan yang diberikan pada tes awal.
Bedanya terletak pada waktu dan fungsinya. Tes awal berfungsi untuk menilai kemampuan siswa mengenai materi
pelajaran sebelum pembelajaran diberikan, sedangkan tes akhir berfungsi untuk menilai kemampuan siswa mengenai
materi pelajaran sesudah pembelajaran diberikan. Dengan demikian dapat diketahui seberapa jauh keberhasilan
pembelajaran yang diberikan dapat dicapai. Langkah - langkah yang dilakukan dalam model PPSI tersebut,
digambarkan dalam bagan berikut.

Model PPSI

Perbandingan Model Pengembangan Desain Instruksional

Bela H. Banathy, Robert Mills Gagne dan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional ( PPSI )

Pada model pengembangan desain instruksional menurut Banathy ini terdiri dari 6 langkah, yakni langkah
pertama merumuskan tujuan ( formulate objectives) langkah ini menjelaskan apa yang akan kita harapkan dan dapat
dikerjakan oleh siswa sebagai hasil dari belajarnya, kemudian mengembangkan tes ( develop test ) langkah ini didasarkan
pada tujuan yang diinginkan dan digunaka untuk mengetahui kemampuan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil
dari pengalaman belajarnya, pada langkah ini dapat langsung menuju pelaksanaan kegiatan,kemudian menganalisis
kegiatan belajar ( analyze learning task ) langkah ini dirumuskan apa yang harus dipelajari sehingga dapat menunjukan
tingkah laku seperti yang digambarkan dalam tujuan yang telah dirumuskan, langkah selanjutnya mendesain sistem
instruksional ( design system ) langkah ini perlu mempertimbangkan alternatif – alternatif dan identifikasi apa yang harus
dikerjakan untuk menjamin bahwa siswa akan menguasai kegiatan – kegiatan yang telah dianalisis pada langkah ketiga,
kemudian melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil ( implement and test output ) langkah ini sistem yang sudah didesain
tadi sekarang dapat diujicobakan atau dites dan dilaksanakan, dan langkah yang terakhir mengadakan perbaikan ( change
to improve ) Hasil – hasil yang diperoleh dari evaluasi merupakan umpan balik (..Feedbeck ) untuk keseluruhan sistem
sehingga perubahan – perubahan jika diperlukan dapat dilakukan untuk memperbaiki sistem instruksional.

A. Kelebihan

Model Bela H. Banathy ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain sebagai berikut :

• Menganalisis dan merumuskan tujuan dengan baik, baik tujuan umum maupun tujuan khusus yang lebih spesifik,
yang merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai peserta didik.

• Mengembangkan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai Hal ini dilakukan agar setiap tujuan
yang dirumuskan tersedia alat untuk menilai keberhasilannya.

• Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni merumuskan apa yang harus dipelajari (kegiatan belajar
yang harus dilakukan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar). Kemampuan awal siswa harus dianalaisis atau dinilai
agar mereka tidak perlu mempelajari apa yang telah mereka kuasai.

• Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi. Jadi model ini didasarkan pada hasil test peserta
didik.

• Langkah – langkahnya yang hanya sedikit sehingga kita bisa lebih efektif untuk membuatnya.

B. Kelemahan

Ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh model perencanaan Bela H. Banathy ini antara lain:
• Sedikit langkah sehingga di khawatirkan akan tidak efesien.

• Model cenderung lebih fokus pada materi yang belum dikuasai oleh peserta didik sehingga mengabaikan materi
yang sudah di pelajari yang bisa lupa apabila tidak pernah di kaji ulang.

Gagne (1965) mengemukakan adanya taraf – taraf untuk mengklasifikasikan tugas – tugas, yaitu yaitu tujuan – tujuan
yang berupa perilaku dan isinya. Taraf- taraf ini disusun sedemikian rupa sehingga semakin tinggi tarafnya akan semakin
kompleks. Secara tidak langsung Gagne ( 1965 ) menyatakan bahwa urutan tersebut bersifat hirarkis, siapa menguasai
taraf yang lebih tinggi berarti menguasai semua taraf dibawahnya, seperti yang diterapkan yaitu diferensiasi respon,
asosiasi, diskriminasi ganda, rangkaian perilaku, konsep-kelas, prinsip – prinsip, strategi pemecahan masalah. Gagne dan
Briggs (1974) mengemukakan 12 langkah dalam pengembangan desain instruksional, yaitu analisis dan identifikasi
kebutuhan, Penetapan tujuan umum dan khusus, Identifikasi altenatif cara memenuhi kebutuhan, merancang komponen
dari sistem, analisis (a) sumber – sumber yang diperlukan (b) sumber – sumber yang tersedia (c) kendala – kendala,
kegiatan untuk mengisi kendala, memilih atau mengembangkan materi pelajaran, merancang prosedur penelitian murid,
uji coba lapangan : evaluasi formatif dan pendidikan guru, penyesuaian, revisi dan evaluasi lanjut, evaluasi sumatif, dan
pelaksanaan operasional. Modelpengembangan desain intsruksional menurut Gagne ini merupakan model yang paling
lengkap yang melukiskan bagaimana suatu proses pembelajaran dirancang secara sistematis dari awal sampai akhir.
Kegiatan seperti ini cocok untuk diterapkan pada suatu program pendidikan yang relatif baru. Di Indonesia prosedur
tersebut mencakup mulai dari simposium dan pengembangan kurikulum yang dilakukan mulai dari tingkat sekolah
(KTSP).

A. Kelebihan :

• Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan kebiasaan yang mengandung unsur-
unsur seperti kecepatan spontanitas kelenturan reflek, dan daya tahan Contoh : Percakapan bahasa Asing, menari,
mengetik, olah raga, dll.

• Cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka
mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi
hadiah atau pujian.

• Dapat dikendalikan melalui cara mengganti mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk
mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh
stimulus yang berasal dari luar dirinya.

B. Kekurangan :

Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), dimana guru bersifat otoriter, komunikasi
berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid.

Bersifat meanistik

Hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur

Peserta didik hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang
sebagai cara belajar yang efektif

Model PPSI ( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional )

Langkah - langkah pengembangan dan pelaksanaan pembelajaran dalam model PPSI ini mirip dengan langkah -langkah
pengembangan yang terdapat dalam model Banathy. Ada lima langkah pokok dalam PPSI, yaitu :Merumuskan tujuan
instruksional langkah ini merupakan rumusan yang jelas tentang kemampuan atau tingkah laku yang diharapkan dimiliki
siswa sesudah mengikuti suatu program pembelajaran tertentu, dalam hal ini TIK.Menyusun alat evaluasi, langkah ini
didasarkan atas prinsip yang berorientasi pada tujuan/hasil, yaitu penilaian terhadap suatu sistem instruksional didasarkan
atas hasil yang dicapai; Menentukan kegiatan belajar dan materi pelajaran, langkah ini menetapkan kegiatan belajar siswa
yang perlu ditempuh agar nantinya mereka dapat melakukan apa yang telah dirumuskan dalam tujuan instruksional
khusus; Merencanakan program kegiatan, dalam langkah ini titik tolak dalam merencanakan program kegiatan adalah
suatu pelajaran yang diambil dari kurikulum yang telah tertentu jumlah jam pelajarannya; dan Melaksanakan program,
dalam langkah ini terdapat fase – fase yang dapat dilakukan yakni mengadakan tes awal, menyampaikan materi, dan
mengadakan tes akhir.

A. Kelebihan :

a. Penyampaian materi bias disesuaikan dengan kemampuan awal siswa

b. Adanya perbaikan post-test yang bias mengukur daya tangkap dan sejauh mana konsentrasi siswa

c. Adanya perbaikan untuk siswa yang mendapat nilai buruk

d. Lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan sistem pembelajaran

B. Kekurangan :

a. Alokasi waktu untuk penyampaian materi terkurangi untuk pre-test dan post-test

b. Pendidik harus menyiapkan soal untuk pre test dan post test

KESIMPULAN

Dari ketiga model pengembangan desain instruksional tersebut dapat kita tarik kesimpulan yaitu :

Desain pembelajaran mempunyai ragam yang banyak. Setiap ragam memiliki cirri tersendiri, keunggulan dan
keterbatasan masing – masing. Pada model pengembangan desain instruksional menurut Banathy ini terdiri dari 6
langkah, yakni langkah pertama merumuskan tujuan ( formulate objectives), kemudian mengembangkan tes ( develop
test ), menganalisis kegiatan belajar(analyze learning task), langkah selanjutnya mendesain sistem instruksional (design
system), kemudian melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil (implement and test output ), dan langkah yang terakhir
mengadakan perbaikan (change to improve) Hasil – hasil yang diperoleh dari evaluasi merupakan umpan balik
(..Feedbeck ) untuk keseluruhan sistem sehingga perubahan – perubahan jika diperlukan dapat dilakukan untuk
memperbaiki sistem instruksional.

Gagne dan Briggs mengemukakan 12 langkah dalam pengembangan desain instruksional.

Model pengembangan desain intsruksional menurut Gagne ini merupakan model yang paling lengkap yang melukiskan
bagaimana suatu proses pembelajaran dirancang secara sistematis dari awal sampai akhir. Kegiatan seperti ini cocok
untuk diterapkan pada suatu program pendidikan yang relatif baru. Di Indonesia prosedur tersebut mencakup mulai dari
simposium dan pengembangan kurikulum yang dilakukan mulai dari tingkat sekolah (KTSP).

Model pengembangan desain pembelajaran menurut PPSI ini digunakan sebagai metode penyampaian dalam
kurikulum 1975 untuk SD, SMP, SMA dan kurikulum 1976 untuk sekolah – sekolah kejuruan. Ada lima langkah pokok
dalam PPSI, pertama merumuskan tujuan instruksional khusus, menyusun alat evaluasi, menentukan kegiatan belajar dan
materi pelajaran, merencanakan program kegiatan, dan yang terakhir melaksanakan program.
B. GEOGRAFI BUDAYA DAN MASYARAKAT

A. Pengertian Masyarakat

Aristoteles mengatakan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk monodualisme. Artinya, setiap manusia
memiliki dua naluri pokok yang bertentangan. Yang pertama adalah keinginan untuk berhubungan dengan Khaliknya
(sebagai makhluk individu), dan yang kedua adalah keinginan untuk berhubungan dengan individu lain dalam konteks
masyarakat (sebagai makhluk sosial). Begitu juga dengan kebudayaan dan masyarakat adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan nyata yang selamanya merupakan dwi tunggal, yang mana tidak ada masyarakat tanpa
kebudayaan dan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat.

Sementara itu Selo Soemardjan mendefinisikan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan. Sedangkan menurut Paul B. Horton, masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara
relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang
sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu. Pada bagian lain Horton mengemukakan bahwa
masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Soerjono Soekanto
mengemukakan bahwa ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya adalah sebagai berikut:

a. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.


b. Bercampur atau bergaul dalam waktu cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia
baru. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul system komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
antar manusia.
c. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
d. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa
dirinya terkait satu dengan yang lainnya.

Untuk terbentuknya suatu masyarakat paling sedikit harus terpenuhi tiga unsur berikut.

1. Terdapat sekumpulan orang.


2. Berdiam atau bermukim di suatu wilayah dalam waktu yang relatif lama
3. Akibat dari hidup bersama dalam jangka waktu yang lama itu menghasilkan kebudayaan.

Dari pendapat beberapa ahli tersebut, dapat dilihat bahwa kebudayaan itu adalah unsur yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat. Pentingnya kebudayaan tersebut dapat disimpulkan dari pendapat dua antropolog yatu Melvile J.
Herkovits dan Bronislaw Malinowski yang mengemukakan pengertian Cultural Determinism yang berarti bahwa segala
sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Selanjutnya, kebudayaan dipandang sebagai sesuatu yang super organik, karena kebudayaan itu tetap ada secara turun
temurun dari generasi ke generasi yang seterusnya tetap terus hidup walaupun anggota masyarakatnya telah berganti
karena kematian ataupun kelahiran.

B. PERAN

Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan, yaitu seorang yang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya.
Artinya, apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia telah
menjalankan suatu peranan. Suatu peranan paling tidak mencakup tiga hal berikut :

• Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat
• Peranan merupakan suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi
• Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial.

Peranan yang melekat pada diri seseorang harusa dibedakan dengan posisi dalam pergaulan masyarakat. Posisi
seseorang dalam masyarakat (social-position) merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu dalam
masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang
menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan

C. STATUS
Kedudukan (status) diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Sedangkan
kedudukan sosial (social status) artinya tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang
lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Namun untuk
mempermudah dalam pengertiannya maka dalam kedua istilah di atas akan dipergunakan dalam arti yang sama dan
digambarkan dengan istilah “kedudukan” (status) saja.

Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan(status), yaitu sebagai berikut :

• Ascribed Status yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memerhatikan perbedaan-perbedaaan rohaniah
dan kemampuan. Kedudukan ini diperoleh karena kelahiran
• Achieved Status yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini
bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-
tujuannya.

Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu Assigned Status yang merupakan kedudukan yang
diberikan. Status ini sering berhubungan erat dengan Achieved Status, dalam arti bahwa suatu kelompok atau
golonganmemberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa yang telah memperjuangkan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat

D. Nilai Sosial

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang
dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri
bernilai buruk. Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang
mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau
buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang
dianut masyarakat. tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai.
Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan akan muncul
pembaharuan-pembaharuan. Sementara apda masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena
dalam persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.

Drs. Suparto mengemukakan bahwa nilai-nilai sosial memiliki fungsi umum dalam masyarakat. Di antaranya
nilai-nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku.
Selain itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial.
Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya. Contohnya ketika
menghadapi konflik, biasanya keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai
sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota
kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan.

Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan daya tekan dan daya
mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya.

o Kimball Young : Mengemukakan nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang
dianggap penting dalam masyarakat
o A.W.Green : Nilai sosial adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek
o Woods : Mengemukakan bahwa nilai sosial merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta
mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari
o M.Z.Lawang : Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,yang pantas,berharga,dan dapat
mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut
o D.Hendropuspito : Menyatakan nillai sosial adalah segala sesuatu yang dihargaii masyarakat karena mempunyai daya
guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia(smaeli-pare.org)

E. NORMA

Norma dalam sosiologi adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui lingkungan sosialnya.
Sanksi yang diterapkan oleh norma ini membedakan norma dengan produk sosial lainnya seperti budaya dan adat. Ada/
tidaknya norma diperkirakan mempunyai dampak dan pengaruh atas bagaimana seseorang berperilaku. Dalam
kehidupannya, manusia sebagai mahluk sosial memiliki ketergantungan dengan manusia lainnya. Mereka hidup dalam
kelompok-kelompok, baik kelompok komunal maupun kelompok materiil. Kebutuhan yang berbeda-beda, secara
individu/kelompok menyebabkan benturan kepentingan. Untuk menghindari hal ini maka kelompok masyarakat membuat
norma sebagai pedoman perilaku dalam menjaga keseimbangan kepentingan dalam bermasyarakat.

F. BUDAYA/KEBUDAYAAN

Manusia satu yang bersatu dengan manusia lainnya dalam suatu wilayah tertentu akan membentuk sebuah
masyarakat. Dari masyarakat inilah akan lahir nilai-nilai bermasyarakat yang berkembang menjadi kebudayaan.
Kebudayaan masyarakat di daerah tertentu akan berbeda dengan kebudayaan masyarakat di daerah lain. Karena setiap
kelompok masyarakat memiliki aspek nilai yang berbeda. Dan kebudayaan juga dipengaruhi oleh faktor bahasa, keadaan
geografis dan kepercayan.

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga
sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.

-Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-
Determinism.
-Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang
kemudian disebut sebagai superorganic.
-Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
-Menurut Ralph Linton , kebudayaan merupakan Keseluruhan dari pengetahuan sikap dan pola perilaku manusia yang
merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat.
-Menurut Selo Soemardjan Kebudayaan sebagai hasil karya,rasa dan cipta masyarakat. Karya : teknologi dan kebudayaan
itu sendiri. Rasa : berkaitan dengan perasaan yang dimiliki manusia. Cipta : hasil dari pemikiran manusia yang bersifat
ke-ilmuan. Berdasarkan wujudnya kebudayan terbagi menjadi dua :
 Kebudayaan yang bersifat abstrak Kebudayaan yang terletak di dalam pikiran manusia tidak dapat di raba atau di
foto. Contohnya : imaginasi, khayalan.
 Kebudayaan bersifat konkret Wujudnya yang berpola tindakan atau aktivitas manusia di dalam masyarakat yang
dapat diraba dan diamati. Contohnya : belajar, bicara, bermain.
-Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan
adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang mana akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

G. Unsur-Unsur Kebudayaan

Kebudayaan setiap masyarakat tentu terdiri dari unsur-unsur tertentu, yang merupakan bagian dari suatu
kebulatan, yakni kebudayan itu sendiri. Ada beberapa pendapat ahli tentang unsure-unsur kebudayaan. Clyde kluckhohn
menyebutkan 7 unsur kebudayaan, yakni:

1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, rumah, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat rumah produksi
dan transportasi)
2. Mata pencarian hidup dan system-sistem ekonomi( pertanian, peternakan, system produksi, dan system distribusi)
3. System kemasyarakatan (system kekerabatan, organisasi, politik, system hokum dan system perkawinan)
4. Bahasa (lisan maupun tertulis)
5. Kesenian (seni rupa, seni sastra dan seni gerak)
6. System pengetahuan
7. System kepercayaan (religi)

Ketujuh unsur kebudayaan pokok diatas disebut sebagai kebudayaan UNIVERSAL (culture universal). Dari ketujuh
unsure kebudayaan yang ada, masih terbagi lagi lebih kecil kegiatannya. Ralph linton menyebutnya dengan kegiatan-
kegiatan kebudayaan (culture activity).

culture universal => culture activity => trait complex => trait => item.

Bisa dicontohkan, bahasa => kalimat => kata => suku kata => huruf.

H. Karakteristik kebudayaan

Secara umum kebudayaan memiliki beberapa karakteristik umum, karakteristik umum tersebut yaitu :

1. Kebudayaan adalah milik bersama : Unsur kebudayaan/ide, nilai, pola merupakan sesuatu yang dijalankan bersama-
sama oleh anggota masyarakat. Contohnya : gotong royong, musyawarah mufakat.
2. Kebudayaan merupakan hasil belajar : Secara unsure hasil kebudayaan merupakan hasil dari belajar dan bukan
warisan biologis (dibawa sejak lahir).
3. Kebudayaan didasari pada lambang :Penggunaan lambing-lambang tertentu biasanya dilakukan ooleh manusia,
kekuasaan dan ketaatan individu dibangkitkan juga oleh lambing tertentu.

I. FUNGSI KEBUDAYAAN BAGI MASYARAKAT

Kebudayaan memiliki fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, karena kekuatan yang harus dihadapi oleh
masyarakat dan anggota-anggotanya (misalnya kekuatan alam) yang tidak selalu baik bagi mereka. Ditambah lagi
manusia sebagai masyarakat itu sendiri perlu kepuasan baik spiritual maupun material. Apabila manusia sudah dapat
mempertahankan diri dan menyesuaikan diri dengan alam serta hidup damai dengan manusia-manusia lainnya, maka akan
timbul keinginan untuk menyatakan perasaan dan keinginan yang akan disalurkan seperti kesenian. Jadi, fungsi
kebudayaan bagi masyarakat dapat kita bagi sebagai berikut:

i. Melindungi diri dari alam : Hasil karya manusia melahirkan tekhnologi yang mempunyai kegunaan utama di dalam
melindungi masyarakat terhadap lingkungan alamnya. Dengan tekhnologi, manusia dapat memanfaatkan dan
mengolah alam untuk kebutukan hidupnya, sehingga manisia dapat menguasai alam.
ii. Mengatur tindakan manusia : Dalam kebudayaan ada norma, aturan kaidah, dan adat istiadat yang kesemuanya itu
berfungsi untuk mengatur bagaimana manusia bertindak dan berlaku dalam pergaulan hidup dengan anggota
masyarakat lainnya. Dalam mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan dinamakan pula sebagai “design for
living” artinya kebudayaan adalah garis-garis pokok tentang perikelakuan atau “blue print for behavior”, yang
menetapkan peraturan-peraturan mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Unsur-unsur normativ yang merupakan bagian dari kebudayaan itu diantaranya adalah:
- Unsur yang menyangkut pertanian, berhubungan dengan hal-hal yang baik dan buruk, menyenangkan dan tidak
menyenangkan. Misalnya, perilaku laki-laki yang memakai anting, kalung, tato, rambut panjang, dan lain sebagainya
yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat dan pasti ada yang menilai baik dan buruknya.
- Unsur keharusan, yaitu apa yang harus dilakukan seseorang.
- Unsur kepercayaan. Misalnya, harus mengadakan upacara adat pada saat kelahiran, perkawinan, kematian, dan lain-
lain.
iii. Sebagai wadah segenap perasaan
iv. Kebudayaan berfungsi sebagai wadah atau tempat mengungkapkan perasaan seseorang dalam masyarakat ataupun
untuk memuaskan keinginan, misalnya dengan adanya seni-seni dalam masyarakat.

J. Hubungan Antara Unsur Kebudayaan dalam Masyarakat

1. Peralatan dan perlengkapan hidup hasil karya manusia melahirkan teknologi/budaya salah satu dari hasil teknologi
adalah melindungi manusia.
2. Alat-alat produksi : Alat-alat yang berfunsi melaksanakan suatu pekerjaan produktif.
3. Senjata : Dalam masyarakat tradisyonal maupun masyarakat modern, senjata memiliki fungsi yang berbeda.
4. Wadah : Alat atau piranti untuk menampung/menyimpan barang-barang
5. Makanan dan minuman : Merupakan barang-barang yang dikonsumsi manusia.
6. Pakaian dan perhiasan : Bahan pakaian pada zaman dahulu berbeda dengan bahan pakaian zaman sekarang, begitu juga
dengan perhiasan.
7. Rumah/tempat berlindung : Rumah sebagai tempat berteduh, memiliki model dan bentuk yang berbeda-beda.
8. Alat transportasi : Untuk melaksanakan aktivitasnya manusia memerlukan alat transportasi yang memadai.

1. Kebudayaan Indonesia
Sebuah peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah mencapai tingkat kerumitan tertentu, umumnya termasuk
perkotaan dan pemerintahan berlembaga, agama, IPTEK, sastra dan filsafat.kebudayaan sangat erat hubungannya
dengan masyarakat.sedangkan nperwujudan kebuidayan adalah bbenda-benda yang diciptakaan manusia sebagai
makhluk yang berbudaya,berupa perilaku dan benda-benda yang sifatnya nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup,organisasi sosia, religi,seni dan lain-lain,yang kesemuanya itu itu ditujukan untuk membantu umat
manusia menjalankan kehidupan bermasyarakat
Budaya Indonesia merupakan kebudayaan yang dapat di artikan sebagai kesatuan dari kebudayaan seluruh
wilayah yang ada di Indonesia. Untuk Menumbuhkan rasa Cinta Indonesia dalam rangka Mengembalikan Jati Diri
Bangsa Indonesia perlu di galakkan kembali karena sekarang ini Indonesia sedang mengalami nilai nilai pergeseran
dari kebudayaan lokal yaitu kebudayaan asli Indonesia kepada mulainya kecintaan terhadap budaya asing. Perlunya
Mengembalikan Jati Diri Bangsa ini dengan mencintai kebudayaan Indonesia nampaknya perlu di tanamkan kembali
kepada setiap individu dari warga Indonesia.
Indonesia adalah negara yang banyak memiliki pulau yang disatukan oleh lautan. Indonesia memiliki banyak
obat-obatan tradisional, bahkan jika dibandingkan Negeri Gingseng Indonesialah yang paling banyak jenis tumbuhan
herbal. Tidak hanya itu saja bahkan para manusia Indonesia pun bisa meneliti dan mengolahnya.
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah
ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Dengan majunya teknologi di mana informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat kita turut pula
mempengaruhi tergesernya nilai nilai budaya Indonesia ini. Terutama para generasi muda bangsa ini. Banyak kita lihat
disekeliling kita betapa muda mudi Indonesia kebanyakan lebih suka terhadap budaya asing ketimbang kebudayaan
Indonesia sendiri. Di khawatirkan kebudayaan Indonesia hanya sebagai pelengkap di acara acara tertentu saja seperti
ketika memperingati kemerdekaan Indonesia. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kebudayaan indonesia terbentuk
juga karena di pengaruhi budaya asing, tapi itu dulu saat saat jaman kerajaan.
Dengan banyaknya kebudayaan daerah tersebut akan menjadi sumber kebudayaan nasional yaitu Negara Indonesia.
Jika di jelaskan satu-satu kebudayaan,
Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh
kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tiong hoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India
terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Budha di negara Indonesia jauh sebelum Indonesia terbentuk.
Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi
ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kuai , sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif
antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara( Sriwijaya) . Selain itu, banyak pula yang masuk bersama
perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap
dan menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti
inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan
Jawa dan Betawi.
Kebudayaan Arab masuk bersama dengan penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab yang
singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok. Kedatangan penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16
ke Nusantara, dan penjajahan yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai bentuk Kebudayaan Barat dan
membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat dijumpai sekarang. Teknologi, sistem organisasi
dan politik, sistem sosial, berbagai elemen budaya seperti perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi
kebudayaan Barat yang lambat-laun terintegrasi dalam masyarakat.
2. Masyarakat Indonesia
Masyarakat adalahsekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup ( atau semi terbuka ), dimana
sebagian besar interaksi adalah antara idividu dan individu yang berada dalam kelompok tersebut.lebih
abastraknya,sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antara entitas-entitas.masyarakat adalah
sebuah komunitas yang interpenden (saling tergantung satu sama lain ).umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk
mengacu suatu kelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat indonesia tinggal di lebih 17.508 pulau, bangsa Indonesia saat ini berjumlah lebih dari 200 juta jiwa
meliputi lebih dari 200 etnik. Setelah kemerdekaan 1945, pembauran dan pernikahan yang berbeda suku budaya telah
menjadikan penduduknya memiliki keeratan yang lebih luas.
Mayoritas peduduk Indonesia memeluk agama Islam, sedangkan di Bali agama Hindu lebih dominan. Di daerah
lainnya seperti Minahasa di Sulawesi Utara, dataran tinggi Toraja di Sulawesi Selatan, pulau Nusa Tenggara, dan
sebagian besar Papua, dataran tinggi Batak dan juga Pulau Nias di Sumatra Utara, mayoritas penduduknya beragama
Katholik dan Protestan. Secara keseluruhan pada dasarnya masyarakat Indonesia sangat religius.
Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia membawa masyarakatnya untuk memiliki sikap toleransi terhadap
setiap penganut agama, adat dan tradisi. Hal itu semakin diperkuat dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang
berarti "Meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua".
Walaupun kalangan mudanya di kota-kota besar hidup modern dan mengikuti tren dunia namun dalam hal
pernikahan mereka tetap melakukan upacara tradisi kedua orang tua mereka. Jadi dalam pernikahan beda suku, akad
nikah dan tradisi pernikahan dapat mengikuti keluarga pengantin wanita, sementara selama resepsi dekorasi dan
kostum mengikuti tradisi etnis mempelai pria, atau sebaliknya. Pernikahan dan resepsi pernikahan di Indonesia
menjadi ajang pengenalan adat dan tradisi Indonesia yang beragam. Pernikahan juga sering menjadi kesempatan untuk
menampilkan status sosial, kekayaan sekaligus selera berpakaian seseorang. Bahkan di desa-desa, ratusan atau bahkan
ribuan undangan berbaris untuk memberi selamat kepada pasangan pengantin dan orang tua mereka yang duduk di atas
pelaminan kemudian menikmati pesta pernikahan dan hiburan.
3. Kebudayaan nasional
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional
menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
“ Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia
dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai
bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang
kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat
Pendukungnya”,
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”.
Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih
dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa
nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari
suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan
nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa
menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi,
“Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-
tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait
dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya
kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara
gamblang.
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan
kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-
puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan
bangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan
nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional.
Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi
nasional.
4. Kebudayaan Daerah
Budaya adalah suatu kebiasaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun oleh
generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut. Budaya daerah ini muncul saat
penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu menjadi suatu kebiasaan
yang membedakan mereka dengan penduduk – penduduk yang lain. Budaya daerah sendiri mulai terlihat berkembang
di Indonesia pada zaman kerajaan – kerajaan terdahulu.
5. Wujud Kebudayaan Daerah Di Indonesia
Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap
daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya.
6. Kesenian dan Perayaan
Di pesisir kepulauan Indonesia banyak budaya kuno yang berakar, sementara sepanjang sejarah selama berabad-
abad hingga saat ini Indonesia telah dipengaruhi oleh budaya India, Cina, Arab, hingga Eropa. Akhir-akhir ini budaya
populer global termasuk internet telah berpengaruh besar dalam cara hidup masyarakatnya. Budaya asing dan tradisi,
bagaimanapun diserap dan diasimilasi oleh masyarakatnya yang menciptakan kreasi baru yang unik yang tidak dapat
ditemukan di tempat lain di dunia.
Berbagai jenis perbedaan budaya dan tradisi di seluruh negara ini juga dinyatakan dalam acara yang banyak dan
menarik, baik acara agama atau acara terkenal yang diselenggarakan sepanjang tahun.Anda dapat melihat upacara
agama Hindu Dharma yang meriah diadakan terus menerus di Bali, prosesi pemerintahan selama Sekaten di
Yogyakarta, serta Festival Tabot di Bengkulu. Sumatera, untuk memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad, Hasan
dan Husein. Upacara Waisak agama Budha diadakan setiap tahun di sekitar Borobudur, seperti festival Toa Peh Kong
Cina di Manado. Sedangkan Hari Raya kematian diadakan di Toraja, kedua duanya diadakan di pulau Sulawesi, dan
upacara Kasada yang diadakan setiap akhir tahun di Gunung Bromo, Jawa Timur, untuk menenangkan jiwa nenek
moyang dan para Dewa. Lalu, ada juga perayaan dalam bentuk perang suku di Lembah Wamena Papua, karapan sapi
di Madura yang diadakan sebagai ungkapan syukur setelah panen, juga festival “nyale” di Lombok yaitu acara mencari
cacing laut pada bulan Februari, dan masih banyak lagi acara yang diselenggarakan di seluruh pulau. Dan acara
puncaknya Nyepi yaitu hari besar umat Hindu di Bali merupakan hari meditasi dimana semua lampu, api, suara,
termasuk pesawat dan mobil dilarang beroperasi dalam 24 jam. Nyepi menjadi tradisi internasional yang dapat
mengurangi polusi dan pemanasan global. Indonesia juga kaya dengan pentas seni. Sendra Tari Ramayana yang indah
digelar pada musim kemarau di pelataran Candi Prambanan saat sinar bulan purnama. Tari-tarian Indonesia sangat
beragam, dramatis, dan menghibur. Mulai dari tari yang bersinkronisasi yaitu tari saman dari Aceh sampai tarian yang
gemulai dari Jawa yang diiringi suara gamelan, atau tari perang di Kalimantan, Papua, dan Sulawesi.
Tanpa adanya kebudayaan, suatu Negara tidak dapat mempunyai ciri khas di mata dunia. Namun yang menjadi
kegelisahaan para seniman dan tokoh masyarakat yang sudah bergaul dengan kebudayan alami Indonesia adalah tidak
adanya pengakuan atau pengukuhan atas berbagai macam suku, budaya, adat dan kekayaan alam Indonesia oleh
pemerintah. Apakah mereka malu dan enggan untuk mengurusi hal seperti ini? Mungkinkah bagi mereka yang terlebih
penting di tangani adalah urusan politik yang tidak kunjung sembuh .. padahal justru semakin membuat bengkak hati-
hati para rakyat Indonesia. Hal ini sebenarnya sudah tidak asing lagi, namun jika di teruskan semakin ironis
melihatnyaa. Akan ada berapa banyak lagi kebudayaan yang akan di akui oleh Negara luar.

Anda mungkin juga menyukai