Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi terasa sangat pesat, sehingga menawarkan banyak sekali
kemudahan-kemudahan aktivitasnya. Kehadiran teknologi ini
dimaksudkan untuk mencapai hasil yang lebih baik dengan efesien
efektivitas. Salah satu kemajuan teknologi pada dewasa ini yaitu
berkembangnya komputer secara pesat. Era komputerisasi telah memberi
wawasan dan paradigma baru dalam proses pengambilan keputusan dan
penyebaran informasi. Data yang mempresentasikan dunia nyata dapat
disimpulkan dan diproses sedemikian rupa sehingga dapat disajikan
dalam bentuk-bentuk yang lebih sederhana dan sesuai kebutuhan. SIG
merupakan sistem berbasis komputer yang didesain untuk
mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi
spasial (keruangan) berupa informasi yang mempunyai hubungan
geometrik dalam arti bahwa informasi tersebut dapat diukur, dihitung, dan
disajikan dalam sistem koordinat rujukan/bidang hitung yang baku,
dengan data berupa data digital yang terdiri dari data posisi (data spasial)
dan data semantiknya (data atribut).
SIG dapat mempresentasikan real word (dunia nyata) diatas
monitior computer sebagaimana lembaran peta dapat mempresentasikan
dunia nyata di atas kertas. Tetapi SIG memiliki kekuatan lebih dan
fleksibilitas dibandingkan lembaran pada kertas. SIG dapat menentukan
lokasi yang sesuai untuk pengembangan lokasi permukiman penduduk
yang memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Kemampuan
SIG secara eksplisit adalah: memasukkan data dan mengumpulkan data
geografi (spasial dan atribut), mengintegrasikan data geografi, memeriksa,
meng-update data geografi, menyimpan dan membuka kembali data
geografi, mempresentasikan atau menampilkan data geografi.
Pada kesempatan kali ini akan dilakukan analisa mengenai batas
wiayah iup yang berada pada kawasan hutan. Pengelolaan data tersebut

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


1
dilakukan dengan aplikasi Quantum GIS (QGIS) dan dibantu dengan
beberapa peta yang diambil pada laman web yang tersedia.
1.2. Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi Geografis (SIG)?
 Apa yang dimaksud dengan Data Vektor?
 Apa yang dimaksud dengan Data Raster?
 Apa yang dimaksud dengan Sistem Koordinat?
 Apa yang dimaksud dengan Querry?
1.3. Tujuan Penulisan
 Untuk mengetahui tentang Sistem Informasi Geografis.
 Untuk mengetahui tentang Data Vektor.
 Untuk mengetahui tentang Data Raster.
 Untuk mengetahui tentang Sistem Koordinat.
 Untuk mengetahui tentang Querry.

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Sistem Informasi Geografis

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


2
Pada hakekatnya Sistem Informasi Geografis adalah suatu rangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran situasi ruang
muka bumi atau informasi tentang ruang muka bumi yang diperlukan
untuk dapat menjawab atau menyelesaikan suatu masalah yang terdapat
dalam ruang muka bumi yang bersangkutan. Rangkaian kegiatan tersebut
meliputi pengumpulan, pemetaan, pengolahann penganalisisan dan
penyajian data-data/fakta-fakta yang ada atau terdapat dalam ruang muka
bumi tertentu. Data/fakta yang ada atau terdapat dalam ruang muka bumi
tersebut, sering juga disebut sebagai data/fakta geografis atau data /fakta
spasial. Hasil analisisnya disebut informasi geografis atau informasi
spasial. Jadi SIG adalah rangkaian kegiatan pengumpulan penataan,
pengolahan dan penganalisisan data/fakta spasial sehingga diperoleh
informasi spasial untuk dapat menjawab atau menyelesaikan suatau
masalah dalam ruang muka bumi tertentu. SIG merupakan akronim dari :
 Sistem
Pengertian suatu system adalah kumpulan elemen-elemen yang
saling berintegrasi dan berinterdependensi dalam lingkungan yang
dinamis untuk mencapai tujuan tertentu.
 Informasi
Informasi berasal dari pengolahan sejumlah data. Dalam SIG
informasi memiliki volume terbesar. Setiap objek geografi
memiliki setting data tersendiri karena tidak sepenuhnya data yang
ada dapat terwakili dalam peta. Jadi, semua data harus
diasosiasikan dengan objek spasial yang dapat membuat peta
menjadi berkualitas baik. Ketika data tersebut diasosiasikan
dengan permukaan geografis yang representative. Data tersebut
mampu memberikan informasi dengan hanya mengklik mouse
pada objek. Perlu diingat bahwa semua adalah data tapi tidak
semua data merupakan informasi.
 Geografis
Istilah ini digunakan karena SIG dibangun berdasarkan pada
‘Geografi’ atau ‘spasial’. Setiap objek geografi mengarah pada
spesifikasi lokasi dalam suatu space. Objek bisa berupa fisik.
Budaya atau ekonomi alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


3
pada suatu peta untuk memberikan gambaran yang representatif
dari spasial suatu objek sesuai dengan kenyataannya di bumi.
Simbol, dan warna garis digunakan untuk mewakili setiap spasial
yang berbeda pada peta dua dimensi (Prahasta, 2002).

Sistem informasi Geografi (SIG) merupakan computer yang berbasis


pada sistem informasi yang digunakan untuk memberikan bentuk digital
dan analisis terhadap geografi bumi. Definisi GIS selalu berubah karena
GIS merupakan bidang kajian ilmu dan teknologi yang relative masih
baru. Beberapa definisi dari GIS adalah :

 Definisi GIS (Rhind,1998) : GIS is a computer system fo


collecting , checking, integrating and analyzing information
related to the surface of the earth.
 Definisi GIS yang dianggap lebih memadai (Marble &
Peuquet,1983) and (Parker,1988; Ozemoy et al., 1981; Burrough,
1986: GIS deals with space time data and often but not
necessarily, employs computer hardware and software.
 Purwadhi, 1994 : SIG merupakan suatu system yang
mengorganisir perangkat keras (Hardware), perangkat lunak
(Software), dan data, serta dapat mendaya-gunakan system
penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan,
sehingga dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek
keruangan.
 Sig merupakan manajemen data spasial dan non-spasial yang
berbasis computer dengan tiga karakteristik dasar, yaitu:
 Mempunyai fenomena actual(variable data non-lokasi)
yang berhubungan dengan topik pemasalahan di lokasi
yang bersangkutan.
 Merupakan suatu kejadian di suatu lokasi dan
 Mempunyai dimensi waktu.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi


Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu
system informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang
bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


4
SIG adalah suatu sitem basis data dengan kemampuan khusus untuk
menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan
seperangkat operasi kerja. Sedangkan menurut Anon (2001) Sistem
Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan
antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang
dihubungkan secara geografis di bumi (georeference). DIsamping itu,
SIG juga dapat mehubungkan data, mengatur data dan melakukan
analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang
berhubungan dengan geografi. Sistem Informasi Geografis dibagi
menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan system
otomatis (yang berbasis digital computer). Pernedaan yang paling
mendaasar terletak pada cara pengelolaanya. Sistem Informasi manual
biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi
untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan
survey lapangan kesemua data tersebut sikompilasi dan dianalisis secara
manual dengan alat tanpa computer. Sedangkan sistem informasi
Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai system
pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa
citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi.Data
lain dapat berupa peta dasar terdigitasi (Pakereng, 2004).

2.2. Data Vektor dan Data Raster


2.2.1. Data Vektor
Data vektor adalah data yang diperoleh dalam bentuk koordinat
titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial
dengan menggunakan titik, garis atau area (poligon). Terdapat tiga
tipe bentuk data vektor (titik, garis, dan poligon) yang bisa
digunakan untuk menampilkan informasi pada peta. Titik bisa
digunakan sebagai lokasi sebuah tempat atau posisi tertentu dalam
peta. Garis bisa digunakan untuk menunjukkan route suatu
perjalanan atau menggambarkan batas suatu wilayah dan juga batas

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


5
suatu kawasan hutan atau area tertentu. Poligon bisa digunakan
untuk menggambarkan sebuah danau atau sebuah luasan areal yang
kemudian dapat analisis luasan pada areal-areal tersebut.

Gambar 2.1 : Data Vektor

2.2.2. Data Raster


Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi
empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Foto
digital seperti areal fotografi atau foto satelit merupakan bagian
dari data raster pada peta. Raster mewakili data grid continue.
Nilainya menggunakan gambar berwarna seperti fotografi, yang di
tampilkan dengan level merah, hijau, dan biru (RGB) pada proses
analisis citra. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan
sebagai struktur sel grid yang disebut sebagai pixel (picture
element). Resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-
nya, semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan
oleh sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster dihasilkan dari
sistem penginderaan jauh dan sangat baik untuk merepresentasikan
batas-batas yang berubah secara gradual seperti jenis tanah,
kelembaban tanah, suhu, bentuk tutapan lahan dan pengelolaan
kawasan hutan. Peta Raster adalah peta yang diperoleh dari foto
suatu areal, foto satelit atau juga dari hasil scan gambar peta, yang
pada ilmu Kehutanan sering disebut penginderaan jauh

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


6
Gambar 2.2 : Data Raster

2.3. Sistem Koordinat


2.3.1. Sistem Koordinat Geografis
Sistem koordinat geografi digunakan untuk menunjukkan suatu
titik di Bumi berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis
lintang yaitu garis horizontal yang mengukur sudut antara suatu
titik dengan garis katulistiwa. Titik di utara garis katulistiwa
dinamakan Lintang Utara sedangkan titik di selatan katulistiwa
dinamakan Lintang Selatan. Garis bujur yaitu vertikal yang
mengukur sudut antara suatu titik dengan titik nol di Bumi yaitu
Greenwich di London Britania Raya yang merupakan titik bujur 0°
atau 360° yang diterima secara internasional. Titik di barat bujur 0°
dinamakan Bujur Barat sedangkan titik di timur 0° dinamakan
Bujur Timur. Suatu titik di Bumi dapat dideskripsikan dengan
menggabungkan kedua pengukuran tersebut.

Gambar 2.3 : Sistem Koordinat Geografis


2.3.2. Sistem Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator)
Universal Transverse Mercator (UTM) merupakan Metode
grid berbasis menentukan lokas di permukaan bumi yang
merupakan aplikasi praktis dari 2 dimensi. System UTM

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


7
membagi permukaan bumi antara 80oS dan 84oLU menjadi 60
zona, masing-masing 6o bujur lebar dan berpusat diatas meridian
bujur. Zona 1adalah dibatasi oleh bujur 180o sampai 174oB dan
berpusat pada 177 barat meridian. Zona penomoran meningkatkan
kea rah timur. Masing-masing dari 60 zona bujur dalam system
UTM didasarkan pada Mercator Melintang proyeksi. Pemetaan
wilayah besar utara-selatan dengan batas jumlah rendah distori,
dengan menggunakan zona sempit dari 6o bujur sampai 800 km
lebarnya dan mengurangi skala factor sepanjang meridian sentral
denga hanya 0,0004 – 0,9996 (pengurangan 1:2500), jumlah
distori diselenggarakan dibawah 1 bagian di 1.000 dalam setiap
zona. Distorsi skala meningkat menjadi 1,00010 pada batas luar
zona sepanjang khatulistiwa.
Pada setiap zona factor skala meridian sentral mengurangi
diameter silinder melintang untuk menghasilkan proyeksi garis
potong dengan dua garis standar, atau garis-garis skala
sebenarnya terletak disekitar 180 km dikedua sisi, dan kira-kiran
sejajar, pusat meridian (ARccos 0,9996 = 1,62o pada
khatulistiwa). Faktor skala kurang dari 1 dalam baris-baris dan
lebih besar dari 1 luar dari garis-garis, tetapi keseluruhan distorsi
skala di dalam zona seluruh diminimalkan.

Gambar 2.4 : Zona UTM Indonesia


2.4. Querry
Query adalah proses ekstraksi informasi sesuai dengan kebutuhan
pengguna dari sekumpulan data (Refer kembali perbedaan data dan
informasi). Dalam GIS ada 2 jenis query yaitu Query atribut dan Spatial

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


8
Query. Tabular Analisis (Query Atribut) adalah ekstraksi informasi yang
diinginkan dari tabel atribut dan data-data lain yang berhubungan dengan
data spasial tersebut. Sedangkan Spatial query adalah ekstraksi objek-
objek berdasarkan kondisi tertentu dilapangan (dunia nyata).

BAB III
DATA PROCESSING
3.1. Pengambilan Koordinat IUP Perusahaan dan Fungsi Kawasan Hutan
Pada Bab ini kita akan membahas cara pengambilan koordinat dan
menginputnya di Quantum GIS (QGIS). Selain itu juga kita akan
memasukkan peta Arcgismapserver kedalam QGIS beserta mendigitasi
IUP Perusahaan dan kawasan hutan di sekitar IUP. langkah – langkah
pengerjaan Data processing adalah sebagai berikut.
 Buka peta one map ESDM di link
https://geoportal.esdm.go.id/peng_umum/. Pada kali ini kami
mengambil 6 IUP yaitu PT Bara Mitra Sejahtera, PT Anugerah
Riau Coal, PT Bukit Asam Tbk, PT Era Perkasa Mining, PT
Nusantara Indah Lestari, Dan PT Riau Bumi Mineral. Semua IUP
ini berada di Provinsi Riau.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


9
 Ambil Koordinat di setiap sudut batas IUP masing – masing
perusahaan.

 Input seluruh koordinat masing – masing batas IUP kedalam


Notepad kemudian simpan file dalam bentuk text document (*.txt)

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


10
 Buka link fungsi kawasan hutan kemudian copy link tersebut.

 Masuk kedalam Quantum GIS (QGIS)

 Klik peta dunia dari google earth

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


11
 Ubah koordinat dari wgs84 ke UTM 48 S.

 Untuk memasukkan peta kawasan hutan, klik kanan pada tool


arcgismapserver kemudian klik new connection.

 Masukkan nama peta dan url peta tersebut yang telah dicopy
sebelumnya.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


12
 Kemudian muncul peta kawasan hutan yang telah di tambahkan.

 Tambahkan peta kawasan hutan tersebut kedalam project tersebut.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


13
 Untuk memasukkan koordinat batas iup kedalam project, klik
layer kemudian klik add layer dan kemudian klik add delimited
layer.

 Masukkan koordinat yang telah disimpan di notepad sebelumnya


kemudian tekan Add.

 Kemudian muncul titik – titik koordinat di project tersebut.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


14
 Kemudian lakukan hal tersebut kembali pada batas – batas iup
perusahaan yang lainnya.

3.2. Digitasi (Digitazing)


 Lakukan digitasi pada iup perusahaan dengan membuat layer iup
perusahaan dengan cara klik layer > create layer > new shapefile
layer

 Simpan shape file dengan nama iup perusahaan.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


15
 Isi yang diperlukan shapefile terutama bentuknya yang polygon
dan koordinatnya yang wgs 84/ utm 48 s kemudian tekan ok.

 Digitasi seluruh batas iup masing – masing perusahaan. Dalam


mendigitasi aktifkan snapping tool agar perpotongan antar garis
dan point tidak terjadi undershoot ataupun overshoot.

 Lakukan hal serupa untuk mendigitasi kawasan hutan di sekitar


iup dengan membuat shapefile kawasan hutan dan untuk sistem

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


16
koordinat menggunakan wgs 84/ utm 48s. digitasi seluruh
kawasan hutan yang berada di sekitar iup tersebut.

 Hidupkan layer IUP PERUSAHAAN dengan layer KAWASAN


HUTAN untuk melihat iup yang terkena kawasan hutan tersebut.

 Berikut merupakan hasil digitasi peta untuk IUP PERUSAHAAN,


KAWASAN HUTAN, dan Batas – batas IUP tiap Perusahaan.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


17
 Untuk mengetahui apakah terdapat error dalam pengerjaan digitasi
ini, kita dapat membuka topology checker melalui menu vector

 Buka setting dan atur apa saja yang ingin di periksa seperti apakah
ada overlap antara IUP PERUSAHAAN atau lain sebagainya.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


18
 Dari hasil topology checker terdapat 3 error dalam digitasi ini.
Error tersebut bukan karena dalam mendigitasi terjadi overshoot
tetapi karena koordinat yang dimasukkan menimpa antara satu
dengan yang lainnya karena koordinatnya sama.

3.3. Layout Peta


Setelah kita melakukan digitasi, selanjutnya kita akan membuat
Layout peta agar bisa dipublikasikan. Langkah – langkah pengerjaan
tahapan ini adalah sebagai berikut.
 Buka Tool New Print Layout kemudian buat nama file untuk
layout peta tersebut. Kemudian muncul layout kosong yang bakal
kita isi dengan peta yang telah kita buat.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


19
 Masukkan peta yang telah kita buat melalui tool ‘add a new map
to the layout’ kemudian Tarik sesuai dengan skala yang kita
inginkan yaitu 1:320000. Kemudian atur Grid peta dengan interval
10000 sesuai dengan map unit. Setelah itu aktifkan ‘draw
coordinates’ agar nilai tiap grid dapat ditampilkan.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


20
 Setelah itu masukkan legend dari peta melalui tool ‘add a new
legend to the layout’ kemudian atur legend agar menjadi 1 kolom.
Kemudian klik ‘filter legend by map content’ agar legend yang
berada pada layout hanya legend yang dibutuhkan saja.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


21
 Setelah itu buat judul peta dengan membuka tool ‘add a new label
to the layout’ kemudian Tarik sesuai dengan yang dibutuhkan.
Ketik judul sesuai dengan yang diinginkan yaitu “Peta Kawasan
Dalam Wilayah Izin Usaha Pertambangan Di Provinsi Riau”. Atur
font dan yang lainnya sesuai dengan yang kita inginkan.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


22
 Tambahkan skala bar dan tampilkan skala peta yang diambil
sesuai dengan layout peta tersebut.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


23
 Setelah itu buat arah mata angin dengan membuka tool ‘add a new
arrow to the layout’.

 Kemudian buat Sumber sesuai dengan yang kita akses. Kali ini
sumber dari peta ini yaitu
https://geoportal.esdm.go.id/peng_umum/ dan
http://geoportal.menlhk.go.id/arcgis/rest/services/KLHK/Kawasan
_Hutan1118/MapServer . Setelah itu cantumkan nama pembuat
peta agar diketahui identitas dari pembuat peta tersebut.

 Masukkan logo unsyiah untuk memperkuat identitas pembuat


peta. Logo unsyiah dapat dimasukkan melalui tool ‘add a new
picture to the layout’.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


24
 Setelah peta selesai di atur di layout peta, kemudian klik tool
‘export as image’. Simpan sesuai dengan folder penyimpanan peta
tersebut. Peta telah selesai dibuat.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


25
LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
26
BAB IV

ANALISA DATA

4.1. Intersection
 Untuk mencari IUP PERUSAHAAN yang terkena KAWASAN
HUTAN maka kita harus melakukan yang namanya Intersection.
Langkah – langkahnya yaitu klik menu vector > Geoprocessing
Tools > Intersection.

 Input layer “IUP PERUSAHAAN” dan overlay layer


“KAWASAN HUTAN” kemudian klik run.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


27
 Berikut merupakan hasil Intersection antara layer “IUP
PERUSAHAAN” dengan layer “KAWASAN HUTAN”

 Simpan layer Intersection secara permanen dalam folder yang


telah dibuat. Pastikan format filenya ESRI shapefile atau Geokage.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


28
 Setelah mendapatkan daerah yang terkena kawasan hutan,
selanjutnya kita akan mencari luas masing – masing kawasan
hutan melalui field calculator. Klik kanan pada layer Intersection
kemudian pilih open attribute table kemudian pilih field calculator.

 Pilih Field Luas kemudian cari $area kemudian klik oke.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


29
 Berikut hasil luas untuk IUP Perusahaan yang terkena kawasan
hutan. Lakukan hal yang sama untuk mencari luas kawasan hutan
yang terkena IUP Perusahaan.

 Setelah mengetahui daerah mana saja di IUP Perusahaan yang


terkena kawasan hutan, kita akan mencari total luas dari masing –
masing IUP Perusahaan dan kawasan hutan. Tahapannya sama
seperti yang dilakukan ketika mencari luas Intersection namun kali
ini kita menggunakan layer IUP PERUSAHAAN untuk mencari
Luas IUP masing – masing Perusahaan dan layer KAWASAN
HUTAN untuk mencari Luas masing – masing kawasan hutan.
Berikut hasilnya.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


30
 Berikut tadi merupakan hasil analisa data yang dibutuhkan.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


31
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Analisa


Hasil Analisa Kawasan hutan mana saja yang masuk kedalam IUP
Perusahaan dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini.
Tabel 5.1 Analisa Data Kawasan Hutan dalam Izin Usaha Pertambangan
(IUP)

NAMA LUAS IUP LUAS IUP KAWASAN LUAS LUAS IUP


PERUSAHAA (m2) (Ha) HUTAN
HUTAN KAWASAN (Ha)
PRODUKSI 17334708,2 1733,47082
PT BARA YANG DAPAT 8 8
43080379,7 4308,03797
MITRA DIKONVERSI
1 1
SEJAHTERA AREA
25745633,0 2574,56330
PENGGUNAAN
7 7
LAIN
PT
NUSANTARA 20456243,5 2045,62435 HUTAN 20456243,5 2045,62435
INDAH 2 2 PRODUKSI 2 2
LESTARI
HUTAN 10791782,8 1079,17828
PT PRODUKSI 8 8
59830718,3 5983,07183
ANUGERAH AREA
7 7 49039016,3 4903,90163
RIAU COAL PENGGUNAAN
9 9
LAIN
PT BUKIT 182448527, 18244,8527 HUTAN
ASAM TBK 5 5 PRODUKSI
3748467,25 374,846725
YANG DAPAT
DIKONVERSI
AREA 178700075, 17870,0075

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


32
PENGGUNAAN
4 4
LAIN
HUTAN 9734048,19 973,404819
PT ERA PRODUKSI 7 7
PERKASA 13096027,3 1309,60273 AREA
3361976,77 336,197677
MINING PENGGUNAAN
9 9
LAIN
HUTAN 20565890,3 2056,58903
PRODUKSI 2 2
HUTAN 4478192,79 447,819279
PRODUKSI 6 6
PT RIAU HUTAN
97001165,2 9700,11652
BUMI PRODUKSI 4517248,77 451,724877
3 3
MINERAL YANG DAPAT 7 7
DIKONVERSI
AREA
67440069,9 6744,00699
PENGGUNAAN
4 4
LAIN

5.2. Pembahasan
Dari hasil pengamatan menggunakan aplikasi Quantum GIS
(QGIS) terdapat beberapa Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari
perusahaaan yang menjadi sample pengamatan yang berada pada kawasan
hutan. Untuk PT BARA MITRA SEJAHTERA terdapat 1733,470828
Hektar (Ha) wilayah berada pada kawasan hutan yang dapat di konversi
sedangkan 2574,563307 Ha wilayah berada pada area penggunaan lain. Untuk
PT NUSANTARA INDAH LESTARI seluruh wilayah izin usaha penambangannya
berada pada kawasan hutan produksi yaitu sebesar 2045,624352 Ha. Untuk PT
ANUGERAH RIAU COAL terdapat 1079,178288 Hektar (Ha) wilayah berada pada
kawasan hutan produksi, sedangkan 4903,901639 Hektar (Ha) wilayah berada
pada area penggunaan lain. Kemudian, untuk PT BUKIT ASAM Tbk terdapat
374,846725 Hektar (Ha) wilayah berada pada hutan produksi yang dapat
dikonversi, sedangkan 17870,00754 Hektar (Ha) wilayah tersebut berada pada
area penggunaan lain. Kemudian, untuk PT ERA PERKASA MINING terdapat
973,4048197 Hektar (Ha) wilayah berada pada hutan produksi dan untuk
wilayah area penggunaan lain terdapat 336,1976779 Hektar (Ha). Terakhir,
untuk PT RIAU BUMI MINERAL terdapat dua wilayah hutan produksi dengan
luas 2056,589032 Hektar (Ha) dan 447,8192796 Hektar (Ha), sedangkan
451,7248777 Hektar (Ha) wilayah berada pada hutan produksi yang dapat

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


33
dikonversi, kemudian terdapat wilayah area penggunaan lain dengan luas
sebesar 6744,006994 Hektar (Ha).
Dari hasil diatas bisa dilihat bahwa rata – rata kawasan hutan yang
berada di wilayah izin usaha pertambangan Perusahaan sampel adalah
Area Penggunaan lain. Sedangkan ada beberapa kawasan hutan lainnya
juga seperti hutan produksi dan hutan produksi yang dapat dikonversi.
Tidak terdapat kawasan hutan lindung di IUP perusahaan sampel.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain
sebagai berikut.
 IUP PT BARA MITRA SEJAHTERA berada pada kawasan hutan
produksi yang dapat dikonversi dengan luas sebesar 1733,470828
Hektar (Ha) dan terletak pada wilayah area penggunaan lain
dengan luas sebesar 2574,563307 Hektar (Ha). Luas IUP PT
BARA MITRA SEJAHTERA yaitu sebesar 4308,037971 Hektar
(Ha).
 IUP PT NUSANTARA INDAH LESTARI berada pada kawasan
hutan produksi dengan luas sebesar 2045,624352 Hektar (Ha).
Luas IUP PT NUSANTARA INDAH LESTARI yaitu sebesar
2045,624352 Hektar (Ha).
 IUP PT ANUGERAH RIAU COAL berada pada kawasan hutan
produksi dengan luas sebesar 1079,178288 Hektar (Ha) dan
terletak pada wilayah area penggunaan lain dengan luas sebesar
4903,901639 Hektar (Ha). Luas IUP PT ANUGERAH RIAU
COAL yaitu sebesar 5983,071837 Hektar (Ha).
 IUP PT BUKIT ASAM Tbk berada pada kawasan hutan produksi
yang dapat dikonversi dengan luas sebesar 374,846725 Hektar
(Ha) dan terletak pada wilayah area penggunaan lain dengan luas
sebesar 17870,00754 Hektar (Ha). Luas IUP PT BUKIT ASAM
Tbk yaitu sebesar 18244,85275 Hektar (Ha).
 IUP PT ERA PERKASA MINING berada pada kawasan hutan
produksi dengan luas sebesar 973,4048197 Hektar (Ha) dan
terletak pada wilayah area penggunaan lain dengan luas sebesar

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


34
336,1976779 Hektar (Ha). Luas IUP PT ERA PERKASA
MINING yaitu sebesar 1309,60273 Hektar (Ha).
 IUP PT RIAU BUMI MINERAL berada pada dua kawasan hutan
produksi yang memiliki luas sebesar 2056,589032 Hektar (Ha)
dan 447,8192796 Hektar (Ha). Kemudian IUP perusahaan ini juga
berada pada kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi
dengan luas sebesar 451,7248777 Hektar (Ha) dan terletak pada
wilayah area penggunaan lain dengan luas sebesar 6744,006994
Hektar (Ha). Luas IUP RIAU BUMI MINERAL yaitu sebesar
9700,116523 Hektar (Ha).
 Tidak terdapat kawasan hutan lindung didalam IUP yang menjadi
sampel.

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


35
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2016). Pengertian Data Vektor dan Data Raster. [Online]. Tersedia:
https://www.atobasahona.com/2016/05/pengertian-data-vektor-dan-data-
raster.html. [19 Mei 2019]

Anonim. (2018). Sistem koordinat geografi. [Online]. Tersedia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koordinat_geografi. [19 Mei 2019]

Assifah, Asep. Zona UTM Indonesia (Peta Pembagian dan Daftar Zone Universal
Transverse Mercator Ibu Kota Provinsi dan Kabupaten). [Online]. Tersedia:
https://www.asifah.com/zona-utm-indonesia/. [19 Mei 2019]

Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.


Informatika: Bandung

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


36
LAMPIRAN

Grafik Luas Iup Yang Berada Pada Kawasan Hutan

PT BARA MITRA SEJAHTERA

PT BARA MITRA SEJAHTERA


IUP = 4308,037971 Ha

1733.47

2574.56

HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI (Ha)


AREA PENGGUNAAN LAIN (Ha )

PT NUSANTARA INDAH LESTARI

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


37
PT NUSANTARA INDAH LESTARI
IUP = 2045,624352 Ha

2045.62

HUTAN PRODUKSI (Ha)

PT ANUGERAH RIAU COAL

PT ANUGERAH RIAU COAL


IUP = 5983,071837 Ha
1079.18

4903.9

HUTAN PRODUKSI (Ha) AREA PENGGUNAAN LAIN (Ha )

PT BUKIT ASAM TBK

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


38
PT BUKIT ASAM TBK
IUP = 18244,85275 Ha

374.85

17870.01

HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI (Ha)


AREA PENGGUNAAN LAIN (Ha )

PT ERA PERKASA MINING

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


39
PT ERA PERKASA MINING
IUP = 1309,60273 Ha
336.2

973.4

HUTAN PRODUKSI (Ha) AREA PENGGUNAAN LAIN (Ha )

PT RIAU BUMI MINERAL

PT RIAU BUMI MINERAL


IUP = 9700,116523 Ha
2056.59

451.72
447.82

6744.01

HUTAN PRODUKSI (Ha)


AREA PENGGUNAAN LAIN (Ha )
HUTAN PRODUKSI (Ha)
HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI (Ha )

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


40

Anda mungkin juga menyukai