Anda di halaman 1dari 5

Prinsip-Prinsip Geografi

Berdasarkan hasil seminar Ikatan Ahli Geografi Indonesia pada tahun 1988 di Semarang, menyepakati
rumusan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer
dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
pada intinya, geografi adalah ilmu yang mempelajari berbagai aktivitas yang ada di muka bumi. Untuk
mengkaji dan menganalisis fenomena-fenomena yang terjadi, diperlukan beberapa prinsip geografi
sebagai landasannya. Empat prinsip geografi terbagi menjadi empat, yaitu prinsip persebaran, interelasi,
deskripsi, dan korologi atau keruangan. Bagaimana penjelasan dan contohnya? berikut pengertian 4
prinsip geografi dan contohnya :

Peta persebaran fauna di Indonesia yang terbagi oleh Garis efek rumah kaca dan pemanasan global
Wallace dan Weber

Arus laut di sekujur bumi Bumi dan segala isinya dilihat dari prinsip korologi (Sumber:
IDN Times

1. Prinsip Persebaran
Prinsip persebaran atau distribusi menyatakan suatu gejala dan fenomena yang tersebar secara tidak
merata dan tidak sama di permukaan bumi. Gejala atau fenomena tersebut dapat berupa fenomena fisik
maupun fenomena sosial. Fenomena geografi yang bisa diteliti misalnya bentang alam, tumbuhan, hewan,
dan manusia.
Prinsip ini bisa digunakan untuk mengungkapkan hubungan antar fenomena secara menyeluruh. Prinsip
persebaran juga dipakai untuk memperkirakan keadaan mendatang. Contoh dari prinsip persebaran
adalah persebaran flora dan fauna di Indonesia, persebaran potensi air, dan persebaran penduduk
transmigran di Indonesia.

2. Prinsip Interelasi
Prinsip interelasi adalah hubungan yang saling terkait antara gejala yang satu dengan gejala geografi yang
lain di dalam suatu ruang. Hubungan yang saling terkait ini bisa terjadi antara fenomena fisik dan fenomena
sosial. Intinya, prinsip ini dapat dipakai untuk mengurai hubungan antara gejala-gejala dalam suatu ruang
yang saling mempengaruhi.
Contoh dari prinsip ini adalah kekeringan yang terjadi akibat dampak fenomena La Nina, fenomena banjir
yang terjadi akibat penebangan hutan pada wilayah hulu, dan tsunami di suatu wilayah setelah ada gempa
laut.
3. Prinsip Deskripsi
Prinsip geografi berikutnya adalah prinsip deskripsi. Prinsip ini digunakan untuk menjelaskan lebih jauh
tentang gejala-gejala di muka bumi yang dapat diamati. Persebaran dan hubungan dari gejala serta
fenomena ini biasanya disajikan dalam bentuk grafik, data, maupun peta.
Contoh dari prinsip deskripsi adalah penggambaran angka pengangguran pada provinsi Jawa Barat, grafik
peta lempeng tektonik di dunia, peta wilayah lautan pada kawasan Timur Tengah, dan peta penggunaan
tanah untuk menganalisis wilayah dan kesesuaian lokasi.
4. Prinsip Korologi
Terakhir, ada prinsip korologi. Prinsip ini merupakan yang paling komprehensif karena merupakan
perpaduan ketiga prinsip sebelumnya. Tiap gejala atau fenomena geografi dikaji dengan memadukan
prinsip persebaran, interelasi, dan deskripsi. Prinsip korologi dapat menunjukkan perbedaan gejala,
fenomena, dan fakta antar wilayah.
Contoh penggunaan prinsip ini misalnya untuk mengetahui masalah suhu udara, perlu penelitian mengenai
perbedaan suhu udara pada pedesaan dan perkotaan, penyebab timbulnya udara sejuk di pedesaan, dan
pengaruh banyaknya pepohonan di desa terhadap suhu udara sejuk di wilayah pedesaan dibanding
perkotaan.

Contoh lainnya, mencari tahu mengenai kesenjangan pembangunan di Pulau Jawa dan Pulau Timur
Indonesia, perlu meneliti jumlah sumber daya di kedua pulau, penyebab pembangunan di Pulau Jawa
lebih maju, dan lain-lain.

Peta, Penginderaan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis (SIG / GIS)


Peta

Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi baik sebagian atau seluruhnya, pada bidang
datar yang diperkecil dengan skala dan dilihat dari atas dengan tulisan tertentu sebagai tanda.
Peta juga memuat berbagai penampakan, baik nyata maupun abstrak. Ketampakan-ketampakan
nyata di permukaan bumi contohnya seperti pegunungan, lembah, sawah, hutan, danau, laut, atau
jalan. Sedangkan ketampakan abstrak di bumi yaitu lintang bujur, batas wilayah, iklim, cuaca, garis
ekuator, dan masih banyak lagi.
Penginderaan Jauh
Penginderaan jarak jauh adalah pengukuran atau akuisisi data suatu objek atau fenomena oleh sebuah
alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau dari jarak jauh, misalnya dari
pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, dan kapal. Contoh Penginderaan jauh antara lain satelit
pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik, dan wahana luar angkasa yang
memantau planet dari orbit

Citra satelit Teluk Palu (kiri) sebelum (17/08/18) dan sesudah (01/10/18) dihantam gempa dan tsunami adalah salah satu contoh
penginderaan jauh. FOTO/Digital Globe (USA) dan The Netherlands

Contoh di atas merupakan salah satu hasil dari penginderaan jauh. Penginderaan jauh atau remote sensing
menurut Lelisand, dkk. (2014) adalah ilmu dan seni untuk mengetahui tentang obyek, daerah, dan gejala
melalui analisis data yang diperoleh melalui alat dan tanpa kontak langsung (Somantri, 2009: 1).

Sistem Informasi Geografis (SIG / GIS)


Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah sistem informasi
pemetaan berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali,
mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber
daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Teknologi Sistem
Informasi Geografis juga dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya,
perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Hasil akhir dari proses GIS diwujudkan
dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan, memvisualisasikan dan memberikan
informasi geografis.
Adapun beberapa contoh manfaat dari sistem informasi geografis antara lain manajemen tata guna
lahan, inventarisasi sumberdaya alam, pengawasan daerah bencana, perencanaan kota dan wilayah.

Komponen Sistem Informasi Geografis (SIG)


1. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras atau hardware yaitu perangkat fisik yang menjadi bagian dari sistem
komputer yang mendukung analisis geografi dan pemetaan.
2. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak atau software yaitu perangkat yang dipakai untuk melaksanakan proses
menyimpan, menganalisa, memvisualkan data secara spasial ataupun non-spasial.
3. Data
Secara prinsipnya data terdiri dari dua jenis dalam SIG, yaitu:
o Data Spasial
Data spasial merupakan perwujudan nyata suatu daerah yang ada di permukaan
bumi. Secara umum dipresentasikan dalam bentuk peta, gambar berformat digital
dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster)
yang mempunyai nilai tertentu.
o Data Non Spasial
Data non spasial merupata data berupa tabel yang mana tabel tersebut memiliki isi
informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data itu berbentuk data tabular
yang satu sama lain di integrasikan dengan data spasial yang ada.
4. Manusia
Manusia adalah elemen pokok dari SIG dikarenakan manusia adalah perencana dan
pengguna SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi lainnya,
dari tingkat spesialis teknis yang membuat desain dan mengolah sistem, sampai dengan
pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaan sehari-hari.
5. Metode
Setiap masalah dalam metode yang dimanfaatkan dalam SIG akan berbeda. SIG yang baik
terikat pada aspek desain dan aspek realnya.

Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis (SIG)


Adapun ruang lingkup SIG terdiri atas lima proses atau tahapan dasar, yaitu:
1. Input Data
Proses input data digunakan untuk memasukkan daya spasial dan data non spasial. Data
spasial bisa berbentuk peta analog. SIG harus memakai peta digital sehingga peta analog
tersebut harus dikonversi ke bentuk peta digital dengan memakai alat digitizer. Kecuali itu
proses digitasi dapat pula dilakukan proses overlay dengan melakukan proses scanning
pada peta analog.
2. Manipulasi Data
Tipe data yang perlukan oleh SIG kemungkinan harus dimanipulasi supaya sesuai dengan
sistem yang dipakai. Untuk itu, SIG mampu melaksanakan fungsi edit baik untuk data
spasial atau non spasial
3. Manajemen Data
Jika data spasial sudah diinput maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non
spasial. Pengolahan data non spasial meliputi pemakaian DBMS untuk menyimpan data
yang ukurannya besar.
4. Query dan Analisis
Query yaitu proses analisis yang dilaksanakan secara tabular. Secara fundamental SIG
dapat melakukan dua jenis analisis data, yaitu analisis proximity dan analisi overlay.
5. Visualisasi
Sebagian tipe operasi geografis, hasil akhir yang paling baik ditampilkan dalam bentuk peta
atau grafik. Peta sangat efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis.

Sumber: http://www.in.gov
Contoh dari produk SIG adalah data dan peta sumber daya alam, peta lahan kritis, peta tata guna
lahan, peta curah hujan, peta perikanan, dan masih banyak lagi. Kalian dapat mencari informasi dari
berbagai sumber tentang produk dari SIG. Agar kalian dapat memahami tentang manfaat SIG,
kerjakanlah aktivitas di bawah ini!

Petunjuk kerja:
• Kerjakan tugas secara mandiri.
• Gunakan berbagai sumber belajar untuk mengerjakan tugas!
• Tulis dan sampaikan temuan kalian ke nomor guru.
Tugas:
Berdasarkan artikel di atas jawablah pertanyaanya berikut ini!
1. Jelaskan manfaat dari SIG berdasarkan artikel di atas?
2. Jelaskan pengertian dan manfaat istilah-istilah yang ada dalam Data Slices model SIG Bumi
pada gambar diatas!
3. Bagaimana pemanfaatan SIG untuk wilayah kalian? Dapatkah SIG menjadi perangkat untuk
memperbaiki keadaan dengan lebih baik?

Anda mungkin juga menyukai