Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RANGKUMAN

KONSEP SIG DAN DATA PENGINDERAAN JAUH


MK: PEMETAAN TOPOGRAFI
DOSEN PENGAMPU: Ilham Alimuddin, ST., M.GIS., PhD

Disusun oleh:
Nama : Arjun Agung Pratama
NIM : D061211048
GEOLOGI B

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2021
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (GIS)

SIG sendiri memiliki banyak definisi seiring dengan perkembangannya.


Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk
bekerja dengan data yang bereferensi spesial atau berkoordinat geografi atau
dengan kata lain SIG merupakan suatu sistem dengan basis data dengan
kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial)
bersamaan dengan seperangkat operasi kerja.
Ahli lain juga menyebutkan :
A. Dangermond (1992)
SIG adalah hasil kerja perangkat komputer, perangkat lunak, data geografi
dan proses desain denga tujuan untuk mempermudah pekerjaan-pekerjaan
menyimpan, menganalisis,mengubah dan menampilkan informasi tentang
geografi.
B. Aronoff (1989)
GIS yaitu sistem berbasiska komputer yang didesain untuk menyimpan,
menganalisis, memanipulasi, dan menampilkan informasi geografis.
C. Burrough (1986)
Menurut Burrough, SIG adalah alat yang bermanfaat untuk pengumpulan,
penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan .
D. Kang-Tsung Chang (2002)
Menurut Kang-Tsung Chang, SIG adalah a computer system for capturing,
storing, querying, analyzing, and displaying geographic data (sistem
komputer untuk menangkap, menyimpan, meminta, menganalisis, dan
menampilkan data geografis).
E. Murai (1999)
Menurut Murai, SIG adalah sistem informasi yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis
dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan
penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas
kota, dan pelayanan umum lainnya.
F. Marble et al (1983)
Menurut Marble et al, SIG adalah sistem penanganan data keruangan.

G. Bernhardsen (2002)
Menurut Bernhardsen, SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk
memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan
perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi
dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan
pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data,
pemanggilan dan presentasi data serta analisa data. Sistem ini akan
menghasilkan perintah data yang kemudian akan mengeluarkan data yaitu
suatu peta yang lengkap dengan analisis data yang telah dilakukan.
H. Gistut (1994)
Menurut Gistut, SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan
keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi
dengan karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang
lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data
spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi.
I. Berry (1988)
Menurut Berry, SIG adalah sistem informasi, referensi internal, serta
otomatisasi data keruangan.

J. Calkin dan Tomlison (1984)


Menurut Calkin dan Tomlison, SIG adalah sistem komputerisasi data yang
penting.
K. Linden (1987)
Menurut Linden, SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan,
pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial
terkait dengan muka bumi.\
L. Alter
Menurut Alter, SIG adalah sistem informasi yang mendukung
pengorganisasian data, sehingga dapat diakses dengan menunjuk daerah
pada sebuah peta.

M. Prahasta
Menurut Prahasta, SIG adalah sejenis software yang dapat digunakan untuk
pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan.

Sistem Informasi Geografi dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem


manual (analog) dan sistem otomatis (berbasis digital komputer). Perbedaan yang
paling mendasar terletak pada cara pengolahannya. SIG manual biasanya
menggabungkan beberapa data seperti: peta, lembar transparasi untuk tumpang
susun (overlay), foto udara, laporan statistik, dan laporan survei lapangan. Semua
data tersebut dikompilasi dan dianalisis tanpa bantuan komputer. Sedangkan SIG
otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses
digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara yang
terdigitasi dan dapat berupa peta rupa bumi yang telah terdigitasi.

Perbedaan SIG dengan sistem informasi lain menjadi keunggulan tersendiri,


dimana disebagian besar sistem berfokus pada data atributal, sedangkan SIG
mengaitkan secara langsung data atributal tersebut dengan data spasial. Pengaitan
bentuk spasial dengan atribut didalamnya ini mendorong pengembangan SIG untuk
berbagai macam kebutuhan.
PENGINDRAAN JARAK JAUH

Pengindraan jauh merupakan metode untuk mendapatkan informasi objek


permukaan bumi tanpa kontak langsung dengan objek tersebut, Dalam kontek
ekplorasi, pengindraan jauh merupakan alat bantu pada pemetaan endapan mineral,
meliputi : pemetaan batuan, struktur geologi dan mineral alterasi hidrotermal,
Sehingga dapat dikatakan pengindraan jauh menjadi salahsatu alat penting untuk
menentukan endapan mineral, terutama kemampuan pengindraan jauh memberikan
informasi yang berupa anomali spektral. Adapun alasan parameter yang digunakan
berupa pemetaan batuan, umumnya mineralisasi terjadi pada jenis batuan tertentu,
begitupula pemetaan struktur, umumnya mineralisasi dikontrol oleh struktur pada
arah tertentu, mineralisasi biasanya terjadi di sepanjang atau berbatasan dengan
struktur geologi, begitu juga mineral alterasi sangat berperan sebagai penciri dari
keberadaan endapan mineral tertentu. Sebagai tambahan, pemahaman data
pengindraan jauh hiperspektral maupun multispektral adalah sangat penting karena
data hiperspektral maupun multispektral memiliki banyak saluran, dimana tiap
saluran mempunyai kemampuan untuk membedakan banyak mineral, sehingga
sangat membantu didalam identifikasi dan memetakan secara tematik daerah
eksplorasi

Dalam sistem penginderaan jauh terdapat 4


komponen utama yaitu: I. Sumber energi,
II. Interaksi energi dengan atmosfer,
III. Sensor sebagai alat mendeteksi informasi dan
IV. Obyek yang menjadi sasaran pengamatan.B

Beberapa keuntungan penggunaan teknologi penginderaan jauh, antara lain yaitu:


1. Citra menggambarkan obyek, daerah dan gejala di permukaan bumi
dengan wujud dan letak obyek yang mirip dengan wujud dan letaknya di
permukaan bumi, relatif lengkap, permanen dan meliputi daerah yang sangat
luas.
2. Karakteristik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan
dalam bentuk citra, sehingga dimungkinkan pengenalan
obyeknya
3. Jumah data yang dapat diambil dalam waktu sekali pengambilan
data sangat banyak yang tidak akan tertandingi oleh metode lain.
4. Pengambilan data di wilayah yang sama dapat dilakukan berulang-
ulang sehingga analisis data dapat dilakukan tidak saja berdasarkan
variasi spasial tetapi juga berdasarkan variasi temporal
5. Citra dapat dibuat secara tepat, meskipun untuk daerah yang sulit
dijelajahi secara teresterial.
6. Merupakan satu-satunya cara untuk memetakan daerah bencana.
7. Periode pembuatan citra relatif pendek

Adapun kelemahan teknologi penginderaan jauh yaitu:


1. Tidak semua parameter kelautan dan wilayah pesisir dapat
dideteksi dengan teknologi penginderaan jauh. Hal ini
disebabkan karena gelombang elektromagnetik mempunyai
keterbatasan dalam membedakan benda yang satu dengan benda
yang lain, tidak dapat menembus benda padat yang tidak
transparan, daya tembus terhadap air yang terbatas.
2. Akurasi data lebih rendah dibandingkan dengan metode pendataan
lapangan (survey in situ) yang disebabkan karena keterbatasan sifat
gelombang elektromagnetik dan jarak yang jauh antara sensor dengan
benda yang diamati

Anda mungkin juga menyukai