Anda di halaman 1dari 19

Pengertian SIG, Manfaat, Komponen dan Ruang Lingkup

Sistem Informasi Geografis Lengkap


Pengertian SIG, Manfaat, Komponen dan Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis Lengkap - Sistem
Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah sustem informai khusu yang
mengelola data yang memiliki informasi spasial yaitu bereferensi keruangan. Atau lebih singkatnya, sistem
informasi geografis adalah h sistem komputer yang mempunyai kemampuan untuk membangun, menyimpan,
mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data diidentifikasi menurut lokasinya
dalam sebuah database.

Teknologi Sistem Informasi Geografis digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya,
perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Contohnya SIG dapat digunakan perencana untuk
membantu menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam secara cepat dan lain sebagainya.

Pengertian SIG Menurut Para Ahli


Aronaff (1989)
Menurut Aronaff, SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan,
mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian.

Burrough (1986)
Menurut Burrough, SIG adalah alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali
data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.

Kang-Tsung Chang (2002)


Menurut Kang-Tsung Chang, SIG adalah a computer system for capturing, storing, querying, analyzing, and
displaying geographic data (sistem komputer untuk menangkap, menyimpan, meminta, menganalisis, dan
menampilkan data geografis).

Murai (1999)
Menurut Murai, SIG adalah sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil
kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam,
lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.

Marble et al (1983)
Menurut Marble et al, SIG adalah sistem penanganan data keruangan.

Bernhardsen (2002)
Menurut Bernhardsen, SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem
ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi dan
verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran
data, manipulasi data, pemanggilan dan presentasi data serta analisa data.

Gistut (1994)
Menurut Gistut, SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu
mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut.
SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial perangkat keras,
perangkat lunak dan struktur organisasi.

Berry (1988)
Menurut Berry, SIG adalah sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.

Calkin dan Tomlison (1984)


Menurut Calkin dan Tomlison, SIG adalah sistem komputerisasi data yang penting.
Linden (1987)
Menurut Linden, SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan
penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi.

Alter
Menurut Alter, SIG adalah sistem informasi yang mendukung pengorganisasian data, sehingga dapat diakses
dengan menunjuk daerah pada sebuah peta.

Prahasta
Menurut Prahasta, SIG adalah sejenis software yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan,
manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya.

Petrus Paryono
Menurut Petrus Paryono, SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, manipulasi
dan menganalisis informasi geografi.

Manfaat Sistem Informasi Geografis


Adapun manfaat dari sitem informasi geografis yaitu:

Inventarisasi Sumber Daya Alam


Manfaat Sistem Informasi Geografis dalam data kekayaan sumber daya alam yaitu:

1. Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, seperti minyak bumi, emas, besi,batubara, dan
barang tambang lainnya.
2. Untuk dapat mengetahui persebaran kawasan lahan, seperti:
 Kawasan lahan potensial dan lahan kritis
 Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak
 Kawasan lahan pertanian dan perkebunan
 Pemanfaatan perubahan fungsi lahan
 Rehabilitasi dan konservasi lahan.

Pengawasan Daerah Bencana Alam


Kemampuan Sistem Informasi Geografi sebagai pengawasan daerah bencana alam, diantaranya seperti:

 Untuk memantau luas wilayah bencana alam


 Sebagai alat bantu pencegahan bencana alam di masa datang
 Untuk menyusun rencana dalam pembangunan kembali daerah bencana
 Sebagai penentuan tingkat bahaya eros
 Untuk memprediksi ketinggian banjir
 Untuk memprediksi tingkat kekeringan.

Bidang Sosial
Dalam bidang sosial SIG dimanfaatkan dalam hal-hal, seperti:

 Untuk mengetahui potensi dan persebaran penduduk.


 Untuk mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta pola drainasenya.
 Melakukan pendataan dan pengembangan jaringan transportasi.
 Melakukan pendataan dan pengembangan pusat pertumbuhan serta pembangunan.
 Melakukan pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, sekolah, rumah sakit, kawasan
industri, sarana hiburan dan rekreasi serta perkantoran.

Komponen Sistem Informasi Geografis


Adapun komponen dari sistem informai geografis yaitu:

Perangkat Keras
Perangkat keras (hardware) SIG adalah perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang
mendukung analisis geografi dan pemetaan. Perangkat keras SIG memiliki kemampuan untuk menyajikan citra
dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasi basis data dengan volume data yang besar
secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri atas beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data, dan
mencetak hasil proses. Berdasarkan prosesnya dibagi menjadi:

 Input data seperti mouse, digitizer, scanner


 Olah data seperti harddisk, processor, RAM, VGA Card
 Output data seperti plotter, printer, screening.
 Perangkat Lunak

Software atau perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa, memvisualkan
data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang harus ada dalam SIG yaitu:

 Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG


 Data Base Management System (DBMS)
 Alat untuk menganalisa data
 Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa
Data
Pada prinsipnya ada dua jenis data untuk mendukung SIG yakni:

Data Spasial

Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang ada di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan
berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam
bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.

Data Non Spasial


Data non spasial atau atribut adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi yang dimiliki
oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial
yang ada.

Manusia
Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana dan pengguna SIG. Pengguna SIG
memiliki tingkatan seperti pada sistem informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan
mengelola sistem, hingga pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya sehari-hari.

Metode
Dalam setiap masalah metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda. SIG yang baik bergantung pada aspek
desain dan aspek realnya.

Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis


Terdapat 5 proses atau tahapan dasar SIG yaitu:

Input Data
Proses input data digunakan untuk memasukkan data spasial dan data non-spasial. Data spasial dapat berupa
peta analog. SIG harus menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut harus dikonversi dalam bentuk
peta digital dengan menggunakan alat digitizer. Selain proses digitasi bisa juga dilakukan proses overlay dengan
melakukan proses scanning pada peta analog.

Manipulasi Data
Tipe data yang dibutuhkan oleh bagian SIG mungkin perlu dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang
digunakan. Oleh sebab itu, SIG mampu melakukan fungsi edit baik untuk data spasial maupun non-spasial.

Manajemen Data
Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya yaitu pengolahan data non-spasial. Pengolahan data
non-spasial mencakup penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang berukuran besar.

Query dan Analisis


Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental SIG bisa melakukan dua jenis
analisis, diantaranya:

Analisis Proximity
Analisis Proximity yaitu analisis geografi berbasis pada jarak antar layer. SIG menggunakan proses buffering
untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.

Analisis Overlay
Overlay yaitu proses penyatuan data lapisan layer yang berbeda. Sederhananya, overlay adalah operasi visual
yang memerlukan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik.

Visualisasi
Beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam bentuk peta atau grafik. Peta sangat efektif
untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis.

Demikianlah penjelasan artikel yang berjudul tentang Pengertian SIG, Manfaat, Komponen dan Ruang
Lingkup Sistem Informasi Geografis Lengkap. Semoga bermanfaat.
MANFAAT SIG
MANFAAT SIG
Geographic Informational System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis merupakan aplikasi yang memiliki
banyak kegunaan. Tanpa disadari, banyak aktivitas pemerintahan yang akan sangat terbantu apabila
aplikasi GIS diimplementasikan dengan baik.

Menurut Kabid Basis Data Rupa Bumi dan Tata Ruang Bakorsutanal (Badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan Spasial Nasional) Doddy Sukmayadi, masih banyak pemda-pemda yang mengaku sudah memiliki
aplikasi GIS, namun kenyataannya implementasinya belum optimal. Padahal, jika dioptimalkan, setidaknya
ada enam manfaat penting yang akan didapatkan oleh pemda jika aplikasi GIS tersebut diterapkan.

Manfaat pertama, adalah Inventarisasi Sumber Daya Alam. Melalui penerapan GIS, dapat diidentifikasi
tentang potensi-potensi alam yang tersebar di suatu wilayah. Identifikasi ini akan memudahkan dalam
pengelolaan sumber alam untuk kepentingan orang banyak.

Manfaat kedua, Disaster Management. Artinya, aplikasi GIS dapat digunakan untuk melakukan pengelolaan
rehabilitasi pasca bencana. Misalnya, saat bencana tsunami menerjang Aceh dan Nias, Badan Rehabilitasi –
Rekonstruksi Aceh – Nias (BRR Aceh-Nias) menggunakan GIS untuk memetakan kondisi terkini dan
menentukan prioritas pembangunan di lokasi yang paling parah kerusakannya.

Manfaat berikutnya adalah untuk Penataan Ruang &Pembangunan sarana-prasarana. Manfaat teknologi
GIS yang ketiga ini dapat berbentuk banyak hal. Mulai dari untuk analisis dampak lingkungan, daerah
serapan air, kondisi tata ruang kota, dan masih banyak lagi. Penataan ruang menggunakan GIS akan
menghindarkan terjadinya banjir, kemacetan, infrastruktur dan transportasi, hingga pembangunan
perumahan dan perkantoran.

Keempat, Investasi Bisnis dan Ekonomi juga merupakan manfaat yang bisa didapatkan dari aplikasi GIS.
Dengan adanya peta informasi daerah, dapat ditentukan arah pembangunan. Dan para investor pun bisa
menentukan strategi investasinya berdasarkan kondisi geografis yang ada, kondisi penduduk dan
persebarannya, hingga peta infrastruktur dan aksesibilitas.

Selain itu, manfaat GIS juga bisa digunakan untuk sektor Pertahanan & Komunikasi. Peta data spasial
dapat berguna bagi pemerintah untuk mengidentifikasi batas-batas perairan dan daratan. Dari segi
komunikasi, GIS bisa berguna untuk mengidentifikasi dan menentukan persebaran coverage menara
transmitter atau BTS.
Terakhir, GIS bisa digunakan untuk Games, Entertainment dan Edutainment. Di negara-negara maju,
aplikasi ini dimanfaatkan untuk membuat permainan interaktif seperti SIMCity. Juga untuk fungsi hiburan
layaknya yang dilakukan di film-film Hollywood. Pemerintah sendiri bisa ambil bagian dalam
mengembangkan aplikasi GIS untuk fungsi pendidikan, seperti Globe, Atlas, dan peta interaktif lainnya.

AHAPAN KERJA SIG


Tahapan kerja SIG meliputi tiga hal utama, yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output). Perhatikan
Bagan 3.4.

1. Data Masukan (Input Data)


Tahapan kerja SIG yang pertama adalah data masukan, yaitu suatu tahapan pada SIG yang dapat digunakan
untuk memasukkan dan mengubah data asli ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh komputer. Data-data
yang masuk tersebut membentuk database (data dasar) di dalam komputer yang dapat disimpan dan dipanggil
kembali untuk dipergunakan atau untuk pengolahan selanjutnya. Tahapan kerja masukan data meliputi
pengumpulan data dari berbagai sumber data dan proses pemasukan data.
a. Sumber Data
Data dasar yang dimasukkan dalam SIG diperoleh dari empat sumber, yaitu data lapangan (teristris), data peta,
data pengindraan jauh, dan data statistik.
1) Data pengindraan jauh (remote sensing) adalah data dalam bentuk citra dan foto udara atau nonfoto.
Citra adalah gambar permukaan bumi yang diambil melalui satelit. Foto udara adalah gambar permukaan bumi
yang diambil melalui pesawat udara. Informasi yang terekam pada citra penginderaan jauh yang berupa foto
udara atau diinterpretasi (ditafsirkan) terlebihi dahulu sebelum diubah ke dalam bentuk digital. Adapun citra
yang diperoleh dari satelit yang sudah dalam bentuk digital langsung digunakan setelah diadakan koreksi
seperlunya.
2) Data lapangan (teristris), yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui hasil pengamatan di lapangan
karena data ini tidak terekam dengan alat penginderaan jauh. Misalnya, batas administrasi, kepadatan
penduduk, curah hujan, pH tanah, kemiringan lereng, suhu udara, kecepatan angin, dan gejala gunungapi.
3) Data peta (map), yaitu data yang telah terekam pada kertas atau film. Misalnya, peta geologi atau peta jenis
tanah yang akan digunakan sebagai masukan dalam SIG, kemudian dikonversikan (diubah) ke dalam bentuk
digital.
4) Data statistik (statistic), yaitu data hasil catatan statistik dalam bentuk tabel, laporan, survei lapangan, dan
sensus penduduk. Data statistik diperoleh dari lembaga swasta atau instansi resmi peme rintah, seperti Biro
Pusat Statistik (BPS). Data statistik merupakan data sekunder, yaitu data yang telah mengalami pengolahan
lebih lanjut.
b. Proses Pemasukan Data

Proses pemasukan data ke dalam SIG diawali dengan mengumpulkan dan menyiapkan data spasial maupun
data atribut dari berbagai sumber data, baik yang bersumber dari data lapangan, peta, penginderaan jauh,
maupun data statistik.
Bentuk data yang akan dimasukkan dapat berupa tabel, peta, catatan statistik, laporan, citra satelit, foto udara,
dan hasil survei atau pengukuran lapa ngan. Data tersebut diubah terlebih dahulu menjadi format data digital
sehingga dapat diterima sebagai masukan data yang akan disimpan ke dalam SIG. Data yang masuk ke dalam
SIG dinamakan database (data dasar atau basis data).

Dari digitasi peta dihasilkan layer peta tematik. Layer peta tematik adalah peta yang digambar pada sesuatu
yang bersifat tembus pandang, seperti plastik transparan.
Berbagai fenomena di permukaan bumi dapat dipetakan ke dalam beberapa layer peta tematik, dengan setiap
layernya merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang memiliki kesamaan. Misalnya, layer jalan,
kemiringan lereng, daerah aliran sungai, tata guna lahan, dan jenis tanah. Layer-layer ini kemudian disatukan
dan disesuaikan urutan maupun skalanya. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mencari di mana
letak suatu daerah, objek, atau hal lainnya di permukaan bumi. Fungsi ini dapat digunakan, seperti untuk
mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, dan mencari tempat-tempat penting yang ada di peta. Pengguna SIG
dapat pula melihat pola-pola yang mungkin akan muncul dengan melihat penyebaran letak feature, seperti
sekolah, sungai, jembatan, dan daerah pertambangan.

Teknik pemasukan data ke dalam SIG dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Digitasi data-data spasial, seperti peta dengan menggunakan digitizer.
2) Scaning data-data spasial dan atribut dengan menggunakan scanner.
3) Modifikasi data terutama data atribut.
4) Mentransfer data-data digital, seperti citra satelit secara langsung.
2. Manipulasi dan Analisis Data
Tahapan manipulasi dan analisis data adalah tahapan dalam SIG yang berfungsi menyimpan, menimbun,
menarik kembali, memanipulasi, dan menganalisis data yang telah tersimpan dalam komputer. Beberapa macam
analisis data, antara lain sebagai berikut.
a) Analisis lebar, yaitu analisis yang dapat menghasilkan gambaran daerah tepian sungai dengan lebar tertentu.
Kegunaannya antara lain untuk perencanaan pembangunan jembatan dan bendungan, seperti bendungan
Jatiluhur, Saguling, dan Cirata yang mem bendung Citarum.
b) Analisis penjumlahan aritmatika, yaitu analisis yang dapat menghasilkan peta dengan klasifikasi baru.
Kegunaannya antara lain untuk perencanaan wilayah, seperti wilayah permukiman, industri, konservasi, dan
pertanian.
c) Analisis garis dan bidang, yaitu analisis yang digunakan untuk menentukan wilayah dalam radius tertentu.
Kegunaannya antara lain untuk menentukan daerah rawan bencana, seperti daerah rawan banjir, daerah rawan
gempa, dan daerah rawan gunungapi.
3. Keluaran Data

Tahapan keluaran data, yaitu tahapan dalam SIG yang berfungsi menyajikan atau menampilkan hasil akhir
dari proses SIG dalam bentuk peta, grafik, tabel, laporan, dan bentuk informasi digital lainnya yang diperlu kan
untuk perencanaan, analisis, dan penentuan kebijakan terhadap suatu objek geografis. Misalnya, untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan (land use), sumber
daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Kemampuan inilah yang
membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya yang membuatnya menjadi berguna untuk berbagai
kalangan dalam menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang akan terjadi.
PENGERTIAN SIG
1.Pengertian SIG ( Sistem Informasi Geografi )

Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem
informasisistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam
sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data
sebagai bagian dari sistem ini. khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi
keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah

Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber
daya, perencanaan pembangunan, kartografidan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu
perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat
digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

Diposkan oleh sistem informasi geografi di 05:00


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Selasa, November 02, 2010


MANFAAT SIG

Sistem informasi geografis banyak digunakan untuk berbagai kepentingan antara lain untuk perencanaan, analisis,
dan pengambilan keputusan atau suatu kebijakan mengenai suatu daerah. Berikut ini akan dibahas mengenai
manfaat SIG dalam manajemen tata guna lahan, inventarisasi sumber daya alam, dan bidang sosial budaya.

1. Manajemen Tata Guna Lahan


Pemanfaatan dan pembangunan lahan yang dimiliki oleh pemerintah daerah perlu dilakukan dengan penuh
pertimbangan dari berbagai aspek. Misalnya, wilayah pembangunan di kota biasanya dibagi menjadi daerah
permukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum, dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan
perencanaan setiap wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan.

Lokasi dari fasilitas-fasilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif
dan tidak melanggar kriteriakriteria tertentu yang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya, pembangunan
tempat penampungan sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain diluar area permukiman,
berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan kriteria-kriteria lainnya.
Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteria ini
dapat digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan
seluruh kriteria. Contoh lain, seperti pembangunan lokasi pabrik, pasar, fasilitasfasilitas umum, lokasi jaringan-
jaringan listrik, telepon, dan air. Setelah lokasi yang sesuai didapatkan, desain pembangunan fasilitas tersebut dapat
digabungkan dengan SIG untuk mendapatkan perspektif yang lebih riil.
Di daerah pedesaan (rural) manejemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke sektor pertanian. Dengan
terpetakannya curah hujan, iklim, kondisi tanah, ketinggian, dan keadaan alam lainnya, akan membantu penentuan
jenis tanaman, lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Penentuan lokasi
gudang dan pemasaran hasil pertanian juga dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebaran,
dan konsentrasi konsumen, serta peta jaringan transportasi.
Sebelum aplikasi SIG digunakan untuk membantu pengambilan keputusan, tugas dari daerah terlebih dahulu
memasukkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi dan potensi daerahnya. Data-data yang perlu disiapkan
antara lain data peta dan data statistik daerah. Data peta dapat menggunakan data yang sudah ada, seperti dari Bako
surtanal atau instansi lain. Jika data belum ada atau ingin membuat data yang lebih baru, daerah bisa membuat peta
baru berdasarkan foto satelit atau foto udara. Adapun data statistik diambil dari sensus, survei, data daerah dalam
angka, dan hasil pendataan lainnya.

2. Inventarisasi Sumber Daya Alam


Pembangunan fisik dan sosial di Indonesia terus-menerus mengalami peningkatan sesuai dengan meningkatnya
jumlah penduduk dan berkembangnya kehidupan yang semakin kompleks. Perkembangan tersebut mendorong
perlunya informasi yang terperinci tentang data sumber daya alam yang mungkin dapat dikembangkan. Data aneka
sumber daya alam hasil penelitian dijadikan modal sebagai bahan baku untuk perencanaan pembangunan.

Secara sederhana manfaat SIG dalam inventarisasi sumber daya alam adalah sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, seperti minyak Bumi, batu bara, emas, besi, dan
barang tambang lainnya.

b. Untuk pengawasan daerah bencana alam, antara lain:

1) memantau luas wilayah bencana alam;

2) pencegahan terjadinya bencana alam di masa yang akan datang;

3) menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana.

c. Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, antara lain:

1) kawasan lahan potensial dan lahan kritis;

2) kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;

3) kawasan lahan pertanian dan perkebunan;

4) pemanfaatan perubahan penggunaan lahan.

3. Bidang Sosial dan Budaya


Selain untuk inventarisasi sumber daya alam dan manajemen tata guna lahan, SIG juga dapat dimanfaatkan dalam
bidang sosial dan budaya, antara lain sebagai berikut.

a. Mengetahui potensi dan persebaran penduduk.

b. Mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya.

c. Untuk pendataan dan pengembangan jaringan transportasi.

d. Untuk pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan.


e. Untuk pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana
hiburan dan rekreasi, serta perkantoran.

amis, 18 November 2010, sperti biasanya tim surveyor KLMB melakukan survey mengenai keadaan posko-posko
pengungian bencana merapi yang berada di sekitar Yogyakarta. Dari hasil survey yang dilakukan banyak ditererima
laporan oleh tim SIG dan Basis Data KLMB bahwa telah banyak pos-pos yang sebelumnya digunakan sebagai
posko pengungsian kini telah tak terpakai (kosong). Bahkan beberapa kami temukan pengungsi yang telah kembali
ke rumah pribadinya masing-masing, padahal rumah tersebut masuk dalam Zona Tak Aman yang ditetapkan oleh
Badan Geologi, Kementrian Energi dan Sumberdaya Energi. Untuk lebih jelasnya informasi mengenai kondisi
posko slahkan download file berikut :

[ Download Tabel Kondisi Posko ]


Selain tabel, seperti yang sebelumnya kami mencoba menspasialkan data yang ada didalam tabel tersebut. berikut ini
kami sampaikan peta persebaran posko yang berhasil kami survey :

Sistem Informasi Geografis


Postingan kali ini akan diisi kembali oleh kawan saya, Gilang Ginanjar Natari dari Jurusan Teknologi dan
Manajemen Industri Pertanian – Universitas Padjajaran. Tulisan pada postingan ini berdasarkan tugas mata
kuliah Sistem Informasi Geografis (SIG), dengan judul : “Peranan SIG Dalam Upaya Ameliorasi Tanah yang
Disebabkan oleh Gelombang Pasang” yang dibuat pada tahun 2007. Selamat membaca
A. Latar Balakang SIG
Perkembangan pemanfaatan data spasial dalam dekade belakangan ini meningkat dengan sangat drastis. Hal ini
berkaitan dengan meluasnya pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan perkembangan teknologi dalam
memperoleh, merekam dan mengumpulan data yang bersifat keruangan (spasial). Teknologi tinggi seperti Global
Positioning System (GPS), remote sensing dan total station, telah membuat perekaman data spasial digital relatif
lebih cepat dan mudah. Kemampuan penyimpanan yang semakin besar, kapasitas transfer data yang semakin
meningkat, dan kecepatan proses data yang semakin cepat menjadikan data spasial merupakan bagian yang tidak
terlepaskan dari perkembangan teknologi informasi.
Sistem informasi atau data yang berbasiskan keruangan pada saat ini merupakan salah satu elemen yang paling
penting, karena berfungsi sebagai pondasi dalam melaksanakan dan mendukung berbagai macam aplikasi. Sebagai
contoh dalam bidang lingkungan hidup, perencanaan pembangunan, tata ruang, manajemen transportasi, pengairan,
sumber daya mineral, sosial dan ekonomi, dll. Oleh karena itu berbagai macam organisasi dan institusi
menginginkan untuk mendapatkan data spasial yang konsisten, tersedia serta mempunyai aksesibilitas yang baik.
Terutama yang berkaitan dengan perencanaan ke depan, data geografis masih dirasakan mahal dan membutuhkan
waktu yang lama untuk memproduksinya (Rajabidfard, A. dan I.P. Williamson 2000).

B. Definisi SIG
Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial
(bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan
untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berreferensi geografis, misalnya data yang
diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun
dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.

Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya,
perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara
cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan
basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.
SIG memiliki banyak nama alternatif yang sudah digunakan bertahun-tahun menurut cakupan aplikasi dan bidang
khusus masing-masing, sebagai berikut.

– Sistem Informasi Lahan (Land Information System – LIS)


– Pemetaan terautomatisasi dan Pengelolaan Fasilitas (AM/FM-Automated Mapping and Facilities
Management)
– Sistem Informasi Lingkungan (Environmental Information System -EIS)
– Sistem Informasi Sumber Daya (Resources Information System)
– Sistem Informasi Perencanaan (Planning Information System)
– Sistem Penanganan Data keruangan (Spatial Data Handling System)
SIG kini menjadi disiplin ilmu yang independen dengan nama “Geomatic”, “Geoinformatics”, atau “Geospatial
Information Science” yang digunakan pada berbagai departemen pemerintahan dan universitas. Ada empat hal yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan SIG untuk pengelolaan lingkungan [Walker 1991]:

1. SIG mempunyai kemampuan untuk menjalankan fungsi-fungsinya yang membantu dalam pemetaan dan
pemodelan data lingkungan;
2. SIG menyediakan tool untuk mengintegrasikan data-data yang berbeda;
3. Ada banyak prospek dalam penggunaan SIG untuk pengelolaan lingkungan, terlebih dlam mendeteksi
dan memvisualisasi pola (pattern) dan proses lingkungan;
4. SIG akan menjadi inti dalam eksplorasi spasial yang membantu pembelajaran terhadap pola dan proses
lingkungan.
C. Manfaat SIG
Dengan SIG kita akan dimudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang
lebih baik.SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial digital bahkan
integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik. Dengan tersedianya
komputer dengan kecepatan dan kapasitas ruang penyimpanan besar seperti saat ini, SIG akan mampu memproses
data dengan cepat dan akurat dan menampilkannya. SIG juga mengakomodasi dinamika data, pemutakhiran data
yang akan menjadi lebih mudah.
Sebagai contoh seperti kondisi Aceh yang beberapa waktu lalu dihempas tsunami yang mengakibatkan korban dan
kerugian yang banyak sekali. Dengan citra satelit yang beresolusi tinggi kita dapat melihat kondisi suatu lokasi
dipermukaan bumi secara akurat. Kemudian hasil survey dilapangan dapat langsung dimasukkan dalam database
spasial yang telah ada sebelumnya untuk mengetahui lokasi rawan dan butuh segera ditangani. Informasi tersebut
kemudian bisa di upload ke internet dan tersebarlah informasi ke penjuru dunia. Gambar dibawah ini merupakan
salah satu citra Ikonos yang merekam sebelum dan sesudah kejadian tsunami di Aceh
(http://www.disasterscharter.org/).
Integrasi data citra satelit seperti yang tampak pada gambar tersebut dengan data-data yang lain menggunakan SIG
akan menghasilkan informasi baru yang benar-benar sangat membantu sekali. Seperti saat ini dalam proses
pemulihan kembali Aceh, rekan-rekan yang berkarya dibidang SIG sedang melakukan penyusunan data spasial
kembali. Hasil proyeksi tersebut akan sangat membantu dalam proses ameliorasi tanah yang disebabkan oleh
gelombang pasang, salah satu contohnya yaitu di provinsi Aceh tersebut.

Gambar 1. Citra Ikonos Sebelum dan Sesudah Kejadian Tsunami Di Provinsi Aceh

Manfaat khusus yang dapat diperoleh yaitu :

 Memberikan gambaran spatial (tata ruang) secara detail dan akurat terhadap lokasi-lokasi yang memiliki
kemampuan untuk terkena bencana alam khususnya yang disebabkan oleh kenaikan tinggi permukaan
air laut ataupun gelombang pasang untuk keperluan kajian dan analisis berbagai potensi yang ada di
wilayah pesisir.
 Memberikan prediksi-prediksi tentang waktu dan frekuensi kedatangan gelombang pasang, sehingga
melalui prediksi tersebut dapat dilakukan tindakan-tindakan pencegahan dengan dukungan sumber daya
alam dan ekplorasi manusia di wilayah tersebut.
 Prediksi tentang bahaya bencana alam yang diakibatkan oleh air, terutama tsunami.
 Membuat perencanaan dan langkah konkrit untuk merestorasi ulang kemampuan daya dukung lingkungan
yang sudah merosot seperti gerakan penghijauan, khususnya di daerah aliran sungai untuk memperbaiki
struktur dan tekstur tanah dan kelangsungan pasokan sumber air dan cadangan air tanah tetap terpenuhi
untuk masyarakat di wilayah tersebut.
Manfaat umum yang dapat diperoleh yaitu :

 Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan perencanaan pembangunan daerah, khususnya yang terkait
dengan tata ruang (landscape) dan tata guna lahan (landuse) di wilayah byang dikaji. Dalam hal ini
instansi pemerintah daerah yang sangat terkait adalah BAPPEDA dan KIMPRASDA khususnya dalam
pembuatan masterplan arah dan siteplanpembangunan kawasan.
 Bagi Dinas Kehutanan Peta ini sangat bermanfaat dalam penentuan arah kebijakan dalam mencanangkan
gerakan reboisasi dan restorasi lahan-lahan kritis, khususnya di daerah dengan tingkat elevasi yang
tinggi agar erosi dan bahaya longsor dapat diatasi dengan tepat.
 Untuk Dinas Pengairan Dan Perusahaan Air Minum Daerah peta ini sangat menunjang dalam perencanaan
dan penataan ketersediaan air tanah dan mengontrol debit air tanah dan resapan agar kebutuhan air untuk
air minum dan pertanian/perikanan dapat tercukupi dengan baik.
 Membantu dalam pengalokasian proyek-proyek daerah agar tepat pada sasarannya, tidak hanya
memperhatikan data numerik saja (angka-angka) tetapi lebih ditunjang oleh data spasial.
 Monitoring dan evaluasi pembangunan dengan tetap memperhatikan peta liputan lahan setiap saat serta
perubahan yang lahan yang terjadi, sehingga dengan demikian secara umum dalam setiap langkah
kebijakan yang diambil oleh pemerintah senantiasa memperhatikan AMDAL terlebih dahulu.
D. Peranan SIG
1. Meningkatkan pengintegrasian organisasi
Banyak organisasi yang sudah mengimplementasi SIG menemukan kenyataan, bahwa keuntungan utama yang
mereka dapatkan adalah peningkatan kinerja manajemen terhadap organisasi maupun pengelolaan sumberdayanya.
hal itu terjadi karena SIG memiliki kemampuan untuk menghubungkan berbagai perangkat data secara bersamaan
berdasarkan geografis, memfasilitasi informasi-informasi yang terjadi antar bagian, untuk saling termanfaatkan dan
dikomunikasikan.

Dengan membuat sebuah database yang bisa dimanfaatkan bersama, maka sebuah bagian akan memperoleh
keuntungan dari hasil kerja dari bagian lain, di mana akan berlaku ketentuan, bahwa data cukup sekali dikoleksi,
tetapi bisa dimanfaatkan berkali-kali.

2. Membuat keputusan-keputusan lebih sempurna


SIG bukan sebuah sistem yang mampu membuat keputusan secara otomatis. SIG hanya sebuah sarana untuk
pengambilan data, menganalisanya, dari kumpulan data berbasis pemetaan untuk mendukung proses pengambilan
keputusan.

Teknologi SIG banyak digunakan untuk membantu berbagai kegiatan pekerjaan seperti penyajian informasi pada
saat pembuatan perencanaan, membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kekacauan teritorial.

SIG juga bisa digunakan untuk membantu meraih keputusan mengenai lokasi perumahan baru yang memiliki
sesedikit mungkin pengaruh lingkungan, berada di lokasi yang memiliki resiko paling sedikit, dan berada dekat
dengan pusat kegiatan kependudukan.

Informasi bisa disajikan secara ringkas dan jelas berupa gambar peta, yang dilampiri dengan laporan,
memungkinkan para pemgambil keputusan untuk memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah nyata dibanding
dengan upaya memahami data. Karena produk SIG bisa dibuat secepatnya, dengan berbagai skenario, untuk
kemudian dievaluasi secara efektif dan efisien.

3. Membantu membuat peta


Peta merupakan kunci pada SIG. Proses untuk membuat (menggambar) peta dengan SIG jauh lebih fleksibel,
bahkan dibanding dengan menggambar peta secara manual, atau dengan pendekatan kartografi yang serba otomatis.

Dimulai dengan membuat database. gambar peta yang sudah ada bisa digambar dengan digitizer, dan informasi
tertentu kemudian bisa diterjemahkan ke dalam SIG. Database kartografi berbasis SIG dapat bersambungan dan
bebas skala.

Peta-peta kemudian bisa diciptakan terpusat di berbagai lokasi, dengan sembarang skala, dan menunjukkan
informasi terpilih, yang mencerminkan secara efektif untuk menjelaskan suatu karakteristik khusus.

Sifat-sifat sebuah atlas dan serangkaian peta dapat direkam pada program komputer, dan dibandingkan terhadap
database pada akhir proses produksi. Produk digital digunakan untuk SIG yang lain bisa dilakukan dengan
sederhana, hanya dengan membuat salinan data dari database. Pada organisasi yang besar, database topografi bisa
dimanfaatkan untuk kerangka referensi oleh bagian yang lain.

Batas-batas Fisik Wilayah Pesisir

E. Aplikasi SIG
1. Minyak/Gas dan Listrik/Air
Contoh aplikasi–aplikasi SIG untuk perusahaan minyak, gas dan distribusinya yaitu :
 Minyak dan Gas
 Automated basemapping
 Eksplorasi
 Manajemen Persewaan
 Pengeboran
 Produksi
 Manajemen Penyimpanan
 Manajemen Kilang
 Distribusi Produk
 Manajemen Kapal Tanker
 Pipa
 Perencanaan dan Pemilihan Rute
 Regulatory reporting
 Construction Emergency response maps
 Pipeline alignment sheet generation
 Location maps
 Risk assessment
 Corrosion analysis
 Asset profitability analysis
 Supply and market analysis
2. Telekomunikasi
Solusi SIG bagi perusahaan telekomunikasi, yang meliputi

 Fasilitas dan pemetaan kawasan


 Rute penempatan kabel
 Pengembangan ‘halaman kuning’ secara elektronik
 Aplikasi penanganan pelanggan
 Pengembangan penyimpanan data
 Pemilihan penempatan fasilitas
 Sistem penanganan kegagalan sambungan
3. Transportasi
 Manajemen Prasarana Transportasi
SIG digunakan untuk mengelola dan menganalisa berbagai informasi dengan geografi sebagai komponen utamanya.
lebih dari 80 persen dari informasi digunakan untuk mengelola jalan, jalur kereta api, fasilitas pelabuhan, sebagai
komponen utamanya. SIG bisa dimanfaatkan untuk menentukan lokasi dari suatu peristiwa atau aset dan
keterkaitannya atau kedekatannya antara satu dengan lainnya terhadap peristiwa atau aset yang lainnya, di mana hal
tersebut merupakan faktor-faktor kritis yang harus diperhatikan untuk memutuskan suatu desain, pembangunan, atau
pemeliharaan.

 Manajemen logistik dan kendaraan


Sebuah kegiatan operasi yang efisien membutuhkan sebuah keputusan yang akurat dan tepat waktu. Misalnya
mengetahui sedang berada di manakah kendaraan, pikup, atau aktivitas penghantaran pada saat itu, memungkinkan
untuk pendayagunaan aset secara optimal dan penghematan. Kepuasan pelanggan, posisi yang bersaing, respons
yang sigap, pendayagunaan yang efektif, serta kemungkinan untuk menghasilkan keuntungan di berbagai
kemungkinan yang bisa diraih.

 Manajemen Transit.
Perencanaan rute, pengiriman teknisi, analisa pelayanan, penanganan pemasaran dan hubungan komunitas, dan pola
transit akan diperoleh keuntungan dengan cara melakukan pemahaman sebaik-baiknya terhadap kendaraan transit,
rute perjalanan, dan fasilitas lokasi.

Rute perjalanan dapat dikelola secara langsung melalui database jaringan jalan dan dikaitkan terhadap pusat
kependudukan dan karyawan, seperti pada sistem database dari sebuah skedul.

 Lingkungan dan Geologi


Untuk membantu melakukan perlindungan terhadap lingkungan. Sebagai seorang profesional di bidang lingkungan,
maka Anda dapat menafaatkan SIG untuk membuat peta, catatan populasi spesies, mengukur pengaruh lingkungan,
serta menelusuri peristiwa keracunan dan polusi. Aplikasi SIG berkenaan dengan lingkungan, rasanya, hampir tanpa
batas jumlahnya.

4. Pertanian, Kehutanan
o Mengelola Produksi Tanaman
SIG dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian dan perkebunan seperti luas kawasan untuk
tanaman, pepohonan, atau saluran air. Anda dapat menggunakan SIG untuk menetapkan masa panen,
mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang
terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa panen.

o Mengelola Sistem Irigasi


Anda dapat menggunakan SIG untuk membantu memantau dan mengendalikan irigasi dari tanah-tanah pertanian.
SIG dapat membantu memantau kapasitas sistem, katup-katup, efisiensi, serta distribusi menyeluruh dari air di
dalam sistem.
o Perencanaan dan riwayat sumberdaya kehutanan
Contoh aplikasinya yaitu Perencanaan dan riwayat manajemen pertanahan; Integrasinya dengan sistem hokum; dan
Integrasinya dengan manajemen basis data relasional Sistem-sistem.

5. Pemerintahan
Berikut ini adalah berbagai contoh dari berbagai macam rancangan SIG dan layanan pengembangannya :

o Catatan Pertanahan
Contohnya yaitu pemetaan kavling, taksiran property, Integrasi multimedia, dan Pusat Layanan umum.

o Manajemen Properti dan Fasilitas


Contohnya yaitu : pembebasan Tanah dan Peruntukannya, dan Pembangunan dan Persediaan Perumahan

 Perencanaan Tataguna Tanah dan Pengaturannya


Contohnya yaitu : Pemetaaan Rencana Umum dan Analisanya, Pemetaan Kawasan dan Penjejakan Masalah,
Analisis Demografi dan Pemetaan, Pembangunan Ekonomi, Keterkaitannya dengan Sistem Perijinan.

o Rekayasa
Contohnya yaitu pemetaan Pematusan dan Analisanya, Pengkajian Subdivisi/Pemetaan Bagian-bagian, Penataan
rute jalan, sanitasi, dan lainnya.

o Keselamatan Masyarakat
Contohnya yaitu Perencanaan persiapan keadaan darurat, Respon dan Penanggulangan Keadaan Darurat, Analisa
Kriminal, Perencanaan Patroli, Pengaturan rute respon keadaan darurat, Analisis penempatan fasilitas

F. Teknik Umum Pengolahan Data Pada SIG


SIG membutuhkan masukan data yang bersifat spasial maupun deskriptif. Beberapa sumber data tersebut antara lain
adalah Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah, dsb.). Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada
umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti
koordinat, skala, arah mata angina dsb. Peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan berbagai cara yang akan
dibahas selanjutnya. Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat sebenarnya di permukaan bumi pada
peta digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format vektor.

1.Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara, dsb.)
Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara
berkala. Dengan adanya bermacammacam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bias
menerima berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam
format raster.

2. Data hasil pengukuran lapangan


Contoh data hasil pengukuran lapang adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak
pengusahaan hutan, dsb., yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini
merupakan sumber data atribut.

3. Data GPS
Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS
semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor.
Teknik memasukkan data spasial dari sumber-sumber sebagaimana disebutkan di atas dilakukan melalui beberapa
jenis kegiatan antara lain:

1. Digitasi
Digitasi merupakan proses konversi dari peta analog menjadi peta digital dengan mempergunakan meja digitasi.
Cara kerjanya adalah dengan mengkonversi fiturfitur spasial yang ada pada peta menjadi kumpulan koordinat x,y.
Untuk menghasilkan data yang akurat, dibutuhkan sumber peta analog dengan kualitas tinggi. Dan untuk proses
digitasi, diperlukan ketelitian dan konsentrasi tinggi dari operator. Dalam mempelajari digitasi, kita menggunakan
perangkat lunak PC ARC/INFO. Prosedur dan tata cara pengerjaannya akan diberikan secara detail dengan maksud
untuk memberikan garis besar dari konsep SIG dan melatih cara mendigitasi peta dengan menggunakan PC
ARC/INFO.

2. Penggunaan GPS
Data spasial lain dalam bentuk digital seperti data hasil pengukuran lapang dan data dari GPS bisa dimasukkan
dalam sistem SIG. Pada intinya SIG membutuhkan data spasial dalam format tertentu untuk membedakan apakah
data tersebut berupa point, line atau polygon. GPS singkatan dari Global Positioning System (Sistem Pencari Posisi
Global), adalah suatu jaringan satelit yang secara terus menerus memancarkan sinyal radio dengan frekuensi yang
sangat rendah. Alat penerima GPS secara pasif menerima sinyal ini, dengan syarat bahwa pandangan ke langit tidak
boleh terhalang, sehingga biasanya alat ini hanya bekerja di ruang terbuka. Satelit GPS bekerja pada referensi waktu
yang sangat teliti dan memancarkan data yang menunjukkan lokasi dan waktu pada saat itu. Operasi dari seluruh
satelit GPS yang ada disinkronisasi sehingga memancarkan sinyal yang sama. Alat penerima GPS akan bekerja jika
ia menerima sinyal dari sedikitnya 4 buah satelit GPS, sehingga posisinya dalam tiga dimensi bisa dihitung. Pada
saat ini sedikitnya ada 24 satelit GPS yang beroperasi setiap waktu dan dilengkapi dengan beberapa cadangan.
Satelit tersebut dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, mengorbit selama 12 jam (dua orbit per
hari) pada ketinggian sekitar 11.500 mile dan bergerak dengan kecepatan 2000 mil per jam. Ada stasiun penerima di
bumi yang menghitung lintasan orbit setiap satelit dengan teliti.

3. Konversi dari sistem lain


Teknik pemasukan data ke dalam SIG dengan menggunakan lajur elektronik (spreadsheet) merupakan cara konversi
yang umum digunakan. Hal ini terutama apabila kita ingin memaduserasikan antara data spasial dan data tabular.
Persyaratan yang dibutuhkan adalah adanya suatu identitas unik yang dimiliki bersama oleh data tabular dan data
spasial, sehingga dapat dilakukan interaksi antarkedua jenis data.
G. Hasil Tampilan Data
Sistem tampilan data menggunakan perangkat lunak ArcView versi 3.2. Data spasial disajikan dengan konsep layer
data dan atribut, yaitu representasi data spasial menjadi sekumpulan peta thematik yang berdiri sendiri-sendiri sesuai
dengan tema masing-masing, tetapi terikat dalam suatu kesamaan lokasi Keuntungan dari konsep data layer adalah
mudahnya proses penelusuran dan analisa spasial serta efisiensi pengelolaan data.

Terminologi yang digunakan pada ArcView yang perlu dipahami antara lain:

 Theme: Sebuah layer grafis yang memuat kumpulan fitur geografis dan informasi atributnya. Sebuah theme
biasanya memuat informasi geografis dengan tema tertentu untuk sebuah tipe fitur tunggal. Bisa berupa
vector ataupun citra (contoh: SUNGAI.SHP, LCOVER_GRD, etc.).
 Table: Sebuah file data yang berisi informasi atribut dari suatu fitur geografis dalam bentuk tabel. Kolom
memuat atribut dan baris memuat record. Table adalah file dalam format TXT atau DBF yang
mempunyai kolom yang bias digabungkan dengan theme
(contoh: KOORDINAT.TXT, PENDUDUK.DBF).
 View: Sebuah wadah dimana theme ditampilkan. Bila View memuat lebih dari satu theme maka theme-
theme tersebut akan ditampilkan secara berurutan dari bawah ke atas. Komposisi peta yang ditampilkan
merupakan hasil overlay dari beberapa theme.
 Layout: Sebuah wadah untuk merancang output peta yang akan dibuat. Anda bias menyusun view dan
mengatur letak obyek (legend, scale bar, etc.) sesuai dengan yang anda inginkan sebelum mencetaknya.
Project: Sebuah file ArcView yang menyimpan data (theme dan table) dan output(view, layout) yang dibuat
oleh user untuk suatu aplikasi tertentu. Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan kegiatan utama dan sangat
penting dalam pekerjaan ini, dimana kualitas dari hasil pekerjaan ini akan sangat tergantung pada kualitas data yang
tersedia dan diperoleh. Sebelum digunakan dalam analisis, data yang terkumpul perlu diseleksi dan dikaji

Anda mungkin juga menyukai