Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI

PENGINDRAAN JAUH

TUGAS

OLEH :

MUH FAUZAN

F 121 17 067

PALU

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang


Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak lima dasawarsa
terakhir ini. Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau
kendaraan pembawa sensor, jenis citra serta liputan dan ketersediaannya,
alat dan analisis data, dan jumlah pengguna serta bidang penggunaannya.

Di Indonesia, penggunaan foto udara untuk survey pemetaan sumber


daya telah dimulai oleh beberapa instansi pada awal tahun 1970-an. Saat ini
telah beredar banyak jenis satelit sumber daya. Mulai dari negara maju
seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Jepang, Rusia, hingga negara-
negara besar namun dengan pendapatan per kapita yang rendah seperti
India dan Republik Rakyat Cina. Berbagai satelit sumberdaya yang
diluncurkan itu menawarkan kemampuan yang bervariasi, dari resolusi
spasial 0,6 meter (QuickBirth milik Amerika) hingga sekitar 1,1 kilometer
(NOAA-AVHRR juga milik Amerika Serikat).  Berbagai negara di Eropa, 
Amerika Utara,  Amerika Latin,  Asia  dan  bahkan  Afrika telah banyak
memanfaatkan satelit itu untuk pembangunan.
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Pengindraan Jauh


Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang
diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek,
daerah, atau gejala yang dikaji (Lillesand and Kiefer, 1979). Sedang menurut
Lindgren, Penginderaan jauh ialah berbagai teknik yang dikembangkan untuk
perolehan dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut khusus
berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari
permukaan bumi.

Penginderaan jauh merupakan aktivitas penyadapan informasi tentang


obyek atau gejala di permukaan bumi (atau permukaan bumi) tanpa melalui
kontak langsung. Karena tanpa kontak langsung, diperlukan media supaya
obyek atau gejala tersebut dapat diamati dan ‘didekati’ oleh si penafsir. Media
ini berupa citra (image atau gambar). Citra adalah gambaran rekaman suatu
obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang dibuahkan dengan cara
optik, elektro-optik, optik mekanik, atau elektronik. Pada umumnya ia
digunakan bila radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan dari
suatu obyek tidak langsung direkam pada film. Citra dihasilkan dari sensor
yang dipasang pada wahana.

2.2. Sistem Informasi Geografis


SIG merupakan komputer yang berbasis pada sistem informasi yang
digunakan untuk memberikan bentuk digital dan analisa terhadap permukaan
geografi bumi.
Definisi SIG selalu berubah karena SIG merupakan bidang kajian ilmu dan
teknologi yang relatif masih baru. Berikut adalah beberapa definisi dari SIG
yakni (Agtrisari,2002):

1. Sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan


mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan
karakteristik- karakteristik fenomena yang ditemukan di suatu lokasi.
2. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan,
menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi,
menganalisis, dan menampilkan data yang berhubungan dengan posisi-
posisi permukaan bumi.
3. SIG merupakan kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak
komputer yang memungkinkan untuk mengelola, memetakan informasi
spasial berikut data atributnya dengan akurasi kartografi.
4. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data
geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan
perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akuisisi dan verifikasi
data, kompilasi data, penyimpanan daya, perubahan dan updating data,
manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan
presentasi data serta analisis data.

SIG adalah sistem basis data dengan kemampuan kemampuan


khusus untuk data yang tereferensi secara spasial atau koordinat
geografis berikut sekumpulan operasi- operasi yang mengelola data
tersebut. SIG dibutuhkan karena untuk data spasial penanganannya
sangat sulit terutama karena peta dan data statistik cepat kadaluarsa
hingga tidak ada pelayanan penyediaan data dan informasi yang
diberikan menjadi tidak akurat. Dengan demikian, SIG diharapkan
mampu mernberikan kemudahan-kemudahan seperti (Prahasta,2005):

1. Penanganan data geospasial menjadi lebih baik dalam format baku


2. Revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah
3. Data geospasial dan informasi menjadi lebih mudah dicari,
dianalisis dan direpresentasikan
4. Menjadi produk yang mempunyai nilai tambah
5. Kemampuan menukar data geospasial
6. Penghematan waktu dan biaya
7. Keputusan yang diambil menjadi lebih baik

Tabel berikut memperlihatkan perbandingan antara pekerjaan


dengan SIG dengan pekerjaan manual tanpa SIG.

Tabel 1.1 Perbandingan SIG dengan pekerjaan manual

2.3. Hubungan Antara Penginderaan Jauh Dan Sig

Sistem Informasi Geografi SIG adalah sebuah teknik dari


penyimpanan dari hasil proses yang dilakukan oleh penginderaan jauh.
Hasil yang didapatkan dari penginderaan jauh itu akan dianalisa dan
dimodifikasi dengan teknik SIG yang kemudian bisa menghasilkan data
dan informasi yang lebih mudah digunakan oleh pemakai. Penginderaan
jauh hanya akan menghasilkan sebuah gambaran permukaan bumi yang
bersifat nyata. Akan tetapi proses untuk mengkaji informasi penampakan
yang jelas harus digunakanlah SIG itu.
Hasil dari penginderaan jauh misalnya adalah sebuah citra satelit
atau foto udara. Hasil citra itu akan sulit dianalisis karena bentuknya
berupa foto nyata dari permukaan bumi. Nah kemudian setelah dimasukkan
ke dalam SIG dan kemudian ditambahkan data-data lapangan yang lain
maka akan menghasilkan peta gambaran yang lebih informatif seperti bisa
didapatkan peta rupa bumi, peta curah hujan, peta kontur dan sebagainya.

Jadi proses penginderaan jauh adalah sebuah ilmu yang mempelajari


tentang foto udara yang kemudian pengkajian  dan analisisnya
menggunakan SIG.
BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi


tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang
diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek,
daerah, atau gejala yang dikaji (Lillesand and Kiefer, 1979).
Sistem Informasi Geografi SIG adalah sebuah teknik dari
penyimpanan dari hasil proses yang dilakukan oleh penginderaan jauh.
Hasil yang didapatkan dari penginderaan jauh itu akan dianalisa dan
dimodifikasi dengan teknik SIG yang kemudian bisa menghasilkan data
dan informasi yang lebih mudah digunakan oleh pemakai. Penginderaan
jauh hanya akan menghasilkan sebuah gambaran permukaan bumi yang
bersifat nyata. Akan tetapi proses untuk mengkaji informasi penampakan
yang jelas harus digunakanlah SIG itu.

Jadi proses penginderaan jauh adalah sebuah ilmu yang mempelajari


tentang foto udara yang kemudian pengkajian  dan analisisnya
menggunakan SIG.
DAFTAR PUSATAKA

https://yandiyulio.wordpress.com/2009/04/07/penginderaan-jauh-
dan-sistem-informasi-geografi/

Dedi.2012. Geografi. (Online),
(http://dedigeografi.blogspot.com/2012/03/istilah-geografi-berasal-dari-
bahasa.html), di akses pada 14 Oktober 2014

Radar.Satuan. 2012.Kajian Pemanfaatan Satelit Penginderaan Jauh.


(Online), (http//satrad231.blogspot.com/2012), diakses pada 26 Oktober
2014

Anda mungkin juga menyukai