Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI

TUGAS
VULKANOLOGI & GEOTHERMAL

PROFIL GUNUNG API GAMKONORA

OLEH :

MUH FAUZAN

F 121 17 067

PALU

2019
NAMA GUNUNG API : GUNUNG API GAMKONORA

GAMBAR GUNUNG API :

KARAKTERISTIK MAGMA : MAGMA ANDESTIK

TIPE GUNUNG API : STRATO

SEJARAH ERUPSI :

Terjadi letusan di kawah puncak yang menimbulkan hujan abu dan


aliran lava. Suara dentuman terdengar hingga jarak kurang lebih 200
1564/1565 km, sedangkan aliran lavanya mencapai laut. Akibat letusan ini
menyebabkan kerusakan pada hutan dan tanah garapan, juga
menimbulkan korban manusia.
Tanggal 20 - 21 Mei, terjadi letusan yang banyak mengeluarkan abu,
hingga kota Ternate menjadi gelap gulita. Awan abu luar biasa
besarnya, hingga pada jarak +/- 350 km abu masih mengendap cukup
1673
tebal. Bersamaan dengan letusan ini juga terasa gempa bumi. Akibat
letusan ini menyebabkan pula kerusakan hutan dan tanah garapan
serta menimbulkan korban manusia.
Tanggal 18 Oktober terjadi peningkatan kegiatan, kadang-kadang
1917
kilat api tampak di samping kepulan berupa tiang asap tebal.
Terjadi peningkatan kegiatan tanggal 1 dan 2 Juni, diduga terjadi
letusan eksplosif dari kawah pusat. Beberapa hari kemudian de
1926
Kroon melakukan pendakian ke puncak, pada malam hari dilihatnya
api pijar di lima buah tempat lapangan solfatara.
Terjadi peningkatan kegiatan, diduga telah terjadi letusan eksplosif
1949
dari kawah pusat.
Bulan Oktober terjadi letusan eksplosif. Akibat letusan ini tumbuh-
1950 tumbuhan di pinggir kawah sebelah selatan-baratdaya hangus
terbakar, abu cukup tebal.
Tanggal 12 April keluar asap hitam dari kawahnya. Kepulan asap ini
terlihat dari kampung Gamsungi. Tanggal 2 Mei terdengar 2 kali
1951 suara gemuruh dari lobang kawahnya. Tanggal 16 Juli terjadi letusan
kecil. Tahun ini pula suhu kawah memperlihatkan suhu yang relatif
tinggin yaitu berkisar antara 400-5000 C.
Tanggal 16 dan 17 Pebruari terjadi letusan abu. Keterangan lebih
1983
lanjut tidak ada.
Tanggal 13, 24, 25 dan 26 April terjadi letusan abu, tinggi asap
sekitar 1000 m, bergerak ke arah selatan. Material letusan
1987 dilontarkan dan jatuh kembali di sekitar kawah. Sebagian penduduk
pantai mengungsi, setelah petugas Vulkanologi datang untuk
melakukan pemeriksaan, baru mereka kembali.
1997 10 Januari terjadi letusan abu setinggi 200 m di atas puncak
2007 Tanggal 1 Juni - 7 Juli
Seismograf di Pos PGA G. Gamkonora merekam 1 kali gempa
vulkanik dalam (VA), 7 kali gempa tektonik lokal dan 57 kali gempa
tektonik jauh. Pukul 19:05 WIT terekam getaran (tremor) vulkanik
tidak menerus dengan amplitude 2 - 4 mm.
Tanggal 8 Juli 2007 (pukul 17:30 WIT) Terjadi hembusan asap dan
abu (letusan freatik) berwarna putih kelabu tebal dengan ketinggian
200 m di atas puncak G. Gamkonora. 8 Juli pukul 19:30 WIT Status
kegiatan G. Gamkonora dinaikan dari AKTIF NORMAL (Level
1) menjadi WASPADA (Level II) Tanggal 9 Juli
Pukul 06:00-9:30 WIT
Seismograf merekam getaran (tremor) menerus dengan amplitude 6 -
8 mm dan diiringi dengan gempa - gempa letusan dengan amplitude
mencapai 30 mm. Asap hembusan mencapai ketinggian 1000 m di
atas puncak G. Gamkonora.
Pukul. 10:00 WIT
Status kegiatan G. Gamkonora dinaikan dari WASPADA (Level II)
menjadi SIAGA (Level III).
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas dalam radius 5 km dari
puncak G. Gamkonora diungsikan ke Kecamatan Ibu Tengah.
Pukul 16:30 WIT,
Hembusan abu semakin tinggi hingga mencapai 4000 m dari puncak
G. Gamkonora.
Pukul 16:30 WIT
Status kegiatan G. Gamkonora dinaikan dari SIAGA (Level III)
menjadi AWAS (Level IV).
Pemerintah Daerah Setempat dan Pengamat G. Gamkonora telah
memutuskan bagi masyarakat yang bermukim di Kawasan Rawan
Bencana II dan III atau yang bermukim dalam radius 8 Km dari
pusat letusan (Kp. Baru, Kp. Adu, Kp. Nanas, Kp. Ngawet, Kp. Jere,
Kp. Gamsungi, Kp. Bataka, Kp. Talaga, Kp. Tobelos, Kp.
Gamkonora dan Kp. Sarau), untuk menghindari lontaran material
pijar dan hujan abu lebat direkomendasikan mengungsi ke arah utara
(Kec. Ibu Tengah).
10 Juli (dini hari)
Sinar api teramati pada ketinggian 10-20 m di atas puncak, disertai
lontaran material pijar. Letusan disertai dentuman masih terjadi
dengan ketinggian asap 2000-4000 m 11 Juli
Masih terjadi letusan dengan tekanan semakin lemah dan ketinggian
asap sekitar 100-2500 m 12 dan 13 Juli
Masih terjadi letusan-letusan kecil.

SUMBER DAYA GEOLOGI : MINERAL PLAGIOKLAS DAN

PIROKSEN

REFERNSI
Hall, R. 2000. Neogene history of collision in the Halmahera region, Indonesia.
Proceedings of the Indonesian Petroleum Association 27 th Annual
Convention, p. 487-493.
Kristianto, Gunalan, A., Mugu, M. 1996.
Laporan Pengamatan Seismik Gunung Gamkonora, Pulau Halmahera,
Maluku Utara Agustus 1996
Kusumadinata, K. 1969.
Kumpulan Data Mengenai Gunung Gamkonora di Pulau Halmahera
(Maluku Utara)
Supriatna, S. 1980.
Geological Map of Morotai Quadrangle, North Maluku

Anda mungkin juga menyukai