Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara : 4 Pengenalan Mineral pada Nama : Muh Fauzan


Batuan Sedimen
Hari/tgl: Kamis, 10 Oktober 2019 Nim : F 121 17 067

No Urut : 01
NIKOL SEJAJAR
No.Peraga : HS 17 CARBONATE
WarnaAbsorbsi : Kuning/Tidak Berwarna
Bentuk : Euhedral
Belahan : Satu Arah
Pecahan : Tidak Ada
Pleokroisme : Tidak Ada
Relief : Rendah
Intensitas : Tinggi
1
Ukuran Mineral : 𝐵𝑆 = = 0.025 𝑚𝑚 NIKOL SILANG
(10x 4)

Dmp = 0.025 x 66 = 1.65 mm


Warna interferensi : Kuning Kehijauan
Bias Rangkap : 0.028 (Orde III)
Sudut Gelapan : 45.50
Jenis Gelapan : Miring
Kembaran : Polysynthetic
Nama Mineral : Kalsit (CaCO3)
Keterangan :

Nomor urut merupakan urutan dalam dalam pengamatan suatu sampel


peraktikum, Nomor peraga merupakan nomor sampel yang diamati, Warna
absorbsi merupakan warna mineral yang diamati pada pengamatan nikol sejajar
dimana warna tersebut merupakan hasil absorbsi mineral pada sampel
pengamatan dari warna lampu, Bentuk dari suatu mineral dapat ditentukan
berdasarkan batas-batas mineral tersebut, dimana hal tersebut dapat
dipengaruhioleh proses kristalisasi dari mineral tersebut ataupun karena struktur
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara : 4 Pengenalan Mineral pada Nama : Muh Fauzan


Batuan Sedimen
Hari/tgl: Kamis, 10 Oktober 2019 Nim : F 121 17 067

internal dari atom-atom penyusunnya. Bentuk mineral ini dapat dibedakan


menjadi 3 jenis yaitu: Euhedral adalah Suatu mineral dikatakan memiliki bentuk
euhedral jika mineral tersebut dibatasi oleh bidang muka kristalnya sendiri,
biasanya merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada awal pembekuan
magma. Subhedral, Suatu mineral dikatakan memiliki bentuk subhedral jika
mineral tersebut dibatasi oleh bidang muka kristalnya sendiri dan bidang muka
kristal mineral lain. Anhedral, Suatu mineral dikatakan memiliki bentuk anhedral
jika seluruh tepi mineral dibatasi oleh bidang muka kristal mineral lain, biasanya
merupakan mineral yang terbentuk pada tahap akhir pembekuan magma. Belahan
merupakan kecenderungan suatu mineral untuk pecah di sepanjang bidang yang
rata, planar, dan biasanya bidang tersebut bersifat memantulkan cahaya (Hefferan
dan O’Brien, 2010:119). Pecahan adalah kemampuan mineral untuk pecah
melalui bidang yang tidak rata dan tidak teratur. Pada dasarnya, identifikasi
pecahan dan belahan tidak jauh berbeda yaitu dari adanya retakan-retakan, namun
jika pada belahan retakan tersebut lebih sistematis, pada pecahan retakan tersebut
lebih tidak beraturan dan terkesan berantakan. pleokroisme dapat diartikan
sebagai perubahan warna mineral ketika stage atau meja mikroskop diputar.
Perubahan warna ini dihasilkan perbedaan tingkat penyerapan cahaya dari tiap
sumbu kristal, sehingga biasanya yang menghasilkan pleokroisme adalah mineral-
mineral anisotropik. Secara umum, Pleokroisme dapat dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu : Monokroik : jika mineral hanya memiliki 1 pleokroisme. Dikroik : jika
mineral memiliki 2 pleokroisme. Trikroik : jika mineral memiliki 3 pleokroisme.
Relief merupakan sifat optis mineral yang dihasilkan akibat perbedaan indeks bias
dari mineral dan indeks bias dari bahan perekat preparat (balsam Kanada). Relief
dapat diamati dari ketebalan atau tingkat kejelasan dari batas-batas mineral
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara : 4 Pengenalan Mineral pada Nama : Muh Fauzan


Batuan Sedimen
Hari/tgl: Kamis, 10 Oktober 2019 Nim : F 121 17 067

tersebut. Intensitas Merupakan kemampuan suatu mineral dengan media yang


terdapat disekitarnya. Ukuran mineral dibawah kenampakanmikroskop dapat
dihitung dari perkalian perbesaran lensa okuler dan lensa obyektif. Warna
interferensi merupakan sifat optik mineral berupa kenampakan warna yang
dihasilkan oleh sifat dwibias mineral pada posisi polarisator dan analisator yang
terpasang. Warna interferensi dapat ditentukan dengan memutar meja objek
hingga pada kenampakan memperoleh terang maksimal yang menandakan bahwa
sumbu sinar memiliki sudut tegak lurus terhadap sumbu kristal. Bias rangkap
yaitu cahaya yang masuk dalam media optis anisotrop akan dibiaskan menjadi 2
sinar, sinar yang bergetar dalam dua bidang yang saling tegak lurus. Harga bias
rangkap merupakan selisih maksimum kedua indeks bias sinar yang bergetar
melewati suatu mineral. Selisih maksimum sinar yang bergetar adalah sinar yang
mempunyai indeks bias maksimum dan indeks bias minimum. Sudut Gelapan
adalah sifat optis mineral yang terjadi karena tidak ada cahaya yg diteruskan oleh
analisator hingga mata pengamat. Pada zat anisotropik terjadi gelapan jika sumbu
sinar atau arah getar sinar berhimpit dengan arah getar polarisator/analisator. Jenis
gelapan, gelapan dibagi menjadi 3 yaitu : Gelapan sejajar (parallel), memiliki sudt
gelapan 0 – 90O, Gelapan Miring (inclined), memiliki sudut gelapan 1 – 44O,
Gelapan Simetri (Symmetrical), memiliki sudut gelapan 45O. Jenis Gelapan
merupakan nilai yang didapat berdasarkan klasifikasi jenis gelapan yang berdasar
pada sudut gelapan. Kembaran adalah sifat simetri intergrowth mineral yang
terbentuk selama pertumbuhan kristal yang kondisi tekanan dan temperaturnya
tinggi, dua atau lebih kristal intergrowth dapat terbentuk secara simetri. Simetri
intergrowth inilah yang dikenal sebagai kembaran. Nama mineral merupakan
nama pada mineral yang diamati kemudian ditentukan berdasarkan hasil deskripsi
pengamatan mineral.
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara : 4 Pengenalan Mineral pada Nama : Muh Fauzan


Batuan Sedimen
Hari/tgl: Kamis, 10 Oktober 2019 Nim : F 121 17 067

Kegiatan praktikum mineral optik dan petrografi yang dilakukan


dilaboratorium dengan Nomor peraga HS 17 CARBONATE. Pada pengamatan
nikol sejajar didapatkan warna absorbsi yaitu kuning/tidak berwarna, Bentuk
mineralnya euhedral, Belahan satu arah, pecahan tidak ada, tidak memiliki
pleokroisme, mempunyai relief mineral rendah, memiliki intensitas tinggi, ukuran
mineralnya 1.65 mm. Dan pada pengamatan nikol silang didapatkan warna
interferensi kuning kehijauan, memiliki Bias rangkap 0.028 (Orde III), memiliki
sudut gelapan 45.5o, jenis gelapan miring, Memiliki kembaran Polysynthetic. Jadi,
berdasarkan ciri-ciri diatas dapat disimpulkan bahwa mineral tersebut adalah
Kalsit (CaCO3). Kalsit adalah mineral karbonat dan polimorf kalsium karbonat
yang paling stabil. Kalsit merupakan mineral penyusun berbagai jenis
batuan dengan rumus kimia CaCO3. Kalsit sangat umum ditemukan di seluruh
dunia baik di dalam batuan sedimen, batuan metamorf, maupun batuan beku.
Beberapa ahli geologi menganggapnya sebagai "ubiquitous mineral" atau mineral
yang dapat hadir di hampir semua jenis batuan. Mineral kalsit merupakan mineral
utama pembentuk batu kapur (batu gamping) ataupun batu marmer.

PRAKTIKAN ASISTEN

( Muh Fauzan) ( Riska Puspita,ST.,M.Eng )


PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara : 4 Pengenalan Mineral pada Nama : Muh Fauzan


Batuan Sedimen
Hari/tgl: Kamis, 10 Oktober 2019 Nim : F 121 17 067

No Urut : 02
NIKOL SEJAJAR
No.Peraga : TF/TFK/II
WarnaAbsorbsi : Kuning/Tidak Berwarna
Bentuk : Euhedral-Subhedral
Belahan : Satu Arah
Pecahan : Tidak Ada
Pleokroisme : Tidak Ada
Relief : Rendah
Intensitas : Tinggi
1
Ukuran Mineral : 𝐵𝑆 = = 0.01 𝑚𝑚 NIKOL SILANG
(10x 10)

Dmp = 0.01 x 82 = 0.82 mm


Warna interferensi : Abu-Abu Kebiruan
Bias Rangkap : 0.030 (Orde III)
Sudut Gelapan : 47.50
Jenis Gelapan : Miring
Kembaran : Tidak Ada
Nama Mineral : Orthoclase (KAlSi3O8)
Keterangan :

Nomor urut merupakan urutan dalam dalam pengamatan suatu sampel


peraktikum, Nomor peraga merupakan nomor sampel yang diamati, Warna
absorbsi merupakan warna mineral yang diamati pada pengamatan nikol sejajar
dimana warna tersebut merupakan hasil absorbsi mineral pada sampel
pengamatan dari warna lampu, Bentuk dari suatu mineral dapat ditentukan
berdasarkan batas-batas mineral tersebut, dimana hal tersebut dapat
dipengaruhioleh proses kristalisasi dari mineral tersebut ataupun karena struktur
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara : 4 Pengenalan Mineral pada Nama : Muh Fauzan


Batuan Sedimen
Hari/tgl: Kamis, 10 Oktober 2019 Nim : F 121 17 067

internal dari atom-atom penyusunnya. Bentuk mineral ini dapat dibedakan


menjadi 3 jenis yaitu: Euhedral adalah Suatu mineral dikatakan memiliki bentuk
euhedral jika mineral tersebut dibatasi oleh bidang muka kristalnya sendiri,
biasanya merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada awal pembekuan
magma. Subhedral, Suatu mineral dikatakan memiliki bentuk subhedral jika
mineral tersebut dibatasi oleh bidang muka kristalnya sendiri dan bidang muka
kristal mineral lain. Anhedral, Suatu mineral dikatakan memiliki bentuk anhedral
jika seluruh tepi mineral dibatasi oleh bidang muka kristal mineral lain, biasanya
merupakan mineral yang terbentuk pada tahap akhir pembekuan magma. Belahan
merupakan kecenderungan suatu mineral untuk pecah di sepanjang bidang yang
rata, planar, dan biasanya bidang tersebut bersifat memantulkan cahaya (Hefferan
dan O’Brien, 2010:119). Pecahan adalah kemampuan mineral untuk pecah
melalui bidang yang tidak rata dan tidak teratur. Pada dasarnya, identifikasi
pecahan dan belahan tidak jauh berbeda yaitu dari adanya retakan-retakan, namun
jika pada belahan retakan tersebut lebih sistematis, pada pecahan retakan tersebut
lebih tidak beraturan dan terkesan berantakan. pleokroisme dapat diartikan
sebagai perubahan warna mineral ketika stage atau meja mikroskop diputar.
Perubahan warna ini dihasilkan perbedaan tingkat penyerapan cahaya dari tiap
sumbu kristal, sehingga biasanya yang menghasilkan pleokroisme adalah mineral-
mineral anisotropik. Secara umum, Pleokroisme dapat dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu : Monokroik : jika mineral hanya memiliki 1 pleokroisme. Dikroik : jika
mineral memiliki 2 pleokroisme. Trikroik : jika mineral memiliki 3 pleokroisme.
Relief merupakan sifat optis mineral yang dihasilkan akibat perbedaan indeks bias
dari mineral dan indeks bias dari bahan perekat preparat (balsam Kanada). Relief
dapat diamati dari ketebalan atau tingkat kejelasan dari batas-batas mineral
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara : 4 Pengenalan Mineral pada Nama : Muh Fauzan


Batuan Sedimen
Hari/tgl: Kamis, 10 Oktober 2019 Nim : F 121 17 067

tersebut. Intensitas Merupakan kemampuan suatu mineral dengan media yang


terdapat disekitarnya. Ukuran mineral dibawah kenampakanmikroskop dapat
dihitung dari perkalian perbesaran lensa okuler dan lensa obyektif. Warna
interferensi merupakan sifat optik mineral berupa kenampakan warna yang
dihasilkan oleh sifat dwibias mineral pada posisi polarisator dan analisator yang
terpasang. Warna interferensi dapat ditentukan dengan memutar meja objek
hingga pada kenampakan memperoleh terang maksimal yang menandakan bahwa
sumbu sinar memiliki sudut tegak lurus terhadap sumbu kristal. Bias rangkap
yaitu cahaya yang masuk dalam media optis anisotrop akan dibiaskan menjadi 2
sinar, sinar yang bergetar dalam dua bidang yang saling tegak lurus. Harga bias
rangkap merupakan selisih maksimum kedua indeks bias sinar yang bergetar
melewati suatu mineral. Selisih maksimum sinar yang bergetar adalah sinar yang
mempunyai indeks bias maksimum dan indeks bias minimum. Sudut Gelapan
adalah sifat optis mineral yang terjadi karena tidak ada cahaya yg diteruskan oleh
analisator hingga mata pengamat. Pada zat anisotropik terjadi gelapan jika sumbu
sinar atau arah getar sinar berhimpit dengan arah getar polarisator/analisator. Jenis
gelapan, gelapan dibagi menjadi 3 yaitu : Gelapan sejajar (parallel), memiliki sudt
gelapan 0 – 90O, Gelapan Miring (inclined), memiliki sudut gelapan 1 – 44O,
Gelapan Simetri (Symmetrical), memiliki sudut gelapan 45O. Jenis Gelapan
merupakan nilai yang didapat berdasarkan klasifikasi jenis gelapan yang berdasar
pada sudut gelapan. Kembaran adalah sifat simetri intergrowth mineral yang
terbentuk selama pertumbuhan kristal yang kondisi tekanan dan temperaturnya
tinggi, dua atau lebih kristal intergrowth dapat terbentuk secara simetri. Simetri
intergrowth inilah yang dikenal sebagai kembaran. Nama mineral merupakan
nama pada mineral yang diamati kemudian ditentukan berdasarkan hasil deskripsi
pengamatan mineral.
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara : 4 Pengenalan Mineral pada Nama : Muh Fauzan


Batuan Sedimen
Hari/tgl: Kamis, 10 Oktober 2019 Nim : F 121 17 067

Kegiatan praktikum mineral optik dan petrografi yang dilakukan


dilaboratorium dengan Nomor peraga TF/TFK/II. Pada pengamatan nikol sejajar
didapatkan warna absorbsi yaitu kuning/tidak berwarna, Bentuk mineralnya
euhedral-subhedral, Belahan satu arah, pecahan tidak ada, tidak memiliki
pleokroisme, mempunyai relief rendah, memiliki intensitas tinggi, ukuran
mineralnya 0.82 mm. Dan pada pengamatan nikol silang didapatkan warna
interferensi abu-abu kebiruan, memiliki Bias rangkap 0.030 (Orde III), memiliki
sudut gelapan 47.5o, jenis gelapan miring, Tidak memiliki kembaran. Kemudian,
berdasarkan ciri-ciri diatas dapat disimpulkan bahwa mineral tersebut adalah
Orthoclase (KAlSi3O8). Orthoclase adalah mineral tektosilikat penting yang
membentuk batuan beku, Namanya berasal dari yunani kuno untuk “fraktur lurus”
karena dua bidang pembelahanya memiliki sudut siku-siku satu sama lain. Ini
adalah jenis potassium feldspar juga dikenal sebagai K-feldspar. Permata yang
dikenal sebagai moonstone sebagian besar terdiri dari orthoclase.

PRAKTIKAN ASISTEN

( Muh Fauzan) ( Riska Puspita,ST.,M.Eng )


PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara : 4 Pengenalan Mineral pada Nama : Muh Fauzan


Batuan Sedimen
Hari/tgl: Kamis, 10 Oktober 2019 Nim : F 121 17 067

No Urut : 03
NIKOL SEJAJAR
No.Peraga : AFD 21/ADN/BP
WarnaAbsorbsi : Coklat Kekuningan
Bentuk : Euhedral-Subhedral
Belahan : Satu Arah
Pecahan : Tidak Ada
Pleokroisme : Monokroik
Relief : Tinggi
Intensitas : Rendah
1
Ukuran Mineral : 𝐵𝑆 = = 0.01 𝑚𝑚 NIKOL SILANG
(10x10)

Dmp = 0.01 x 14 = 0.14 mm


Warna interferensi : Jingga
Bias Rangkap : 0.035 (Orde 4)
Sudut Gelapan : 500
Jenis Gelapan : Miring
Kembaran : Tidak Ada
Nama Mineral : Muscovite (KAl2(AlSi3O10)(F,OH)2)
Keterangan :

Nomor urut merupakan urutan dalam dalam pengamatan suatu sampel


peraktikum, Nomor peraga merupakan nomor sampel yang diamati, Warna
absorbsi merupakan warna mineral yang diamati pada pengamatan nikol sejajar
dimana warna tersebut merupakan hasil absorbsi mineral pada sampel
pengamatan dari warna lampu, Bentuk dari suatu mineral dapat ditentukan
berdasarkan batas-batas mineral tersebut, dimana hal tersebut dapat
dipengaruhioleh proses kristalisasi dari mineral tersebut ataupun karena struktur
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara : 4 Pengenalan Mineral pada Nama : Muh Fauzan


Batuan Sedimen
Hari/tgl: Kamis, 10 Oktober 2019 Nim : F 121 17 067

internal dari atom-atom penyusunnya. Bentuk mineral ini dapat dibedakan


menjadi 3 jenis yaitu: Euhedral adalah Suatu mineral dikatakan memiliki bentuk
euhedral jika mineral tersebut dibatasi oleh bidang muka kristalnya sendiri,
biasanya merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada awal pembekuan
magma. Subhedral, Suatu mineral dikatakan memiliki bentuk subhedral jika
mineral tersebut dibatasi oleh bidang muka kristalnya sendiri dan bidang muka
kristal mineral lain. Anhedral, Suatu mineral dikatakan memiliki bentuk anhedral
jika seluruh tepi mineral dibatasi oleh bidang muka kristal mineral lain, biasanya
merupakan mineral yang terbentuk pada tahap akhir pembekuan magma. Belahan
merupakan kecenderungan suatu mineral untuk pecah di sepanjang bidang yang
rata, planar, dan biasanya bidang tersebut bersifat memantulkan cahaya (Hefferan
dan O’Brien, 2010:119). Pecahan adalah kemampuan mineral untuk pecah
melalui bidang yang tidak rata dan tidak teratur. Pada dasarnya, identifikasi
pecahan dan belahan tidak jauh berbeda yaitu dari adanya retakan-retakan, namun
jika pada belahan retakan tersebut lebih sistematis, pada pecahan retakan tersebut
lebih tidak beraturan dan terkesan berantakan. pleokroisme dapat diartikan
sebagai perubahan warna mineral ketika stage atau meja mikroskop diputar.
Perubahan warna ini dihasilkan perbedaan tingkat penyerapan cahaya dari tiap
sumbu kristal, sehingga biasanya yang menghasilkan pleokroisme adalah mineral-
mineral anisotropik. Secara umum, Pleokroisme dapat dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu : Monokroik : jika mineral hanya memiliki 1 pleokroisme. Dikroik : jika
mineral memiliki 2 pleokroisme. Trikroik : jika mineral memiliki 3 pleokroisme.
Relief merupakan sifat optis mineral yang dihasilkan akibat perbedaan indeks bias
dari mineral dan indeks bias dari bahan perekat preparat (balsam Kanada). Relief
dapat diamati dari ketebalan atau tingkat kejelasan dari batas-batas mineral
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara : 4 Pengenalan Mineral pada Nama : Muh Fauzan


Batuan Sedimen
Hari/tgl: Kamis, 10 Oktober 2019 Nim : F 121 17 067

tersebut. Intensitas Merupakan kemampuan suatu mineral dengan media yang


terdapat disekitarnya. Ukuran mineral dibawah kenampakanmikroskop dapat
dihitung dari perkalian perbesaran lensa okuler dan lensa obyektif. Warna
interferensi merupakan sifat optik mineral berupa kenampakan warna yang
dihasilkan oleh sifat dwibias mineral pada posisi polarisator dan analisator yang
terpasang. Warna interferensi dapat ditentukan dengan memutar meja objek
hingga pada kenampakan memperoleh terang maksimal yang menandakan bahwa
sumbu sinar memiliki sudut tegak lurus terhadap sumbu kristal. Bias rangkap
yaitu cahaya yang masuk dalam media optis anisotrop akan dibiaskan menjadi 2
sinar, sinar yang bergetar dalam dua bidang yang saling tegak lurus. Harga bias
rangkap merupakan selisih maksimum kedua indeks bias sinar yang bergetar
melewati suatu mineral. Selisih maksimum sinar yang bergetar adalah sinar yang
mempunyai indeks bias maksimum dan indeks bias minimum. Sudut Gelapan
adalah sifat optis mineral yang terjadi karena tidak ada cahaya yg diteruskan oleh
analisator hingga mata pengamat. Pada zat anisotropik terjadi gelapan jika sumbu
sinar atau arah getar sinar berhimpit dengan arah getar polarisator/analisator. Jenis
gelapan, gelapan dibagi menjadi 3 yaitu : Gelapan sejajar (parallel), memiliki sudt
gelapan 0 – 90O, Gelapan Miring (inclined), memiliki sudut gelapan 1 – 44O,
Gelapan Simetri (Symmetrical), memiliki sudut gelapan 45O. Jenis Gelapan
merupakan nilai yang didapat berdasarkan klasifikasi jenis gelapan yang berdasar
pada sudut gelapan. Kembaran adalah sifat simetri intergrowth mineral yang
terbentuk selama pertumbuhan kristal yang kondisi tekanan dan temperaturnya
tinggi, dua atau lebih kristal intergrowth dapat terbentuk secara simetri. Simetri
intergrowth inilah yang dikenal sebagai kembaran. Nama mineral merupakan
nama pada mineral yang diamati kemudian ditentukan berdasarkan hasil deskripsi
pengamatan mineral.
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara : 4 Pengenalan Mineral pada Nama : Muh Fauzan


Batuan Sedimen
Hari/tgl: Kamis, 10 Oktober 2019 Nim : F 121 17 067

Kegiatan praktikum mineral optik dan petrografi yang dilakukan


dilaboratorium dengan Nomor peraga AFD 21/ADN/BP. Pada pengamatan nikol
sejajar didapatkan warna absorbsi yaitu coklat kekuningan, Bentuk mineralnya
euhedral-subhedral, Belahan satu arah, pecahan tidak ada, pleokroisme
monokroik, mempunyai relief tinggi, memiliki intensitas rendah, ukuran
mineralnya 0.14 mm. Dan pada pengamatan nikol silang didapatkan warna
interferensi jingga, memiliki Bias rangkap 0.035 (Orde 4), memiliki sudut gelapan
50o, jenis gelapan miring, Tidak memiliki kembaran. Kemudian, berdasarkan ciri-
ciri diatas dapat disimpulkan bahwa mineral tersebut adalah Muscovite
(KAl2(AlSi3O10)(F,OH)2). Muskovit adalah mika yang paling umum, yang
ditemukan di granit, pegmatit, gneis, dan sekis, dan sebagai
batuan metamorfisme kontak atau sebagai mineral sekunder yang dihasilkan dari
alterasi topaz, feldspar, kyanit, dll. Pada pegmatit, muskovit sering ditemukan di
lembaran besar yang bernilai komersial. Muskovit adalah dibutuhkan untuk
pembuatan Anti api dan material insulator dan sampai batas tertentu juga
digunakan sebagai pelumas. Nama muskovit berasal dari Muscovy-glass, nama
yang diberikan untuk mineral di Elizabethan england karena penggunaannya
dalam abad pertengahan Rusia sebagai alternatif yang lebih murah untuk kaca di
jendela. Penggunaan ini menjadi dikenal secara luas di Inggris selama abad
keenam belas dengan pertama kali di disebut di surat oleh George Turberville,
sekretaris duta Inggris untuk tsar Rusia Ivan the Terrible, pada 1568

PRAKTIKAN ASISTEN

( Muh Fauzan) ( Riska Puspita,ST.,M.Eng )


PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara : 4 Pengenalan Mineral pada Nama : Muh Fauzan


Batuan Sedimen
Hari/tgl: Kamis, 10 Oktober 2019 Nim : F 121 17 067

REFERENSI

Kerr P. F., 1977. Optical Mineralogy, McGraw Hill Book Company Inc. Mew
York, Toronto, London.

Mac Kenzei W.S., Donaldson C.H. and Guilford C., 1982, “Atlas of Igneous
Rocks and Their Textures”, Longman group Ltd., usa, 147 pp.

Mackenzie W. S. and C. Guilford , 1980. Atlas of Rock-Forming Minerals in


Thin Section, Halsted Press, London

Nesse William D.,1991. Introduction to Optical Mineralogy, Oxford University


Press, Second Edition, New York Oxford

Kaharuddin, M. (1998). Penuntun Petrologi. Fakultas Teknik Jurusan Teknik


Geologi UNHAS, Makassar, Indonesia.

Yudit B, M., Hadi Sutomo, & Soekardi M. (1982). Mineral Optik. Yogyakarta:
Fakultas Teknik UGM.

Anda mungkin juga menyukai