Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Petrografi merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari cara deskripsi


batuan berdasarkan tekstur, struktur dan mineralogi secara mikroskopis. Petrografi
sangat berhubungan dengan disiplin ilmu geologi yang lain seperti ilmu petrologi,
kristalografi dan mineralogi. Dimana dalam petrografi dipelajari penamaan batuan
berdasarkan sifat optik dari mineral penyusunnya.

Analisis sayatan tipis batuan dilakukan karena sifat fisik batuan seperti
tekstur, struktur, komposisi mineral maupun mineraloginya secara khusus dan
perilaku mineral – mineral penyusun batuan tersebut tidak dapat dideskripsikan
secara megaskropis di lapangan.Jadi, mineralogi optic adalah suatu metode yang
sangat mendasar dengan fungsi untuk mendukung analisa data geologi.
Terkait dengan peranan mikroskop polarisasi dalam identifikasi sifat
optik suatu mineral maka dianggap perlu untuk mampu menggunakan mikroskop
tersebut. Dalam penggunaan mikroskop terdapat pengamatan Nikol Silang dan Nikol
Sejajar. Oleh karena itu diadakanlah praktikum untuk pengamatan pada Nikol
Sejajar dan Nikol Silang dalam acara Pengamatan Nikol Silang dan Nikol Sejajar.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud diadakannya praktikum acara Pengamatan Nikol Silang dan Nikol

Sejajar ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui tentang pengamatan mineral pada

nikol silang dan nikol sejajar.


PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

Adapun tujuan dari Pengenalan Mikroskop Polarisasi ini yaitu:

1. Mengetahui cara mengidentifikasi mineral pada nikol silang.


2. Mengetahui cara mengidentifikasi mineral pada nikol sejajar.
3. Mengetahui mineral yang diamati pada nikol silang dan nikol sejajar.

1.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengenalan mikroskop


polarisasi adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Alat dan bahan yang digunakan beserta fungsinya

No. Nama Alat dan Bahan Fungsi


1. Mikroskop Polarisasi Sebagai objek yang diamati dan sebagai alat
yang digunakan untuk mengamati sampel
batuan atau mineral yang telah disayat
2. Alat tulis menulis Untuk menulis hasil pengamatan
3. Sayatan Mineral Sebagai objek yang diamati
4. Lembar kerja praktikum Untuk menulis data pengamatan
5. Pensil warna Untuk mewarnai hasil pengamatan
6. Kamera Untuk mengambil gambar yang diamati
7. Tabel Michel – Levy Untuk menentukan Birefringence pada
pengamatan mineral nikol silang
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

1.4 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada pratikum pengenalan mikroskop yaitu


sebagai berikut:

1. Meletakkan preparat di meja objek, kemudian jepit dengan penjepit preparat.


2. Menyentringkan / memusatkan mineral.
3. Menentukan Perbesaran Lensa Objektif, Okuler, perbesaran total,
bilangan skala dan kedudukan mineral.
4. Mengukur ukuran mineral.
5. Melakukan pendeskripsian pada nikol silang, berupa warna interferensi,
birefringence (bias rangkap), orientasi optik, sudut gelapan, jenis gelapan
dan kembaran; kemudian mengambil gambar mineral pada posisi nikol
silang menggunakan kamera.
6. Melakukan pendeskripsian pada nikol sejajar, berupa warna mineral,
pleokrisme, bentuk mineral, intensitas, indeks bias, belahan, pecahan,
relief, inklusi dan ukuran mineral. Kemudian mengambil gambar mineral
pada posisi nikol sejajar menggunakan kamera.
7. Menentukan nama mineral berdasarkan hasil pendeskripsian pada nikol
silang dan nikol sejajar.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengamatan Nikol Silang

Pengamatan ortoskopik nikol bersilang (crossed polarized light) dimaksudkan


bahwa dalam pengamatannya digunakan analisator bersilangan dengan polarisator
(sinar diserap dalam dua arah yang saling tegak lurus). Sifat yang dapat diamati
adalah sifat optik yang berhubungan dengan kedudukan dan jumlah sumbu optik.
Sifat optik yang diamati antara lain warna interferensi, gelapan dan kedudukan
gelapan serta kembaran.

2.1.1 Warna Interferensi

Warna interferensi adalah warna yang hasilnya dari cahaya yang diteruskan
melalui analisator kepada mata pengamat. Warna interferensi terjadi pada mineral
anisotrop karena adanya selisih harga indeks bias sinar ordiner dan sinar
ekstraordiner. Rangkaian warna interferensi terbagi menjadi beberapa orde, mulai
dari orde pertama hingga orde keempat. Makin tinggi ordenya maka akan menjadi
cerah (terang) warnanya, misalnya kuning, orde II lebih terang dibandingkan kuning
orde I. Mineral yang disayat tegak lurus pada salah satu sumbu optic tidak akan
menunjukkan adanya warna interferensi dan sayatan ini akan tetap padam bila meja
obyeknya diputar.

2.1.2 Birefringence (Bias Rangkap)

Cahaya yang masuk dalam media anisotrop akan dibiaskan menjadi 2 (dua)
sinar, yang bergetar dalam 2 (dua) bidang yang saling tegak lurus. Harga bias
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

rangkap merupakan selisih maksimum kedua indeks bias sinar yang bergetar dalam
suatu mineral.
Pada mineral yang mempunyai system kristal tetragonal, hexagonal dan
trigonal, selisih indeks bias maksimum terdapat pada sayatan yang sejajar sumbu
kristalografi, karena pada sayatan ini sinar yang bergetar adalah sinar biasa (ordiner)
dan sinar luarbiasa (extraordiner) yang sesungguhnya. Sedangkan pada mineral yang
mempunyai system kristal ortorombik, triklin, dan monoklin, harga selisih indeks
bias maksimum terdapat pada sayatan yang dipotong sejajar bidang sumbu optic,
karena pada sayatan ini sinar yang bergetar adalah sinar X (cepat) dan sinar Z
(lambat).
Sebagian contoh sayatan yang digunakan adalah mineral pada sayatan tipis
batuan, maka tidak semua mineral terpotong sejajar sumbu c maupun terpotong
sejajar sumbu optic. Oleh sebab itu, dalam pengamatan ini tidak semua mineral dapat
ditentukan bias rangkapnya, tetapi bisa ditentukan selisih indeks bias sinar yang
sedang bergetar. Hasinya dapat berupa selisih maksimum ataupun tidak
maksimum.Jika reliefnya rendah (tidak berwarna) maka memiliki sifat Birefringence
tinggi.Berikut Tabel Birefringence Michel Levy
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

2.1.3 Orientasi Optik

Orientasi optik merupakan hubungan antara sumbu panjang kristalografi


mineral dengan sumbu indikatriknya (arah getaran sinar). Pada umumnya sumbu
terpanjang kristalografi adalah sumbu c kristalografi.Tetapi pada kelompok
filosilikat, umumnya sumbu c kristalografi merupakan sumbu terpendek, sedangkan
yang terpanjang adalah sumbu a kristalografi.Untuk mempermudah pemahaman
dalam pembahasan selanjutnya, kita mengasumsikan bahwa sumbu terpanjang
kristalografi adalah sumbu c, kecuali untuk mineral-mineral filosilikat.
Orientasi optic length-slow, terjadi apabila sumbu panjang (sumbu c) mineral
sejajar atau hampir sejajar sumbu indikatrik sinar lambat (Z)
Orientasi optic length-fast, terjadi apabila sumbu panjang (sumbu c) mineral
sejajar atau hampir sejajar sumbu indikatrik sinar cepat (X).
Pada beberapa mineral, kedudukan sumbu panjang kristalografinya berimpit
dengan sumbu indikatrik sinar Y (sinar intermedit), contohnya adalah olivine.Oleh
sebab itu orientasi mineral olivine sangat tergantung pada arah sayatannya.Pada
sayatan yang tegak lurus sumbu indikatrik sinar X, sinar yang bergetar pada mineral
adalah sinar Y dan sinar Z, sehingga sinar Y berperan sebagai sinar cepat.Orientasi
mineral olivine yang disayat demikian mempunyai orientasi optic length-fast karena
sumbu c berimpit dengan sumbu indikatrik sinar cepat. Sebaliknya jika disayat tegak
lurus sinar Z, sinar yang bergetar adalah sinar X dan sinar Y. Sinar Y berperan
sebagai sinar lambat, sehingga orientasi optic mineral olivine pada sayatan tersebut
adalah length – slow
Sumbu indikatrik mineral merupakan sumbu imajiner.Untuk menentukan
kedudukannya dipakai korhparator/kompensator keping gypsurh aitau keping mika
yang sudah dit&Hiukan kedudukan sumbu indikatrikriya, yaitu sinar cepat (X)
berkedudukan NW -SE dan sinar lambat (Z) berkedudukan NE-SW.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

Addisi adalah gejala yang terjadi apabila sumbu indikatrik sinar Z mineral
sejajar dengan sumbu indikatrik sinar Z komperator.Gejala ini terlihat dengan adanya
penambahan warna interferensi, yang disdbabkan bertambahnya retardasi.
Substraksi adalah gejala yang terjadi apabila sumbu indikatrik sinar Z mineral
tegak lurus dengan sumbu indikatrik sinar Z komparator.Gejala ini terlihat dengan
adanya pengurangan warna interferensi karena berkurangnya retardasi.

2.1.4 Sudut Gelapan dan Jenis Gelapan

Gelapan atau pemadaman adalah keadaan mineral pada kedudukan warna


interferrensi minimum, terjadi apabila sumbu indikatriks (arah getar sinar) mineral
sejajar dengan arah getar analisator atau polarisator. Pada pengamatan mineral
anistrop, apabila meja objek diputar 360º maka akan terjadi gelapan sebanyak 4
(empat) kali
Sudut pemadaman adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu panjang
kristalografi (sb-c) dengan sumbu indikatrik mineral, baik sinar cepat maupun sinar
lambat (c ^ X atau c ^ Z).
Terdapat beberapa jenis gelapan yang merupakan ciri optic yang khusus dari
bebrbagai jenis mineral:
 Gelapan Sejajar (pararel), terjadi bila pemadaman berada pada posisi dimana
sumbu panjang ataupun belahan mineralnya sejajar sumbu-c dan sejajar pula
dengan benang silang (c ^ X,Z = 0º atau c ^ X,Z = 90º). Gelapan ini
umumnya terjadi pada sistem Kristal tetragonal, heksagonal, trigonal, dan
ortorombik.
 Gelapan Simetri, terjadi bila pemadaman pada posisi simetris (c^ X,Z = 45º).
Umumnya pada sayatan mineral sistem orthorombik, monokli, misalanya
pada jenis mineral piroksin dan amphibol
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

 Gelapan Miring, gelapan jenis ini merupakan pemadaman yang terjadi pada
posisi dimana sumbu panjang Kristal (belahan yang sejajar sumbu-c)
membentuk sudut dengan arah getar analisator dan polarisator (c ^ X,Z = 1º-
44º).
 Gelapan Bergelombang, gelapan jenis ini terjadi karena keseluruhan mineral
telah mengalami tekanan namun belum sampai rekristalisasi secara sempurna
umumnya pada kuarsa.
 Gelapan Bintik, kenampakan jenis gelapan iniadalah pada posisi gelap
maksimum tidak seluruh Kristal menjadi gelap, dimana sebagian terdapat
bintik-bintik terang. Hal ini terjadi karena mineral silica yang berlapis-lapis
sehingga mengakibatkan terjadinya distorsi atau perubahan orientasi Kristal.

2.1.5 Kembaran

Pada kenampakan mikroskopis, kembara.a.nampak sebagai lembar-lembar


yang memperlihatkan warna interferensi dan pemadaman yang berbeda.
Kenampakan tersebut dapat disebabkan karena terjadi gangguan pada waktu proses
kristalisasi yang menyebabkan kembaran tumbuh. Dapat juga terjadi karena adanya
proses deformasi pada waktu kristal tersebut sudah terbentuk (kembaran deformasi)
Secara diskriptif keduanya dapat dibedakan dengan melihat bentuk dari
masing-masing lembar kembarannya.Pada kembaran tumbuh, lembar-lembar
kembarannya tertentu dan bidang batasnya lurus.Sedang pada kembaran deformasi,
lembar kembarannya berubah dan batasnya sering melengkung.
Kembaran tumbuh dapat terbentuk karena bagian-bagian suatu kristal
mengalami rotasi secara mekanis antara satu dengan yang lainnya. Dapat pula
terbentuk karena pertumbuhan dua kristal atau lebih yang saling mengikat.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

Ada beberapa macam kembaran dengan dasar klasifikasi yang bermacam-


maeam pula.Dalam praktikum ini, kita klasifikasikan secara diskriptif dengan
fnelihat bentuk pola kembarannya saja. Bentuk-bentuk kembaran tersebut antara lain
albit, Carlsbad, polisintetik, periklin dan Carlsbad–albit.

2.2 Pengamatan Nikol Sejajar

Hal-hal yang perlu dideskripsi untuk mengidentifikasi mineral pada


pengamatan nikol sejajar antara lain, ketembusan cahaya,ukuran mineral, bentuk,
belahan pecahan, relief, warna, pleokroisme, inklusi, indeks bias, serta sketsa mineral
yang diteliti. Dengan mengidentifikasi hal-hal tersebut, kita akan dapat mengetahui
nama mineral.

2.2.1 Warna Absorsi

Warna merupakan pencerminan dari kenampakkan daya serap atau


absorpsi panjang gelombang dari cahaya yang masuk pada mineral
anisotropik. Pengamatan warna mineral secara megaskopis dengan contoh setangan
sangat berbeda dengan pengamatan warna secara mikroskopis. Hanya saja suatu
pendekatan teoritis bahwa pada umumnya mineral yang berwarna pucat sampai
putih dalam contoh setangan cenderung akan nampak tidak berwarna atau transparan
di dalam sayatan tipis, sebaliknya mineral – mineral yang berwarna gelap atau
hitam secara megaskopis akan nampak berbagai variasi warna dalam sayatan tipis.
Sedangkan mineral yang kedap cahaya atau mineral yang tidak tembus cahaya,
akan berwarna gelap atau hitam.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

2.2.2 Pleokrisme
Pleokrisme adalah sifatpenyusupanmineral anisotropikdalammenyerap
sinar. Ditunjukkan oleh beberapa kali perubahan warna kristal setelah diputar
hingga 360o, pada posisi nikol sejajar.

2.2.3 Bentuk Mineral

Bentuk mineral ditentukan dengan orientasi tepiannya. Bentuk mineral


yang tidak beraturan pada seluruh sisinya disebut Anhedral . Jika sebagian sisi
mineral yang tidak beraturan disebut subhedral. Jika seluruh sisi mineral
beraturan disebut euhedral.

2.2.4 Belahan

Belahan adalah sifat atau kecenderungan dari suatu kristal untuk terbelah
sejajar dengan salah satu atau lebih arah di dalam kristal. Pembelahan pada kristal
akan menghasilkan kristal-kristal yang lebih kecil dan masing-masing kristal dibatasi
oleh bidang yang halus dan rata. Belahan adalah sifat mineral yang khas sehingga
merupakan salah satu cara untuk membedakan mineral satu dengan mineral lain. Ada
beberapa jenis belahan menurut jumlah arahnya antara lain belahan satu arah, dua
arah, tiga arah, empat arah, lima arah, dan enam arah. Berdasarkan pada jarak antara
bidang belahan yang berdampingan dan sifat belahan yang menerus atau tidak maka
dibedakan menjadi tiga yaitu, belahan sempurna (perfect cleavage), belahan baik
(good cleavage), dan belahan jelek (poor cleavage).

2.2.5 Pecahan

Pecahan adalah kecenderungan dari suatu mineral untuk pecah dengan cara
tertentu yang tidak dikontrol secara kuat oleh struktur atom. Pada pengamatan
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

mineral kali ini, cukup untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya pecahan pada
peraga mineral.

2.2.6 Indeks Bias

Indeks bias mineral dapat diartikan sebagai salah satu nilai (konstanta) yang
menunjukkan perbandingan sinus sudut datang (i) dengan sinus sudut bias atau
refraksi (r). Berdasarkan pengertian tersebut, maka indeks bias (n) juga merupakan
fungsi dari perjalanan sinar di dalam medium yang berbeda.

2.2.7 Relief dan intensitas

Relief suatu mineral dapat diartikan sebagai kenampakkan yang timbul akibat
adanya perbedaan indeks bias mineral dengan media yang ada di sekitarnya. Relief
selalu berbanding lurus dengan intensitas.

2.2.8 Inklusi

Inklusi adalah material berupa kotoran yang masuk saat proses kristalisasi
pada kristal. Material asing ini akan terperangkap di dalam kristal dan seterusnya
menjadi bagian dari kristal tersebut. Inklusi dapat dibedakan pada saat pengamatan
karena biasanya memiliki warna yang berbeda dibanding kristal yang
mengelilinginya.

2.2.9 Ukuran Mineral

Ukuran mineral diukur dengan melihat perbandingan ukuran pada benang


silang.Pada benang silang umumnya terdapat ukuran panjang dalam bentuk
milimeter.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Pengamatan Nikol Silang

Nomor Urut :1
Nomor Peraga :1
Pembesaran Objektif : 10x
Pembesaran Okuler : 4x
Pembesaran Total : 40x
Bilangan Skala : 0,025 mm
Kedudukan Mineral : (19,28)

Warna Interferensi : Kuning Kecoklatan olivin


Birefringence : 0,023 Orde 2
Orientasi Optik : Length Fast (Substraksi)
Sudut Pemadaman : T.max – G.max
2400 - 2080 = 320
Jenis Pemadaman : Gelapan Miring
Kembaran : Tidak ada

Nama Mineral : Olivin Sketsa


PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

Nomor Urut :2
Nomor Peraga :2
Pembesaran Objektif : 10x
Pembesaran Okuler : 4x
Pembesaran Total : 40x
Bilangan Skala : 0,025 mm
Kedudukan Mineral : (22,28)

Warna Interferensi : Abu – abu Kehitaman


Birefringence : 0,001 Orde 1
Orientasi Optik : Length Fast (Substraksi)
Sudut Pemadaman : T.max – G.max
2840 - 2150 = 690
Jenis Pemadaman : Gelapan Miring
Kembaran : Albit

Nama Mineral : Plagioklas

Plagioklas Sketsa
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

3.1.1 Pengamatan Nikol Sejajar

Nomor Urut :1
Nomor Peraga :1
Pembesaran Objektif : 10x
Pembesaran Okuler : 4x
Pembesaran Total : 40x
Bilangan Skala : 0,025 mm
Kedudukan Mineral : (19,28)

Warna Absorsi : Putih


Pleokrisme : Monokroik
Intensitas : Tinggi
Bentuk : Euhedral olvin
Indeks Bias : nmin > ncb
Belahan : Satu Arah
Relief : Tinggi
Pecahan : Tidak Ada
Inklusi :-
 Inklusi :-
 Bentuk :-
 Ukuran :-
Ukuran Mineral : 48 mm – 20 mm
= 28 × 0,025
= 0,8 mm Sketsa
Nama Mineral : Olivin
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

Nomor Urut :2
Nomor Peraga :2
Pembesaran Objektif : 10x
Pembesaran Okuler : 4x
Pembesaran Total : 40x
Bilangan Skala : 0,025 mm
Kedudukan Mineral : (22,28)

Warna Absorsi : Putih Kekuningan


Pleokrisme : Monokroik
Intensitas : Sedang plagioklas
Bentuk : Anhedral
Indeks Bias : nmin > ncb
Belahan : Satu Arah
Relief : Sedang
Pecahan : Tidak Ada
Inklusi :-
 Inklusi :-
 Bentuk :-
 Ukuran :-
Ukuran Mineral : 65 mm – 0 mm
= 65 × 0,025 Sketsa
= 1,625 mm

Nama Mineral : Plagioklas


PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

3.2 Pembahasan

3.2.1 Pengamatan Nikol Silang

Pengamatan nikol silang dilakukan pada pembesaran okuler 10X,


pembesaran objektif 4X, sehingga pembesaran totalnya 40X dengan bilangan skala
0,025 diperoleh dari hasil pembagian perpembesaran total dan kedudukan mineral
(19,28).
Pengamatan pertama dilakukan pada mineral yang memiliki Warna
Interferensi Kuning Kecoklatan. Birefringence atau bias rangkap mineral ini dilihat
berdasarkan warna interferensi diperoleh nilai bias rangkap 0,023 Orde 2 dilihat pada
Tabel Michel – Levy. Orientasi Optik mineralnya adalah Length Fast karena sumbu
panjang yaitu sumbu c mineral sejajar atau hampir sejajar sumbu indikatrik sinar
cepat yang bersifat Substraksi, dimana terjadinya pengurangan warna interferensi
disebabkan oleh berkurangnya retardasi. Sudut pemadaman yang dimiliki oleh
mineral tersebut adalah 320diperoleh dari pengurangan antara terang maksimum dan
gelap maksimum mineral tersebut, sehingga Jenis Pemadamannya adalah Gelapan
Miring karena pemadaman yang terjadi pada posisi dimana sumbu c membentuk
sudut dengan arah getar analisator dan polarisator c^X,Z = 10 – 440. Mineral yang
diamati tidak memiliki kembaran. Pemerian Mineral ini adalah Olivin yang memiliki
komposisi kimiannya (Mg,Fe)2SiO4.
Pengamatan nikol silang dilakukan pada pembesaran okuler 10X,
pembesaran objektif 4X, sehingga pembesaran totalnya 40X dengan bilangan skala
0,025 diperoleh dari hasil pembagian perpembesaran total dan kedudukan mineral
(22,28).
Pengamatan pertama dilakukan pada mineral yang memiliki Warna
Interferensi Kuning Kecoklatan. Birefringence atau bias rangkap mineral ini dilihat
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

berdasarkan warna interferensi diperoleh nilai bias rangkap 0,001 Orde 1 dilihat pada
Tabel Michel – Levy. Orientasi Optik mineralnya adalah Length Fast karena sumbu
panjang yaitu sumbu c mineral sejajar atau hampir sejajar sumbu indikatrik sinar
cepat yang bersifat Substraksi, dimana terjadinya pengurangan warna interferensi
disebabkan oleh berkurangnya retardasi. Sudut pemadaman yang dimiliki oleh
mineral tersebut adalah 690diperoleh dari pengurangan antara terang maksimum dan
gelap maksimum mineral tersebut, sehingga Jenis Pemadamannya adalah Gelapan
Miring karena pemadaman yang terjadi pada posisi dimana sumbu c membentuk
sudut dengan arah getar analisator dan polarisator c^X,Z = 10 – 440. Mineral yang
diamati memiliki kembaran berupa Albit. Pemerian Mineral ini adalah Plagioklas
yang memiliki komposisi kimiannya (Ca,Na)AlSi3O8.

3.2.2 Pengamatan Nikol Sejajar

Pengamatan nikol sejajar dilakukan pada pembesaran okuler 10X,


pembesaran objektif 4X, sehingga pembesaran totalnya 40X dengan bilangan skala
0,025 diperoleh dari hasil pembagian perpembesaran total dan kedudukan mineral
(19,28).
Pengamatan pertama dilakukan pada mineral yang memiliki Warna Absorsi
Maksimum mineral ini yaitu terang minimum dengan kedudukan sejajar analisator
berwarna kuning kecoklatan. Pleokrisme atau perubahan warna mineral pada
ortoskop nikol silang bila meja objek diputar yaitu monokroik dimana pada mineral
ini terjadi 1 kali perubahan warna, intensitas atau keterangan cahaya mineral dengan
mineral lainnya adalah tinggi, bentuk dari mineral ini yaitu euhedral yang mineralnya
dibatasi bidang Kristal sendiri, Indeks bias dari perjalanan sinar di dalam medium
yang searah yaitu nmin> nbc berdasarkan metode illuminasi miring. Belahan atau
kecenderungan dari suatu Kristal untuk terbelah sejajar pada mineral ini yaitu 1
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

arah.Belahan yang telihat pada tubuh mineral memiliki belahan satu arah.Relief atau
kenampakan yang timbul akibat adanya perbedaan indeks bias mineral dengan media
di sekitarnya yaitu tinggi, sedangkan pecahan pada tubuh mineralnya tidak ada. Pada
mineral ini tidak terdapatnya mineral inklusi, inklusi merupakan mineral asing yang
terkungkung pada saat pembentukan mineral ini.Ukuran mineralnya adalah 0,8 mm
dilihat dari benang silang. Pemerian Mineral ini adalah Olivin yang memiliki sistem
komposisi kimiannya (Mg,Fe)2SiO4.
Pengamatan nikol sejajar dilakukan pada pembesaran okuler 10X,
pembesaran objektif 4X, sehingga pembesaran totalnya 40X dengan bilangan skala
0,025 diperoleh dari hasil pembagian perpembesaran total dan kedudukan mineral
(22,28).
Pengamatan kedua dilakukan pada mineral yang memiliki Warna Absorsi
Maksimum mineral ini yaitu terang minimum dengan kedudukan sejajar analisator
berwarna Putih Kekuningan. Pleokrisme atau perubahan warna mineral pada
ortoskop nikol silang bila meja objek diputar yaitu monokroik dimana pada mineral
ini terjadi 1 kali perubahan warna, intensitas atau keterangan cahaya mineral dengan
mineral lainnya adalah sedang, bentuk dari mineral ini yaitu anhedral yang
mineralnya dibatasi bidang Kristal sendiri, Indeks bias dari perjalanan sinar di dalam
medium yang searah yaitu nmin> nbcberdasarkan metode illuminasi miring. Belahan
atau kecenderungan dari suatu Kristal untuk terbelah sejajar pada mineral ini yaitu 1
arah.Belahan yang telihat pada tubuh mineral memiliki belahan satu arah.Relief atau
kenampakan yang timbul akibat adanya perbedaan indeks bias mineral dengan media
di sekitarnya yaitu sedang, sedangkan pecahan pada tubuh mineralnya tidak ada.
Pada mineral ini tidak terdapatnya mineral inklusi, inklusi merupakan mineral asing
yang terkungkung pada saat pembentukan mineral ini.Ukuran mineralnya adalah
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

1,625 mm dilihat dari benang silang. Pemerian Mineral ini adalah Plagioklas yang
memiliki komposisi kimiannya (Ca,Na)AlSi3O8.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum petrografi acara pengenalan


mikroskop polarisasi antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui cara mengidentifikasi mineral pada pengamatan nikol silang
yaitu mengetahui warna interferensi, birefringence (bias rangkap), orientasi
optik, sudut gelapan, jenis gelapan dan kembaran.
2. Mengetahui cara mengidentifikasi mineral pada pengamatan nikol sejajar
yaitu mengetahui warna absorsi, pleokrisme, intensitas, bentuk, indeks bias,
belahan, relief, pecahan, inklusi dan ukuran mineral.
3. Mengetahui mineral yang diamati, dimana pengamatan pertama diperoleh
mineral olivine(Mg,Fe)2SiO4 dan pengamatan kedua diperoleh mineral
plagioklas (Ca,Na)AlSi3O8 berdasarkan pengamatan nikol silang dan nikol
sejajar.

4.2 Saran

Saran yang dapat diajukan pada praktikum kali ini sebaiknya buat para
praktikan agar memanfaarkan waktu seefisien mungkin, sehingga tidak banyak
waktu yang di perlukan dan untuk para asisten agar tetap semangat membimbing
kami.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengamatan Nikol Silang dan Nama : Bustam


Nikol Sejajar
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Oktober 2016 NIM : F1G1 14 006

DAFTAR PUSTAKA

Muh.Chaerul. 2016. Mineral Oprtik dan Petrografi. Universitas Halu Oleo.Kendari.

Sutarto. 2005. Mineralogi Optik. Universitas Pembangunan Veteran Yogyakarta:


Yogyakarta.

Umar hamid dan Muhammad Akbar.1994. Pedoman Mineral Optik. Universitas

Hasanuddin. Ujung Pandang.

Anda mungkin juga menyukai