Anda di halaman 1dari 28

PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Petrografi merupakan disiplin ilmu di dalam pendeskripsian batuan
berdasarkan tekstur, mineralogi dan susunan kimia dengan bantuan mikroskop.
Dengan demikian petrologi merupakan ilmu batuan secara luas meliputi petrografi
dan petrogenesa. Batuan adalah bagian dari kerak bumi sebagai agregat mineralmineral yang membangun bumi. Pengetahuan tentang batuan sangat penting
dalam mempelajari cabang-cabang geologi yang lain. Kerak bumi bersifat dinamis
dan merupakan tempat berlangsungnya proses pembentukan batuan. Karena
sifatnya yang dinamis tersebutlah banyak proses-proses lain yang mempengaruhi
batuan tersebut sehingga suatu batuan dapat berubah menjadi batuan lain atau
merupakan suatu siklus yang berkesinambungan yang prosesnya masih
berlangsung hingga sampai saat ini. Dengan kemampuan mata manusia yang
terbatas maka untuk pengamatan mineral penyusun batuan lebih lanjut harus
menggunakan alat yaitu mikroskop.
Yang dimaksud di sini adalah mikroskop polarisasi yang berbeda dengan
mikroskop biasa, dimana mikroskop biasa hanya memperbesar benda yang
diamati. Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya yang dibelokkan atau terbias,
bukan cahaya terpantul. Selain itu, perbedaannya pada beberapa komponen
khusus yang hanya terdapat pada mikroskop ini, antara lain keping analisator,
polarisator, kompensator dan lensa amici bertrand. Jenis tipe dari mikroskop ini
cukup beragam, ada beberapa tipe yang biasa digunakan misalnya tipe Olympus,
Bausch & Lomb, dan Reichert.

PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

Dalam membentuk bayangan, mikroskop menggunakan dua macam lensa


yang berbeda fungsinya. Lensa yang paling sering berhubungan dengan
mikroskop adalah lensa okuler dan lensa obyektif. Lensa obyektif adalah lensa
cembung sedangakan lensa okuler terdiri dari lensa plankonveks yaitu lensa
kolektif dan lensa mata. Dari dua macam lensa ini sudah dirancang khusus dengan
perbesaran yang berbeda. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mulamula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas
lensa okuler. Bayangan nyata tadi diperbesar oleh okuler untuk menghasilkan
bayangan maya yang kita lihat. Dalam praktikum mineragrafi ini, jenis mikroskop
yang digunakan adalah mikroskop polarisasi Nikon. Mikroskop ini digunakan
untuk mengamati mineral untuk melihat kenampakannya secara mikroskopik.
Dalam hal ini pengamatan yang akan dilakukan adalah pengamataan mineral
bijih dan mineral tranparan menggunakan mikroskop polarisasi yang berbeda
dengan mikroskop biasa yang hanya memperbesar benda yang akan
diamati. Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya yang dibelokkan atau terbias,
bukan cahaya terpantul. Hal itu berhubungan dengan teknik pembacaan data yang
dilakukan melalui lensa yang mempolarisasi obyek pengamatan.
Komponen dari mikroskop ini, antara lain keping analisator, polarisator,
kompensator, dan lensa amici Bertrand. Selain itu memiliki meja objek dimana
objek yang akan diamati apabila tidak berada di bawah lensa objektif dapat
dipindahkaan menggunakan pengarah preparat yaitu pengarah sumbu absis
(sumbu x) dan pengarah sumbu ordinat (sumbu y). Yang digunakan untuk
menentukan tiap titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang
biasa

disebut koordinat x dan

koordinat

y dari

titik

tersebut.

Untuk

mendefinisikan koordinat diperlukan dua garis berarah yang tegak lurus satu

PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

sama lain (sumbu x dan sumbu y), dan panjang unit, yang dibuat tanda-tanda pada
kedua sumbu tersebut.

PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari praktikum petrografi adalah untuk mengetahui dan memahami
proses dan hasil dalam pengamatan diameter medan pandang dan pengamatan
analisator polarisator dari sebuah mineral dengan mengfungsikan komponenkomponen mikroskop polarisasi.
Tujuan dari praktikum petrografi yaitu sebagai berikut :
1. Untuk memahami bagian-bagian dan fungsi dari setiap komponen
mikroskop polarisasi.
2. Untuk menentukan diameter medan pandang dari mikroskop polarisasi.
3. Untuk menentukan mineral pada pengamatan polarisator dan analistor
dari mikroskop polarisasi.
1.3 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum petrografi dapat dilihat pada
tabel berikut :

PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

Tabel 1.3.1 Alat dan Bahan


No

Alat dan Bahan

Kegunaan

Kertas A4

Pensil 2B

pengamatan
Sebagai alat penulis

Mistar ukuran 30 cm

Sebagai alat pembuatan garis

Penghapus

Pensil Warna

Sebagai media penulisan lampiran

Sebagai alat pembersih tulisan dari


pensil
Sebagai pewarna dari sketsa gambar
mineral

Mikroskop Polarisasi

Kamera digital

maupun

mikroskop
Sebagai alat

sketsa

gambar

pengamatan

mineral

secara mikroskopis
Sebagai alat pengambilan gambar
sampel mineral untuk nikol sejajar dan

nikol silang
Sebagai bahan penentuan pengamatan

Sampel Mineral

Diameter
9

Medan

Pandang

dan

pengamatan Analisator Polarisator


Sebagai bahan tulis pengamatan

Lembar Kerja

PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016
1.4 Prosedur Kerja

Nim

: F1G1 14 070

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Pemusatan peraga terhadap medan pandang
2. Apabila peraga sudah jelas terlihat pada okuler kemudian meja obyek
diputar. Dipilih salah satu titik seperti suatu mineral atau ujung mineral
tertentu yang mengitari pusat medan pandang. Jika dalam keadaan ini
sudah dapat memutari dengan jarak yang sama
3. Membuat kedudukan analisator dan polarisator saling tegak lurus.
4. Bila kedudukan polarisator sudah betul, maka arah getaran analisator harus
diatur sedemikian rupa agar terletak persis tegak lurus terhadap arah getar
pada polarisator. Pada bagan ini dibuat kdudukan tanpa peraga pada
ortoskop nikol silang. Jika dalam lensa okuler gelap sama sekali tanpa ada
sedikitpun cahaya, maka dikatakan bahwa kedua lembaran tersebut bidang
getarnya sudah tegak lurus.
5. Membuat arah getar polarisator sejajar dengan salah satu benang silang.
6. Pertama-tama lensa okuler diputar sampai posisinya tepat betul, yaitu
kedudukan dimana kedua benang silang terletak UtaraSelatan dan Timur
Barat. Kemudian ambil sayatan mmineral Biotit yang disayat sejajar
dengan sumbu c, sehingga akan tampak belahan pada satu arah. Posisi
analisator tidak digunakan kemudian meja obyek diputar sampai pada
1800.

PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

: F1G1 14 070

2.1 Mikroskop Polarisasi


Polarisasi cahaya atau polarisasi optic adalah salah satu sifat cahaya yang
bergerak secara osillasi dan menuju arah tertentu. Karena cahaya termasuk
gelombang elektromagnetik, maka cahaya ini mempunyai medan listrik, E dan
juga merupakan medan magnet, H yang keduanya saling beroscilasi dan saling
tegak lurus satu sama lain, serta tegak lurus terhadap arah rambatan. Cahaya juga
dikategorikan sebagai gelombang transversal yang berarti bahwa cahaya
merambat tegak lurus terhadap arah osilasinya. Adapun syaratnya adalah bahwa
gelombang tersebut mempunyai arah osilasi tegak lurus terhadap bidang
rambatannya.Gelombang bunyi, berbeda dengan gelombang cahaya, tidak dapat
terpolarisasi sehingga dia bukan gelombang transversal. Suatu cahaya dikatakan
terpolarisasi apabila cahaya itu bergerak merambat ke arah tertentu. Arah
polarisasi gelombang ini dicirikan oleh arah vektor bidang medan listrik
gelombang tersebut serta arah vektor bidang medan magnetnya.
Beberapa macam

jenis polarisasi yaitu terdiri atas polarisasi linear,

polarisasi melingkar, polarisasi ellips. Gelombang dengan polarisasi melingkar


dan polarisasi ellips dapat diuraikan menjadi 2 gelombang dengan polarisasi tegak
lurus. Polarisasi linear terjadi ketika cahaya merambat hanya dengan satu arah
yang tegak lurus terhadap arah rambatan atau bidang medan listriknya. Mikroskop
cahaya menggunakan tiga jenis lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler,
dan kondensor. ( Wikipedia , 2013)
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

Mikroskop yang dipergunakan untuk pengamatan sayatan tipis dari batuan,


pada prinsipnya sama dengan mikroskop yang biasa dipergunakan dalam
pengamatan biologi. Keutamaan dari mikroskop ini adalah cahaya (sinar) yang
dipergunakan harus sinar terpolarisasi. Karena dengan sinar itu beberapa sifat dari

kristal akan nampak jelas sekali. Salah satu faktor yang paling penting adalah
warna dari setiap mineral, karena setiap mineral mempunyai warna yang khusus.
Untuk mencapai daya guna yang maksimal dari mikroskop polarisasi maka
perlu difahami benar bagian-bagiannya serta fungsinya di dalam penelitian. Setiap
bagian adalah sangat peka dan karenanya haruslah dijaga baik-baik. Kalau
mikroskop tidak dipergunakan sebaiknya ditutup dengan kerudung plastik.
Bagian-bagian optik haruslah selalu dilindungi dari debu, minyak dan kotoran
lainnya. Perlu kiranya diingat bahwa buttr debu yang betapapun kecilnya akan
dapat dibesarkan berlipat ganda sehingga akan mengganggu jalannya pengamatan.
Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat benda-benda
yang berukuran kecil atau mikro, sehingga apabila benda-benda mikro tersebut
dilihat menggunakan mikroskop akan terlihat besar. Dalam studi geologi,
digunakan alat yang bernama mikroskop polarisasi. Mikroskop polarisasi
adalah mikroskop yang digunakan dalam pembelajaran spesimen geologi,
khususnya pada pengamatan sayatan tipis dari batuan. Jenis mikroskop polarisasi
memiliki bentuk yang hampir sama dengan mikroskop pada umumnya, namun
fungsinya tidak hanya memperbesar benda-benda mikro dan menggunakan cahaya
biasa, pada mikroskop polarisasi cahaya yang digunakan adalah cahaya
terpolarisasi. Cahaya terpolarisasi terpusat pada satu arah, sedangkan cahaya biasa
bergerak dalam arah gerakan acak.
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

Dengan cahaya terpolarisasi ini kita dapat melihat ciri-ciri atau sifat-sifat dari
kristal dan mineral secara jelas, terutama dari segi warna, karena setiap mineral
memiliki warna tersendiri. Selain itu yang membedakan antara mikroskop
konvensional dengan mikroskop polarisasi adalah adanya beberapa komponen
tambahan pada mikroskop polarisasi, seperti keping analisator, kompensator,

polarisator, dan lensa Amici-Bertrand. Terdapat beberapa tipe mikroskop


polarisasi, seperti tipe Olympus, Reichert, dan Bausch & Lomb.

Gambar 2.1 Mikroskop Polarisasi Leitz

PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

Gambar 2.2 Mikroskop Polarisasi Reichert

Gambar 2.3 Mikroskop Polarisasi Olympus

PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016
-

Nim

: F1G1 14 070

Kaki Mikroskop
Kaki mikroskop berfungsi sebagai penyangga atau tumpuan mikroskop

berdiri. Umumnya berbentuk huruf U. Pada mikroskop polarisasi tipe Olympus,


kaki mikroskop digunakan sebagai tempat lampu halogen. Lampu halogen ini
berfungsi sebagai sumber cahaya. Pada tipe Bausch & Lomb, kaki mikroskop

digunakan untuk menempatkan cermin. Maanfaat dari kaki mikroskop lainnya


adalah untuk mencegah dan mengurangi panas dari lamu halogen yang digunakan
mikroskop dalam rentang waktu yang lama.
- Substage Unit
a. Polarisator atau Lower Nicol
Polarisator adalah bagian mikroskop yang terdiri dari suatu lembaran
polaroid yang berfungsi sebagai penyerap cahaya secara terpilih (selective
absorbtion) sehingga cahaya yang diteruskan akan bergetar dan merambat pada
satu arah rambatan atau getaran. Lembaran ini diletakkan sedemikian rupi hingga
arah getaran sinarnya sejajar dengan salah satu benang silang pada arah N-S atau
E-W
b. Diafragma Iris
Diafragma berfungsi sebagai pengatur jumlah cahaya yang diteruskan.
Caranya adalah dengan menambah besarnya aperture diafragma. Diafragman
terletak di atas polarisator. Kemampuan akomodasi mata pada tiap-tiap pengamat
sangatlah berbeda, sehingga cahaya yang diteruskan perlu diator agar sesuai
dengan kondisi mata pengamat. Fungsi lain dari diafragma iris adalah untuk
menetapkan luasnya daerah pada peraga yang ingin diberikan penerangan.
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

c. Meja Objek
Meja objek merupakan suatu penampang yang berlubang di bagian
tengahnya sebagai jalan masuknya cahaya. Pada meja objek terdapat pula
sepasang penjepit untuk menjepit kaca preparat. Meja objek ini dapat berputar
pada sumbu vertikal, dilengkapi dengan skala 0 hingga 360. Pada bagian tepi
meja objek terdapat tiga sekrup yang berfungsi sebagai pemusat putaran meja

pada sumbunya, atau dikenal dengan centering.


d. Kondensor
Kondensor merupakan sebuah lensa cembung yang berfungsi sebagai
pemusat cahaya yang datang dari cermin yang ada di bawahnya, dan merupakan
bagian substage unitpaling atas. Kondensor dalam mikroskop polarisasi
sangatlah bermanfaat untuk meneruskan cahaya sehingga pengamatan terhadap
mineral spesimen dapat dengan jelas terlihat.
-

Tubus Mikroskop
Tubus mikroskop merupakan bagian besar dari suatu mikroskop yang

terletak di atas meja objek. Tubus mikroskop berfungsi sebagai unit teropong.
Tubus mikroskop ini secara lebih detail terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

a. Lensa Objektif
Lensa objektif berfungsi sebagai penangkap dan pembesar bayangan
sayatan mineral dari meja objek. Lensa objektif terletak pada bagian paling bawah
tubus dan biasanya terdapat tiga buah lensa objektif dengan perbesaran yang
berbeda, mulai dari 4x, 10x dan 40x. Ada pula yang memiliki perbesaran hingga
100x.

Gambar 2.4 Lensa Objektif


b. Lubang Kompensator
Lubang kompensator berfungsi sebagai tempat untuk memasukkan
kompensator, berupa baji kuarsa atau gips yang menipis ke arah depan sehingga
pada saat dimasukkan lubang akan menghasilkan perubahan warna interferensi
pada mineral.
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

a. Analisator
Analisator ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan polarisator dan
terbuat dari bahan yang sama juga, namun arah getarannya bisa dibuat searah
getaran polarisator untuk nikol sejajar atau tegak lurus arah getaran polarisator
untuk nikol bersilang.
b. Lensa Amici-Bertrand

Lensa Amici-Bertrand berfungsi sebagai pengamatan konoskopik saja,


untuk memperbesar gambar interferensi yang terbentuk pada bidang fokus balik
(back focal plane) pada lensa objektif, dan memfokuskan pada lensa okuler.
c. Lensa Okuler
Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan objek. Dengan lensa
inilah bayangan akhir akan dihasilkan sehingga kita dapat mengamatinya secara
jelas. Pada lensa okuler biasanya terdapat benang silang yang berfungsi sebagai
penanda pusat objek pengamatan.

Gambar 2.5 Lensa Okuler

PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016
-

Nim

: F1G1 14 070

Lengan Mikroskop
Lengan mikroskop merupakan bagian yang berfungsi sebagai pegangan

pada saat kita ingin memindahkan mikroskop. Selain itu juga sebagai penghubung
antara bagian tubus dengan kaki mikroskop. Lengan mikroskop sangatlah
bermanfaat untuk menyuguhkan bentuk dari mikroskop agar tegak.
-

Cermin

Cermin pada mikroskop polarisator biasanya terdiri dari cermin datar dan
cermin cekung berfungsi sebagai penangkap dan penerus cahaya menuju sistem
optik dalam mikroskop. Cermin cekung berfungsi sebagai pemusat cahaya
dengan hasil yang tidak simetris (assymetrical cone of illumination), dan cermin
datar berfungsi sebagai pemantul cahaya yang sesuai cahaya yang diterima.
Dalam pemeliharaan mikroskop , beberapa tips yang dapat dilakukan yakni :
a. Mikroskop harus disimpan ditempat sejuk, kering, bebas debu, bebas dari
uap asam-basa. Tempat penyimpanan yang sesuai adalah kotak mikroskop
yang dilengkapi silica gel, yang bersifat higroskopis sehingga lingkungan
mikroskop tidak lembab. Selain itu dapat pula dalam almari yang diberi
lampu.
b. Bagian mikroskop non-optik dapat dibersihkan dengan kain flanel. Untuk
membersihkan debu yang terselip dapat dengan kuas kecil atau kuas lensa
kamera, serta alat semprot atau kuas lembut.
c. Bersihkan kotoran, berkas jari, minyak dan lain-lain pada lensa dengan
menggunakan kain lensa, tissue atau kain lembut yang dibasahi sedikit
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

d. alkohol-ether atau isopropil alkohol. Jangan sekali-kali membersihkan


lensa dengan saputangan atau kain
e. Bersihkan badan mikroskop dan lengan dengan kain lembut dengan sedikit
deterjen.
f. Sisa minyak imersi pada lensa objektif dapat dibersihkan dengan xilol
(xylene). Hati-hati xilol dapat merusak bahan plastik. (Koesmadji W. ,
2009 )
Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung
mikroskop sedangkan penggunaan lensa okuler terletak pada mikroskop bisa

berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah
mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa
atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan
tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan
untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain.
Mikroskop yang dipergunakan untuk pengamatan sayatan tipis dari batuan,
pada prinsipnya sama dengan mikroskop yang biasa dipergunakan dalam
pengamatan biologi. Keutamaan dari mikroskop ini adalah cahaya (sinar) yang
dipergunakan harus sinar terpolarisasi. Karena dengan sinar itu beberapa sifat dari
kristal akan nampak jelas sekali. Salah satu faktor yang paling penting adalah
warna dari setiap mineral, karena setiap mineral mempunyai warna yang khusus.
(Bean Judith , 1981 )
Untuk mencapai daya guna yang maksimal dari mikroskop polarisasi maka
perlu difahami benar bagian-bagiannya serta fungsinya di dalam penelitian. Setiap
bagian adalah sangat peka dan karenanya haruslah dijaga baik-baik. Kalau
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

mikroskop tidak dipergunakan sebaiknya ditutup dengan kerudung plastik.


Bagian-bagian optik haruslah selalu dilindungi dari debu, minyak dan kotoran
lainnya. Perlu kiranya diingat bahwa buttr debu yang betapapun kecilnya akan
dapat dibesarkan berlipat Banda sehingga akan mengganggu jalannya
pengamatan.
2.2 Diameter Medan Pandang
Cara menentukan Diameter Medan Pandang adalah sebagai berikut :
1. Memfokuskan medan pandang yaitu dilakukan dengan memfokuskan letak
perpotongan benang silang tepat pada pusat medan pandang dimana
cahaya masuk merata pada daerah medan pandang.

2. Mengatur bukaan diafragma dengan cara disesuaikan dengan perbesaran


lensa objektif yang digunakan. Nilai dari bukaan diafragma tersebut
terdapat pada tubuh lensa objektif. Nilai dari bukaan diafragma adalah
sebagai berikut:
o Perbesaran objektif 5x mempunyai NA = 0,1
o Perbesaran objektif 10x mempunyai NA = 0,25
o Perbesaran objektif 20x mempunyai NA = 0,4
o Perbesaran objektif 100x mempunyai NA = 0,9
3. Menentukan nilai skala dengan kertas grafik yang diletakkan di atas meja
preparat, untuk menentukan nilai skala pada benang silang atau diameter
medan pandang. Buat perbandingan skala pada lensa dengan skala pada
kertas grafik.

PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

4. Menghitung nilai setiap skala dengan cara jumlah skala lensa yang termuat
dalam setiap mm kertas grafik. Nilai setiap bilangan skala, ditentukan
dengan rumus
5. Menghitung diameter medan pandang, harus dilakukan 2 langkah yaitu
sebagai berikut:
a. Menentukan panjang benang horizontal yang berskala.
b. Menentukan panjang benang horizontal yang tidak berskala
2.3 Analisator dan Polarisator
Cara menentukan Analisator dan polarisator adalah sebagai berikut :
1. Sinar yang masuk kedalam medan pandang harus merata dengan cara
menghidupkan lampu yang tersedia di mikroskop.
2. Mikroskop harus dalam keadaan terpusat yang dilakukan dengan cara-cara

sebagai berikut:
a. Letakkan sayatan tipis pada meja objek.
b. Pilih satu titik kecil.
c. Putar meja objek hingga kedudukan yang terjauh.
d. Kembalikan setengah jarak ke arah pusat.
e. Ulang hingga titik tidak bergerak dari pusat.
f. Ulangi langkah tersebut setiap pergantian lensa objektif.
3. Untuk menguji apakah analisator tegak lurus terhadap salah satu benang
silang, digunakan mineral biotit dan turmalin.

PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

4. Uji posisi polarisator dan analisator tegak lurus terhadap salah satiu
benang silang dengan menggunakan mineral biotit :
a. Lensa analisator dipasang
b. Lensa okuler terletak pada kedudukannya
c. Putar meja objek hingga mendapatkan warna absorpsi maksimum,
untuk menandai mineral biotit sudah sejajar dengan benang silang
d. Gerakkan pengatur tangkai pengatur polarisator, sampai biotit
memperlihatkan warna absopsi maksimum. Pada keadaan ini berarti
arah gerah polarisator sudah sejajar dengan salah satu benang silang
5. Uji posisi polarisator dan analisator tegak lurus terhadap salah satiu
benang silang dengan menggunakan mineral turmalin :
a. Mineral turmalin memperlihatkan warna maksimum jika sejajar
dengan polarisator.
b. Mineral turmalin memperlihatkan warna minimum jika sejajar arah

getar polarisator
c. Mineral turmalin memperlihatkan warna absorpsi maksimum jika
sumbu panjang kristalografi tegak lurus arah getar polarisator.
6. Arah getar polarisator harus tegak lurus dengan arah analisator
a. Polarisator sejajar dengan salah satu benang silang.
b. Polarisator dan analisator dipasang dengan tanpa sayatan tipis.
c. Bila medan pandang tampak gelap berarti polarisator sudah tegak
lurus analisator, jika tidak maka analisator harus diputar hingga
mendapatkan kenampakan gelap maksimum. ( Nurhaq I. , 2013 )
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
3.1.1 Gambar Mikroskop Polarisasi

: F1G1 14 070

PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

3.1.2 Pengamatan Diameter Medan Pandang


Perbesaran Objektif

: 4 mm

Perbesaran Okuler

: 10 mm

Perbesaran Total

: PerbesaranObjektif Perbesaran Okuler


4 mm 10 mm

40 mm
Bukaan Diafragma

: 0,10 mm

Bilangan Skala

0,025 mm
Ukuran Medan Pandang :

1
Perbesaran Total

1
40

Nilai 100 Skala

: 100 mm

Nilai Pinggir

: 7 5 mm

Diameter Medan Pandang:


: Bilangan Skala Nilai Skala

DMP1
0,025 100

2 ,5 mm
: Bilangan Skala Nilai Pinggir

DMP2

0,025 75

1,875 mm
: DMP1+ DMP2

DMP Total

2,5+1,875

4,375 mm
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nilai 100 Skala

Nim

Nilai Pinggir

: F1G1 14 070

3.1.1 Pengamatan Analisator dan Polalisator


Perbesaran Objektif

: 4 mm

Perbesaran Okuler

: 10 mm

Perbesaran Total

: PerbesaranObjektif Perbesaran Okuler

4 mm 10 mm

4 0 mm
Bukaan Diafragma

: 0,1 0 mm

Bilangan Skala

1
Perbesaran Total

1
40

0,025 mm
Kedudukan Mineral

x=4, y=1 2 . x , y=16

Ukuran mineral

25 BS=25 0,025

Daya Absorpsi

: Gelap Maximum Sejajar Polalisator

Warna

0, 0,625 mm

: Hitam

Belahan

:PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016
Nama Mineral

: Biotit

Nim

: F1G1 14 070

Kedudukan Mineral

x=4, y=1 2 . x , y=16

Ukuran mineral

25 BS=25 0,025

Daya Absorpsi

: Terang Maximum Sejajar Analisator

Warna

0, 0,625 mm

: Coklat

Belahan

:-

Nama Mineral

: Biotit

PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

3.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum petrografi yang telah dilakukan pada acara
pengenalan mikroskop polarisasi, diameter medan pandang dan analisator

polalisator dimana asisten memberikan beberapa penjelasan mengenai tubus-tubus


dari mikroskop secara umum, dimulai dari tubus bagian atas hingga ke tubus
bawah baik dari segi nama maupun fungsi pada setiap komponen-komponennya.
Kemudian, praktikan diberikan waktu untuk mensketsa secara umum bagianbagian dari mikroskop polarisasi untuk diketahui lebih jauh mengenai bagianbagian dari mikroskop.

Dengan diketahui bagian dan fungsi-fungsi dari

mikroskop polarisasi maka akan memudahkan asisten untuk memberi arahan


terhadap praktikan untuk menyelesaikan pengamatan DMP maupun pengamatan
Anapol.
Pada item mengenai pengamatan diameter medan pandang (DMP ),
terdapat beberapa cara untuk menentukannya yaitu pertama pembesaran lensa
objektif disetel menjadi pembesaran sebesar 4 x, pembesaran lensa okuler disetel
menjadi pembesaran 10 x sehingga diketahui pembesaran totalnya yakni 40 x.
Pembesaran total ini merupakan hasil dari perkalian antara pembesaran lensa
objektif dan pembesaran lensa okuler. Kemudian diatur bukaan diafragma sebesar
0,10 mm dengan bilangan skala ( BS ) sebesar 0,025 mm. Selanjutnya untuk
penentuan ukuran medan pandang, pengamatan nilai pinggir ( NP ) pada spesimen
diukur dari panjangnya, dimulai dai 0 hingga 100 dan dari kiri ke arah kanan
sehingga didapatkan nilai pinggir sebesar 75 mm.
Untuk menentukan DMP suatu pengamatan digunakan formulasi DMP
Total yakni hasil dari penjumlahan DMP1 dan DMP2.
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

Dimana untuk menentukan DMP 1, digunakan perhitungan BS dikalikan NS


shingga didapatkan nilai pada pengamatan DMP1 sebesar 2 mm. Selanjutnya
untuk menentukan DMP2, diperolah dari perhitungan BS dikalikan dengan NP
sehingga diperoleh nilai DMP2 sebesar 1,33 mm. Kemudian DMP Total diperoleh

dari hasil penjumlahan DMP1 + DMP2 sehingga diperoleh hasil sebesar 3,3 mm.
Pada item praktikum pengamatan mengenai analisator dan polarisator terdapat
beberapa tahap pengamatan ,di antaranya seperti pembesaran objektif,
pembesaran okuler, pembesaran total, bukaan diafragma, bilangan skala, posisi
mineral, ukuran mineral, daya absorbsi, warna belahan dan nama mineral. Dari
dua jenis pengamatan yakni pengamatan analisator dan pengamatan polarisator
memiliki tahapan yang sama. Seperti untuk penentuan pembesaran lensa, bukaan
diafragma, bilangan skala, posisi mineral, ukuran mineral, belahan dan nama
mineral.
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan diketahui nilai dari
pembesaran objektifnya ialah 4 x pembesarn, pembesaran okulernya ialah 10 x
pembesaran, sehingga pembesaran totalnya ialah 40 x. Adapun bukaan
diafragmanya ialah 0,10 mm dan bilangan skalanya sebesar 0,025 mm. Adapun
untuk posisi mineral yakni 4, 12 ( x , y ) dengan ukuran mineral 0,5 mm, tidak
memiliki belahan dengan nama mineral adalah biotit. Perbedaan terjadi pada daya
absorbsi pengamatan analisator dan polarisator. Pada pengamatan polarisator,
daya absorbsinya tingkatan tinggi dengan waran hitam sedangkan pada
pengamatan analisator, daya absorbsinya tingkatan sedang dengan warna coklat.

PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

Pada setiap item yang dilakukan pada praktikum kali ini sangatlah
berhubungan antara satu dan lainnya. Misalnya dalam pengenalan mikroskop
polarisasi, dibutuhkan agar praktikan dapat memahami dari setiap bagian-bagian
mikroskop sehingga akan memudahkan kegiatan pengamatan diameter medan
pandang dimana dalam pengamatan medan pandang akan dilakukan pengaturan

pada iris diafragma, lensa okuler, maupun lensa objektif. Sehingga untuk
menunjang kelancaran praktikum ini maka semua komponen-komponen dari
mikroskop polarisasi mesti diketahui, dipahami dan dikuasai. Begitu pula untuk
pengamatan pada analisator dan polarisator sangat dibutuhkan dari hasil
pengamatan diameter medan pandang seperti nilai dari pembesaran total, posisi
mineral, ukuran mineral dan bilangan skalanya.

PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum petrografi acara pengenalan mikroskop,
diameter medan pandang serta analisator dan polalisator adalah sebagai berikut :

1. Bagian-bagian dan fungsi dari setiap komponen mikroskop polarisasi


secara umum terdiri atas 3 bagian utama yakni tubus atas , tubus tengah
dan tubus bawah. Setiap tubus memiliki berbagai bagian yang fungsinya
optimalkan untuk mengetahui mineral optik yang akan diamati.
2. Diameter medan pandang dari mikroskop polarisasi dibutuhkan agar
dimensi dari suatu sayatan spesimen mineral diketahui secara spesifik.
3. Mineral pada sebuah polarisator dan analistor dari mikroskop polarisasi
diperuntukkan

pada

pengamatan

mineral

agar

didapatkan

fotomikroskopiknya baik secara nikol sejajar maupun secara nikol silang.


Sehingga apabila fungsi dari polarisator dan analisator tidak maksimal
maka akan berdampak pada hasil pengamatan terhadap mineral yang
diamati.
4.2 Saran
Saran bagi praktikum petrografi ini adalah agar mikroskop di
Laboratorium jumlahnya dapat ditambah agar kami sebagai praktikan dapat lebih
memahami cara-cara penggunaan mikroskop serta cara mengamati mineral
dengan sayatan tipis dibawah mikroskop.
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara

: Pengenalan Mikroskop, Diameter

Nama : Andria Tri S.

Medan Pandang dan Analiator Polalisator


Hari/Tanggal : Jumat/07-10-2016

Nim

: F1G1 14 070

DAFTAR PUSTAKA
Judith, Bean dkk. 1981. Diktat Kuliah Mineral Optik. Yogyakarta: Pusat
Penerbitan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Koesmadji Wirjosoemarto, dkk., 2009 . Tth. Teknik Laboratorium. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurhaq . I., 2013 . Laporan Mineral Optik. http://globorotalia.blogspot.com /
2013/ 05/ laporan mineral optik acara dmp dan.html ( diakses : minggu, 09
oktober 2016 ; pukul 19 :23 WITA )

Wikipedia, 2013.Polarisasi.http://id.wikipedia.org/wiki/Polarisasi.html ( diakses :


minggu, 09 oktober 2016 ; pukul 19 :23 WITA )
Wikipedia, 2013 . Mikrokop Polarisasi . http://id.wikipedia.org/wiki/ Mikroskop
cahaya.html ( diakses : minggu, 09 oktober 2016 ; pukul 19 :23 WITA )

Anda mungkin juga menyukai