Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM MINERAGRAFI

LABORATORIUM MINERAL OPTIK


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DIAMETER MEDAN PANDANG, ANALISATOR DAN POLARISATOR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, kita tentu mengetahui bahwa zaman sudah berkembang dan
peralatan-peralatan tentang keilmuanpun banyak dikembangkan untuk mendapatkan
berbagai informasi. Salah satunya adalah mikroskop. Mikroskop adalah sebuah alat
optik yang digunakan untuk melihat perbesaran dari suatu objek. Secara umum
mikroskop terbagi atas 2 yaitu mikroskop cahaya dan elektron. Mikroskop cahaya
terbagi atas 2 yaitu polarisasi dan pantul. Salah satu fungsi dari mikroskop ini adalah
dalam pengamatan mineral.
Untuk dapat mempelajari mineral dengan lebih akurat maka digunakan
mikroskop untuk mengamati sifat-sifat dari mineral yang tidak terlihat dengan kasat
mata. Mikroskop yang digunakan untuk pengamatan sifat-sifat optik berbeda dengan
mikroskop yang digunakan pada bidang fisik, biologi dan kedokteran. Mikroskop
yang digunakan adalah Mikroskop Polarisasi , memiliki prinsip yang sama dengan
mikroskop yang biasanya namun perbedaannya yaitu mikroskop dalam bidang fisika,
kedokteran, dan biologi hanya memperbesar benda yang diamati. Mikroskop
polarisasi menggunakan cahaya yang terbias atau dibelokkan, bukan cahaya yang
terpantul. Objek yang dapat dilihat dalam mikroskop polarisasi adalah ketembusan
cahaya, ukuran mineral, bentuk mineral, belahan dan pecahan, indeks bias dan relief,
warna dan pleokroisme, warna interferensi, bias ganda, kedudukan gelapan, gelapan
bintik dan gelapan bergelombang, tanda rentang optik atau orientasi optik, sudut
gelapan, kembaran, zoning komposisi kimia, struktur korona, korosi, embayment,
dan alterasi.
Dalam mempelajari sifat mineral secara optik, salah satu yang diidentifikasi
adalah ukuran mineral. Penentuan ukuran mineral mempunyai cara yang berbeda
untuk setiap lensa obyektif. Untuk mempermudah pengukuran, maka harus
ditentukan diameter medan pandang (DMP). Sedangkan dalampengamatan analisator
polarisator, yang diperhatikan adalah daya absorbsi mineral, ukuran mineral, posisi
mineral, warna, dan belahan dari mineral.

DEVI FITRIANI SARI NASRULLAH


093201400204 09320150072
PRAKTIKUM MINERAGRAFI
LABORATORIUM MINERAL OPTIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DIAMETER MEDAN PANDANG, ANALISATOR DAN POLARISATOR

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud diadakannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengenal


mineral secara mikroskopis melalui mikroskop polarisasi.
1.2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum Diameter Medan Pandang, analisator dan


polarisator yaitu :
1. Praktikan dapat mengetahui tata cara menghitung diameter medan pandang
(DMP).
2. Praktikan dapat mengetahui perbedaan sifat optik mineral pada saat sejajar
analisator dengan sejajar polarisator.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat

1. Alat tulis menulis


2. Lap kasar
3. Lap halus
4. Mikroskop polarisasi
5. Sayatan mineral
6. Pensil warna

1.3.2 Bahan

1. Problem Set
2. Kertas grafik A4

DEVI FITRIANI SARI NASRULLAH


093201400204 09320150072
PRAKTIKUM MINERAGRAFI
LABORATORIUM MINERAL OPTIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DIAMETER MEDAN PANDANG, ANALISATOR DAN POLARISATOR

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengaturan Mikroskop

Pengaturan yang paling penting adalah memusatkan perputaran meja


objek/sentring, pengaturan arah getaran polarisator sejajar dengan salah satu benang
silang, dan pengaturan arah getar analisator agar tegak lurus arah getar polarisator.
sentring penting dilakukan agar pada saat pengamatan dengan menggunakan
perputaran meja objek, mineral yang kita amati tetap berada pada medan pandangan
(tidak keluar dari medan pandangan).
Pengaturan arah getar polarisator harus dilakukan agar kita tahu persis arah

getaran sinar biasa dan luar biasa yang diteruskan oleh polarisator searah dengan

salah satu arah benang silang, apakah benang tegak (N-S) atau benang horisontal (E-

W) sehingga memudahkan dalam penentuan sifat-sifat optik yang berhubungan

dengan sumbu-sumbu kristalografi dan sumbu-sumbu sinarnya.

Pengaturan arah getar analisator harus dilakukan agar benar-benar tegak lurus arah

getar polarisator, caranya adalah dengan memasang kedua bagian tanpa

menggunakan peraga. Apabila arah getar kedua nikol sudah saling tegak lurus

(membentuk sudut 90 ) maka yang teramati pada okuler adalah keadaan gelap sama

sekali karena cahaya yang tadinya terpilih oleh polarisator sehingga hanya yang

bergetar pada satu arah saja kemudian terserap oleh analisator seluruhnya. Dengan

demikian apabila kenampakannya belum gelap sama sekali, berarti kedudukan

analisator belum tegak lurus polarisator dan harus memutar analisator hingga

kedudukan gelap maksimum.

2.2 Diameter Medan Pandang

Mikroskop merupakan salah satu alat optik yang berfungsi membantu kita
untuk melihat benda-benda yang berukuran relative kecil dan sulit dilihat dengan

DEVI FITRIANI SARI NASRULLAH


093201400204 09320150072
PRAKTIKUM MINERAGRAFI
LABORATORIUM MINERAL OPTIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DIAMETER MEDAN PANDANG, ANALISATOR DAN POLARISATOR

mata biasa. Benda-benda atau organisme yang dapat dilihat menggunakan mikroskop
lazim disebut sebagai benda berukuran mikroskopis. Mikroskop sangat membantu
manusia dalam banyak bidang, termasuk dalam bidang geologi.
Dalam pengamatan mineral penting bagi kita untuk mengetahui ukuran
mineral tersebut, dan untuk dapat menentukan ukurannya maka kita harus bisa
menetukan Diameter Medan Pandang (DMP) terlebih dahulu.
Selain diameter medan pandang, kita juga harus melakukan pengamatan
anaisator dan polarisator untuk menentukan sifat-sifat optis dari suatu mineral.
Sebelum melakukan pengamatan diameter medan pandang, yang perlu diperhatikan
adalah menyentringkan mikroskop, pengaturan arah getaran polarisator sejajar
dengan salah satu benang silang, dan pengaturan arah getaran analisator agar tegak
lurus arah getar polarisator. Hal ini penting agar pada saat pengamatan dengan
menggunakan perputaran meja objek, mineral yang kita amati tetap berada pada
medan pandangan (tidak keluar dari medan pandangan).
2.3 Penentuan Diameter Medan Pandang

Ukuran mineral merupakan salah satu objek yang di identifikasi dalam


mempelajari sifat mineral secara optik. Penentuan ukuran mineral mempunyai cara
yang berbeda untuk setiap lensa objektif. Untuk mempermudah pengukuran, maka
harus ditentukan diameter medan pandang (DMP) setiap lensa objektif.
Dengan mengetahui diameter medan pandang, maka nilai skala yang tertera
pada benang silang dapat dihitung. Perhitungan DMP, dapat memudahkan dalam
menentukan ukuran butir, mineral, fosil, dan lain-lain dalam suatu batuan. adapun
cara penentuan dari diameter medan pandang (DMP) adalah sebagai berikut.
1. Memfokuskan medan pandang.
Memfokuskan medan pandang dapat ditandai dengan letak perpotongan
benang silang tepat pada pusat medan pandang, dimana cahaya yang masuk merata
pada daerah medan pandang.
2. Mengatur bukaan diafragma (irish diaphragm)
Bukaan diafragma ini harus disesuaikan dengan perbesaran lensa obyektif
yang digunakan. Nilai dari bukaan diafragma tersebut terdapat pada tubuh lensa
obyektif.
a. Perbesaran obyektif 5x mempunyai NA = 0,1

DEVI FITRIANI SARI NASRULLAH


093201400204 09320150072
PRAKTIKUM MINERAGRAFI
LABORATORIUM MINERAL OPTIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DIAMETER MEDAN PANDANG, ANALISATOR DAN POLARISATOR

b. Perbesaran obyektif 10x mempunyai NA = 0,25


c. Perbesaran obyektif 20x mempunyai NA = 0,4
d. Perbesaran obyektif 100x mempunyai NA = 0,9.
3. Menentukan nilai skala dengan kertas grafik
Kertas grafik diletakkan di atas meja preparat, untuk menentukan nilai skala
pada benang silang atau diameter medan pandang. Buat perbandingan skala pada
lensa dengan skala pada kertas grafik. Lakukan pada semua perbesaran obyektif.
4. Menghitung nilai setiap skala
Kertas kalkir digeser hingga pada posisi yang tepat. Untuk memudahkan
perhitungan, maka salah satu garis tebal pada kertas grafik diimpitkan pada angka 0
(perpotongan benang silang). Karena panjang kertas grafik sudah diketahui, maka
yang dihitung adalah jumlah skala lensa yang termuat dalam setiap mm kertas grafik.
Nilai setiap bialangan skala, ditentukan dengan rumus :

1 mm
Bilangan Skala (BS) =
Jumlah skala

Selanjutnya akan diperoleh bilangan skala yang berbeda untuk setiap


perbesaran lensa obyektif yang digunakan.
5. Menghitung diameter medan pandang
Pada benang silang, ada bagian yang tidak mempunyai skala, sehingga dalam
perhitungan diameter medan pandang harus dilakukan dalam 2 bagian, yaitu:
1. Menentukan panjang benang horizontal yang berskala, dengan cara :
a. Meletakkan salah satu garis tebal dari kertas grafik pada angka 0.
b. Hitung dengan rumus :

DMP1 = BS x Z

Ket :
DMP : Diameter Medan Pandang
BS : Bilangan Skala
Z : Jumlah skala yang tampak dalam medan pandang
2. Menetukan panjang benang horizontal yang tidak berskala, dengan cara :
DEVI FITRIANI SARI NASRULLAH
093201400204 09320150072
PRAKTIKUM MINERAGRAFI
LABORATORIUM MINERAL OPTIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DIAMETER MEDAN PANDANG, ANALISATOR DAN POLARISATOR

a. Meletakkan garis tebal kertas kalkir grafik di tepi medan pandang.


b. Membandingkan benang horizontal yang tidak mempunyai skala dengan
panjang kertas kalkir grafik.
c. Menentukan skala yang ada pada tepi kiri dan kanan
d. Hitung dengan rumus :

DMP2 = BS x Y
Ket :
DMP : Diameter Medan Pandang
BS : Bilangan Skala
Y : Jumlah skala yang tersisa pada tepi kiri dan kanan
Maka Diameter Medan Pandang seluruhnya adalah :

DMP = DMP1 + DMP2

2.3. Analisator Polarisator


Dalam pengamatan analisator polarisator, yang diperhatikan adalah daya
absorbsi mineral, ukuran mineral, posisi mineral, warna, dan belahan dari mineral.
Pada posisi sumbu sinar sembarang terhadap arah getar polarisator, komponen sinar
lambat dan cepat tidak diserap oleh analisator sehingga dapat diteruskan hingga mata
pengamat. Warna interferensi dapat ditentukan dengan memutar meja objek yang
terdapat sayatan mineral hingga diperoleh terang maksimal dan gelap maksimal.
1. Sinar yang masuk ke medan pandang harus merata.
Jika menggunakan mikroskop dengan sumber cahaya yang sudah tersedia pada
mikroskop, maka kita hanya menghidupkan lampu.
2. Mikroskop harus dalam keadaan terpusat
Pada pengamatan mineral, seringkali pada w aktu meja obyek diputar,
mineral keluar dari medan pandang. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa
mikroskop belum dalam keadaan terpusat. Hal ini disebabkan oleh jari-jari
yang besar terhadap titik fokus pengamatan.
Untuk memusatkan dilakukan dengan cara :
a. Letakkan sayatan tipis pada meja objek.
b. Pilih satu titik kecil.

DEVI FITRIANI SARI NASRULLAH


093201400204 09320150072
PRAKTIKUM MINERAGRAFI
LABORATORIUM MINERAL OPTIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DIAMETER MEDAN PANDANG, ANALISATOR DAN POLARISATOR

c. Putar meja objek hingga kedudukan yang terjauh.


d. Kembalikan setengah jarak ke arah pusat.
e. Ulang hingga titik tidak bergerak dari pusat.
f. Ulangi langkah tersebut setiap pergantian lensa objektif.

Gambar 2.1 Cara memusatkan mineral pada benang


silang (Nesse, 1986)

DEVI FITRIANI SARI NASRULLAH


093201400204 09320150072
PRAKTIKUM MINERAGRAFI
LABORATORIUM MINERAL OPTIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DIAMETER MEDAN PANDANG, ANALISATOR DAN POLARISATOR

BAB III
PROSEDUR KERJA

Adapun prosedur kerja pada praktikum ini ,yaitu :Pertama tama menyediakan
mikroskop, setelah itu mikroskop diletakkan di atas meja. Kemudian mengambil kertas
grafik dan menaruhnya pada meja objek, memfokuskan cahaya yang masuk sehingga
preparat dapat nampak jelas pada benang silang, menandakan posisi awal preparat pada
lembar kerja praktikum dengan menggunakan pensil warna,

DEVI FITRIANI SARI NASRULLAH


093201400204 09320150072
PRAKTIKUM MINERAGRAFI
LABORATORIUM MINERAL OPTIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DIAMETER MEDAN PANDANG, ANALISATOR DAN POLARISATOR

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

FORMAT PENGAMATAN DIAMETER MEDAN PANDANG

PRAKTIKUM MINERAGRAFI

Mata Acara :DMP, Analisator & Polarosator Nama : Nasrullah

Hari/Tanggal : Ahad/08 Oktober 2017 Stb : 09320150072

No. Urut : 01

Pembesaran Objektif :4x

Pembesaran Okuler : 10x

Pembesaran Total : 40x

Bukaan Diafragma : 0,8

Bilangan Skala : 1/40 = 0,025 mm

Ukuran Medan pandang : (z) = 100 mm

(y) = 80 mm

Diameter Medan Pandang :

DMP1 = BS x Z

= 0,025 mm x 100 = 2,5 mm

DMP2 = BS x Y

= 0,025 mm x 80 = 2 mm

DEVI FITRIANI SARI NASRULLAH


093201400204 09320150072
PRAKTIKUM MINERAGRAFI
LABORATORIUM MINERAL OPTIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DIAMETER MEDAN PANDANG, ANALISATOR DAN POLARISATOR

DMPtot = DMP1 + DMP2

= 2,5 mm + 2 mm = 4,5 mm

FORMAT PENGAMATAN DIAMETER MEDAN PANDANG

PRAKTIKUM MINERAGRAFI

Mata Acara :DMP,Analisator & Polarosator Nama : Nasrullah

Hari/Tanggal : Ahad/08 Oktober 2017 Stb : 09320150072

No. Urut : 02

Pembesaran Objektif : 10 x

Pembesaran Okuler : 10x

Pembesaran Total : 100x

Bukaan Diafragma : 0,6

Bilangan Skala : (1/100 = 0,01 mm

Ukuran Medan pandang : (z) = 100 mm

(y) = 80 mm

Diameter Medan Pandang :

DMP1 = BS x Z

= 0,01 mm x 100 = 1 mm

DMP2 = BS x Y

= 0,01 mm x 80 = 0,8 mm

DMPtot = DMP1 + DMP2

= 1 mm + 0,8 mm = 1,8 mm

FORMAT PENGAMATAN DIAMETER MEDAN PANDANG


DEVI FITRIANI SARI NASRULLAH
093201400204 09320150072
PRAKTIKUM MINERAGRAFI
LABORATORIUM MINERAL OPTIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DIAMETER MEDAN PANDANG, ANALISATOR DAN POLARISATOR

PRAKTIKUM MINERAGRAFI

Mata Acara :DMP, Analisator & Polarosator Nama : Nasrullah

Hari/Tanggal : Ahad/08 Oktober 2017 Stb : 09320150072

No. Urut : 03

Pembesaran Objektif : 40 x

Pembesaran Okuler : 10x

Pembesaran Total : 400x

Bukaan Diafragma : 0,4

Bilangan Skala : 1/400 = 0,0025 mm

Ukuran Medan pandang : (z) = 100 mm

(y) = 80 mm

Diameter Medan Pandang

DMP1 = BS x Z

= 0,0025 mm x 100 = 25 mm

DMP2 = BS x Y

= 0,0025 mm x 80 = 0,2 mm

DMPtot = DMP1 + DMP2

= 0,25 mm + 0,2 mm = 1,8 mm

FORMAT PENGAMATAN ANALISATOR DAN POLARISATOR


DEVI FITRIANI SARI NASRULLAH
093201400204 09320150072
PRAKTIKUM MINERAGRAFI
LABORATORIUM MINERAL OPTIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DIAMETER MEDAN PANDANG, ANALISATOR DAN POLARISATOR

PRAKTIKUM MINERAGRAFI

Mata Acara :DMP, Analisator & Polarosator Nama : Nasrullah

Hari/Tanggal : Ahad/08 Oktober 2017 Stb : 09320150072

No. Urut : 04

Pembesaran Objektif : 10 x

Pembesaran Okuler : 10 x

Bilangan Skala : 0,6

Ukuran Mineral : 0,1 x 100 = 1 mm

Kedudukan Mineral : Sejajar Polarisator

Daya Absorbsi : Minimum

Warna : Coklar Keputian

Belahan : 2 Arah

Nama Mineral : Turmalin

FORMAT PENGAMATAN ANALISATOR DAN POLARISATOR

DEVI FITRIANI SARI NASRULLAH


093201400204 09320150072
PRAKTIKUM MINERAGRAFI
LABORATORIUM MINERAL OPTIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DIAMETER MEDAN PANDANG, ANALISATOR DAN POLARISATOR

PRAKTIKUM MINERAGRAFI

Mata Acara :DMP, Analisator & Polarosator Nama : Nasrullah

Hari/Tanggal : Ahad/08 Oktober 2017 Stb : 09320150072

No. Urut : 05

Pembesaran Objektif : 10 x

Pembesaran Okuler : 10 x

Bilangan Skala : 0,6

Ukuran Mineral : 0,1 x 100 = 1 mm

Kedudukan Mineral : Sejajar Analisator

Daya Absorbsi : maksimal

Warna : Coklat Keputian

Belahan : Dua Arah

Nama Mineral : Turmalin

DEVI FITRIANI SARI NASRULLAH


093201400204 09320150072
PRAKTIKUM MINERAGRAFI
LABORATORIUM MINERAL OPTIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DIAMETER MEDAN PANDANG, ANALISATOR DAN POLARISATOR

FORMAT PENGAMATAN ANALISATOR DAN POLARISATOR

PRAKTIKUM MINERAGRAFI

Mata Acara :DMP, Analisator & Polarosator Nama : Nasrullah

Hari/Tanggal : Ahad/08 Oktober 2017 Stb : 09320150072

No. Urut : 06

Pembesaran Objektif : 14 x

Pembesaran Okuler : 10 x

Bilangan Skala : 0,4

Ukuran Mineral : 0,0025 x 100 = 0,25 mm

Kedudukan Mineral : Sejajar Polarisator

Daya Absorbsi : Minimum

Warna : Putih

Belahan :Satu Arah

Nama Mineral : Kuarsa

DEVI FITRIANI SARI NASRULLAH


093201400204 09320150072
PRAKTIKUM MINERAGRAFI
LABORATORIUM MINERAL OPTIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DIAMETER MEDAN PANDANG, ANALISATOR DAN POLARISATOR

FORMAT PENGAMATAN ANALISATOR DAN POLARISATOR

PRAKTIKUM MINERAGRAFI

Mata Acara :DMP, Analisator & Polarosator Nama : Nasrullah

Hari/Tanggal : Ahad/08 Oktober 2017 Stb : 09320150072

No. Urut : 07

Pembesaran Objektif : 14 x

Pembesaran Okuler : 10 x

Bilangan Skala : 0,4

Ukuran Mineral : 0,0025 x 100 = 0,25 mm

Kedudukan Mineral : Sejajar Analisator

Daya Absorbsi : maksimal

Warna : Putih

Belahan :1 Arah

Nama Mineral : Kuarsa

DEVI FITRIANI SARI NASRULLAH


093201400204 09320150072
PRAKTIKUM MINERAGRAFI
LABORATORIUM MINERAL OPTIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DIAMETER MEDAN PANDANG, ANALISATOR DAN POLARISATOR

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum acara diameter medan pandang, analisator dan
polarisator maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut.
1. Cara menghitung DMP yaitu bilangan skala dikalikan dengan ukuran medan
mandang dimana DMP1 dikalikan dengan nilai skala nampak dan DMP2 dikalikan
dengan nilai pinggir sehinga DMPtotal adalah DMP1 ditambah DMP2. Pada
pengamatan diperoleh nilai DMP1 adalah 2 mm dan nilai DMP2 adalah 1,8 mm.
Sehingga diperoleh nilai DMP totalnya adalah DMP1 ditambah DMP2 sehingga
diperoleh hasil 3,8 mm.
2. Pada saat posisi mineral biotit sejajar dengan analisator, warna absorpsinya terang
maksimum dengan warna orange sebaliknya ketika sejajar polarisator, warna
absorpsinya gelap maksimum dengan warna coklat

5.2 Saran

5.2.1 Laboratorium

Adapun saran untuk laboratorium yaitu agar kiranya memperbanyak


mikroskop sehingga dalam kegiatan praktikum tiap-tiap praktikan dapat memperoleh
mikroskop masing-masing.

5.2.2 Praktikan

Saran untuk praktikan yaitu agar tetap berhati-hati dalam menggunakan alat-
alat dalam laboratorium mengingat jumlah peralatannya sangat terbatas dan mahal,
selain itu sulit untuk memperoleh peralatan tersebut karena apabila peralatan tersebut
rusak atau tidak bisa digunakan maka bukan hanya merugikan praktikan sendiri
tetapi praktikan yang lain juga.

DEVI FITRIANI SARI NASRULLAH


093201400204 09320150072
PRAKTIKUM MINERAGRAFI
LABORATORIUM MINERAL OPTIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DIAMETER MEDAN PANDANG, ANALISATOR DAN POLARISATOR

DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen.tips/documents/laporan-nahry.html

http://dokumen.tips/documents/acara-dua2-laporan-tryz.html

http://documentslide.com/documents/mineral-optik-2.html

https://www.scribd.com/doc/295018488/Acara-2-Diameter-Medan-Pandang-Dan-
Polarisator-Analisator

www. wordpress.com/Earth- Eater.Pengenalan Mikroskop Polaris

DEVI FITRIANI SARI NASRULLAH


093201400204 09320150072

Anda mungkin juga menyukai