Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Mineral optik merupakan cabang dari mata kuliah mineralogi dimana mineral

optik lebih menitikberatkan pada pengamatan mineral secara mikroskopis, oleh


karena itu alat penunjang mata kuliah mineral optik yang paling umum dan paling
sering digunakan adalah Mikroskop.
Mikroskop terdiri dari dua kata yang diambil dari bahasa Yunani yakni micros
yang artinya kecil dan scopein yang artinya melihat. Jadi mikroskop adalah sebuah
alat yang digunakan untuk melihat objek berukuran kecil yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Dalam membentuk bayangan, mikroskop menggunakan dua
macam lensa yang berbeda fungsinya. Lensa yang paling sering berhubungan dengan
mikroskop adalah lensa okuler dan lensa objektif. Lensa obyektif adalah lensa
cembung sedangakan lensa okuler terdiri dari lensa plankonveks yaitu lensa kolektif
dan lensa mata. Untuk lensa okuler sendiri hanya terdiri pernesaran 10 kali
sedangkan untuk lensa objektifnya terdiri dari 4 perbesaran yang berbeda, sehingga
untuk dapat mengetahui panjang suatu mineral pada saat pengamtan, harus di
perhatikan diameter medan pandangnya
Oleh karena itu, untuk lebih memahami tentang diameter medan pandang
serta anapol dilakukanlah praktikum Mineral Optik acara 2 DMP dan Anapol

1.2

Maksud dan Tujuan


Maksud dilakukannya praktikum ini adalah untuk memperkenalkan

mahasiswa tentang apa itu diameter medan pandang serta analisator dan polarisator
Tujuannya dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui
cara mengukur panjang mineral dan penggunanna analisator dan polarisator
1.3

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan selama praktikum ini adalah:

1. Mikroskop Polarisasi
2. Pensil
3. Pensil warna
4. Karet Penghapus
5. Mistar
6. Lap kasar & Lap halus
7. Lembar Kerja Penuntun
8. Objek Pengamatan
9. Sayatan tipis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dua parameter penting dalam mikroskopi(teknik teknik penggunaan


mikroskop) adalah perbesaran dan daya resolusi atau daya urai. Perbesaran
perbandingan ukuran citra objek dengan ukuran sebenarnya. Resolusi adalah ukuran
kejelasan citra; jarak minimum yang dapat memisahkan dua titik sehingga masih bisa
dibedakan sebagai dua titik. Misalnya, benda-benda yang tampak oleh mata telanjang
sebagai suatu bintang di langit mungkin di resolusi sebagai bintang kembar oleh
teleskop (Campbell, Edisi 8,jilid 1).
Penentuan ukuran mineral mempunyai cara yang berbeda untuk setiap lensa
objektif. Untuk mempermudah pengukuran maka harus ditentukan diameter bidang
pandang (DMP) setiap lensa objektif. Cara menentukan Diameter Medan Pandang
adalah sebagai berikut:
1.

Memfokuskan medan pandang yaitu dilakukan dengan memfokuskan letak


perpotongan benang silang tepat pada pusat medan pandang dimana cahaya masuk

merata pada daerah medan pandang.


2.
Mengatur bukaan diafragma dengan cara disesuaikan dengan perbesaran lensa
objektif yang digunakan. Nilai dari bukaan diafragma tersebut terdapat pada tubuh

lensa objektif.
Nilai dari bukaan diafragma adalah sebgai berikut:
Perbesaran objektif 5x mempunyai NA = 0,1
Perbesaran objektif 10x mempunyai NA = 0,25
Perbesaran objektif 20x mempunyai NA = 0,4
Perbesaran objektif 100x mempunyai NA = 0,9

3.

Menentukan nilai skala dengan kertas grafik yang diletakkan di atas meja preparat,
untuk menentukan nilai skala pada benang silang atau diameter medan pandang. Buat

perbandingan skala pada lensa dengan skala pada kertas grafik.


4.
Menghitung nilai setiap skala dengan cara jumlah skala lensa yang termuat dalam
5.

setiap mm kertas grafik. Nilai setiap bilangan skala, ditentukan dengan rumus:
Menghitung diameter medan pandang, harus dilakukan 2 langkah yaitu sebagai

berikut:
a.
Menentukan panjang benang horizontal yang berskala dengan cara:

Letakkan salah satu garis diangka 0

Hitung dengan menggunakan rumus:


DMP : Diameter Medan Pandang
BS
: Bilangan Skala
Z
: jumlah skala yang tampak dalam medan pandang.
b.
Menentukan panjang benang horizontal yang tidak berskala, dengan cara:

Letakkan garis tebal kertas grafik di tepi medan pandang

Bandingkan panjang benang horizontal yang tidak mempunyai skala dengan

panjang kertas kalkir grafik.


Tentukan skala yang ada pada tepi kiri dan kanan.
Hitung dengan rumus:
DMP : Diameter Medan Pandang
BS
: Bilangan Skala
Y
: Jumlah skala yang tersisa pada tepi kiri dan kanan.
Analisator adalah keadaan dimana analisator ditarik keluar yakni nikol sejajar
sedangkan polarisator adalah keadaan dimana analisator masuk kedalam yakni nikol

1.

seliang. Cara menentukan Analisator dan polarisator adalah sebagai berikut:


Sinar yang masuk kedalam medan pandang harus merata dengan cara

2.

menghidupkan lampu yang tersedia di mikroskop.


Mikroskop harus dalam keadaan terpusat yang dilakukan dengan cara-cara sebagai

berikut:
Letakkan sayatan tipis pada meja objek.
Pilih satu titik kecil.
Putar meja objek hingga kedudukan yang terjauh.
Kembalikan setengah jarak ke arah pusat.
Ulang hingga titik tidak bergerak dari pusat.
Ulangi langkah tersebut setiap pergantian lensa objektif.

3.

Untuk menguji apakah analisator tegak lurus terhadap salah satu benang silang,

4.

digunakan mineral biotit dan turmalin.


Uji posisi polarisator dan analisator tegak lurus terhadap salah satiu benang silang

a.
b.
c.

dengan menggunakan mineral biotit:


Lensa analisator dipasang.
Lensa okuler terletak pada kedudukannya.
Putar meja objek hingga mendapatkan warna absorpsi maksimum, untuk menandai

mineral biotit sudah sejajar dengan benang silang.


d.
Gerakkan pengatur tangkai pengatur polarisator, sampai biotit memperlihatkan
warna absopsi maksimum. Pada keadaan ini berarti arah gerah polarisator sudah
sejajar dengan salah satu benang silang.
5.
Uji posisi polarisator dan analisator tegak lurus terhadap salah satiu benang silang
a.

dengan menggunakan mineral turmalin:


Mineral turmalin memperlihatkan warna maksimum jika sejajar dengan

polarisator.
b.
Mineral turmalin memperlihatkan warna minimum jika sejajar arah getar
polarisator.
c.
Mineral turmalin memperlihatkan warna absorpsi maksimum jika sumbu panjang
6.

kristalografi tegak lurus arah getar polarisator.


Arah getar polarisator harus tegak lurus dengan arah analisator.
Polarisator sejajar dengan salah satu benang silang.
Polarisator dan analisator dipasang dengan tanpa sayatan tipis.
Bila medan pandang tampak gelap berarti polarisator sudah tegak lurus analisator,
jika tidak maka analisator harus diputar hingga mendapatkan kenampakan gelap
maksimum.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Diamter Medan Pandang

Pada metode diameter medan pandang (DMP) yang kita lakukan untuk
mengukur ukuran suatu mineral kita menggunakan perbesaran lensa okuler 10x
serta perbesaran lensa objektif 5x dan 10x. di mana pada perbesaran lensa objektif
5x, diperoleh perbesaran total 50x dan bilangan skala 0,02. Pada saat pengmatan
nilai yang diamati adalah 105, sehingga untuk mendapatkan panjang mineralnya
maka nilai yang diamati dikalikan dengan Bilangan Skala (BS) sehingga
diperoleh nilai panjang mineralnya adalah 2.1 milimeter Pada perbesaran lensa
objektif 10x, diperoleh perbesaran total 100x dan bilangan skala 0,01. Nilai
yang diamati untuk perbesaran 10x adalah 110 dan untuk mendapatkan panjang
mineralnya maka nilai 110 dikalikan lagi dengan Bilangan Skala (BS) sehingga
diperoleh panjang mineralnya adalah 1.1 milimeter.
3.2

Analisator dan Polarisator

Pengamatan anapol ini menggunakan perbesaran objektif 5x sehingga


diperoleh perbesaran totalnya adalah 50x. Nilai yang diamati pada skala

pengamatan adalah 80 sehingga diperoleh panjang mineralnya adalah 1.6


milimeter. Posisi mineral pada meja objek berada sumbu absis (x) = 56,5 dan
sumbu (y)

= 12,2. Pada saat posisi mineral sejajar analisator, diperoleh daya

absorpsi terang maksimum dan warna mineral kuning terang. Sedangkan Pada
saat posisi mineral sejajar polarisator, diperoleh daya absorpsi gelap maksimum
dan warna mineral Hijau gelap. Kenampakan belahan mineral 1 arah sehingga,
nama mineral yang diamati adalah Mikroklin.
BAB IV
PENUTUP

4.1

Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan


bahwa:
1. Dalam pengamatan Mineral Optik untuk menentukan panjang suatu mineral
maka dapat digunakan Diameter Medan Pandang yakni Bilangan skala
dikalikan dengan skala yang terlihat pada mikroskop.
2. Anapol adalah analisator dan polarisator, analisator adalah keadaan dimana
analisator berada diluar untuk mengamati terang maksimum sedangkan
polarisator adalah keadaan dimana analisator berada didalam untuk mengamati.
gelap maksimum
4.2

Saran

4.2.1

Untuk :Laboratorium

Sebaiknya mikroskop jangan disentringkan dulu agar praktikan dapat praktek


cara menyentrigkan mikroskop
4.2.2

Untuk Asisten

Sebelum dimulai praktikumnya sebaiknya di refresh kembali pengentahuan


kami tentang praktikum, jangan langsung dimulai begitu saja.

DAFTAR PUSTAKA
Graha, Doddy S. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Penerbit Nova.
Isbandi, Djoko. 1986. Mineralogi. Yogyakarta: Nur Cahaya.
Judith, Bean dkk. 1981. Diktat Kuliah Mineral Optik. Yogyakarta: Pusat Penerbitan
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai