PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Mineral optik merupakan cabang dari mata kuliah mineralogi dimana mineral
1.2
mahasiswa tentang apa itu diameter medan pandang serta analisator dan polarisator
Tujuannya dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui
cara mengukur panjang mineral dan penggunanna analisator dan polarisator
1.3
1. Mikroskop Polarisasi
2. Pensil
3. Pensil warna
4. Karet Penghapus
5. Mistar
6. Lap kasar & Lap halus
7. Lembar Kerja Penuntun
8. Objek Pengamatan
9. Sayatan tipis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lensa objektif.
Nilai dari bukaan diafragma adalah sebgai berikut:
Perbesaran objektif 5x mempunyai NA = 0,1
Perbesaran objektif 10x mempunyai NA = 0,25
Perbesaran objektif 20x mempunyai NA = 0,4
Perbesaran objektif 100x mempunyai NA = 0,9
3.
Menentukan nilai skala dengan kertas grafik yang diletakkan di atas meja preparat,
untuk menentukan nilai skala pada benang silang atau diameter medan pandang. Buat
setiap mm kertas grafik. Nilai setiap bilangan skala, ditentukan dengan rumus:
Menghitung diameter medan pandang, harus dilakukan 2 langkah yaitu sebagai
berikut:
a.
Menentukan panjang benang horizontal yang berskala dengan cara:
1.
2.
berikut:
Letakkan sayatan tipis pada meja objek.
Pilih satu titik kecil.
Putar meja objek hingga kedudukan yang terjauh.
Kembalikan setengah jarak ke arah pusat.
Ulang hingga titik tidak bergerak dari pusat.
Ulangi langkah tersebut setiap pergantian lensa objektif.
3.
Untuk menguji apakah analisator tegak lurus terhadap salah satu benang silang,
4.
a.
b.
c.
polarisator.
b.
Mineral turmalin memperlihatkan warna minimum jika sejajar arah getar
polarisator.
c.
Mineral turmalin memperlihatkan warna absorpsi maksimum jika sumbu panjang
6.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada metode diameter medan pandang (DMP) yang kita lakukan untuk
mengukur ukuran suatu mineral kita menggunakan perbesaran lensa okuler 10x
serta perbesaran lensa objektif 5x dan 10x. di mana pada perbesaran lensa objektif
5x, diperoleh perbesaran total 50x dan bilangan skala 0,02. Pada saat pengmatan
nilai yang diamati adalah 105, sehingga untuk mendapatkan panjang mineralnya
maka nilai yang diamati dikalikan dengan Bilangan Skala (BS) sehingga
diperoleh nilai panjang mineralnya adalah 2.1 milimeter Pada perbesaran lensa
objektif 10x, diperoleh perbesaran total 100x dan bilangan skala 0,01. Nilai
yang diamati untuk perbesaran 10x adalah 110 dan untuk mendapatkan panjang
mineralnya maka nilai 110 dikalikan lagi dengan Bilangan Skala (BS) sehingga
diperoleh panjang mineralnya adalah 1.1 milimeter.
3.2
absorpsi terang maksimum dan warna mineral kuning terang. Sedangkan Pada
saat posisi mineral sejajar polarisator, diperoleh daya absorpsi gelap maksimum
dan warna mineral Hijau gelap. Kenampakan belahan mineral 1 arah sehingga,
nama mineral yang diamati adalah Mikroklin.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Saran
4.2.1
Untuk :Laboratorium
Untuk Asisten
DAFTAR PUSTAKA
Graha, Doddy S. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Penerbit Nova.
Isbandi, Djoko. 1986. Mineralogi. Yogyakarta: Nur Cahaya.
Judith, Bean dkk. 1981. Diktat Kuliah Mineral Optik. Yogyakarta: Pusat Penerbitan
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.