Mineral optik adalah salah satu cabang keilmuan Geologi yang mempelajari
tentang mineral yang ada pada batuan. Masing-masing mineral memiliki sifat optik
yang berbeda, dari sisi itu kita mempelajari sifat optik di tiap mineral agar kita
mampu membedakan mineral satu dengan yang lainnya, walaupun terlihat sangat
mirip tapi masih bida dibedakan dari sifat optiknya.Ilmu pengetahuan mineralogi
menitik beratkan pada studi tentang pengamatan dan pendeskripsian mineral-mineral
penyusun batuan yang merupakan litologi dari permukaan bumi. Pengamatan Mineral
optik pada batuan ini diperlukan untuk penentuan jenis atau nama batuan, karena
terdapat batuan yang harus memalui pemeriksaan mineral untuk mengetahui jenis
batuan tersebut. Pengamatan mineral optik ini menggunakan mikroskop polarisasi.
1.2 Maksud
Maksud diadakannya praktikum ini yaitu untuk mengaplikasikan apa yang
didapatkan proses belajar mengajar atau dalam perkuliahan.
1.3 tujuan
Dapat menggunakan mikroskop polarisasi
Menentukan sifat-sifat optik mineral dalam pengamatan PPL dan XPL
Menentukan nama mineral dari sifat-sifat optik yang diamati serta genesa
terbentuknya
1
1.1 Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Mineral Optik ini yaitu Mikroskop
Olympus CX31-P Microscope.
Bahan
2
BAB II DASAR TEORI
Kaki Mikroskop
Kaki mikroskop ini berfungsi sebagai tumpuan mikroskop berdiri dengan bentuk
yang bermacam-macam. Pada mikroskop polarisasi tipe Bausch & Lomb, kaki
mikroskop juga digunakan untuk menempatkan cermin., sedangkan pada tipe
3
olympus, kaki mikroskop sebagai tempat lampu halogen sebagai sumber cahaya
pengganti cermin.
4
Bagian inimerupakan suat lensa cembung yang berfungsi untuk pemusat
cahaya yang datang dari cermin di bawahnya. Kondensor ini terletak pada
bagian paling atas dari “substage unit”.
Lensa Objektif
Lensa objektif merupakan bagian dari tubus mikroskop yang berfungsi
sebagai penangkap dan memperbesar bayangan sayatan mineral dari meja objek,
terletak pada bagian paling bawah tubus dan biasanya terdapat tiga buah lensa
objektif dengan perbesaran yang berbeda mulai dari 4x, 10x dan 40x, hingga
100x.
Lubang Kompensator
Lubang kompensator pada tubus berfungsi sebagai tempat memasukkan
kompensator, berupa baji kuarsa atau gips yang menipis ke arah depan sehingga
pada saat dimasukkan lubang akan menghasilkan perubahan warna interferensi
pada mineral.
Analisator
Analisator ini fungsinya hampir sama dengan polarisator dan terbuat dari
bahan yang sama juga, namun arah getarannya bisa dibuat searah getaran
polarisator untuk nikol sejajar atau tegak lurus arah getaran polarisator untuk
nikol bersilang.
Lensa Amici Bertrand
Lensa ini berfungsi dalam pengamatan konoskopik saja, untuk memperbesar
gambar interferensi yang terbentuk pada bidang fokus balik (back focal plane)
pada lensa objektif, dan memfokuskan pada lensa okuler.
Lensa Okuler
Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan objek dandengan lensa
inilah bayangan akhir akan dihasilkan sehingga kita dapat mengamatinya
5
pandang. Pada lensa okuler biasanya terdapat benang silang, sebagai penanda
pusat objek pengamatan.
Lengan mikroskop
Lengan mikroskop merupakan bagian yang berfungsi untuk peganagan saat
kita ingin memindahkan mikroskop dan juga sebagai penghubung antara bagian
tubus dengan kaki mikroskop.
Cermin
Cermin pada mikroskop polarisator berfungsi untuk menangkap dan
meneruskan cahaya ke dalam sistem optik dalam mikroskop dan terdiri dari
cermin datar dan cermin datar. Cermin cekung sebagai pemusat cahaya dengan
hasil yang tidak simetris (assymetrical cone of illumination), dan cermin datar
sebagai pemantul cahaya sesuai cahaya yang diterima.
6
Cek Sayatan Tipis
- Pastikan sayatan dalam keadaan baik dan standar
1. Ketebalan 25-30 micron.
2. Telah dilakukan deskripsi megaskopik untuk memudahkan
identifikasi mikroskopis.
Pemakaian Mikroskop
a. Cek Lampu atau Cahaya
Cek sinar maksimal atau dapat disesuaikan dan sinar dapat terlihat
sampai Okuler atau mata.
b. Cek Kondensor (sinar sudah terpusat atau belum)
1. Kurangi cahaya diafragma sampai terang minimum
2. Arahkan cahaya pas ditengah benang silang
3. Kemudian atur cahaya pada terang maksimal
c. Centering Objek (objek terpusat)
Pastikan objek apabila diputar 360o tetap berputar pada porosnya,
caranya dengan menggunakan skrup yang berada di samping kiri kana
meja objek
d. Cek fungsi Analisator-Polarisator ( tegak lurus, pemadaman
maksimum XPL)
1. Masukan analisator
2. Amati apakah sudah gelap maksimal
3. Apabila sudah gelap maksimal masukan keping gips
4. Apabila berwarna ungu maka analisator telah tegak lurus dengan
polarisator
Lakukan identifikasi mineral
a. Plane polarized light
Observasi dasar meliputi : bentuk Kristal, belahan, warna relief, dan
pleokroisme
b. Crossed polars parallel light
7
Mengamati zoning, kembaran, eksolusi, inklusi, BF, pemadaman,
orientasi
c. Crossed polars Convergent light
Menentukan sumbu optik sehingga dapa mengklasifikasikan dalam dua
kategori yaitu mineral Uniaxial dan Biaxial
9
Kenampakan pada mineral akibat adanya atau tumbuhnya dua kristal
secara bersamaan pada proses pengkristalan. Umumnya berupa Albit,
periklin, karsbald, karsbald-albit.
Mineral Olivin dan Piroksen merupakan mineral yang umum dijumpai pada
batuan beku basaltik dan andesit-basaltik atau beberapa batuan metamorfik kontak
seperti skarn, hornfels, dan eklogit. Olivin dibedakan dengan mineral pyroxene
berdasarkan keterdapatan belahan dan bentuk pada kedua mineral tersebut. Olivin
umumnya memiliki retakan dan tidak memiliki belahan, sedangkan piroksen
memiliki belahan 2 arah pada (001) atau 1 arah sempurna (100) (010). Bentuk olivine
prismatik relatif membulat sedangkan piroksen prismatik tampak menyudut.
2.2.3 Plagioklas
11
Albit twinning Periklin twinning Karsbald twinning
Mineral felsik yaitu mineral yang tersusun oleh feldspar dan silikat contohnya seperti
Plagioklas, K-feldspar, Muscovite dan quarsa yang merupakan mineral pembentuk
batuan serta Feldspatoid yang merupakan mineral golongan silikat seperti neveline
dan sodaline. Kenampakan mineral felsik pada posisi PPL yaitu pada umumnya
memiliki warna bening , relief yang rendah, BF rata rata orde 1 kecuali muscovite (
memiliki warna yang ngejreng seperti pelangi), dan memilik kembaran pada mineral
tertentu. Beberapa hal yang dapat kita ingat untuk membedakan antara mineral
quarsa, muscovite dan feldspar yaitu :
Kuarsa
12
Muskovit
Feldspar
PPL XPL
13
BAB III PEMBAHASAN
Contoh tertulis pada lensa okuler 10 kali dan objektif 4 kali, maka
perbesarannya adalah 4 x 10 = 40 kali jadi dapat disimpulkan rumus besar mineral
Funsi mikroskop adalah melihat benda yang berbentuk kecil, halus, dan
medetilkan pengmatan, sehingga pengukuran besar objek menjadi sangat penting.
Pengukuran dilakukan dengan bantuan skala per 100 yang ada pada lensa okuler
dengan mengkalibarikan menggunakan penggaris mikro atau mistar yang ada.
Pengukuran dan kalibrasi dilakukan disetiap perbesaran.
14
Gambar 3.1
Jadi cara mengukur besar mineral yaitu dengan mecari panjang danlebar
mineral dengan cara mengurangi batas atas dan batas bawah pada skala yang terdapat
pada lensa okuler. Jadi dari gambar diatas didapatkan :
15
3.2 Olivin dan Piroksen
16
PRAKTIKUM MINERALOPTIK
Laboratorium Hard Rock Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta
3.2.2 sketsa
NAMA: KELOMPOK :
NIM : TANGGAL:
PPL XPL
Keterangan Gambar:
3.2.3 Kesimpulan
: :
17
PRAKTIKUM MINERALOPTIK
Laboratorium Hard Rock Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta
3.2.2 sketsa
NAMA: KELOMPOK :
NIM : TANGGAL:
PPL XPL
Keterangan Gambar:
3.2.3 Kesimpulan
: :
18
3.3 Hornblenda dan Biotit
19
PRAKTIKUM MINERALOPTIK
Laboratorium Hard Rock Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta
3.3.2 sketsa
NAMA: KELOMPOK :
NIM : TANGGAL:
PPL XPL
Keterangan Gambar:
3.3.3 Kesimpulan
: :
20
PRAKTIKUM MINERALOPTIK
Laboratorium Hard Rock Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta
3.3.2 sketsa
NAMA: KELOMPOK :
NIM : TANGGAL:
PPL XPL
Keterangan Gambar:
3.3.3 Kesimpulan
: :
21
3.4 Plagioklas
Gambar 3.2
Y0 = 55°
Y1 = 31°
Y2 = 77°
22
X1 = Y0 - Y1 X2 = Y0 – Y1
= 55 – 31 = 55 - 77
= 24° = 22°
Jadi harga An = X1 + X2
2 Andesine)
23
PRAKTIKUM MINERALOPTIK
Laboratorium Hard Rock Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta
3.4.2 sketsa
NAMA: KELOMPOK :
NIM : TANGGAL:
PPL XPL
Keterangan Gambar:
3.4.3 Kesimpulan
: :
24
3.5 Alkali Feldspar, Muskovit, Kuarsa
25
5. Pleokorisme : Tidak Ada Orientasi : Lenght slow
6. Relief : Rendah Pemadaman : Paralel - simetris
26
PRAKTIKUM MINERALOPTIK
Laboratorium Hard Rock Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta
3.5.2 sketsa
NAMA: KELOMPOK :
NIM : TANGGAL:
PPL XPL
Keterangan Gambar:
3.5.4 Kesimpulan
: :
27
PRAKTIKUM MINERALOPTIK
Laboratorium Hard Rock Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta
3.5.2 sketsa
NAMA: KELOMPOK :
NIM : TANGGAL:
PPL XPL
Keterangan Gambar:
3.5.4 Kesimpulan
: :
28
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mineral Optik adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat optik suatu
mineral. Mineral tersebut dapat diamati menggunakan mikroskop polarisasi, dalam
praktikum ini menggunakan mikroskop jenis Olympus CX-31. Dengan meggunakan
mikroskop tersebut sayatan tipis mineral dapat diketahui sifat-sifat optiknya
berdasarkan pengamatan sejajar nikol (PPL) maupun tegak lurus nikol (XPL). Kedua
pengamatan tersebut menghasilkan sifat-sifat optik yang berbeda. Dalam keadaan
PPL didapatkan data berupa warna, bentuk, belahan, pecahan, pleokorisme, relief,
dan indeks bias pada mineral yang diamati. Sedangkan dalam keadaan XPL
didapatkan data berupa warna interferensi, birefringence, orde, kembaran, orientasi,
dan pemadaman.
Dalam praktikum ini dilakukan pengamatan pada mineral mafik dan felsik.
Kedua mineral tersebut memiliki beberapa perbedaan sifat optiknya. Perbedaan
tersebut terletak pada relief, orde, dan warna (PPL). Mineral mafik memiliki relief
yang relatif tinggi, orde tinggi (2-3), dan warna dalam keadaan PPL biasanya coklat.
Sedangkan mineral felsik memiliki relief yang relatif rendah, orde rendah (biasanya
orde 1), warna dalam keadaan PPL biasanya tidakberwarna.
4.2 Kendala
29
4.3 Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
Kerr, Paul F.,1959, Optical Mineralogy, third edition, McGraw-Hill Company Inc.,
New York. Ramdohr, Ore Minerals and Their Intergrowths.
31
LAMPIRAN
32