Anda di halaman 1dari 19

PENGENALAN MIKROSKOP, DMP, DAN ANAPOL

Arjun Agung Pratama1, Gradjeskpam Sambenthiro2


1.
Praktikan Praktikum Mineral Optik Dan Petrografi, Teknik Geologi, Fakultas
Teknik, Universitas Hasanuddin.
2.
Asisten Praktikum Mineral Optik Dan Petrografi, Teknik Geologi, Fakultas
Teknik, Universitas Hasanuddin.

ABSTAK
Petrografi adalah cabang ilmu geologi yang berfokus pada deskripsi rinci batuan.
Kandungan mineral dan hubungan tekstur dalam batuan dijelaskan secara rinci.
Klasifikasi 7batuan didasarkan pada informasi yang diperoleh selama analisis petrografi.
Alat yang digunakan dalam pengamatan petrografi adalah mikroskop polarisasi untuk
mengamati sayatan mineral. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengamatan
petrografi seperti ukuran mineral, daya absorbs dan warna dari mineral itu sendiri. Oleh
karena itu, diperlukan perhitungan ukuran mineral dengan metode DMP (Diameter
Medan Pandang) dan untuk mengetahui warna serta absorbsi dari suatu mineral,
diperlukan pengamatan dalam 2 posisi, yakni pada posisi analisator dan pada posisi
polarisator. Maksud dan tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk memberi tahu
bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya, serta mengenalkan cara mengukur DMP dan
analisator polarisator. Dalam praktikum kali ini di dapatkan bagian-bagian mikroskop
yaitu tubus atas, tubus tengah, dan tubus bawah, dan memiliki pengukuran diameter
medan pandang total yaitu 3,05, dan analisator memiliki daya absorbsi terang maksimum
dan warna coklat, sedangkan pada polarisator memiliki daya absorbsi yaitu gelap
maksimum dan memiliki warna coklat.

Kata kunci : Petrografi, Mikroskop Polarisasi,Diameter Medan Pandang,Analisator,


Polarisator.

I. Pendahuluan mengenai planit Bumi beserta


isinya yang pernah ada.
1.1 Latar Belakang
Merupakan kelompok ilmu yang
Geologi adalah suatu bidang membahas tentang sifat- sifat dan
Ilmu Pengetahuan Kebumian yang bahan-bahan yang membentuk
mempelajari segala sesuatu bumi, struktur, proses- proses yang
bekerja baik didalam maupun ini lahir di alam semesta hingga
diatas permukaan bumi, sekarang. Geologi dapat digolongkan
kedudukannya di Alam Semesta sebagai suatu ilmu pengetahuan
serta sejarah perkembangannya yang komplek, mempunyai
sejak bumi ini lahir di alam pembahasan materi yang beraneka
semesta hingga sekarang. Geologi ragam namun juga merupakan suatu
dapat bidang ilmu pengetahuan yang
menarik untuk dipelajari. Ilmu ini
mempelajari dari benda-benda
sekecil atom hingga ukuran benua,
samudra, cekungan dan rangkaian
pegunungan. (Noor Djauhari, 2012)
Petrografi adalah cabang ilmu
geologi yang berfokus pada
deskripsi rincian batuan.
bekerja baik didalam maupun diatas batuan, selanjutnya tekstur batuan.
permukaan bumi, kedudukannya di Tekstur batuan sangat membantu
Alam Semesta serta sejarah dalam pengelompokan batuan selain
perkembangannya sejak bumi ini lahir memberikan gambaran proses yang
di alam semesta hingga sekarang. terjadi selama pembentukan batuan.
Geologi dapat digolongkan sebagai (Muhammad Chaerul, 2014)
suatu ilmu pengetahuan yang Mikroskop adalah alat optik
kompleks, mempunyai pembahasan untuk mengamati benda- benda yang
materi yang beraneka ragam namun sangat kecil, misalnya rambut, bakteri
juga merupakan suatu bidang ilmu dan sel sehingga tampak jelas.
pengetahuan yang menarik untuk Mikroskop sederhana terdiri dari dua
dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari buah lensa positif (cembung). (Raith
benda-benda sekecil atom hingga M.M, Raase P, Reinhardt Jurgen,
ukuran benua, samudera, cekungan 2011)
dan rangkaian pegunungan. (Noor
1.2 Maksud Dan Tujuan
Djauhari, 2012)
Petrografi adalah cabang ilmu Maksud dari praktikum ini
geologi yang berfokus pada deskripsi adalah untuk memperkenalkan dan
rincian batuan. Kandungan mineral memberikan pemahaman awal pada
dan hubungan tekstur dalam batuan praktikum mineral optik dan petrografi
dijelaskan secara rinci. Klasifikasi mengenai penggunaan mikroskop
batuan didasarkan pada informasi polarisasi.
yang diperoleh selama analisis
Adapun tujuan yang ingin di
petrografi. Alat terpenting bagi
capai dari praktikum acara 1
petrografer adalah mikroskop:
pengenalan mikroskop adalah:
polarisasi, biasa binokuler, refraksi,
kilau katode, dan inklusi fluida. Pada 1. Praktikan dapat mengetahui bagian
pemerian petrografi, pertama-tama dan fungsi mikroskop polarisasi
akan diamati mineral penyusun
2. Praktikan dapat mengetahui cara diperbesar ukuran bayangan benda
penentuan Diameter Medan Pandang ( tersebut hingga berkali-kali lipat dari
DMP) ukuran sebenarnya. (Muhammad
3. Mengetahui cara pengamatan Chaerul, 2014)
analisator dan polarisator. Mikroskop adalah alat optik
untuk mengamati benda- benda yang
1.3 Alat dan Bahan
sangat kecil, misalnya rambut,
Adapun alat dan bahan yang bakteri dan sel sehingga tampak jelas.
digunakan dalam praktikum kali ini Mikroskop sederhana terdiri dari dua
adalah sebagai berikut: buah lensa positif (cembung). (Raith
M.M, Raase P, Reinhardt Jurgen,
1) LKP (lembar kerja praktikan)
2011).
2) ATK Dengan mikroskop, bayangan
benda mampu diperbesar hingga 40
3) Clipboard
kali, 100 kali, bahkan sampai 1000
4) HVS kali lipat. Perbesaran ini semakin
meningkat lagi seiring teknologi yang
5) Lap kasar dan lap halus
juga semakin berkembang
6) Buku penuntun (Muhammad Chaerul, 2014).
Bahkan, saat ini sudah ditemukan pula
II. Tinjauan Pustaka
mikroskop electron yang cukup
2.1 Pengertian Mikroskop
canggih. Mikroskop electron memiliki
Kata mikroskop sendiri berasal kemampuan luar biasa dalam
dari bahasa latin yakni “mikro” yang memperbesar ukuran benda, yakni
artinya kecil dan kata “scopein” yang dengan skala hingga 1.000.000 kali
artinya melihat. Jadi, mikroskop ukuran benda yang sesungguhnya.
diartikan sebagai alat untuk melihat (Muhammad Chaerul, 2014).
benda kecil. Benda-benda kecil
tersebut dilihat dengan cara
2.2 Jenis-jenis Mikroskop mikroskop yang menggunakan
cahaya yang terbias/ dibelokkan,
Ada berbagai jenis mikroskop
bukan cahaya terpantul. Selain itu,
antara lain; mikroskop cahaya,
perbedaannya pada beberapa
mikroskop ultraviolet, mikroskop
komponen khusus yang hanya
electron, mikroskop polarisasi dan
terdapat pada mikroskop ini, antara
mikroskop stereo.
lain keping analisator, polarisator,
1.) Mikroskop Cahaya
kompensator, dan lensa amici
Mikroskop cahaya atau mikroskop
bertrand. Jenis/tipe dari mikroskop
analog memiliki perbesaran dari
ini cukup beragam, ada beberapa
mikroskop cahaya mampu mencapai
tipe yang biasa digunakan misalnya
seribu kali perbesaran.
tipe Olympus, Bausch & Lomb, dan
2.) Mikroskop Ultraviolet
Reichert.
Mikroskop ultraviolet merupakan
5.) Mikroskop Stereo
jenis mikroskop cahaya yang
Mikroskop stereo merupakan jenis
memanfaatkan sinar UV untuk
mikroskop yang digunakan untuk
menghasilkan gambar yang diperbesar
aplikasi perbesaran rendah, sehingga
dari sampel yang dianalisis.
memungkinkan untuk pengamatan 3D
3.) Mikroskop Elektron
berkualitas tinggi dari subjek yang
Mikroskop elektron merupakan
biasanya terlihat dengan mata
mikroskop yang bisa melakukan
telanjang. (Muhammad Chaerul,
perbesaran benda hingga dua juta
2014).
kali dengan menggunakan instrumen
elektron-optik di mana seberkas
elektron digunakan untuk
menghasilkan gambar yang
diperbesar dari objek kecil.
4.) Mikroskop Polarisasi
Mikroskop polarisasi merupakan
2.3 Bagian-bagian Mikoskop focal length-nya di atas 13 mm dan
Polarisasi perbesarannya kurang dari 15 x;
untuk power menengah focal length
antara 12- 5 mm dan perbesarannya
40 x; dan power tinggi focal length
kurang dari 4,5 mm dan
perbesarannya mencapai 40 x.
C. Meja preparat
Digunakan untuk meletakkan
Gambar 2.1 Mikroskop Polarisasi sayatan atau preparasi yang akan
diamati dibawah mikroskop serta
A. Lensa Okuler
memutar sayatan agar pleokroisme
Lensa okuler yaitu lensa
dan gelapan mineral dapat diamati
dengan perbesaran yang biasanya
dibawah mikroskop.
mencapai 10x. Lensa ini berhubungan
D. Penjepit preparasi
langsung dengan mata saat mengamati
Terletak di meja preparasi
sayatan tipis batuan di bawah
untuk menjepit sayatan atau preparasi
mikroskup. Dalam lensa ini terdapat
agar tidak goyang sehingga mudah
benang silang yang dapat membantu
diamati.
menentukan posisi utara- selatan (U-S)
E. Analisator dan Polarisator
dan timur-barat (T-B). Benang silang
Untuk menyaring sinar baik
juga sering digunakan untuk
dalam posisi sejajar ataupun bersilang
mengetahui sudut pemadaman suatu
sehingga dapat digunakan untuk
mineral, apakah miring atau tegak
mengatur gelap terang dari
lurus.
sayatan/preparat.
B. Lensa Objektif
F. Ganggang Mikroskop
Diklasifikaskan berdasarkan
Bagian yang digunakan ketika
nilai perbesarannya. Untuk obyektif
mengangkat dan memindahkan
yang memiliki power rendah, maka
mikroskop agar tidak terjatuh .
G. Kondensor dan Diagfragma diafragma tersebut terdapat pada
Mengatur intensitas cahaya tubuh lensa objektif. Nilai dari
yang masuk menuju filter polarisasi bukaan diafragma adalah sebagai
yang akan diteruskan ke meja berikut:
preparasi. 1) Perbesaran objektif 5x
H. Compensator piled mempunyai NA = 0,1
Kegunaan nya adalah untuk 2) Perbesaran objektif 10x
menggerakkan analisator dan mempunyai NA = 0,25
polarisator agar dapat membentuk 3) Perbesaran objektif 20x
sejajar atau bersilang. (Muhammad mempunyai NA = 0,4
Chaerul, 2014). 4) Perbesaran objektif 100x
mempunyai NA = 0,9
2.4 Diameter Medan Pandang
3. Menentukan nilai skala dengan

Diameter Medan Pandang kertas grafik yang diletakkan di atas

digunakan untuk menentukan ukuran meja preparat, untuk menentukan

mineral pada lensa objektif. Cara nilai skala pada benang silang atau

menentukan Diameter Medan Pandang diameter medan pandang. Buat

adalah sebagai berikut : perbandingan skala pada lensa


1. Memfokuskan medan pandang dengan skala pada kertas grafik.

yaitu dilakukan dengan memfokuskan 4. Menghitung nilai setiap skala


letak perpotongan benang silang tepat dengan cara jumlah skala lensa yang

pada pusat medan pandang dimana termuat dalam setiap mm kertas grafik.

cahaya masuk merata pada daerah Nilai setiap bilangan skala, ditentukan

medan pandang. dengan rumus.

2. Mengatur bukaan diafragma 5. Menghitung diameter medan

dengan cara disesuaikan dengan pandang, harus dilakukan 2 langkah

perbesaran lensaobjektif yang yaitu sebagai berikut:

digunakan. Nilai dari bukaan a) Menentukan panjang benang


horizontal yang berskala.
b) Menentukan panjang benang 3.1.1 Tahapan PraktikumTabel
horizontal yang tidak berskala.
Tabel 3.1 Diagram Alir
2.5 Analisator dan Polarisator Tahapan
Pendahuluan
Analisator, berfungsi pada saat
pengamatan nikol silang, dimana untuk
Tahapan
mendapatkan warna absorbs Praktikum
maksimum. Analisator adalah bagian
dari mikroskop yang fungsinya hampir
Analisis Data
sama dengan polarisator, dan terbuat
dari bahan yang sama juga, hanya saja
arah getarannya bisa di buat searah
getaran polarisator (nikol sejajar) dan Pembuatan
Jurnal
tegak lurus arah getaran polarisator
(nikol bersilang) (Pratama Gayus,
2017).
Pengumpulan
Jurnal
III. Metode Praktikum
3.1 Metode
1. Tahapan Pendahuluan
Metode yang digunakan dalam Pada tahapan awal, kami pertama-

praktikum Acara 1 ini adalah tama melaksanakan asistensi acara.

Pengenalan Mikroskop dan Pada asistensi acara dijelaskan materi

pengamatan langsung sayatan tipis singkat tentang jenis-jenis mikroskop


dan bagian-bagiannya. Serta cara
mengisi lembar kerja praktikum.
Setelah pemberian materi secara
singkat, asisten langsung memberi
tugas pendahuluan.
2. Tahapan Praktikum dengan penyusunan jurnal sesuai
Kegiatan praktikum dilakukan di dengan format jurnal yang telah
Laboratorium Petrografi, Departemen ditentukan. Dalam hal ini pembuatan
Teknik Geologi, Universitas jurnal ada sesuai dengan ketentuan
Hasanuddin. Sebelum melakukan ketentuan yang telah diberikan
kegiatan praktikum, pertama kali disamping itu ketentuan yang telah
dilakukan adalah melakukan responsi diberikan kami akan mengerjakan
guna mengetahui sejauh mana ilmu sesuai format dan membuat jurnal
yang ditangkap praktikan seusai sesuai yang di harapkan.
asistensi acara. Setelah responsi 5. Pengumpulan Jurnal
dilakukan, dilanjutkan dengan Jurnal yang telah selesai dan telah
kegiatan praktikum. Praktikan diasistensikan kembali serta telah
diminta untuk menggambar dan diperoleh hasil yang benar kemudian
menunjuk bagian-bagian mikroskop dikumpulkan di tempat dan waktu
serta praktikan diarahkan untuk yang telah disepakati. Dalam hal ini
melakukan pengamatan terhadap pengumpulan jurnal ada ketika
sayatan tipis pada preparat yang kebutuhan asistensi telah terpenuhi
diberikan. dan jurnal telah selesai yang di mana
3. Analisis Data pada saat pengumpulan jurnal bisa
Pada tahapan ini kami melakukan sesuai dari apa yang diharapkan dan
asistensi dengan asisten terkait terkumpul sesuai dengan jangka
lembar kerja yang telah diisi dengan waktu yang ditentukan.
gambar mikroskop dan bagian-
bagiannya serta data dari sayatan
tipis yang telaah diambil
4. Pembuatan Jurnal
Setelah memperoleh analisis data
yang benar berdasarkan hasil
asistensi dari asisten, dilanjutkan
IV. Pembahasan 2. Kamera, berguna untuk pemotretan
4.1 Pengertian dan Bagian-bagian sampel secara digital.
Mikroskop 3. Diopter ring, untuk menyamakan
fokus antara mata kanan dan kiri.
4. Lensa Amici Betrand, berfungsi
sebagai pembesar gambar
interferensi terhadap sampel atau
dengan kata lain berguna untuk
pengamatan konoskopik.
5. Analisator, berfungsi sebagai
pencahayaan vertikal sehingga
didapatkan absorpsi maksimum
6. Kompensator, berfungsi untuk
menentukan WI, bias rangkap, serta
TRO.
7. Revolver, berfungsi untuk mengatur
pembesaran lensa objektif
8. Lensa objektif, berfungsi untuk
memperbesar bayangan objek.
9. Meja preparat, untuk meletakkan
suatu objek yang akan diamati.
Gambar 4.1 Gambar Mikroskop
10. Lubang meja preparat, gunanya
Polarisasi
untuk meneruskan cahaya dari
Adapun bagian-bagian dari
bawah.
mikroskop polarisasi yaitu
11. Penjepit preparat, berfungsi
1. Lensa okuler, merupakan lensa
sebagai tempat dudukan sampel saat
yang berhubungan langsung dengan
diamati.
mata pengamat.
12. Pegangan/gagang mikroskop, 22. Bukaan diafragma, untuk
bagian mikroskop yang digenggam mengatur fokus pembukaan
agar mikroskop tidak bergeser. diafragma.
13. Skala Meja, berfungsi untuk 23. Kondensor, berfungsi untuk
menentukan posisi sampel pada memusatkan cahaya dari
meja preparat. polarisator.
14. Skala absis, berguna dalam 24. Polarisator, mempolarisasikan
penentuan sumbu - X cahaya yang masuk.
15. Skala ordinat, berguna untuk 25. Iluminator, sumber cahaya
menentukan besaran sumbu – Y. mikroskop yang terletak di atas
16. Sekrup pengarah absis, berguna dasar atau alas. Bagian ini
untuk menggeser posisi preparat digunakan sebagai ganti penggganti
searah sumbu – X. cermin.
17. Sekrup pengarah ordinat, 26. Pemutar kasar, untuk
berguna untuk menggeser posisi memfokuskan mikroskop secara
preparat searah sumbu – Y. cepat.
18. Skala nonius, berguna dalam 27. Pemutar halus, untuk
pengukuran ketelitian dari memfokuskan mikroskop secara
pengukuran posisi mineral. lambat.
19. Petunjuk Anapol, berguna 28. Pengatur cahaya, mengatur
dalam penentuan posisi preparat, terang/redupnya cahaya dari
baik itu posisi analisator maupun illuminator.
polarisator. 29. Tombol on/off,
20. Sekrup meja preparat, menghidupkan/mematikan
berfungsi untuk mengatur posisi mikroskop.
dan kedudukan meja preparat. 30. Kabel mikroskop, sebagai
21. Diafragma, untuk menentukan sumber listrik.
jumlah cahaya yang masuk serta
difokuskan ke objek.
4.1.1 Tubus Atas 6. ompensator, berfungsi untuk
menentukan WI, bias rangkap,
serta TRO.

4.1.2 Tubus Tengah

Gambar 4.2 Tubus Atas Mikroskop


Polarisasi
Adapun bagian-bagian dari
mikroskop polarisasi tubus atas yaitu: Gambar 4.3 Tubus Tengah Mikroskop

1. Lensa okuler, merupakan lensa Polarisasi

yang berhubungan langsung dengan Adapun bagian-bagian dari tubus

mata pengamat. tengah mikroskop polarisasi yaitu:

2. Kamera, berguna untuk pemotretan 1. Revolver, berfungsi untuk mengatur

sampel secara digital. pembesaran lensa objektif

3. Diopter ring, untuk menyamakan (ditunjukkan pada nomor 7).

fokus antara mata kanan dan kiri. 2. Lensa objektif, berfungsi untuk

4. Lensa Amici Betrand, berfungsi memperbesar bayangan objek

sebagai pembesar gambar (ditunjukkan pada nomor 8).

interferensi terhadap sampel atau 3. Meja preparat, untuk meletakkan

dengan kata lain berguna untuk suatu objek yang akan diamati

pengamatan konoskopik (ditunjukkan pada nomor 9).

5. alisator, berfungsi sebagai 4. Lubang meja preparat, gunanya

pencahayaan vertikal sehingga untuk meneruskan cahaya dari

didapatkan absorpsi maksimum


bawah (ditunjukkan pada nomor pengukuran posisi mineral
10). (ditunjukkan pada nomor 18).
5. Penjepit preparat, berfungsi sebagai 13. Petunjuk Anapol, berguna
tempat dudukan sampel saat diamati dalam penentuan posisi preparat,
(ditunjukkan pada nomor 11). baik itu posisi analisator maupun
6. Pegangan/gagang mikroskop, polarisator (ditunjukkan pada
bagian mikroskop yang digenggam nomor 19).
agar mikroskop tidak bergeser 14. Sekrup meja preparat,
(ditunjukkan pada nomor 12). berfungsi untuk mengatur posisi
7. Skala Meja, berfungsi untuk dan kedudukan meja preparate
menentukan posisi sampel pada (ditunjukkan pada nomor 20).
meja preparate (ditunjukkan pada
4.1.2 Tubus Bawah
nomor 13).
8. Skala absis, berguna dalam
penentuan sumbu – X (ditunjukkan
pada nomor 14).
9. Skala ordinat, berguna untuk
menentukan besaran sumbu – Y
(ditunjukkan pada nomor 15). Gambar 4.4 Tubus Bawah Mikroskop
10. Sekrup pengarah absis, berguna Polarisasi
untuk menggeser posisi preparat Adapun bagian-bagian dari
searah sumbu – X (ditunjukkan mikroskop binokuler Tubus bawah
pada nomor 16). yaitu:
11. Sekrup pengarah ordinat, 1. Diafragma, untuk menentukan
berguna untuk menggeser posisi jumlah cahaya yang masuk serta
preparat searah sumbu – Y difokuskan ke objek (ditunjukkan
(ditunjukkan pada nomor 17). pada nomor 21).
12. Skala nonius, berguna dalam 2. Bukaan diafragma, untuk
pengukuran ketelitian dari
mengatur fokus pembukaan (ditunjukkanpada nomor 29).
diafragma (ditunjukkan pada 10. Kabel mikroskop, sebagai
nomor 22). sumber listrik (ditunjukkan nomor
3. Kondensor, berfungsi untuk 30).
memusatkan cahaya dari
4.2 Diameter Medan Pandang
polarisator (ditunjukkan pada
nomor 23). Pada metode diameter medan
4. Polarisator,mempolarisasikan pandang (DMP) yang kita lakukan
cahaya yang masuk (ditunjukkan untuk mengukur ukuran mineral
pada nomor 24). menggunakan perbesaran lensa
5. Iluminator, sumber cahaya objektif 10x, perbesaran lensa okuler
mikroskop yang terletak di atas 4x. Diperoleh perbesaran total 40x dan
dasar atau alas. Bagian ini bilangan skala 0,025. Bukaan
digunakan sebagai ganti diafragma nya 0,9 dan Ketika dilihat
penggganti cermin (ditunjukkan dengan benang silang, mineral ini
pada nomor 25). memiliki nilai skala 20, tidak memiliki
6. Pemutar kasar, untuk DMP 2, karna tidak memiliki nilai
memfokuskan mikroskop secara pinggir. Sehingga untuk DMP 1
cepat(ditunjukkan pada nomor 26). bernilai 0,5.
7. Pemutar halus, untuk
memfokuskan mikroskop secara
lambat (ditunjukkan pada nomor
27).
8. Pengatur cahaya, mengatur
terang/ redupnya cahaya dari
iluminator (ditunjukkan pada
nomor 28). Gambar 4.5 Hasil Pengamatan DMP 1
9. Tombol on/off, menghidupkan/
mematikan mikroskop
4.3 Analisator Dan Polarisator memiliki belahandan warna yang
Sampel yang digunakan berupa nampak adalah warna putih
sayatan tipis dengan nomor peraga kecokelatan.
A29. perbesaran lensa okuler yang
digunakan sebesar 10x dan
perbesaran lensa objektif sebesar 4x
sehingga perbesaran total yang
dihasilkan adalah sebesar 40.
Mengasilkan bilangan skala sebesar
0,025 mm.
Gambar 4.7 Hasil Pengamatan
Dengan Posisi Polarisator
Pengamatan kedua menggunakan
posisi polarisator di hasilkan posisi
mineral yang berada pada koordinat
X=(9,2);Y=(19). Dengan daya
absorbsi terang maksimum, tidak
memiliki belahan dan warna yang
dihasilkan adalah cokelat.
Gambar 4.6 Hasil Pengamatan Dengan
Posisi Analisator V. Penutup
Pengamatan pertama dengan 5.1 Kesimpulan
menggunakan posisi analisator di
Kesimpulan yang dapat di ambil
hasilkan posisi mineral yang berada
dari praktikum kali ini adalah :
pada koordinat X=(9,2) dan Y=(19).
1. Mikroskop yang digunakan adalah
Dari hasil pengukuran menggunakan
mikroskop polarisasi. Mikroskop
benang skala, di hasilkan ukuran
ini memiliki tiga tubus yaitu tubus
mineral sebesar 43 mm dengan daya
atas, tubus tengah dan tubus
absorbsi terang maksimum, tidak
bawah. Tubus atas terdiri dari lensa
okuler, analisator, diopter ring, yang diamati. Dalam pengamatan ini
lensa amici betrend dan pada posisi Analisator maupun
kompensator. Tubus tengah terdiri Polarisator menggunakan daya
dari revolver, lensa objektif, meja absorbsi terang maksimum dimana
preparate, dan substage assembly. pada posisi Analisator, mineral
Sedangkan tubus bawah terdiri dari berwarna biru dan pada posisi
illuminator, pemutar kasar, Polarisator mineral berwarna abu-abu
pemutar halus, pengatur cahaya, dengan belahan satu arah.
kabel, dan tombol on/off.
5.2 Saran
2. Dalam menentukan diameter
medan pandang (DMP) ada Adapun saran untuk laboratorium
beberapa tahap yang harus dan asisten adalah sebagai berikut :
dilakukan yaitu yang pertama
5.2.1 Saran Untuk Laboratorium
memfokuskan medan pandang,
yang ditandai dengan mineral yang 1. Semoga kebersihan Laboratorium
ingin diamati terletak tepat pada tetap terjaga.
perpotongan benang silang. 2. Tetap menjaga alat dan sampel
Kemudian mengatur bukaan yang ada di laboratorium.
diafragma. Selanjutnya 3. Suhu AC tetap dalam kondisi yang
menentukan nilai skala dari kondusif.
mineral yang diamati, tahap
5.2.2 Saran Untuk Asisten
berikutnya adalah menghitung nilai
skala dengan rumus 1mm/jumlah 1. Tetap mempertahankan cara
skala. Dan terakhir adalah mengajar yang sudah sangat baik

menghitung diameter medan 2. Tetap ramah dan terus berikan


pandangnya. ilmunya

Pengamatan Analisator dan 3. Tetap memberikan ilmu yang


Polarisator berisi daya absorbsi, warna, bermanfaat.

posisi mineral serta belahan mineral


DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Chaerul, 2014,


Mineral Optik dan
Petrografi, Jakarta,
Indonesia
Noor, Djauhari. 2012.
Pengantar geologi.
Bogor : Universitas
Pakuan.
Pratama Gayus, 2017, Mineral
Optik dan Petrografi,
Yogyakarta, Indonesia

Raith M.M, Raase P, Reinhardt


Jurgen. 2011. Guide of
Thin Section Microscophy
Universitas Kiel dan
Universitas KwaZulu-
Natal.
5.3.2 Saran Untuk Asisten

5.3 Saran 4. Tetap mempertahankan cara


mengajar yang sudah sangat baik
Adapun saran untuk laboratorium
5. Tetap ramah dan terus berikan
dan asisten adalah sebagai berikut :
ilmunya

5.3.1 Saran Untuk Laboratorium 6. Tetap memberikan ilmu yang


bermanfaat.
4. Semoga kebersihan Laboratorium
tetap terjaga.
5. Tetap menjaga alat dan sampel
yang ada di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
6. Suhu AC tetap dalam kondisi yang
kondusif. Muhammad Cha

Anda mungkin juga menyukai