Anda di halaman 1dari 10

JURNAL

PRAKTIKUM MINERAL OPTIK DAN PETROGRAFI


ACARA III: KONOSKOP

OLEH:
IKBAL SATRIO
D061221045

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2024
KONOSKOP
Ikbal Satrio1, Dani Hendrik Fredik Haluruk2
1
Praktikan Mineral Optik dan Petrografi, laboratorium Petrografi, Departemen Teknik
Geologi, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
2
Asisten Laboratorium Petrografi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas
Hasanuddin

ABSTRAK
Mineral Optik merupakan salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang
sifat optis mineral. Tujuan dari pembelajaran mineral optis adalah untuk mengetahui
determinasi mineral dibawah mikroskop. Dalam pengamatan mineral optis, seringkali
dilakukan pada sampel dengan sayatan tipis sdibawah mikroskop, secara umum, metode
yang paling umum digunakan adalah pengamatan dari nikol sejajar maupun nikol silang
serta konoskop. Adapun Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar praktikan
mampu mengetahui perbedaan nikol silang dan nikol sejajar serta mengetahui mineral
yang diamati. Dalam pengamatan mineral optis, seringkali dilakukan pada sampel dengan
sayatan tipis sdibawah mikroskop, secara umum, metode yang paling umum digunakan
adalah pengamatan dari nikol sejajar maupun nikol silang. Hasil yang didapatkan dari
praktikum ini adalah pada sampel pertama dengan nomor peraga ST 1/REP/1 didapatkan
mineral dengan nama mineral Anortite. Selanjutnya pada sampel kedua dengan nomor
peraga DINA ST 38 didapatkan mineral dengan nama mineral piroxene.
Kata Kunci : Mikroskop, Konoskop

I. Pendahuluan Geologi adalah suatu bidang Ilmu


Pengetahuan Kebumian yang
1.1 Latar Belakang
mempelajari segala sesuatu
Mineralogi Optik merupakan
mengenai planit Bumi beserta isinya
salah satu cabang ilmu geologi yang
yang pernah ada. Merupakan
mempelajaritentang sifat optis
kelompok ilmu yang membahas
mineral. Mineral optik bertujuan
tentang sifat- sifat dan bahan-bahan
untuk mendeskripsikan mineral
yang membentuk bumi, struktur,
secara lebih akurat menggunakan
proses- proses yang bekerja baik
mikroskop. Alat yang digunakan
didalam maupun diatas permukaan
dalam pengamatan mineral secara
bumi, kedudukannya di Alam
mikroskopis adalah mikroskop
Semesta serta sejarah
polarisas iuntuk mengamati sayatan
perkembangannya sejak bumi ini
mineral.
lahir di alam semesta hingga
sekarang. Geologi dapat ini lahir di 1.2 Maksud dan Tujuan
alam semesta hingga sekarang. Adapun maksud dari
Geologi dapat digolongkan sebagai praktikum ini agar praktikan dapat
suatu ilmu pengetahuan yang mengidentifikasi sifat cahaya mineral
komplek, mempunyai pembahasan dengan mikroskop polarisasi. Tujuan
materi yang beraneka ragam namun dari praktikum ini adalah:
juga merupakan suatu bidang ilmu 1. Agar praktikan dapat
pengetahuan yang menarik untuk mengetahui sifat optik mineral
dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari dari pengamatan konoskop.
benda-benda sekecil atom hingga 2. Agar praktikan dapat
ukuran benua, samudra, cekungan menentukan nama mineral
dan rangkaian pegunungan. berdasarkan sifat optik dan sifat
Mikroskop adalah alat optik cahaya dari mineral tersebut.
untuk mengamati benda- benda yang 1.3 Alat dan Bahan
sangat kecil, misalnya rambut, Adapun alat dan bahan yang
bakteri dan sel sehingga tampak digunakan dalam praktikum kali ini
jelas. Mikroskop sederhana terdiri adalah sebagai berikut:
dari dua buah lensa positif
1. LKP (lembar kerja praktikan)
(cembung). Konoskop sering
2. ATK
digunakan oleh mikroskop dengan
3. Clipboard
suatu Bertrand lensa untuk
4. HVS
pengamatan atas gambaran sifat-sifat
5. Lap kasar dan lap halus
cahaya yang diamati. Yang paling
6. Buku penuntun
awal dengan penggunaan konoskop
7. Mikroskop Polarisasi
yaitu. pengamatan yang dilakukan
8. Referensi
dengan memusatkan pada mikroskop
II. TINJAUAN PUSTAKA
polarisasi. Dengan pemasangan lensa
2.1 Pengertian Nikol Sejajar
amicibertrand, maka mikroskop
Mineral adalah bahan padat
dijadikan semacam teleskop dengan
anorganik yang terdapat secara
sudut lebar yang terfokus pada titik
alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur
tak terhingga.
kimiawi dalam perbandingan tertentu,
dimana atom-atom didalamnya setelah melalui polarisator dan
tersusun mengikuti suatu pola yang sayatan tipis. Orientasi yang saling
sistimatis (bentuk kristal yang tegak lurus antara analisator dengan
teratur) (Bima, 2005). polarisator tanpa terbiaskan oleh
Pengamatan mikroskop sayatan tipis, akan menyebabkan
polarisasi nikol sejajar adalah tidak adanya cahaya yang melewati
pengamatan dengan tidak analisator sehingga akan nampak
menggunakan analisator atau gelap. Apabila cahaya terpolarisasi
analisator sejajar arah polarisator. mengalami pembiasan oleh sayatan
Artinya kita mengamati cahaya tipis dan melalui analisator, maka
polarisasi yang merambat melewati akan nampak sifat optis dari seperti
kristal, tetapi hanya pada satu bidang warna interferensi, kembaran,
getar yang sejajar dengan arah getar gelapan, dan tanda rentang optis
polarisator (Bima, 2005). (Ulva, 2014).
Sifat optik yang dapat diamati Jenis mineral kuarsa berwarna
antara lain warna absorbsi, putih terang dan pada nikol sejajar
pleokrisme, index bias, relief dan tanpa warna. Mineral opak
juga bentuk belahan/pecahan, serta berwarna hitam pada nikol silang
ukuran mineral (Bima, 2005). maupun nikol sejajar. Piroksin
2.2 Pengertian Nikol Silang berwarna keunguan pada nikol
Pengamatan ortoskop nikol silang dan tanpa warna pada
silang, adalah pengamatan sifat-sifat nikol sejajar. Mineral hornblende
optik mineral, dimana cahaya berwarna hijau pada nikol silang dan
melewati dua lensa polarisator, yaitu nikol sejajar. Mineral
polarisator bawah dan polarisator plagioklas berwarna putihabu-abu
atas (analisator). Dengan ketentuan pada nikol silang dan tanpa warna
bahwa arah getar polarisator harus pada (Ulva, 2014).
tegak lurus arah getaran analisator 2.3 Pengertian Konoskop
(Ulva, 2014) Pengamatan mokroskop dengan
Dengan adanya analisator, konoskopik merupakan pengamatan
cahaya akan terpolarisasikan kembali yang dilakukan bukan terhadap
mineral, melainkan lebih terhadap uniaksial karena mereka memiliki
sifat-sifat yang ditimbulkan oleh sumbu optik tunggal. Cahaya
kelakuan Cahaya (Judith,1981). perjalanan sepanjang arah sumbu
Menurut sifat optik semua zat optik tunggal menunjukkan sifat
dapat dibagi menjadi 2 gelombang, yang sama sebagai bahan dalam arti
yakni zat isotropik dan anisotropic. bahwa arah polarisasi cahaya tidak
Pada pengamatan konoskop terjadi diubah oleh bagian melalui kristal
beberapa kenampakan yaitu : Gelang (Hakim, 2019).
warna, Isogyre (Judith, 1981). 2.5 Sumbu dua (biaxial)
2.3.1 Gelang warna Semua mineral yang
Gelang-gelang warna pada mengkristal di monoklinik,
konoskop merupakan kenampakan ortorombik, atau sistem triklinik
akibat dari harga beda kristal adalah kristal biaksial.
lintasan/retardasi yang berbeda-beda Biaksial kristal optik memiliki
pada daerah medan pandangan yang sumbu kedua, dan ini membedakan
berlainlainan. Jumlah warna pada dari kristal uniaksial biaksial. kristal
suatu gambar tergantung pada: uniaksial, biaksial kristal memiliki
a) Ketebalan sayatan indeks bias yang bervariasi antara
b) Harga dwibias (Campbell, 2022). dua ekstrim, tetapi juga memiliki
2.3.2 Isogyire indeks bias yang unik (Hakim 2019).
Bagian dari indicatrix tegak II. Metode Praktikum
lurus terhadap bidang gambar dengan 3.1 Metode
jejak sepanjang AB sehingga indeks Metode yang digunakan dalam
bias AB selalu sejajar dengan arah praktikum Acara 3 konosko adalah
angka gangguan (Campbell, 2002). pengamatan langsung
2.4 Sumbu Satu (Unaxial)
Uniaksial anisotropik mineral
termasuk kelas yang berisi semua
mineralyang mengkristal dalam
sistem tetragonal kristal heksagonal
dan isotropik. Mereka disebut
3.2 Tahapan Praktikum praktikum dilakukan dengan
pengamatan konoskop menggunakan
Adapun tahapan praktikum
mikroskop polarisasi.
adalah sebagai berikut

Tabel 3.1 Diagram Alir 3.2.3 Analisis Data


Pada tahapan ini kami
Tahapan Pendahuluan
melakukan asistensi dengan asisten
terkait lembar kerja yang telah diisi
dengan deskripsi mineral.
Tahapan Praktikum
3.2.4 Pembuatan Jurnal
Setelah memperoleh analisis
data yang benar berdasarkan hasil
Analisis Data
asistensi dari asisten, dilanjutkan
dengan penusunan laporan sesuai
dengan format jurnal yang telah
Pembuatan Jurnal
ditentukan.

III. Hasil Dan Pembahasan


3.2.1 Tahapan Pendahuluan
Pada tahapan awal, kami 4.1 DMP 1
pertama-tama melaksanakan
asistensi umum yang dilanjutkan
dengan asistensi acara 3 yakni
Konoskop. Setelah pembawaan
materi, diberikan tugas pendahuluan
yang menjadi syarat sebelum bisa
mengikuti kegiatan praktikum.
3.2.2 Tahapan Praktikum Gambar 4.1 Pengamatan Sampel 1
Kegiatan praktikum dilakukan dengan nikol sejajar

di Laboratorium Petrografi,
Departemen Teknik Geologi,
Universitas Hasanuddin. Kegiatan
(Dwikroid). Tidak memiliki belahan,
pecahan even, mempunyai bentuk
subhedral. Tidak terdapat inklusi.
Berukuran 0,45 mm Warna
interferensi putih keabuan. tidak
memiliki kembaran, albit sistem
kristal monoclinic, jenis

Gambar 4.2 Pengamatan Sampel 1 pemadamannya gelapan miring


dengan nikol silang dengan T.R.O kuning keemasan
(addisi lenght slow), komposisi
kimianya yaitu Ca AI 2Si2 O8,
dengan nama mineral yaitu Anortit.

Gambar 4.3 Pengamatan Sampel


dengan T.R.O

Pada sampel mineral pertama,


digunakan perbesaran lensa okuler
sebesar 10x dan perbesaran lensa
objektif sebesar 10x, dengan
Gambar 4.4 Konoskop mineral klorit
perbesaran total yaitu 100. Dengan
hasil perbesaran total, maka Pada pengamatan konoskopik
didapatkan nilai bilangan skala yaitu digunakan perbesaran lensa objektif
0,1. Kedudukan mineralnya yaitu 10x dan perbesaran lensa objektif
x(4,5) y(9,13). Warna absorbsi sebesar 10x, dengan perbesaran total
colorless, dengan relief timggi dan yaitu 100. Sumbu optik yang didapat
intensitas sedang. Indeks bias adalah uniaxial dan tanda optik
nmin<ncb, Ketika diputar 350 maka negatif (-) . Adapun gambar
akan menghasilkan 2 warna interefensi yang dijumpai yaitu isogir
berjumlah 1 lengan, gelang warna
uniaxial, dan sudut 2V warna-warni
(kuning, orange). Nama mineralnya
adalah Labradorit.
4.2 DMP 2

Gambar 4.7 Pengamatan Sampel


dengan T.R.O

Pada sampel mineral pertama,


digunakan perbesaran lensa okuler
sebesar 4x dan perbesaran lensa
Gambar 4.5 Pengamatan Sampel 1
dengan nikol sejajar
objektif sebesar 10x, dengan
perbesaran total yaitu 40x. Dengan
hasil perbesaran total, maka
didapatkan nilai bilangan skala yaitu
0,025. Kedudukan mineralnya yaitu
x(9,2) y(5,1). Warna absorbsi
colorless, dengan relief rendah dan
intensitas sedang. Indeks bias
nmin<ncb, Ketika diputar 350 maka
akan menghasilkan 2 warna
Gambar 4.6 Pengamatan Sampel 1
dengan nikol silang (Dwikroid). Tidak memiliki belahan,
pecahan even, mempunyai bentuk
subhedral. Tidak terdapat inklusi.
Berukuran 2,215 mm Warna
interferensi biru. tidak memiliki
kembaran, albit sistem kristal
monoclinic, jenis pemadamannya
gelapan miring dengan T.R.O
berwarna merah muda keemasan IV. Penutup
(addisi lenght slow), komposisi 5.1 Kesimpulan
kimianya yaitu Ca,
Adapun kesimpulan dari
Na)(Mg,Fe2+,Al,Ti)(Si, Al)2O6,
praktikum ini adalah :
dengan nama mineral yaitu
1. Pada pengamatan konoskopik
piroxene.
dijumpai pada sampel pertama
memiliki sumbu optik uniaxial
dengan tanda optik (-) dan
sampel kedua memiliki sumbu
optik uniaxial dengan tanda
optik(-).
2. Berdasarkan karakteristik
deskripsi mineral yang diamati
dapat dilihat bahwa gambar
interferensi yang ditunjukkan
Gambar 4.8 Konoskop mineral klorit
pada sampel pertama memiliki
Pada pengamatan konoskopik isogir berwarna pink tua dan
digunakan perbesaran lensa objektif gelang warna berwarna jingga
4x dan perbesaran lensa objektif dan sudut 2V yang dibentuk
sebesar 10x, dengan perbesaran total
bernilai 70° maka dari itu nama
yaitu 40. Sumbu optik yang didapat
mineral tersebut adalah
adalah uniaxial dan tanda optik
Anortite. Dan pada sampel
negatif (-) . Adapun gambar
kedua memiliki isogir berwarna
interefensi yang dijumpai yaitu isogir
pink tua dan gelang warna
berjumlah 1 lengan, gelang warna
berwarna jingga dan sudut 2V
uniaxial, dan sudut 2V warna-warni
yang dibentuk bernilai 30°
(kuning, orange). Nama mineralnya
maka dari itu nama mineral
adalah piroxene.
tersebut adalah Anortit.
5.2 Saran
Adapun saran untuk
laboratorium dan asisten adalah
sebagai berikut :
5.2.1 Saran Untuk Laboratorium
1. Tetap menjaga kebersihan lab
2. Menambah jumlah mikroskop
yang ada di lab
3. Mejaga suhu ruangan agar tetap
kondusif.
5.2.2 Saran Untuk Asisten
1. Memberikan penjelsan lebih
jelas lagi
2. Mendampingi saat praktikum
3. Tetap sabar saat membimbing
praktikan

DAFTAR PUSTAKA

Bima. 2005. Mikroskop dan


Penggunaanya. Bogor. IPB
Campbell, Neil A. 2002. Biology.
Jakarta: Erlangga
Hakim, A. Y. A. 2019. Mineralogi.
Bandung: ITB Press.
Judith, Bean dkk. 1981. Diktat Kuliah
Mineral Optik. Yogyakarta: Pusat
Penerbitan Fakultas Teknik
Ria, Ulva. 2014. Mineral Optik.

Makassar. Laboratorium Mineral Optik

Teknik Geologi Universitas Hasanuddin

Anda mungkin juga menyukai