Anda di halaman 1dari 16

JURNAL

PRAKTIKUM MINERAL OPTIK DAN PETROGRAFI ACARA II :


ORTOSKOP NIKOL SEJAJAR DAN NIKOL SILANG

OLEH:
MAEGA DIORENNA PABONTONG
D061221003

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2024
ORTOSKOP SILANG DAN NIKOL SEJAJAR
Maega D. Pabontong1, Naufal Syahrid Panrita 2
1Praktikan Praktikum Mineral Optik dan Petrografi, Laboratorium Petrografi
Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
2Asisten Praktikum Mineral Optik dan Petrografi, Laboratorium Petrografi,
Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Mineral optik adalah cabang ilmu yang mempelajari karakteristik optik dari mineral, yang
dapat dianalisis menggunakan mikroskop polarisasi cahaya. Penggunaan mikroskop polarisasi
cahaya sangat vital dalam analisis mineral dan petrografi. Dengan menggunakan mikroskop ini,
pengamat dapat membedakan dengan lebih jelas antara berbagai sifat fisik mineral yang terdapat
dalam batuan. Hal ini memungkinkan untuk mendapatkan informasi atau data pengamatan yang
lebih akurat Tujuan dari praktikum ini adalah guna mengetahui mineral pada nikol silang, nikol
silang, nikol sejajar, dan T.R.O. Praktikum ini dilakukan dengan metode pengamatan langsung di
laboratorium dengan tahapan pendahuluan, praktikum, analisis data, dan pembuatan jurnal. Pada
pengamatan nikol sejajar yang diamati berupa warna absorpsi, relief, intensitas, indeks bias,
pleokroisme, belahan, pecahan, bentuk dan inklusi. Pada masing-masing sampel didapatkan hasil
pengamatan yang berbeda-beda. Pada pengamatan nikol sejajar yang diamati adalah ukuran
mineral, warna interferensi maksimum, bias rangkap, sudut pemadaman, jenis pemadaman, dan
kembaran. Pada pengamatan ini juga didapatkan perbedaan hasil pada masing-masing sampel.
Pada pengamatan T.R.O, digunakan keping gips untuk mengetahui T.R.O Pada pengamatan ini
didapatkan mineral biotit, olivin, dan plagioklas.
Kata kunci: Mineral Optik, Petrografi, Ortoskop

I. Pendahuluan megaskopis di lapangan. Mineral


optik adalah suatu ilmu mineralogi
1.1. Latar Belakang
yang menggunakan metode
Batuan adalah komponen utama mendasar yang berfungsi untuk
penyusun kerak bumi yang sangat erat mendukung analisis data geologi.
kaitannya dengan penelitian ilmu Untuk dapat melakukan
geologi. Dalam ilmu Geologi analisis pengamatan secara optis atau
sayatan tipis batuan dilakukan karena petrografi diperlukan alat yang
ada bebereapa sifat-sifat fisik, seperti disebut mikroskop polarisasi.
tekstur, komposisi dan perilaku Mikroskop polarisasi cahaya
mineral-mineral penyusun batuan adalah alat yang digunakan untuk
tersebut tidak dapat dideskripsi secara mengamati mineral dan batuan
melalui sifat optik mineral yang 1. Dapat menganalisis mineral
ditampilkan melalui mikroskop dengan menggunakan nikol
polarisasi cahaya. Penggunaan sejajar.
mikroskop polarisasi cahaya dalam 2. Dapat menganalisis mineral
analisis mineral dan petrografi sangat dengan menggunakan nikol
penting karena dapat memberikan silang.
memberikan informasi yang akurat 3. Dapat menganalisis mineral
dan detail tentang mineral dan batuan dengan T.R.O.
yang diamati. 1.3 Alat dan Bahan
Terkait dengan peranan
Adapun alat dan bahan yang
mikroskop polarisasi dalam
digunakan dalam praktikum kali
identifikasi sifat optik suatu mineral
ini adalah :
maka dianggap perlu untuk mampu
1. ATK
menggunakan mikroskop tersebut.
Dalam penggunaan mikroskop 2. HVS
terdapat pengamatan nikol silang dan
3. Mikroskop polarisasi
nikol sejajar.
4. Lap kasar dan halus
Oleh karena itu diadakanlah
praktikum untuk pengamatan pada 5. Peraga sayatan
nikol sejajar dan nikol silang dalam
6. Pensil warna
acara pengamatan nikol silang dan
7. Penuntun
nikol sejajar.
8. Diagram Michael-Levy
1.2 Maksud dan Tujuan
9. LKP
Adapun maksud dari praktikum
ini adalah guna mengetahui cara II. Tinjauan Pustaka
menganalisis mineral dengan 2.1 Pengertian Mineral
menggunakan mikroskop polarisator
Mineral adalah zat padat
pada nikol silang dan nikol sejajar.
anorganik yang terbentuk secara
Adapun tujuan dari praktikum ini
alami dan memiliki struktur kristal
adalah sebagai berikut:
teratur. Mineral terdiri dari satu dari
satu jenis unsur atau lebih, yang diatur atau membiaskan cahaya, dan
secara teratur dalam bentuk kristal. kemampuan ini dapat digunakan
Sifat fisik, kimia, dan optik yang khas untuk mengidentifikasi mineral.
dari mineral membedakan satu Beberapa mineral juga
mineral dengan mineral lainnya dan memperlihatkan suatu fenomena
memungkinkan agar mineral polarisasi cahaya, yang dimana
diidentifikasi dan juga dapat cahaya yang dipancarkan oleh
diklasifikasikan (Campbell,2002). mineral akan dipolarisasi. Warna
Mineral memiliki sifatfisik mineral dapat bervariasi dari yang
yang khas, termasuk kekerasan, sangat terang seperti halnya kuarsa
belahan, kilap, dan berat jenis. hingga yang sangat gelap seperti
Kekerasan mineral diukur dengan halnya magnetit (Judith, Bean dkk.
skala kekerasan Mohs yang berisi 10 1981).
mineral standar dengan kekerasan 2.2 Mikroskop
yang meningkat. Belahan mineral
Mikroskop adalah alat
dapat berupa belahan sejajar, belahan
optik yang digunakan untuk
tak sejajar, atau tidak memiliki
melihat objek yang sangat kecil
belahan sama sekali. Kilap mineral
yang tidak dapat dilihat dengan
mineral dapat berupa kilap logam,
mata telanjang. Mikroskop
kilap adamantine, kilap resin, atau
memanfaatkan sifat optik cahaya,
kilap matt. Berat jenis mineral
yaitu kemampuan Cahaya untuk
berkisar dari yang sangat ringan
membelok saat melewati benda
seperti batuan piroksen hingga yang
yang memiliki memiliki indeks
sangat berat seperti batu bara. Sifat
bias yang berbeda.
kimia mineral mencakup komposisi
Mikroskop modern memiliki
kimia dan reaktivitas terhadap asam
dua lensa khusus yang terletak di
(Tim Unpad, 2008).
antara sampel dan mata pengamat,
Sementara itu, sifat optik
yaitu lensa objektif objektif dan
mineral meliputi pembiasan cahaya,
lensa okuler. Lensa objektif
polarisasi cahaya, cahaya, dan warna.
memperbesar sampel dan
Suatu mineral dapat membelokkan
membentuk gambar nyata entuk
gambar nyata di antara lensa objektif mikroskop optik yang dirancang
dan lensa okuler. Lensa okuler untuk menganalisis sifat analisis
kemudian memper- besar gambar sifat polarisasi cahaya yang
sehingga dapat dilihat oleh mata dipantulkan atau dipancarkan oleh
pengamat (Ulva Ria Irfan,2014). benda uji (Ulva Ria Irfan, 2014).
Mikroskop juga memiliki Cahaya polarisasi dibuat
berbagai jenis, seperti mikroskop dengan melewati sampel melalui
cahaya, mikroskop elektron, dan filter polarisasi yang dapat
mikroskop fluoresensi. Mikroskop menghasilkan polarisasi linier,
cahaya adalah jenis mikroskop yang sirkular, atau eliptis. Sampel
menggunakan sumber cahaya. kemudian diamati dengan
Mikroskop elektron menggunakan menggunakan mikroskop polarisasi
elektron sebagai sumber cahaya dan yang dilengkapi dengan filter
dapat memperbesar gambar sampai polarisasi tambahan tambahan dan
jutaan kali lebih besar dari piringan polarisasi. Mikroskop ini
mikroskop cahaya. Mikroskop digunakan dalam berbagai bidang,
fluoresensi digunakan untuk melihat salah satunya Di bidang geologi,
benda yang memiliki sifat mikroskop polarisasi digunakan
fluoresensi, di mana benda tersebut untuk mempelajari mineral dan
tersebut dapat menyerap menyerap batuan, serta untuk menganalisis
energi cahaya dan memancarkan tekstur dan orientasi kristal (Ulva
kembali energidalam bentuk cahaya. RiaIrfan, 2014).
Mikroskop digunakan dalam Keuntungan dari mikroskop
berbagai bidang, seperti biologi, polarisasi yaitu kemampuannya
ilmu material, dan geologi (Bima, memberikan informasi tambahan
2005). tentang sifat material tidak dapat
dilihat dengan mikroskop
2.3 Mikroskop Polarisasi
konvensional. Juga mikroskop
Mikroskop polarisasi, juga polarisasi dapat membantu
dikenal sebagai mikroskop mengidentifikasi mineral yang
polarimeter, adalah jenis mikroskop serupa tetapi memiliki sifat
polarisasi yang berbeda (Ulva Ria kristal, tetapi hanya pada satu
Irfan, 2014). bidang getar yang sejajar dengan
Selain itu, mikroskop arah getar polarisator. Sifat optik
polarisasi dapat memberikan yang dapat diamati antara lain
informasi tentang orientasi kristal warna absorbsi, pleokrisme, index
dan distribusi dalam mineral dan bias, relief dan juga bentuk
batuan, yang dapat membantu dalam belahan/pecahan, serta ukuran butir
memahami proses geologi dan (Sutarto, dkk., 2019).
mineralogi (Ulva Ria Irfan, 2014).
2.5 Sifat Optik Mineral Pada
2.4 Ortoskop Nikol Sejajar dan Posisi Nikol Sejajar
Nikol Silang
1. Warna
Untuk melakukan pengamatan Warna mineral dipengaruhi
sifat-sifat optik mineral diperlukan oleh kemampuannya untuk
beberapa tahapan, yaitu dari ortoskop menyerap atau memantulkan
nikol sejajar, ortoskop nikol silang cahaya. Pada mineral anisotropik,
dan konoskop. Berdasarkan warna dapat berubah tergantung
ketembusan terhadap cahaya, mineral pada arah pandangnya. Ketika
dibagi menjadi mineral opak dan melihat mineral dengan mata
mineral transparan. Mineral opak telanjang atau menggunakan alat
adalah mineral yang tidak tembus megaskopis seperti setangan,
cahaya, sedangkan mineral transparan warna dapat tampak berbeda
adalah mineral yang tembus Cahaya dibandingkan dengan pengamatan
(Sutarto, dkk.., 2019). mikroskopis pada sayatan tipis.
Pengamatan mikroskop Mineral yang berwarna pucat
polarisasi nikol sejajar adalah hingga putih dalam contoh
pengamatan dengan tidak setangan cenderung tampak tidak
menggunakan analisator atau berwarna atau transparan dalam
analisator sejajar arah polarisator. sayatan tipis, sedangkan mineral
Artinya kita mengamati cahaya yang berwarna gelap secara
polarisasi yang merambat melewati megaskopis dapat menunjukkan
berbagai variasi warna dalam lebih kecil. Belahan terjadi ketika
sayatan tipis. mineral terpisah menjadi bidang-
2. Pleokrisme bidang yang lurus sesuai dengan
Ini adalah sifat di mana mineral struktur kristalnya, sementara
anisotropik menunjukkan perubahan pecahan terjadi ketika bidang-
warna saat diputar pada posisi nikol bidang tersebut tidak lurus dan
sejajar atau silang. Hal ini tidak teratur.
disebabkan oleh perbedaan dalam 6. Relief dan Intensitas
penyerapan cahaya di berbagai arah Relief adalah perbedaan
kristal. dalam kenampakan antara mineral
3. Bentuk Mineral dan medium sekitarnya karena
Bentuk mineral ditentukan perbedaan dalam indeks bias.
oleh orientasi tepiannya. Mineral Intensitas relief selalu
dapat memiliki bentuk anhedral berhubungan dengan perbedaan
(tidak beraturan pada seluruh indeks bias tersebut, yang dapat
sisinya), subhedral (sebagian sisi memberikan petunjuk tentang
tidak beraturan), atau euhedral komposisi mineral dan struktur
(seluruh sisi beraturan). kristalnya (Hakim, 2019).
4. Indeks Bias
2.6 Sifat Optik Mineral Pada
Indeks bias adalah nilai yang
Posisi Nikol Silang
menunjukkan seberapa banyak
cahaya dibiaskan saat melewati 1. Warna Interferensi
mineral. Indeks bias ini bergantung Warna interferensi adalah
pada perbandingan sinus sudut kenampakan warna sebagai
datang dan sinus sudut bias atau manifestasi dari perbedaan panjang
refraksi. Ini memungkinkan kita gelombang dua vektor cahaya yang
untuk memahami bagaimana cahaya bergetar saling tegak lurus yang
berperilaku ketika melewati mineral. melewati lintasan sayatan tipis
5. Belahan dan Pecahan kristal dengan kecepatan yang
Mineral memiliki kemampuan berbeda yang diteruskan melalui
untuk terpisah menjadi bagian yang lensa analisator kepada mata
pengamat. Warna interferensi adalah 3. Orientasi Optik
harga retardasi dari cahaya yang Orientasi optik merupakan
dibiaskan dan merambat melewati hubungan antara sumbu panjang
kristal.Semakin tebal sayatan tipis kristalografi mineral dengan sumbu
mineral, maka akan semakin besar indikatriknya (arah getar sinar).
harga retardasinya.Sebagai contoh, Pada umumnya sumbu panjang
jika mineral kuarsa dengan sayatan kristalografi pada mineral
standar tebal 0,03 mm mempunyai merupakan sumbu kristalografi-c.
harga retardasi sekitar 250 nm yang Tetapi pada kelompok filosilikat
dimanifestasikan sebagai warna abu- umumnya sumbu kristalografi-c
abu, maka ketika tebal sayatan merupakan sumbu terpendek,
mineral kuarsa 0,04 nm, harga sedang yang paling panjang adalah
retardasi kuarsa akan menjadi sekitar sumbu a kritalografi. Untuk
350 nm, dan akan memperlihatkan mempermudah pemahaman dalam
warna interferensi kuning (Sutarto, pembahasan lebih lanjut, kita
dkk., 2019). anggap bahwa sumbu panjang
2. Bias Rangkap kristalografi adalah sumbu
Cahaya yang masuk dalam kristalografi-c. Tetapi anggapan ini
media optis anisotrop akan dibiaskan tidak berlaku untuk perkecualian
menjadi 2 sinar, yang bergetar dalam seperti pada filosilikat (Sutarto,
dua bidang yang saling tegak lurus. dkk., 2019).
Harga bias rangkap merupakan selisih 4. Pemadaman
maksimum kedua indeks bias sinar Pemadaman adalah gejala
yang bergetar melewati suatu mineral. dimana mineral memperlihatkan
Selisih maksimum sinar yang bergetar kenampakan gelap maksimum, hal
atau bias rangkap mineral adalah jika ini terjadi apabila sumbu indikatrik
sinar yang bergetar adalah sinar yang (arah getar sinar) mineral sejajar
mempunyai indeks bias maksimum dengan arah getar polarisator atau
dan indeks bias minimum (Sutarto, analisator. Pada pengamatan
dkk., 2019). mineral anisotrop, apabila meja
obyek diputar 360°, maka akan
terjadi gelap maksimum empat kali. cahaya yang unik. Pola ini dapat
Tidak semua mineral memperlihatkan diukur menggunakan berbagai
pemadaman yang sempurna, ada yang teknik spektroskopi, termasuk
pemadamannya bintik-bintik (misal Total Reflectance Optical (TRO),
pada biotit) dan ada yang yang merupakan salah satu
pemadamannya bergelombang (misal metode yang paling umum
pada kuarsa) (Sutarto, dkk., 2019). digunakan. Tanda rentang optik
5. Kembaran mencakup:
Pada kenampakan secara 1. Intensitas Refleksi: Ini
mikroskopis kembaran nampak adalah tingkat kecerahan cahaya
sebagai lembar-lembar yang yang dikembalikan oleh mineral
memperlihatkan warna interferensi setelah melewati sampel.
dan pemadaman yang berbeda. Intensitas refleksi dapat
Kenampakan tersebut dapat memberikan informasi tentang
disebabkan karena pada waktu proses ketebalan dan kepadatan mineral
kristalisasi terganggu (kembaran dalam sampel.
tumbuh) atau karena adanya proses 2. Posisi dan Lebar Band:
deformasi pada waktu kristal tersebut Setiap mineral memiliki
sudah terbentuk (kembaran serangkaian band refleksi yang
deformasi) (Sutarto, dkk., 2019). unik, yang ditentukan oleh
perbedaan dalam atom dan
2.7 Tanda Rentang Optik
molekul dalam struktur mineral.

Tanda rentang optik dalam Posisi dan lebar band ini dapat

mineralogi merujuk pada memberikan informasi tentang

karakteristik spesifik dari refleksi jenis mineral dan kondisi fisiknya.

cahaya oleh mineral yang dapat 3. Kompleksitas Pola

diukur menggunakan spektroskopi Refleksi: Beberapa mineral

optik. Tanda rentang optik ini sangat memiliki pola refleksi yang sangat

penting dalam identifikasi dan kompleks, yang mencakup

analisis mineral karena setiap berbagai band refleksi dengan

mineral memiliki pola refleksi intensitas yang berbeda. Analisis


ini dapat memberikan wawasan 3.2.2 Nikol Silang
mendalam tentang struktur kristal Pada tahap ini dilakukan
dan kimia mineral. pencatatan data mineral pada
III METODOLOGI mikroskop dengan ortoskop nikol
Metode yang digunakan dalam silang. Adapun yang dideskripsi
praktikum ini adalah pengamatan adalah warna interferensi, jenis
langsung di laboratorium dengan pemadaman, sudut pemadaman,
melakukan deskripsi. bias rangkap, dan kembaran. Pada
Adapun tahapan-tahapan pada tahap ini juga dilakukan analisis
praktikum ini, diantaranya: menggunakan keping gips (T.R.O).

3.1 Tahapan Pendahuluan 3.3 Tahapan Analisis Data

Pada tahapan awal, dilaksanakan Pada tahapan ini, data yang telah
asistensi acara mengenai materi yang diperoleh di laboratorium kemudian
akan dipraktikumkan, yaitu ortoskop di analisis dengan memperhatikan
nikol silang dan nikol sejajar. konsep-konsep dan sumber-sumber
3.2 Tahapan Praktikum yang ada sehingga tidak terjadi
kesalahan. Selain itu, dilakukan
Kegiatan praktikum ini dilakukan
di Laboratorium Petrografi, pula asistensi bersama asisten guna

Departemen Teknik Geologi, memperkuat data yang telah

Universitas Hasanuddin. Praktikum diperoleh. Data yang dianalisis


dilakukan sebagai berikut: berupa data pencatatan pada
ortoskop nikol silang dan nikol
3.2.1 Nikol Sejajar
sejajar.
Pada tahap ini dilakukan
pencatatan data mineral pada 3.4 Pembuatan Jurnal

mikroskop dengan ortoskop nikol Setelah memperoleh analisis


sejajar. Adapun yang dideskripsi data yang benar berdasarkan hasil
adalah warna absorpsi, pleokroisme, asistensi dari asisten, dilanjutkan
belahan, pecahan, indeks bias, relief, dengan penyusunan jurnal sesuai
dan ukuran mineral. dengan format laporan yang telah
ditentukan. even serta memiliki bentuk
subhedral. Sampel ini tidak
memiliki inklusi.
Pada pengamatan, diketahui
ukuran mineral 1mm dengan warna
interferensi maksimum Cokelat
kehitaman pada orde I. Memiliki
sudut pemadaman 50° dengan jenis
pemadaman Paralel dan tidak
memiliki kembaran. Adapun sistem
kristalnya monoklin. Berdasarkan
pengamatan T.R.O didapatkan
Gambar 3.1 Diagram Alir Tahapan substraksi lenght slow. Komposisi
Praktikum.
mineral ini adalah K(Mg,Fe) 3
IV HASIL DAN
(AlSi 3 O 10 )(F,OH) 2. Mineral ini
PEMBAHASAN
bernama Biotit.
4.1 Sampel 1
Pada sampel dengan nomor
urut 1 dan nomor peraga
Y1K/034/BB, diamati dengan
menggunakan perbesaran okuler 10x
dan perbesaran objektif 4x sehingga
perbesaran total 40x dengan bilangan
skala 0,025mm. Sampel yang diamati
memiliki kedudukan (15,3),(18,7). Gambar 4.1 Nikol sejajar sampel 1

Sampel ini berwarna absorpsi Cokelat


Kehitaman dengan relief rendah dan
intensitas rendah. Adapun indeks bias
Nmin>Ncb. Sampel ini memiliki
pleokroisme Dwikroik dan tidak
memiliki belahan dengan pecahan
serta memiliki bentuk subhedral-
anhedral. Sampel ini tidak memiliki
inklusi.
Pada pengamatan, diketahui
ukuran mineral 0,5 mm dengan
warna interferensi maksimum pada
orde II merah kecoklatan. Memiliki
Gambar 4.2 Nikol silang sampel 1 sudut pemadaman 39° dengan jenis
pemadaman miring dan tidak
memiliki kembaran. Adapun sistem
kristalnya monoklin. Berdasarkan
pengamatan T.R.O didapatkan
substraksi lenght slow. Komposisi
mineral ini adalah (A)2SiO4
Mineral ini Bernama Olivin.
Gambar 4.3 T.R.O. sampel 1

4.2 Sampel 2
Pada sampel dengan nomor
urut 2 dan nomor peraga
Y1K/034/BB, diamati dengan
menggunakan perbesaran okuler 10x
dan perbesaran objektif 4x sehingga
perbesaran total 40x dengan bilangan Gambar 4.4 Nikol sejajar sampel 2

skala 0,025mm. Sampel yang diamati


memiliki kedudukan (5,9),(12,21).
Sampel ini berwarna absorpsi
Colorless dengan relief rendah dan
intensitas tinggi. Adapun indeks bias
Nmin>Ncb. Sampel ini memiliki
pleokroisme Dwikroik dan memiliki
belahan 1 arah dengan pecahan even Gambar 4.5 Nikol silang sampel 2
kembaran carlsbad. Adapun sistem
kristalnya triklin. Berdasarkan
pengamatan T.R.O didapatkan adisi
lenght fast. Komposisi mineral ini
adalah NaAlSi3O8 Mineral ini
.

bernama Plagioklas.

Gambar 4.6 T.R.O. sampel 2


4.2 Sampel 3
Pada sampel dengan nomor
urut 3 dan nomor peraga ST 600
Pundri, diamati dengan menggunakan
perbesaran okuler 10x dan perbesaran
objektif 4x sehingga perbesaran total
Gambar 4.7 Nikol sejajar sampel 3
40x dengan bilangan skala 0,025mm.
Sampel yang diamati memiliki
kedudukan (2,9),(11,9). Sampel ini
berwarna absorpsi Colorless dengan
relief rendah dan intensitas rendah.
Adapun indeks bias Ncb>Nmin.
Sampel ini memiliki pleokroisme
monokroik dan tidak memiliki Gambar 4.8 Nikol silang sampel 3
belahan dengan pecahan even serta
memiliki bentuk Subhedral. Sampel
ini tidak memiliki inklusi.
Pada pengamatan, diketahui
ukuran mineral 1,55 mm dengan
warna interferensi maksimum abu-abu
cokelat pada orde I. Memiliki sudut
pemadaman 40° dengan jenis Gambar 4.9 T.R.O. sampel 3
pemadaman miring dan memiliki
I. PENUTUP 5.2 Saran

5.1 Kesimpulan 5.2.1 Saran untuk


Berdasarkan hasil Laboratorium
pengamatan laboratorium, dapat 1. Memperbaiki alat yang
ditarik beberapa kesimpulan, antara rusak
lain sebagai berikut: 2. Menambah peraga sampel
1. Pada pengamatan nikol sejajar 3. Menambah alat pengamat
yang diamati berupa warna
5.2.2 Saran untuk Asisten
absorpsi, relief, intensitas,
indeks bias, pleokroisme, 1. Memastikan praktikan
belahan, pecahan, bentuk dan memahami materi
inklusi. Pada masing-masing 2. Mempertahankan metode
sampel didapatkan hasil penjelasan materi
pengamatan yang berbeda- 3. Tetap ramah terhadap
beda.. praktikan
2. Pada pengamatan nikol sejajar
DAFTAR PUSTAKA
yang diamati adalah ukuran
Bima. 2005. Mikroskop dan
mineral, warna interferensi
Penggunaanya. Bogor. IPB
maksimum, bias rangkap, sudut
Campbell, Neil A. 2002.
pemadaman, jenis pemadaman, Biology. Jakarta: Erlangga
dan kembaran. Pada
Hakim, A. Y. A. 2019. Mineralogi.
pengamatan ini juga didapatkan Bandung: ITB Press.
perbedaan hasil pada masing-
Hartosuwarno, Sutarto,
masing sampel. Humbarsono, AY.,
3. Pada pengamatan T.R.O, Suharwanto. Mineralogi
Optik. Universitas
digunakan keping gips untuk Pembangunan Nasional
mengetahui T.R.O Pada “Veteran”, Yogyakarta

pengamatan ini didapatkan hasil Judith, Bean dkk. 1981. Diktat


Kuliah Mineral Optik.
berupa
Yogyakarta: Pusat Penerbitan
Fakultas Teknik
Ria, Ulva. 2014. Mineral Optik.
Makassar. Laboratorium
Mineral Optik Teknik Geologi
Universitas Hasanuddin

Universitas Gadjah Mada. Tim Dosen


Unpad: 2008. Pengenalan
Mikroskop. Bandung:
Universitas Padjajaran

Anda mungkin juga menyukai