Anda di halaman 1dari 9

KONOSKOP

Chece Kirani Saputri[1] Muh. Sayyidus Cakrawala[2]


1
Praktikan Laboratorium Mineral Optik, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universtas Hasanuddin
1
Asisten Laboratorium Mineral Optik, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universtas Hasanuddin

ABSTRAK

Dalam pengamatan suatu mineral, selain orthoskop nikol silang dan nikol sejajar
juga sangat penting dalam pengamatan konoskop. Pengamatan konoskop
digunakan untuk menentukan sumbu optik, tanda optik dan gambar interferensi.
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui sifat-sifat optik mineral
menggunakan pengamatan konoskop dan menentukan nama mineral melalui sifat
optik mineral. Metode yang dilakukan pada praktikum ini adalah pengamatan
sampel sayatan tipis. Praktikum dilakukan di lab petrologi, rabu 9 oktober 2019.
Setelah melakukan pengamatan konoskop pada praktikum ini, maka dapat
diketahui nama mineral ini adalah Biotit.

Kata kunci : Mikroskop Polarisasi, Nikol Silang,Nikol Sejajar, Mineral.

I. Pendahuluan Dalam pengamatan mineral


Mikroskop merupakan salah yang akan selalu dilakukan adalah
satu alat optik yang berfungsi pengamatan mineral secara
membantu kita untuk melihat benda- mikroskopis. Hal ini dilakukan untuk
benda yang berukuran relatif kecil identifikasi mineral pada batuan
dan sulit dilihat dengan mata biasa. secara lebih mendetail setelah
Mikroskop sangat membantu sebelumnya dilakukan pengamatan
manusia dalam banyak bidang, megaskopis. Dalam pengamatan
termasuk dalam bidang geologi. mikroskopis, sifat fisik mineral yang
terdapat pada batuan akan dapat
lebih dibedakan antara satu sifat fisik 2. Tanda optik mineral Sudut
dengan sifat fisik lainnya. Informasi sumbu optik (2V)
atau data pengamatan yang diperoleh 2.2 Kenampakan Pada
juga akan lebih akurat. Pengamatan Konoskop
Adapun maksud dari praktikum Pada pengamatan konoskop
ini adalah untuk mengetahui cara terjadi beberapa kenampakan yaitu:
pengamatan mineral dengan 1. Gelang warna
pengamatan konoskop. Tujuannya Gelang-gelang warna
adalah agar dapat menentukan nama merupakan kenampakan akibat dari
mineral dari sifat-sifat optik yang harga beda lintasan/retardasi yang
diamati. berbeda-beda pada daerah medan
pandangan yang berlain-
II. Tinjauan pustaka
lainan.Jumlah warna pada suatu
2.1 Konoskop gambar tergantung pada:

Dalam pengamatam konoskop, a. Ketebalan sayatan

mikroskop berfungsi sebagai b. Harga dwibias.

teleskop untuk mengamati suatu titik 2. Isogir

tak terhingga melalui sayatan tipis. Bagian dari indicatrix tegak

Pengamatan tidak dilakukan lurus terhadap bidang gambar dengan

langsung terhadap sayatan tipis tapi jejak sepanjang AB sehingga indeks

yang kita lihat adalah kenampakan biasa w AB selalu sejajar dengan

gambar interferensi yang terdiri dari arah angka gangguan. Semua bagian

isogir, isofase, dan melatop. pokok indicatrix berisi indeks luar

Dalam melakukan pengamatan biasa e ada pada proyeksi mereka

ini, dipergunakan lensa amici pada gambar di sepanjang sumbu AB

bertrand dan lensa-lensa lainnya begitu, bersama AB, birefringence

seperti kondensor, polarisator, dan adalah konstan dan sama dengan

analisator. Dengan melakukan birefringence material diperiksa

pengamatan pada gambar tetapi incrIsogyres keterbelakangan.

interferensi, maka dapat ditentukan : Ketika sumbu optik adalah colinear

1. Sumbu optik mineral dengan polarizer atau arah analyzer,


bidang pandang menjadi hampir interferensi yang terbentuk, dapat
benar-benar gelap, seperti yang dihitung besar sumbu optiknya.
disarankan oleh paralelisme semua
indeks gambar 1. Ketika panggung
sedikit diputar, seluruh indeks tidak III. Metode Penelitian

lebih sejajar dengan polarizer dan


Studi
analyzer begitu ringan muncul
kembali dan memungkinkan
isochromes angka untuk dilihat.
Sebagai tahap memainkan sedikit, Praktikum

semua indeks tidak lebih selaras


dengan polarizer dan analyzer begitu
ringan kembali dan memungkinkan Pembuatan
isochromes nomor untuk dilihat. Jurnal

Selama rotasi, yang isogyres tetap Gambar 3.1 Diagram Jalur


lagi di kuadran dengan birefringence
Pada tahapan persiapan kita
lebih rendah dan demikian
melakukan asistensi acara yang
meninggalkan lapangan dalam arah
dilaksanakan di laboratorium
sumbu optik. Selama rotasi, yang
petrografi.
isogyres tetap lagi di kuadran dengan
Kemudian pada tahapan
birefringence lebih rendah dan
penelitian dilakukan pengambilan
dengan demikian meninggalkan
data. Hal yang pertama kita lakukan
lapangan dalam arah sumbu optik.
ialah respon, kemudian pengambilan
3. Sudut sumbu optik (2V)
data berupa nilai medan pandang dari
Sudut 2V adalah sudut yang
preparat mineral dan preparat grafik
dibentuk oleh dua sumbu optik, oleh
dengan menggunakan mikroskop
sebab itu, sudut sumbu optik hanya
polarisasi.
didapat pada mineral yang bersumbu
Kemudian pada penyusunan
optik dua. Pada sayatan tertentu,
jurnal kita melakukan pemeriksaan
dengan memperhatikan gambar
dan pengecekan ulang data dari
praktikum yang telah dijalankan mineral kuning kecoklatan,
yang kemudian dibuat kedalam pleokroisme dwikroik. Hal ini
bentuk tulisan ilmiah berupa jurnal terlihat ketika meja objek diputar
yang memuat data hasil praktikum hingga 900 menunjukkan perubahan
warna. Bentuk mineral subhedral-
IV. Pembahasan
euhedral, memiliki indeks bias
4.1 Hasil nmin>ncb. Mineral ini memiliki tidak
4.1.1 Sampel 1 memiliki belahan dengan pecahan
uneven, relief tinggi dengan inklusi
berwarna hitam berbentuk granular
dan berukuran 0, 75 mm. Adapun
ukuran mineral tersebut adalah 0,75
mm.
Sedangkan dalam praktikum
ini dengan menggunakan nikol silang
dijumpai warna interferensi
Gambar 4.1 Bentuk Mineral dalam Nikol maksimum mineral adalah coklat,
sejajar
tidak memiliki kembaran, adapun
Pengamatan pada praktikum ini
sudut gelapan 82°, sehingga jenis
menggunakan mikroskop polarisasi
gelapan mineral ini adalah gelapan
dengan perbesaran pada lensa
sejajar. Dijumpai tanda rentang optik
objektif 4x dan lensa okuler
length fast-addisi.
perbesaran 10x. Dengan
Pada pengamatan ini
menggunakan rumus Mtot = Mob x
dijumpai mineral yang memiliki
Mok = 4 x 10 = 40 kali. Maka
sumbu optik biaxial dengan tanda
perbesaran total yang digunakan
optik positif (+). Adapun gambar
adalah 40x dengan bilangan skala
interferensi yang dihasilkan yaitu
1 𝑚𝑚
adalah BS = = 1/40 = 0,025 mm
𝑀𝑡𝑜𝑡 isogir kilat, tidak ada kenampakan
Dalam praktikum inidijumpai gelang warna dengan sudut 2V
mineral tepat pada kedudukan adalah 150. Adapun mineral yang
(0,24;0,16) dengan warna absorbsi diamati adalah Biotit.
Gambar 4.2 Pengamatan Konoskop

4.3 Diskusi

V. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari jurnal
ini yaitu, dengan mengetahui cara
pengamatan mineral dengan
konoskop, dan Setelah melakukan
pengamatan konoskop maka dapat
diketahui nama mineral pada sampel
ini adalah Biotit.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Chaerul, Muhammad. 2014. Mineral


OptikdanPetrografi.Jakarta:
YCBN
Graha, Doddy S. 1987. Batuandan
Mineral. Bandung: Penerbit
Nova.
Isbandi, Djoko. 1986. Mineralogi.
Yogyakarta: NurCahaya.
Sukandarrumidi,dkk.2015. Mengenal
Mineral secara Megaskopis.
Yogyakarta : UGM

Anda mungkin juga menyukai