Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

PETROGRAFI

BATUAN BEKU FRAGMENTAL

Disusun oleh:
Shafa Salsabila
21100121140125

LABORATORIUM SUMBERDAYA MINERAL DAN BATUBARA


DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
MARET 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Petrografi acara Batuan Beku Fragmental yang disusun


oleh praktikan Shafa Salsabila telah diperiksa pada
hari :
tanggal :
pukul :
sebagai tugas laporan praktikum mata kuliah Petrografi.

                                                                       Semarang, 20 Maret 2022


        Asisten acara,       Praktikan,

Kamila Nurul Kasanah Shafa Salsabila


        NIM 21100120130096    NIM 21100121140125
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud
1. Mengetahui mengenai batuan beku fragmental
2. Mengetahui deskripsi umum dan khusus dari batuan beku
fragmental.
3. Mengetahui material penyusun dalam batuan beku fragmental.
4. Mengetahui proses terbentuknya batuan beku fragmental.
5. Mengetahui jenis endapan piroklastik yang membentuk batuan
beku fragmental.
6. Mengetahui cara penamaan dan klasifikasi batuan beku fragmental.

2.1 Tujuan
7. Dapat mengetahui mengenai batuan beku fragmental
8. Dapat mengetahui deskripsi umum dan khusus dari batuan beku
fragmental
9. Dapat mengetahui material penyusun dalam batuan beku
fragmental.
10. Dapat mengetahui proses terbentuknya batuan beku fragmental.
11. Dapat mengetahui jenis endapan piroklastik yang membentuk
batuan beku fragmental.
12. Dapat mengetahui cara penamaan dan klasifikasi batuan beku
fragmental.
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum Petrografi dengan acara Batuan Beku Fragmental telah
dilaksanakan pada:

Materi
hari : Rabu, 8 Maret 2023
jam : 18.30 WIB – selesai
lokasi : Ruang 202, Teknik Geologi, Univeristas Diponegoro
Pengamatan Laboratorium
hari : Kamis, 9 Maret 2023
jam : 16.00 WIB – selesai
lokasi : Laboratorium Sumber Daya Mineral dan Batubara
Gedung Pertamina Sukowati Undip
BAB II
HASIL DESKRIPSI
2.1 Peraga F – 10

PRAKTIKUM PETROGRAFI UNIVERSITAS


2023 DIPONEGORO
ACARA BATUAN BEKU FAKULTAS TEKNIK
FRAGMENTAL DEPARTEMEN
TEKNIK GEOLOGI
Kode Preparat : F - 10
Medan Pandang : 1
Perbesaran : 40 x Nama dan NIM
Nama Petrografi : Lapili tuff (Fisher,
Shafa Salsabila
1966), Vitric tuff (WTG, 1954)
21100121140125
Jenis Batuan : Piroklastik
TEKSTUR UMUM
P
(Piroklastik)
P
L
Sortasi : Buruk
X Kemas : Terbuka
Bentuk Butir : rounded
P Ukuran Butir : Ash – Lapilli (<1mm)
Hipokristalin, Inequigranular
L
TEKSTUR KHUSUS
Porphyritic : Kristal besarnnya dikelilingi massa dasar.

KOMPOSISI

Kristal: (10%)
- Kuarsa : colorless, sub-angular, relief rendah,
ada gelombang, tidak ada pleokroisme.
Litik (40%):
- Ash (70%), abu-abu dan butiran meruncing
sebagai massa dasar
- Lapili (30%),warna putih dan bentuk
subrounded – rounded.
- Fragmen berasal dari batuan beku
Vitrik (50%):
- Vitrik: gelasan mineral warna abu-abu, ukuran
halus, bentuk meruncing (90%)
- Vitrik; butiran gelasan warna hitam yang
cenderung rounded (10%)

UNIVERSITAS
PRAKTIKUM PETROGRAFI DIPONEGORO
2023
FAKULTAS
ACARA BATUAN BEKU TEKNIK
FRAGMENTAL DEPARTEMEN
Kode Preparat : F - 10 TEKNIK
Medan Pandang : 2 GEOLOGI
Perbesaran : 40 x Nama dan NIM
Nama Petrografi : Lapili tuff (Fisher,
Shafa Salsabila
1966), Vitric tuff (WTG, 1954)
21100121140125
Jenis Batuan : Piroklastik
TEKSTUR UMUM
P
(Piroklastik)
P Sortasi : buruk
L Kemas : terbuka
Bentuk Butir : angular – subrounded
Ukuran Butir : ash – lapilli (2mm)
Hipokristalin, Inequigranular

TEKSTUR KHUSUS
-
KOMPOSISI

Kristal (20%)
- Kuarsa (20%)
PPL: colorless, relief rendah, tidak ada belahan
XPL: abu-abu orde 1, gelapan bergelombang
X
Litik (55%) 1-2mm
P
- Fragmen lapilli (45%), bentuk angular –
L subangular, warna kecoklatan, dari batuan beku,
colorless.
- Ash (55%), massa dasar yang kenampakan
XPLnya berwarna kecoklatan, butiran
meruncing
Vitrik (25%)
- Vitrik: butiran gelasan halus warna hitam,
bentuk rounded (5%), colorless di PPL, hitam di
XPL.
- Vitrik: massa dasar dari mikrokristalin, bentuk
meruncing, warna kecoklatan (25%)

UNIVERSITAS
PRAKTIKUM PETROGRAFI DIPONEGORO
2023
FAKULTAS
ACARA BATUAN BEKU TEKNIK
FRAGMENTAL DEPARTEMEN
Kode Preparat : F - 10 TEKNIK
Medan Pandang : 3 GEOLOGI
Perbesaran : 40 x Nama dan NIM
Nama Petrografi : Lapili tuff
(Fisher, 1966), Vitric tuff (WTG, Shafa Salsabila
1954) 21100121140125
Jenis Batuan : Piroklastik
TEKSTUR UMUM
P
(Piroklastik)
P Sortasi : buruk
L Kemas : terbuka
Bentuk Butir : rounded -subrounded
Ukuran Butir : ash – lapilli

TEKSTUR KHUSUS
Porphyritic : Kristal besarnnya dikelilingi massa dasar

KOMPOSISI
Kristal (10%)
- Kuarsa (7%)
PPL: colorless, relief rendah, granukar, tidak ada
belahan XPL: abu-abu orde 1, gelapan
bergelombang
X - Biotit (3%)
PPL: coklat, belahan 1 arah. XPL: coklat,
P bergelombang, tanda optis +
L Litik (45%)
- Lapilli (30%), bentuk subrounded – subangular,
warna putih pada XPL dan PPL
- Ash (70%), warna kecoklatan dan putih di PPL
dan XPL, bentuk meruncing
Vitrik (45%)
- Vitrik: massa dasar dari mikrokristalin, bentuk
meruncing, warna kecoklatan (45%)
- Vitrik: butiran gelasan berwarna hitam, bentuk
rounded (5%) mengelilingi mineral utama.

Persentase Masing-Masing Total: 100%


Komposisi MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
Kristal 10% 20% 10% 13%
Litik 40% 55% 45% 46,66%
Vitrik 50% 25% 45% 40%

Material MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
Ash 70% 55% 70% 65%
Lapili 30% 45% 30% 35%
Block or
0% 0% 0% 0%
Bombs

Dari plottingan yang dilakukan pada klasifikasi batuan didapati bahwa F-10
merupakan WTG (1954): Vitric tuff, Fisher (1966): Lapili tuff, MacDonald
(1972): Accessor. Dari penamaan batuan tersebut dapat diinterpretasikan
termasuk dalam tipe letusan gunung api eksplosif dengan magma asam
(piroklastik berupa ash dan lapilli) dominasi ash dengan tipe endapan aliran
dilihat dari granularitasnya. Terdapat beberapa fragmen-fragmen batuan beku
yang terkandung. Sedikitnya mineral yang ada pada batuan menunjukkan
pembekuan magma terjadi secara langsung. Dari banyaknya ash dan produk
langsung dari letusan gunung berapi dapat diindikasikan terlontar pada fasies
gunung api tipe proksimal-medial.

2.2 Peraga STA – 30


UNIVERSITAS
PRAKTIKUM PETROGRAFI DIPONEGORO
2023
FAKULTAS
ACARA BATUAN BEKU TEKNIK
FRAGMENTAL DEPARTEMEN
Kode Preparat : STA – 30 TEKNIK
Medan Pandang : 1 GEOLOGI
Perbesaran : 40 x Nama dan NIM
Nama Petrografi : Lapili tuff
(Fisher, 1966), Crystal tuff (WTG, Shafa Salsabila
1954) 21100121140125
Jenis Batuan : Piroklastik
TEKSTUR UMUM
P
(Piroklastik)
P Sortasi : buruk
Kemas : terbuka
L Bentuk Butir : angular
Ukuran Butir : lapilli

TEKSTUR KHUSUS
Porfiritik: Mineral besar dikelilingi massa dasar.
KOMPOSISI
Kristal (50%)
- Plagioklas (40%)
PPL: colorless, prismatik, tidak ada belahan,
X plagioklas relief rendah, belahan 1 arah. XPL: abu-abu orde
P 1, kembaran albit
- Sanidin (10%)
L PPL: colorless, tidak ada belahan, prismatic,
relief rendah. XPL: abu-abu orde 1, kembaran
carlsbad
Litik (25%)
- Lapilli (45%), fragmen bentuk angular –
subangular (prismatic),warna putih dan coklat
kemerahan
- Ash (55%), warna abu-abu kecoklatan: massa
dasar, bentuk butiran meruncing.
Vitrik (25%)
- Tersusun dari mikrokristalin plagioklas warna
abu-abu, bentuk butir meruncing (25%)
sanidine - Gelasan lava bentuk rounded berwarna hitam
(5%)

UNIVERSITAS
PRAKTIKUM PETROGRAFI DIPONEGORO
2023
FAKULTAS
ACARA BATUAN BEKU TEKNIK
FRAGMENTAL DEPARTEMEN
Kode Preparat : STA – 30 TEKNIK
Medan Pandang : 2 GEOLOGI
Perbesaran : 40 x Nama dan NIM
Nama Petrografi : Lapili tuff
(Fisher, 1966), Crystal tuff (WTG, Shafa Salsabila
1954) 21100121140125
Jenis Batuan : Piroklastik
TEKSTUR UMUM
P
(Piroklastik)
P Sortasi : buruk
L Kemas : terbuka
Bentuk Butir : angular - subangular
Ukuran Butir : ash – lapilli

TEKSTUR KHUSUS
Porfiritik: Mineral besar dikelilingi massa dasar.

KOMPOSISI
Kristal (60%)
- Plagioklas (45%)
PPL: colorless, prismatik, tidak ada belahan,
X relief rendah, belahan 1 arah. XPL: abu-abu orde
1, kembaran albit
P - Sanidin (15%)
PPL: colorless, tidak ada belahan, prismatic,
L relief rendah. XPL: abu-abu orde 1, kembaran
carlsbad
Litik (20%)
- Lapilli (20%), fragmen bentuk angular –
subangular (prismatic),warna putih dan coklat
kemerahan
- Ash (80%), warna abu-abu kecoklatan: massa
dasar, bentuk butiran meruncing.
Vitrik (20%)
- Tersusun dari mikrokristalin plagioklas warna
abu-abu, bentuk butir meruncing (25%)
- Gelasan lava bentuk rounded, warna hitam (5%)

UNIVERSITAS
PRAKTIKUM PETROGRAFI DIPONEGORO
2023
FAKULTAS
ACARA BATUAN BEKU TEKNIK
FRAGMENTAL DEPARTEMEN
Kode Preparat : STA – 30 TEKNIK
Medan Pandang : 3 GEOLOGI
Perbesaran : 40 x Nama dan NIM
Nama Petrografi : Lapili tuff
(Fisher, 1966), Crystal tuff (WTG, Shafa Salsabila
1954) 21100121140125
Jenis Batuan : Piroklastik
TEKSTUR UMUM
P
(Piroklastik)
P Sortasi : buruk
L Kemas : terbuka
Bentuk Butir : angular - subangular
Ukuran Butir : ash – lapilli

TEKSTUR KHUSUS
Porfiritik

KOMPOSISI

Kristal (50%)
- Plagioklas (40%)
PPL: colorless, prismatik, tidak ada belahan,
relief rendah, belahan 1 arah. XPL: abu-abu orde
X 1, kembaran albit
- Sanidin (10%)
P PPL: colorless, tidak ada belahan, prismatic,
relief rendah. XPL: abu-abu orde 1, kembaran
L carlsbad
Litik (15%)
- Lapilli (10%), warna putih, bentuk rounded –
subangular
- Ash (90%), warna abu-abu kecoklatan jadi
massa dasar, bentuk butiran meruncing
Vitrik (35%)
- Tersusun dari mikrokristalin plagioklas, warna
abu-abu, bentuk butir meruncing (25%)
- Gelasan lava, bentuk rounded, warna hitam
(10%)

Persentase Masing-Masing Total: 100%


Komposisi MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
Kristal 50% 60% 50% 53.33%
Litik 25% 20% 15% 20%
Vitrik 35% 20% 35% 30%
Material MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
Ash 45% 80% 90% 71,66%
Lapili 55% 20% 10% 28.33%
Block or 0% 0% 0% 0%
Bombs

Petrogenesa:
Dari plottingan yang dilakukan pada klasifikasi batuan penman peraga kode STA-
30 adalah WTG (1954): Crystal tuff, Fisher (1966): Lapili tuff, MacDonald
(1972): Accessor, essential. Karena dari komposisinya lebih banyak kristal diikuti
vitric dan litik. Merupakan batuan yang termasuk dalam tipe gunung api eksplosif
yang magmanya asam (piroklastik) erupsi freatomagnetik dengan tipe endapan
aliran terdapat pada fasies gunung api proksimal. Karena ekplosif yang dapat
menghancurkan tubuh gunung api lalu jadi fragmen didalam batu. Pembekuan
magma juga terjadi secara langsung.
2.3 Peraga BP – 02
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM PETROGRAFI DIPONEGORO
2023
FAKULTAS
ACARA BATUAN BEKU TEKNIK
FRAGMENTAL DEPARTEMEN
Kode Preparat : BP – 02 TEKNIK
Medan Pandang : 1
GEOLOGI
Perbesaran : 40 x Nama dan NIM
Nama Petrografi : Tuff (Fisher,
1966), Lithic tuff (WTG, 1954) Shafa Salsabila
Jenis Batuan : Piroklastik 21100121140125

TEKSTUR UMUM
P
(Piroklastik)
P Sortasi : baik
L Kemas : tertutup
Bentuk Butir : rounded - subroounded
Ukuran Butir : ash (1mm)

TEKSTUR KHUSUS
-

KOMPOSISI

Kristal
-

X Litik (90%)
- Lapilli (10%), PPL: warna putih pada. XPL:
P hitam, bentuk rounded – subangular
L - Ash (90%), PPL: warna kecoklatan, hitam. XPL:
bentuk butiran rounded
Vitrik (10%)
- Tersusun dari gelasan lava warna hitam, rounded,
ukuran ash halus

UNIVERSITAS
PRAKTIKUM PETROGRAFI DIPONEGORO
2023
FAKULTAS
ACARA BATUAN BEKU TEKNIK
FRAGMENTAL DEPARTEMEN
Kode Preparat : BP – 02 TEKNIK
Medan Pandang : 2 GEOLOGI
Perbesaran : 40 x Nama dan NIM
Nama Petrografi : Tuff (Fisher,
1966), Lithic tuff (WTG, 1954)
Shafa Salsabila
Jenis Batuan : Piroklastik
21100121140125

TEKSTUR UMUM
P
(Piroklastik)
P Sortasi : baik
L Kemas : tertutup
Bentuk Butir : rounded - subroounded
Ukuran Butir : ash kasar – halus

TEKSTUR KHUSUS
-

KOMPOSISI

Kristal
-
Litik (95%)
X
- Lapilli (5%), PPL: warna putih pada. XPL:
P hitam, bentuk rounded – subangular
- Ash (95%), PPL: warna kecoklatan dan hitam.
L XPLL: bentuk butiran rounded
Vitrik (5%)
- Tersusun dari gelasan lava warna hitam, rounded,
ukuran ash halus

UNIVERSITAS
PRAKTIKUM PETROGRAFI DIPONEGORO
2023
FAKULTAS
ACARA BATUAN BEKU TEKNIK
FRAGMENTAL DEPARTEMEN
Kode Preparat : BP – 02 TEKNIK
Medan Pandang : 3 GEOLOGI
Perbesaran : 40 x Nama dan NIM
Nama Petrografi : Tuff (Fisher,
1966), Lithic tuff (WTG, 1954) Shafa Salsabila
Jenis Batuan : Piroklastik 21100121140125

TEKSTUR UMUM
P
(Piroklastik)
P Sortasi : baik - sedang
L Kemas : tertutup
Bentuk Butir : rounded - subroounded
Ukuran Butir : ash

TEKSTUR KHUSUS
Porphyritic: Sebagian besar massa dasar.

KOMPOSISI

Kristal
-
Litik (95%)
X
- Lapilli (5%), dengan warna putih pada PPL dan
P keabu-abuan pada XPL, berbentuk subrounded
granular
L - Ash (95%), berwarna kecoklatan pada PPL dan
hitam pada XPL, bentuk butirannya rounded
Vitrik (5%)
- Tersusun dari gelasan lava warna hitam, rounded,
ukuran ash halus

Persentase Masing-Masing Total: 100%


Komposisi MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
Kristal 0% 0% 0% 0%
Litik 90% 95% 90% 91,66%
Vitrik 10% 5% 10% 8,33%

Material MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
Ash 90% 95% 95% 93,33%
Lapili 10% 5% 5% 6,66%
Block or 0% 0% 0% 0%
Bombs

Petrogenesa:
Berdasarkan plottingan nama dari komposisi batuan tersebut didapat
penamaannya merupakan WTG (1954): Lithic tuff, Fisher (1966): Tuff,
MacDonald (1972): Accessor, accidental. Termasuk dalam tipe letusan gunung
api eksplosif (piroklastik) dengan tipe endapan jatuhan karena sortasinya yang
sangat baik dan komposisinya hamper semua ash. Termasuk dalam fasies gunung
api medial.

BAB III
PEMBAHASAN
Pada praktikum Petrografi acara Batuan Beku Fragmental yang dilakukan
dua kali pada Rabu, 8 Maret pukul 18.30 untuk pemberian materi dan pengamatan
dilaksanakan pada Kamis, 9 Maret 2023 pukul 16.00 WIB di Laboratorium
Sumber Daya Mineral dan Batu Bara Departemen Teknik Geologi, Universitas
Diponegoro. Pemberian materi diawali dengan memberikan penjelasan mengenai
batuan beku fragmental dan bagaimana membedakan batuan beku fragmental
dengan batuan beku non fragmental. Kemudian deskripsi umum dan khusus dari
batuan beku fragmental, apa saja material penyusun yang bisa ada dalam batuan
beku fragmental, bagaimana proses terbentuknya batuan beku fragmental, apa saja
jenis endapan piroklastik yang membentuk batuan beku fragmental, dan tata cara
penamaan dan klasifikasi batuan beku fragmental.
Pengamatan menggunakan mikroskop secara PPL dan XPL dengan tiga
sayatan dan masing-masing tiga medan pandang juga. Praktikan mengamati
tekstur umum meliputi ukuran butir, bentuk butir, sortasi, dan kemas. Mengamati
tekstur khusus, komposisi baik di kristal, litik, dan vitric. Setelah diketahui
persentase maisng-masing komposisi dilakukan normalisasi dan mencari tahu
petrogenesa juga memberikan penamaan sayatan tersebut. Berikut merupakan
penjelasan dari hasil deskripsi pada saat pengamatan:

3.1 F – 10
Pada peraga pertama ini dengan kode F-10 diamati menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 40x dengan tiga medan pandang yang berbeda
memiliki tingkat kristalinitas yang komposisinya Sebagian gelasan Sebagian
kristal disebut hipokristalin dengan tingkat granularitasnya termasuk kedalam
equigranular. Hubungan antar kristalnya jelas. Ukuran butir berkisar antara lapilli
dan ash sekitar (<1mm-2mm) dengan bentuknya yang bulat sampai ada bulat
tidak sempurna (rounded-subrounded). Fragmennya dapat terlihat jelas
menandakan sortasinya buruk yang menandakan kemasnya terbuka dilihat dari
butiran fragmen tidak saling bersentuhan (ada matriksnya) juga terdapat adanya
celah diantara komponen-komponen mineral.
Batuan ini memiliki tekstur khusus yang sama diketiga medan pandang
berupa Porphyritic dimana kristal besarnya dikelilingi dengan massa dasar atas
kristal yang berukuran kecil dan terbentuk lebih awal dalam urutan kristalisasi
magma. Massa dasar penyusun batuan ini adalah gelasan dimana terdapat kristal
dan mikroskristalin sebagai fenokris. Komposisi pada ketiga medan pandang
dimana terdapat kuarsa (kristal) sebesar 13% diikuti dengan litik berupa ash
(65%) dan lapilli (35%). Dan massa dasar penyusun gelasan dari vitric mencapai
50%. Komposisi pada sayatan ini terdapat mineral siliaslis karena ditemukannya
kuarsa yang menandakan bahwa batuan ini dari gunung api yang kaya akan silika
dan bersifat asam. Ditemukan juga sedikit biotite dimana mineral ferromagnesia
ini hadir juga dalam batuan intermediet-asam.
Setelah melakukan identifikasi pada mineral batuan melihat komposisi
untuk melakukan plottingan terhadap klasifikasi setelah normalisasi didapat
seperti:
Komposisi MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
Kristal 10% 20% 10% 13%
Litik 40% 55% 45% 46,66%
Vitrik 50% 25% 45% 40%

Material MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
Ash 70% 55% 70% 65%
Lapili 30% 45% 30% 35%
Block or
0% 0% 0% 0%
Bombs
Berdasarkan komposisi rata-rata totalnya diinterpretasikan memiliki lebih
banyak kenampakan Vitric disbanding dengan komposisi yang lain maka dari
plottingan yang dilakukan pada klasifikasi batuan didapati bahwa F-10 merupakan
WTG (1954): Vitric tuff, Fisher (1966): Lapili tuff, MacDonald (1972):
Accessor. Dari penamaan batuan tersebut dapat diinterpretasikan termasuk dalam
tipe letusan gunung api eksplosif dengan magma asam (piroklastik berupa ash dan
lapilli) dominasi ash. Dengan tipe endapan aliran dilihat dari granularitasnya dan
dikarenakan kandungan mineral ini memiliki material besar yang masih dapat
terlihat. Terdapat beberapa fragmen-fragmen batuan beku yang terkandung.
Sedikitnya mineral yang ada pada batuan menunjukkan pembekuan magma terjadi
secara langsung. Dari banyaknya ash dan produk langsung dari letusan gunung
berapi dapat diindikasikan terlontar pada fasies gunung api tipe medial.
Banyaknya ash dengan campuran partikel konsentrasi tinggi dan panas dengan
pergerakan aliran untuk fasies gunung api ini ada pada tipe:

Dari fasiesnya batuan ini terbentuk di daerah fasies medial karena batu ini
memiliki komposisi ash yang terbawa oleh angin terlebih dahulu kemudian jatuh
pada daerah sekitaran lereng atau kkai gunung sehingga batu ini terbentuk di
fasies medial. Termasuk dalam batuan piroklastik jatuhan dari magma yang asam
dilihat dari kandungan mineral kuarsa dan biotitnya yang mengendap pada
permukaan dan mengisi bagian topografi yang dijatuhinya.

3.2 STA – 30
Pada peraga kedua ini dengan kode STA-30 diamati menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 40x dengan tiga medan pandang yang berbeda memiliki
tingkat kristalinitas yang komposisinya Sebagian gelasan Sebagian kristal disebut
hipokristalin dengan tingkat granularitasnya termasuk kedalam equigranular.
Hubungan antar kristalnya jelas. Ukuran butir berkisar antara lapilli dan ash
sekitar (2mm-64mm) dengan bentuknya yang menyudut (angular) karena kisi
pada kristal mineral yang ada. Fragmennya dapat terlihat jelas menandakan
sortasinya buruk yang menandakan kemasnya terbuka dilihat dari butiran fragmen
tidak saling bersentuhan (ada matriksnya) juga terdapat adanya celah diantara
komponen-komponen mineral.
Batuan ini memiliki tekstur khusus yang sama diketiga medan pandang berupa
Porphyritic dimana kristal besarnya dikelilingi dengan massa dasar atas kristal
yang berukuran kecil dan terbentuk lebih awal dalam urutan kristalisasi magma.
Massa penyusun yang mendominasi adalah kristal dengan rata-rata diketiga
medan pandang (53,33%) dengan mineralnya ada Plagioklas (colorless, prismatik,
tidak ada belahan, relief rendah, belahan 1 arah, abu-abu orde 1, kembaran albit)
dan Sanidine (colorless, tidak ada belahan, prismatic, relief rendah. abu-abu orde
1, kembaran Carlsbad). Dengan litik yang terdiri dari lapilli (fragmen bentuk
angular – subangular (prismatic),warna putih dan coklat kemerahan) dan ash
(warna abu-abu kecoklatan: massa dasar, bentuk butiran meruncing). dan vitric
yang tersusun dari mikrokristalin juga gelasan lava berbentuk rounded bewarna
hitam.
Setelah melakukan identifikasi pada mineral batuan melihat komposisi untuk
melakukan plottingan terhadap klasifikasi setelah normalisasi didapat seperti:
Komposisi MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
Kristal 50% 60% 50% 53.33%
Litik 25% 20% 15% 20%
Vitrik 35% 20% 35% 30%

Material MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
Ash 45% 80% 90% 71,66%
Lapili 55% 20% 10% 28.33%
3.3 BP – 02

Dari plottingan yang dilakukan pada klasifikasi batuan penman peraga


kode STA-30 adalah WTG (1954): Crystal tuff, Fisher (1966): Lapili tuff,
MacDonald (1972): Accessor, essential. Karena dari komposisinya lebih banyak
kristal diikuti vitric dan litik. Merupakan batuan yang termasuk dalam tipe gunung
api eksplosif yang magmanya asam (piroklastik) dengan tipe endapan surge
terdapat pada fasies gunung api proksimal. Karena ekplosif yang dapat
menghancurkan tubuh gunung api lalu jadi fragmen didalam batu. Pembekuan
magma juga terjadi secara langsung.
Termasuk dalam proses erupsi freatik-magnetik dengan proses
bersentuhannya air dengan magma yang sedang naik ke permukaan dan
mengakibatkan letusan yang kuat karena menjadi uap dengan suhu magma yang
tinggi juga tekanan uap yang tinggi. Erupsi ini gabungan dari freatik dan magnetic
berupa bahan lepas atau piroklastik. Material ini mengalami endapan piroklastik
surge yang terjadi akibat dari letusan gunungapi kemudian teralirkan. Lalu
endapan berasosiasi dengan erupsi freatomagnetik dan freatik, aliran piroklasrik
dan jatuhan piroklastik. Kemudian material tersebut mengendap disuatu tempat
dan mengalami konsolidasi membentuk padatan yang sudah terkonsolidasi
membentuk piroklastik. Dengan karakteristik endapan ini memiliki krostal dan
litik yang mengendap terlebih dahulu, endapan memiliki struktur berpasir,
laminasi planar, endapannya sedikit menebal pada bagian topografi rendah dan
menipis pada bagian topografi yang tinggi, maka didapat di fasies:
Memiliki komposisi ash dan lapilli yang terbentuk dahulu dan jatuh karena
adanya efek gravitasi bumi, sehingga batu terbentuk pada fase proksimal. Batuan
ini mekanisme pengendapannya surge deposit yang berupa pengendapan batuan
piroklastik terbentuk karena gabungan antara piroklastik yang dibentuk oleh
jatuhan dan aliran. Terdapat fosil juga pada sayatan ini.

3.3 BP – 02
Pada peraga kedua ini dengan kode BP-02 diamati menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 40x dengan tiga medan pandang yang berbeda memiliki
tingkat kristalinitas yang komposisinya Sebagian gelasan Sebagian kristal disebut
hipokristalin dengan tingkat granularitasnya termasuk kedalam equigranular.
Hubungan antar kristalnya jelas. Ukuran butir berkisar antara ash (<1mm) dengan
bentuknya yang bulat sampai ada bulat tidak sempurna (rounded-subrounded).
Fragmennya kurang dapat terlihat jelas menandakan sortasinya baik yang
menandakan kemasnya tetutup dilihat dari butiran fragmen saling bersentuhan
(ada matriksnya) juga terdapat adanya celah diantara komponen-komponen
mineral.
Pada batuan ini tidak dapat terlihat jelas atau tidak memiliki tekstur khusus.
Pada sayatan ini pula tidak memiliki kristal pada komposisinya dan Sebagian
besar hanya diisi oleh litik terdiri dari Lapilli (dengan warna putih pada PPL dan
keabu-abuan pada XPL, berbentuk subrounded granular) dan Ash (berwarna
kecoklatan pada PPL dan hitam pada XPL, bentuk butirannya rounded) dengan
diikuti sedikit litik (Tersusun dari gelasan lava warna hitam, rounded, ukuran ash
halus).

Setelah melakukan identifikasi pada mineral batuan melihat komposisi untuk


melakukan plottingan terhadap klasifikasi setelah normalisasi didapat seperti:
Komposisi MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
Kristal 0% 0% 0% 0%
Litik 90% 95% 90% 91,66%
Vitrik 10% 5% 10% 8,33%

Material MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
Ash 90% 95% 95% 93,33%
Lapili 10% 5% 5% 6,66%
Block or 0% 0% 0% 0%
Bombs

Berdasarkan plottingan nama dari komposisi batuan tersebut didapat


penamaannya merupakan WTG (1954): Lithic tuff, Fisher (1966): Tuff,
MacDonald (1972): Accessor, accidental. Termasuk dalam tipe letusan gunung
api eksplosif (piroklastik) dengan tipe endapan jatuhan karena sortasinya yang
sangat baik dan komposisinya hamper semua ash. Termasuk dalam fasies gunung
api medial. Dari bentuknya yang angular dapat diinterpretasikan bahwa batu ini
tertransportasi cukup jauh dari pusat letusan gunung api dan belum mengendap
cukup lama dari permukaan gunun. Diplot sebagai lithic tuff karena memiliki
kenampakan lithic yang lebih disbanding komposisi lainnya.
Termasuk dalam endapan jatuhan karena sortasinya yang sangat baik
dimana material piroklastik yang ada tersebur ke atmosfer dalam bentuk suspense
kemudian turun Kembali ke permukaan bumi akibat gaya gravitasi. Endapan ini
menutup mantel dan menunjukan ketebalan yang seragam namun secara local
lebih tebal terutama pada topografi yang lebih curam. Maka dikorelasikan dengan
batuan ini bahwa endapannya mengandung partikel padat serta gas konsentrasi
tinggi yang panas akibat letusan vulkanik dengan pergerakan letusan yang
dikontrol oleh gaya gravitasi. Jika dilihat fasies gunung api yang tepat dari
pembentukan adalah:

Batu ini terbentuk pada daerah medial karena memiliki komposisi ash
yang sangat banyak akan terbawa oleh angin terlebih dahulu dan kemudian jatuh
pada daerah sekitaran lereng atau kaki gunung. Sehingga, batu ini terbentuk pada
fasies medial seperti yang telah tertera pada gambar di atas. Batu ini dapat
digolongkan dalam batuan piroklastik jatuhan yang mengendap pada permukaan
dan mengisi bagian topografi yang dijatuhinya. Dari jatuhan piroklastik ini
membentuk endapan yang diakibatkan pergerakan permukaan tanah dari fragmen
piroklastik dan tertransportasi dalam matriks oleh erupsi vulkanik. Material yang
dibawa dari aliran piroklastik termasuk pekat akibat letusan guguran lava dimana
transportasi cukup jauh dari gunung api. Dengan mekanisme nya diangkut oleh air
dna terjadi pencampuran berbagai macam ukuran butir.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum berupa pemberian materi dan pengamatan
langsung dilaboratorium tiga batuan dengan tiga medan pandang yang
berbeda. Praktikan dapat menyimpulkan bahwa batuan yang diamati
merupakan batuan piroklastik dari eksplosifnya gunung berapi. Dari letusan
yang eksplosif tersebut dapat mengeluarkan magma yang sifatnya asam, juga
material-material cair dan padat lain berupa lava yang akan membantu
menjadi batuan piroklastik. Batuan ini ukurannya beragam mulai dari ash
sampai lapilli. Dengan tipe endapan nya aliran, surge, dan jatuhan. Setelah
dideskripsikan juga didapat persentase dan normalisasi kemudian dilakukan
plottingan menggunakan WTG, 1954 dan Fisher, 1966 maka didapat setiap
batuan merupakan :
1. Sayatan F – 10 adalah Lapili tuff (Fisher, 1966), Vitric tuff (WTG,
1954)
2. Sayatan STA – 30 adalah Lapili tuff (Fisher, 1966), Crystal tuff (WTG,
1954)
3. Sayatan BP – 02 adalah Tuff (Fisher, 1966), Lithic tuff (WTG, 1954)

B. Saran
Untuk asisten saat menjelaskan diharap lebih rinci dan perlahan, lebih
banyak contoh pendeskripsian sampai ke penentuan petrogenesa. Untuk
praktikan lebih memahami materi sebelum dilaksankan pengamatan, lebih
aktif lagi saat sesuatu belum jelas. Untuk pembaca agar dapat memberi kritik
dan saran yang membangun agar dalam pembuatan laporan kedepannya lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Asisten Praktikum Petrologi. (2021). Praktikum Petrologi 2021 : Batuan


Beku Fragmental. Semarang: Universitas Diponegoro.

Teknik Geologi. (2018). Panduan Praktikum Petrologi 2018. Semarang:


Universitas Diponegoro.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai