UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI
ACARA III : PREPARAT BENTONIK
LAPORAN
OLEH :
INDAH MAHARANI
D061201013
GOWA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
kelompok ilmu yang mempelajari bumi secara menyeluru, asal mula struktur,
ada dan sedang berlangsung hingga menjadikan bumi seperti saat sekarang ini.
Salah satu cabang ilmu geologi yang menjadi dasar perkembangan ilmu geologi,
Pada praktikum ini yang menjadi titik fokus pengamatan adalah golongan
diketemukan melimpah sebagai fosil, setidaknya dalam kurun waktu 540 juta
tahun.
Fosil mikro yang banyak ditemukan dipermukaan bumi berasal dari ordo
Foraminifera. Maka dari itu pada praktikum ini difokuskan untuk mengamati fosil
yang berasal dari golangan foraminifera. Karena jumlahnya yang melimpah dan
luas serta evolusinya yang cepat sehingga sangat baik sebagai indikator
3. Lembar Asistensi
4. Kartu Kontrol
5. Buku Penuntun
6. Referensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Foraminifera
diketemukan melimpah sebagai fosil, setidaknya dalam kurun waktu 540 juta
berbentuk paling sederhana, yaitu berupa tabung yang terbuka atau berbentuk bola
dengan satu lubang. Cangkang foraminifera tersusun dari bahan organik, butiran
pasir atau partikel-partikel lain yang terekat menyatu oleh semen, atau kristal
retikulopodia) yang keluar dari salah satu atau beberapa lubang (apertur) pada
cara menambatkan diri dengan menggunakan vegile atau sesile serta hidup didasar
bersel tunggal yang hidupnya secara akuatik (terutama hidup di laut), mempunyai
satu atau lebih kamar yang terpisah satu sama lain oleh sekat (septa) yang
1. Monothalamus Test
foraminifera bentonik, hanya terdiri dari satu macam kamar. Bentuk test dari
Contoh: Lagena
2. Polythalamus Test
yang teridir dari lebih satu kamar (jumlah kamar banyak). Macam-macam
Test foraminifera memiliki satu atau lebih kamar. Kamar yang pertama kali
terbentuk berbentuk bulat dengan satu aperture atau lubang mulut. Berikut
Suture merupakan garis pertemuan antara septa dan dinding cangkang. Terbagi
Chilostomella colina
Gambar 2.13
Elphidium incertum
terlihat dan pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal sama.
Contohnya: Hastigerina.
2. Trochospiral yaitu sifat terputar tidak pada satu bidang, tidak semua
kamar terlihat, pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal tidak
Pulleniatina.
harus dapat melihat dahulu arah putarannya, apakah searah jarum jam atau
berlawanan, ini dapat dilihat dari perkembangan kamarnya. Setelah itu ditentukan
nomor urutan perkembangan kamarnya mulai dari yang terkecil sampai yang
terbesar. Barulah dapat ditarik garis yang memotong kamar satu, kamar nomor
dua, dan seterusnya hingga amar terakhir. Setelah itu, hitung jumlah putarannya.
a. Punctuate: berbintik-bintik
b. Smooth: mulus/licin
Ciri-ciri
Usia Jurasic-Resen
Ciri-ciri
lurus
Usia Permian-Resen
Ciri-ciri
tegak lurus
Usia Permian-Resen
Ciri-ciri
Cangkang trochospiral, tidak planoconvex
Usia Cretaceous-Resen
Ciri-ciri
Ciri-ciri
biumbonate
Usia Trias-Resen
Ciri-ciri
Ciri-ciri
Apertur kecil
Usia Eosen-Resen
Ciri-ciri
Usia Eosen-Resen
Ciri-ciri
Cangkang biserial
Usia: Permian-Resen
Ciri-ciri
Cangkang elongate, biserial
mempunyai gigi
Ciri-ciri
ada gigi
Usia: Eosen-Resen.
Ciri-ciri
Ciri-ciri
Cangkang quinqueloquline
Usia Jurasic-Resen.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metodologi
3.1 Tahapan
asistensi umum dipaparkan mengenai tata tertib serta peralatan yang wajib
asistensi acara III yaitu preparat bentonik. Setelah pembawaan materi singkat
terkait materi tersebut, asisten memberi tugas pendahuluan yang menjadi syarat
mengetahui sejauh mana ilmu yang ditangkap praktikan seusai asistensi acara.
diminta untuk menggambar sketsa serta mendeskripsi sampel batuan yang telah
Pada tahapan ini kami melakukan asistensi dengan asisten terkait lembar
kerja yang telah diisi serta mengamati kembali ke 8 sampel fosil foraminifera
bentonik.
Setelah memperoleh analisis data yang benar berdasarkan hasil asistensi dari
asisten, dilanjutkan dengan penusunan laporan sesuai dengan format laporan yang
Laporan yang telah selesai dan telah diasistensikan kembali serta telah
diperoleh hasil yang benar kemudian dikumpulkan di tempat dan waktu yang
telah disepakati.
Tabel 3.1 Diagram alur tahapan
praktikum
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
NO Spesies Lp
1. Hormosina globulifera Zona III
Pada tabel diatas dapat diketahui yakni terdapat 8 macam spesies fosil
pengendapan di zona III (kedalaman laut 90-300 m & temperatur laut 9-13°C)
4.2 Pembahasan
sebagai berikut:
4.2.1 Peraga 1
jika dilihat dari samping berjumlah 2 kamar, bentuk test spherical, bentuk kamar
globular , komposisi test hyalin. Ornamen yang dijumpai pada fosil ini yaitu
temperatur laut 9-16 °C maka berada pada zona III. Adapun kegunaannya yakni
dapat mengetahui korelasi penampang suatu daerah dengan daerah lain baik di
pengendapan.
4.2.2 Peraga 2
jika dilihat dari samping berjumlah 10 kamar, bentuk test conical, bentuk kamar
tabular, komposisi test hyalin. Ornamen yang dijumpai pada fosil ini yaitu
permukaan test smooth (halus) dan ornamen pada peri-peri berupa keel.
temperatur laut 9-13 °C maka berada pada zona III. Adapun kegunaannya yakni
dapat mengetahui korelasi penampang suatu daerah dengan daerah lain baik di
pengendapan.
4.2.3 Peraga 3
jika dilihat dari samping berjumlah 6 kamar, bentuk test conical, bentuk kamar
tabular, komposisi test hyalin. Ornamen yang terdapat pada fosil ini yaitu
temperatur laut 9-13 °C maka berada pada zona III. Adapun kegunaannya yakni
dapat mengetahui korelasi penampang suatu daerah dengan daerah lain baik di
pengendapan.
4.2.4 Peraga 4
jika dilihat dari samping berjumlah 3 kamar, bentuk test tabular, bentuk kamar
tabular, komposisi test porselen. Ornamen yang terdapat pada fosil ini yaitu
temperatur laut 9-13 °C maka berada pada zona III. Adapun kegunaannya yakni
dapat mengetahui korelasi penampang suatu daerah dengan daerah lain baik di
pengendapan.
4.2.5 Peraga 5
jika dilihat dari samping berjumlah 3 kamar, bentuk test conical, bentuk kamar
globular, komposisi test hyalin. Ornamen yang terdapat pada fosil ini yaitu
temperatur laut 9-13 °C maka berada pada zona III. Adapun kegunaannya yakni
dapat mengetahui korelasi penampang suatu daerah dengan daerah lain baik di
pengendapan.
4.2.6 Peraga 6
jika dilihat dari samping berjumlah 5 kamar, bentuk test conical, bentuk kamar
tabular, komposisi test porselen. Ornamen yang terdapat pada fosil ini yaitu
temperatur laut 9-13 °C maka berada pada zona III. Adapun kegunaannya yakni
dapat mengetahui korelasi penampang suatu daerah dengan daerah lain baik di
pengendapan.
4.2.7 Peraga 7
jika dilihat dari samping berjumlah 7 kamar, bentuk test conical, bentuk kamar
tabular, komposisi test hyalin. Ornamen yang terdapat pada fosil ini yaitu
permukaan test smooth (halus) dan ornamen pada peri-peri berupa keel.
temperatur laut 9-13 °C maka berada pada zona III. Adapun kegunaannya yakni
dapat mengetahui korelasi penampang suatu daerah dengan daerah lain baik di
pengendapan.
4.2.8 Peraga 8
jika dilihat dari samping berjumlah 11 kamar, bentuk test conical, bentuk kamar
tabular, komposisi test porselen. Ornamen yang terdapat pada fosil ini yaitu
permukaan test smooth (halus) dan ornamen pada peri-peri berupa keel.
temperatur laut 5-8 °C maka berada pada zona IV. Adapun kegunaannya yakni
dapat mengetahui korelasi penampang suatu daerah dengan daerah lain baik di
pengendapan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA