Sari: Secara administratif daerah penelitian terletak pada daerah Bulu Batuara Kecamatan
Watangpulu Kabupaten Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis daerah penelitian ini
terletak pada koordinat 119o4500 119o4615 (BT) dan 3o5620 3o5700 (LS). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menentukan batuan penyusun, jenis magma dan lingkungan magma
batuan beku penyusun kubah lava daerah penelitian berdasarkan karakteristik geokimia batuan.
Metode penelitian yaitu berupa pengambilan data di lapangan berupa data geomorfologi, stratigrafi
dan pengambilan conto sampel batuan untuk dianalisis lebih lanjut. Analisis yang dilakukan terdiri
dari analisis petrografis dan analisis geokimia dengan menggunakan metode XRF (X-Ray
Fluoresence), ICP MS / ICP OES dengan menganalisis unsur utama, unsur jejak dan unsur tanah
jarang. Geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi dua (2) satuan bentangalam yaitu satuan
bentang alam kubah lava dan satuan bentangalam pedataran ignimbrit. Berdasarkan analisa
petrografi yang dilakukan batuan yang dijumpai di lapangan berupa Riolit dan Ignimbrit sedangkan
berdasarkan analisa geokimia yang dilakukan batuan yang dijumpai pada daerah penelitian adalah
Riolit. Afinitas magma pada daerah penelitian adalah calk - alkaline. Analisa petrografi dan
geokimia mengindikasikan bahwa batuan tersebut terbentuk pada daerah Active Continental Margin.
Kata Kunci : Geokimia, petrografi, batuanvulkanik, afinitas magma
Abstract: Administratively, the research area is located in Bulu Batuara Area, Watangpulu District,
Sidenreng Rappang Regency, South Sulawesi. Astronomically, located on coordinate coordinat
119o450 119o4615 (BT) dan 3o56200 3o5700 (LS). The purpose of this study is to determine the
type of magma and magma environment of igneous rock formed the volcanic neck based on the
characteristics of rock geochemical analysis. The research methods are collect datas from field such as
geomorphology data, stratigraphy data and rocks sample for petrographic and geochemistry analysis.
Analysis in this research consist of two analysis; petrographic analysis using a thin section and
geochemistry analysis which using XRF, ICP-MS / ICP-OES method to analyze major element, trace
element and rare earth element. Based on field observation, the morphology on this are divided into
two; landscape unit lava dome and ignimbrite plain. Based on petrographic analysis the lithology of
this area is Rhyolite and Ignimbrite, while based on geochemistry analysis lithology of this area
consist of Rhyolite. Affinity of magma in this area is calk-alkaline. Petrographic and geochemistry
which took place in Active Continental Margin.
Keyword : Geochemistry, petrographic, volcanic rock, and affinity of magma
Satuan Riolit
Riolit 2
Gambar 14 Kenampakan petrografi riolit pada
Sayatan batuan memperlihatkan warna absorbsi stasiun 12 (a), stasiun 21 (b), stasiun 24 (c), dan
kuning kecoklatan, warna interferensi abu-abu stasiun 27 (d) dengan ukuran 0,01 0,2 mm.
kehitaman, tekstur piroklastik, bentuk mineral
Riolit 4
subhedral-anhedral, komposisi mineral terdiri
atas kuarsa, orthoklas, biotit, mineral opak dan Sayatan batuan memperlihatkan warna absorbsi
massa dasar gelas. Jenis Riolit ini dibedakan kuning kecoklatan, warna interferensi abu-abu
berdasarkan kristalinitas pada massa dasar kehitaman, tekstur khusus flow banding,
dengan ukuran 0,02 0,3 mm. Batuan yang ukuran butir mineral penyusun batuan 0,02
tergolong dalam kelas ini di jumpai pada stasiun sampai 1,8 mm, bentuk mineral subhedral-
10, stasiun 13, stasiun 16 dan stasiun 28. anhedral, komposisi mineral terdiri atas kuarsa,
orthoklas, mineral opak dan massa dasar gelas.
Batuan yang tergolong dalam kelas ini di jumpai
pada stasiun 3.
Gambar 13 Kenampakan petrografi riolit pada Gambar 15 Kenampakan petrografi riolit pada
stasiun 10 (a), stasiun 13 (b), stasiun 16 (c), dan stasiun 3 dengan tekstur flow banding dengan
stasiun 28 (d) dengan ukuran 0,02 0,3 mm. ukuran 0,02 sampai 1,8 mm.
Riolit 3 Ignimbrit 1
Sayatan batuan memperlihatkan warna absorbsi Sayatan batuan memperlihatkan warna absorbsi
kuning kecoklatan, warna interferensi abu-abu kuning kecoklatan, warna interferensi abu-abu
kehitaman, tekstur piroklastik bentuk mineral kehitaman, tekstur unwelded, ukuran butir
subhedral-anhedral, komposisi mineral terdiri mineral penyusun batuan 0,01 sampai 2 mm,
atas kuarsa, orthoklas, biotit, mineral opak dan bentuk mineral subhedral-anhedral, komposisi
massa dasar gelas. Jenis Riolit ini dibedakan mineral terdiri atas orthoklas, kuarsa, plagioklas,
berdasarkan kristalinitas pada massa dasar biotit, hornblende dan massa dasar. Batuan yang
dengan ukuran 0,01 0,2 mm. Batuan yang tergolong dalam kelas ini di jumpai pada stasiun
tergolong dalam kelas ini di jumpai pada stasiun 1a, stasiun 1b, dan stasiun 2
12, stasiun 21, stasiun 24 dan stasiun 27.
Gambar 20 Hasil plotting major element (SiO2 - Gambar 21 Hasil Plotting kandungan major
Na2O + K2O pada klasifikasi batuan beku elemen terhadap SiO2 pada diagram variasi
vulkanik (Le Bas et al., 1986 dalam Rollinson, (Harker, 1909 dalam Rollison, 1993).
1993).)
Unsur Jejak
Evolusi Magma
Unsur-unsur yang hadir <0,1% dan
Gambaran evolusi magma dapat dilihat dalam konsentrasinya dalam ppm atau ppb. Tetapi ini
diagram variasi kandungan major element tidak selalu terjadi, karena konsentrasi trace
element kadang mencapai 0,1% (1000 ppm). Sm 8,2 5,8 8,9 5,1
Beberapa unsur kadang merupakan major Eu 0,6 0,4 0,6 0,3
Gd 8,7 6,3 9,3 5,4
element dalam satu kelompok batuan, tetapi Tb 0,83 0,72 1,04 0,58
sebagai trace element pada kelompok batuan Dy 5,2 4,2 6,1 3,5
lainnya. Contohnya adalah unsur K yang Ho 0,9 0,8 1.1 0,7
merupakan konstituen major pada riolit, Er 4.4 4.4 2.6 3.6
menyusun >4% batuan tersebut dan membentuk Tm 0.6 1,2 0.3 0.5
Yb 2,3 2,2 2,9 2,1
struktur esensial pada mineral-mineral seperti
Lu 0,32 0,32 0,32 0,44
ortoklas dan biotit.
Hasil analisis unsur jejak batuan vulkanik *Sumber: Lab. PT. Intertek Utama Services
ditunjukkan pada tabel 5.4. Unsur jejak batuan di Jakarta
daerah penelitian dari hasil analisis ICP MS dan
Unsur Tanah Langka
ICP OES (Tabel 5.4) diplot pada diagram laba-
laba yang dinormalisasikan terhadap chondrite Unsur tanah langka dalam tabel periodik
dan NMORB. Pada diagram laba laba dengan digolongkan dalam unsur Lantanida (nomor
normalisasi terhadap chondrite dan NMORB atom 57 hingga 71). Unsur tanah langka
menunjukkan terjadinya anomali negatif pada digunakan untuk mengetahui genesa
unsur Ba, Nb, Zr dan Ti. Unsur Cs, Rb, Th dan Pb pembentukan batuan dan menguak proses
mengalami pengayaan. Pada spider diagram di petrologi yang terjadi. Untuk mendapatkan pola
bawah ini menunjukkan bahwa terjadi pengayaan REE, maka unsur-unsur tersebut dibuat ke
unsur LILE (Large Ion Lithophile Elements) yaitu dalam diagram laba-laba. Diagram ini
Cs, Rb dan Pb dengan kemiringan ke arah kanan. dinormalisasikan terhadap kondrit, dan harga
Pengayaan unsur Cs, Rb dan Th serta pemiskinan sejumlah unsur langka untuk percontoh batuan.
unsur Nb, Zr, dan Ti merupakan ciri-ciri magma Dari tabel tersebut terlihat bahwa semua unsur
calk alkaline (Wilson, 1989 dalam Harahap, REE memperlihatkan adanya variasi
2010). Pengayaan unsur Cs, Rb dan Pb konsentrasi antara satu perconto dengan
merupakan pengaruh dari maturitas busur atau perconto lainnya. Diagram ini dinormalisasikan
kerak yang menunjam. terhadap chondrite memperlihatkan pengayaan
unsur tanah langka ringan (LREE) dari La ke Yb,
Tabel 3 Hasil analisis geokimia berupa unsur
normal/datar dari konsentrasi Yb ke Lu dan
jejak dan unsur tanah langka menurun pada unsur berat (HREE), suatu pola
umum pada batuan gunungapi seri kalk-alkalin
Trace ST.1/GT/ ST.9/GT/ ST.12/GT/ ST.16/GT/ (Jackes dan White, 1872; Wilson, 1989). Diagram
Element RIOLIT RIOLIT RIOLIT RIOLIT ini memperlihatkan konsentrasi europium (Eu)
Ga 17,1 18,2 18 18,6 yang terdeplesi sebagai kristalisasi fraksional
Zn 11 9 15 41 plagioklas. Konsentrasi unsur-unsur pada semua
Ca 1300 840 2160 960
perconto batuan yang bervariasi secara
LILE (Large Ion Lithophile Elements) (ppm)
konsisten adalah suatu bukti bahwa hubungan
Cs 7,4 5,5 10,9 9,5
genetik melalui diferensiasi kristalisasi
Rb 261 207 196 265
K 47600 37000 34100 48000 fraksional.
Ba 134 39 35 94
Sr 30,9 19,7 19,6 34,4
Pb 42 39 37 48
HFSE (High Field Strength Elements) (ppm)
Sc 2 2 3 3
Y 24,4 19,8 17,2 28,5
Th 41,6 45,5 46,4 44,3
U 7,29 6,15 4,7 8,41
Pb 42 39 37 48
Zr 77,6 24,7 23,8 84,9
Hf 2,5 1,2 1,2 4
Ti 687 624 654 647
Nb 26,8 28,2 28,6 28,4
Ta 1,7 1,82 1,79 1,81
REE (Rare Earth Element) (ppm)
La 68,8 48,3 89,8 47,6 Gambar 22 Hasil plotting kandungan REE
Ce 127 105 145 92,7 terhadap chondrites (Boynton, 1984 dalam
Pr 14 10,3 9,71 16,1 Rollinson, 1993)
Nd 46 34,3 55,5 32,3
Hubungan Hasil Analisis Petrografis dan CIPW 4. Pada analisis petrografis tidak dijumpai adanya
Normatif mineral plagioklas, sedangkan pada analisis norm
dijumpai kandungan plagioklas sebanyak 13,51-
Tabel 4 Komposisi mineral batuan riolit dalam 22,27%.
pengamatan petrografi. 5. Pada analisis petrografis, dijumpai analisis mineral
opak sebanyak 3-5 %, sedangkan pada analisis norm
Komposisi Mineral (%)
tidak dijumpai.
No. Sayatan
dasar gelas.
Orthoklas
Mineral
Nama
Kuarsa
Massa
analisis norm tersebut dapat dijelaskan sebagai
Biotit
Opak
Batuan
berikut :
lempeng (konvergen), magma primer menerobos penyusun Bulu Batuara dan sekitarnya
lempeng kontinen yang disusun oleh batuan adalah Riolit.
beku (igneous type) kemudian terjadi fase 2. Berdasarkan kandungan major element,
kristalisasi fraksional yaitu proses-proses yang berupa unsur K2O dan SiO2 maka magma
terjadi sepanjang diferensiasi magma pada fase yang membentuk batuan daerah
ini terbentuk unsur-unsur penyusun batuan penelitian termasuk dalam seri kalk
seperti mineral plagioklas ((Na,Ca)AlSi3O8) , alkalin (High Calk alkaline series) .
magnetit (Fe3O4) dan apatit (Ca5(PO4)3 F). 3. Berdasarkan hasil analisa yang telah
Setelah unsur-unsur penyusun batuan terbentuk dilakukan pada Spider gram
dan terakumulasi dalam suatu tempat dengan perbandingan unsure trace element (Cs,
kondisi berbeda terjadi penurunan temperatur Rb, Ba, Th, U, Nb, Ta, La, Ce, Pb, Pr, Sr,
disertai dengan penambahan unsur potasium P, Nd, Zr, Sm, Eu, Ti, Dy, Y, Yb dan Lu)
membentuk pertumbuhan mineral feldspar yaitu terhadap primitive mantle dan Spider
ortoklas (KAlSi3O8) dan biotit gram perbandingan unsure REE (Rare
{K(MgFe)3AlSi3O10(OH, F)2}. Kemudian terjadi Earth Element ) terhadap Chondrite,
penurunan suhu secara signifikan yang akan lingkungan tektonik pada batuan riolit
membentuk mineral kuarsa. ini yaitu pada zona Active Continental
Margin.
Dengan memperhatikan mineral yang di jumpai
pada daerah penelitian yaitu biotit sekitar 3%- Saran
5%, orthoklas sekitar 15-25%, kuarsa sekitar
40%-57% dan juga terdapat mineral aksesoris Agar penelitian yang dilakukan semakin lebih
berupa ilmenit, magnetit, dan apatit yang baik dan hasilnya semakin detail maka perlu
kehadirannya sangat jarang pada suatu batuan, dilakukan pengambilan data dan analisis sampel
mineral magnetit (Fe3O4) merupakan penciri yang lebih banyak serta mewakili sebaran
khas dari batuan yang terbentuk pada tatanan litologi Riolit dan Ignimbrit di daerah Bulu
tektonik active continental margin ( Mason 1985, Batuara.
dalam wilson 1989).
8. Ucapan Terimakasih
Hasil analisis kimia menunjukkan. K2O
Penulis mengucapkan banyak terimakasih
umumnya lebih dari 1% mengindikasikan
kepada Bapak Ir. Kaharuddin, MS, M.T sebagai
adanya proses asimilasi atau anaktesis dengan
dosen pembimbing I, kepada ibu Dr.Ulva Ria
material kontinental atas. Nilai Al2O3 yang
Irfan S.T,M.T sebagai dosen pembimbing II
bervariasi dapat disebabkan oleh kondisi
tugas akhir yang telah mencurahkan
kristalisasi magma pada tekanan yang berbeda-
waktu,tenaga dan pemikirannya untuk
beda (Gill, 1981 dalam Rollison, 1993). Pada
membantu penulis dalam menyelesaikan
cairan magma (silikat), di dalam sistem
laporan tugas akhir ini, Bapak Dr. Ir. Muh.
kesetimbangannya maka unsur-unsur minor
Fauzi Arifin, M. Sc., Bapak Dr. Eng. Adi
yang bersifat kompatibel akan cenderung berada
Maulana, ST, M.Phill., Bapak Dr. Ir. Musri
pada fase padat, sedangkan unsur yang
MaWaleda ST., MT atas masukan dan
inkompatibel akan tetap berada pada fase cair.
arahannya dalam perbaikan laporan ini
7. Kesimpulan hingga selesai. Serta kepada Bapak Dr.Eng
Asri Jaya,S.T,M.T sebagai ketua jurusan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Hasanuddin. Ayahanda dan Ibunda serta
kakak dan adikku atas doa, semangat serta
1. Berdasarkan pengamatan di lapangan, restunya yang senantiasa tercurah kepada
batuan yang menyusun daerah penulis. Rekan seperjuangan penulis Anna
penelitian adalah Riolit dan Ignimbrit. Alnita Pabubung, Fadliah atas kerjasamanya,
Berdasarkan analisis geokimia, berupa Hamrin Ilhami, Ardiansyah, Sutrisno, ST.,
komposisi dari SiO2 dan Na2O + K2O Hardiansyah P. Utomo, ST., yang telah
dalam klasifikasi yang telah dibuat oleh menemani dalam pengambilan data. Teman-
Le Bas et al ,1986 dalam Rollinson (1993) teman Geologi Unhas terkhusus kepada geologi
yang didasarkan atas perbandingan angkatan 2010 .
silica versus alkali maka batuan
DAFTAR PUSTAKA
Bakosurtanal., 1991 Peta Rupa Bumi Lembar Pinrang nomor 2012-31 dan Lembar Sidenreng
nomor 2013-32. Cibinong, Bogor.
Djuri, Sudjatmiko, Bachri, S. dan Sukido, 1998, Geologi Lembar Majene dan Bagian Barat Lembar
Palopo, Sulawesi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Gillespie, M R, and Styles, M T.1999, BGS Rock Clasification Scheme Volume 1 Classification of
igneous rocks. British Geological Survey Research Report, (2nd edition) RR 99-06.
Hall, A., 1987. Igneous Petrology, Longman Scientific & Technical, England.
Harahap, B.H., 2010, Ciri Geokimia Batuan Vulkaniklastika di daerah Tanjung Balit, Sumatra
Barat: Suatu Indikasi Kegiatan Magma pada Eosen, Pusat Survey Geologi, Jurnal Geologi
Indonesia, Vol.5 No.2, 75-91, Bandung.
Rollinson, H., 1993, Using Geochemical Data :Evaluation, Presentation and Interpretation , Longman
Grup,UK.