Anda di halaman 1dari 7

LINGKUNGAN SUNGAI

Berdasarkan morfologinya sistem sungai dikelompokan menjadi 4 tipe sungai,


sungai lurus (straight), sungai teranyam (braided), sungai anastomasing, dan sungai
kekelok (meandering).
 Sungai Lurus (Straight)
Sungai lurus umumnya berada pada daerah bertopografi terjal mempunyai
energi aliran kuat atau deras. Energi yang kuat ini berdampak pada intensitas erosi
vertikal yang tinggi, jauh lebih besar dibandingkan erosi mendatarnya. Kondisi
seperti itu membuat sungai jenis ini mempunyai kemampuan pengendapan sedimen
kecil, sehingga alirannya lurusnya tidak berbelok-belok atau low sinuosity . Karena
kemampuan sedimentasi yang kecil inilah maka sungai tipe ini jarang yang
meninggalakan endapan tebal. Sungai tipe ini biasanya dijumpai pada daerah
pegunungan, yang mempunyai topografi tajam. Sedimen sungai lurus ini sangat
jarang dijumpai dan biasanya dijumpai pada jarak yang sangat pendek.

 Sungai Kekelok (meandering)

Sungai kekelok adalah sungai yang alirannya berkelok-kelok atau berbelok-


belok. Leopold dan Wolman (1957) menyebut sungai meandering jika sinuosity-nya
lebih dari 1.5. Pada sungai tipe ini erosi secara umum lemah sehingga pengendapan
sedimen kuat. Erosi horisontalnya lebih besar dibandingkan erosi vertikal,
perbedaan ini semakin besar pada waktu banjir. Hal ini menyebabkan aliran sungai
sering berpindah tempat secara mendatar. Ini terjadi karena adanya pengikisan
horisontal pada tepi sungai oleh aliran air utama yang pada daerah kelokan sungai
pinggir luar dan pengendapan pada kelokan tepi dalam. Kalau proses ini
berlangsung lama akan mengakibatkan aliran sungai semakin bengkok. Pada kondisi
tertentu bengkokan ini terputus, sehingga terjadinya danau bekas aliran sungai yang
berbentuk tapal kuda atau oxbow lake. Pada tipe sungai kekelok proses
pengendapan terakumulasi pada 5 (lima) bagian yang berbeda, yaitu : saluran
utama (Main Channel dan channel fills), gosong (point bar), tanggul alam (natural
levee), dataran banjir (flood-plain), danau oxbow (oxbow lake).
Sedimen yang diendapkan pada saluran utama terdiri dari material yang
umumnya berbutiran lebih kasar yang dapat berpindah hanya oleh aliran sungai
dengan kecepatan maximum pada saat puncak banjir (peak flood). Butiran suspensi
seperti lempung dan lanau terbawa lebih cepat dan diendapkan pada daerah
floodplain. Endapan pada saluran utama terdiri dari reruntuhan dinding sungai yang
roboh akibat pengikisan oleh aliran arus (Walker dan Cant, 1979 dalam Walker,
1992), yang lebih dikenal dengan lag deposits. Karena saluran utama ini selalu
bergerak (berpindah) dan pada dasar sungai selalu diendapkan butiran yang lebih
kasar maka endapan ini merupakan dasar dari suatu gosong.
Gosong (point bar) terakumulasi pada sisi dalam kelokan sungai, umumnya
terjadi ketika material di sisi luar bank tererosi. Pada bagian gosong, endapan yang
terbentuk umumnya menghalus ke atas, dengan struktur silang siur dan “dunes”
yang berkembang baik. Pada sungai kekelok tua kadang-kadang gosong yang telah
terbentuk terpotong kembali oleh aliran akibat lekukan aliran yang sangat besar
yang terjadi saat banjir. Hal ini bisa terjasi pada gosong yang mempunyai
kemiringan lereng rendah dan mempunyai tingkat kelokan yang tinggi.
Tanggul alam (natural levee) adalah tanggul di kanan kiri sungai yang
membatasi aliran sungai. Tanggul alam ini terbentuk bersamaan dengan
terbentuknya aliran itu sendiri. Tanggul terbentuk selama banjir sedang yang hanya
mencapai ketinggian sama dengan tebing sungai (channel bank). Dengan
menurunnya kecepatan arus, terendapkanlah sedimen di sepanjang tebing sungai
tersebut. Pada saat banjir berikutnya endapan baru akan terus terbentuk di atas
tebing ini dan membentuk tanggul alam sehingga tanggul ini semakin lama semakin
tinggi. Tinggi maksimum yang dibentuk oleh tanggul alam mengindikasikan
permukaan air maksimum yang terjadi pada saat banjir. Pada umumnya endapan
berbutir halus. Arus sewaktu banjir, juga akan menyebabkan terkikisnya endapan
yang telah terbentuk pada gosong atau bahkan mengerosi tanggul alam dan
memutuskannya. Sehingga air akan melimpah ke dataran bajir di kiri-kanan aliran
sungai dan akan membentuk crevasse splays deposites. Crevasse ini akan
membentuk pola dan sistem saluran tersendiri. Struktur sedimen yang berkembang
antara lain grading, lapisan horisontal ripple cross bedding.
Dataran banjir (floodbasin) merupakan bagian terendah dari floodplain.
Ukuran dan bentuk dari dataran banjir ini sangat tergantung dari sejarah
perkembangan banji, tetapi umumnya berbentuk memanjang (elongate). Endapan
dataran banjir (floodplain) biasanya terbentuk selama proses penggenangan
(inundations). Umumnya Endapan dataran banjir ini didominasi oleh endapan
suspensi seperti lanau dan lumpur, meskipun kadang-kadang muncul batupasir
halus yang terendapkan oleh arus yang lebih kuat pada saat puncak banjir.
Kecepatan pengendapannya pada umumnya sangat rendah, berkisar antara 1 dan 2
cm lapisan lanau-lempung per periode banjir (Reineck dan Singh, 1980).
Endapannya mengisi daerah relatif datar pada sisi luar sungai dan kadang-kadang
mengandung sisa tumbuhan serta terbioturbasikan oleh organisme-organisme.
Akibat proses pengikisan mendatar pada belokan sungai dan pengendapan
yang terjadi di sisi lain mengakibatkan suatu saat dua buah kelokan aliran meander
saling bertemu. Akibat dari peristiwa ini menyebabkan terjadinya aliran yang
terputus yang menyerupai danau yang disebut oxbow lake .

Penampang vertikal dari endapan sungai kekelok dicirikan oleh runtunan


batuan sedimen dalam setiap sekuen mempunyai besar butir menghalus ke arah
atas. Dasar atau alas setiap sekuen merupakan bidang erosi yang kemudian ditindih
oleh lapisan yang berbutir kasar-sangat kasar. Pada bagian bawahnya (di atas bidang
erosi) sangat umum dijumpai lag deposits tadi. Fragmen dari lag deposits ini
umumnya terdiri atas batulempung atau batuserpih yang merupakan hasil runtuhan
tebing sungai. Pada bagian bawah sekuen ini sering terbentuk silang siur mangkok
dan kemudian berubah jadi planar ke arah atas. Bagian atasnya terdiri atas batuan
berbutir halus (batuserpih, batulanau atau batulempung) dengan sisipan tipis
batupasir. Struktur sedimen yang dijumpai umumnya berukuran kecil seperti
laminasi, silang siur dan ripple mark. Bagian bawah dari sekuen yang berupa
endapan berbutir kasar-sangat kasar merupakan hasil endapkan pada alur sungai,
sedangkan endapan halus umumnya merupakan hasil endapan di daerah dataran
banjir. Sisipan tipis batupasir pada bagian atas sekuen merupakan endapan
limpahan banjir yang memotong tanggul alam.

 Sungai Teranyam (braided)

Sungai teranyam umumnya terdapat pada daerah datar dengan energi arus
alirannya lemah dan batuan di sekitarnya lunak. Sungai tipe ini bercirikan debit air
dan pengendapan sedimen tinggi. Daerah yang rata menyebabkan aliran dengan
mudah belok karena adanya benda yang merintangi aliran sungai utama.
Tipe sungai teranyam dapat dibedakan dari sungai kekelok dengan sedikitnya
jumlah lengkungan sungai, dan banyaknya pulau-pulau kecil di tengah sungai yang
disebut gosong. Sungai teranyam akan terbentuk dalam kondisi dimana sungai
mempunyai fluktuasi dischard besar dan cepat, kecepatan pasokan sedimen yang
tinggi yang umumnya berbutir kasar, tebing mudah tererosi dan tidak kohesif (Cant,
1982). Biasanya tipe sungai teranyam ini diapit oleh bukit di kiri dan kanannya.
Endapannya selain berasal dari material sungai juga berasal dari hasil erosi pada
bukit-bukit yang mengapitnya yang kemudian terbawa masuk ke dalam sungai.
Runtunan endapan sungai teranyam ini biasanya dengan pemilahan dan kelulusan
yang baik, sehingga bagus sekali untuk batuan waduk (reservoir).
Umumnya tipe sungai teranyam didominasi oleh pulau-pulau kecil (gosong)
berbagai ukuran yang dibentuk oleh pasir dan krikil. Pola aliran sungai teranyam
terkonsentrasi pada zona aliran utama. Jika sedang banjir sungai ini banyak material
yang terbawa terhambat pada tengah sungai baik berupa batang pepohonan ataupun
ranting-ranting pepohonan. Akibat sering terjadinya banjir maka di sepanjang
bantaran sungai terdapat lumpur yang mengusai hampir di sepanjang bantaran
sungai.
Struktur sedimen yang umum terbentuk adalah silang siur, gelembur
gelombang dan ripple cross-lamination. Pada saat air surut terjadi silang siur
dengan perkembangan pada gelembur gelombang dan perarian sejajar. Hal ini
terjadi pula pada permukaan bar. Pola pengendapan pada sungai teranyam pada
skala kecil tidak terlihat pada beberapa pembacaan well log, karena saluran dan bar
dapat berubah-ubah, pengendapan akan terlihat dengan secara acak dalam ukuran
yang besar dan distribusi lateral isi dari fragmen bar dan salluran tersebut.
Jika sungai sedang tidak dalam keadaan banjir maka yang terendapkan
adalah butiran halus dengan laminasi di bagian atas dari kerikil. Sedangkan lempung
banyak terbentuk pada bagian tanggul dari sungai. Diagram dari sungai teranyam,
yang memperlihatkan jika semakin rendah energi arus aliran, maka terbentuklah
gelembur gelombang (ripple) halus pada batuan pasir yang melaminasi di bagian
atas.
Pada umumnya sungai teranyam dicirikan bar yang banyak dan besar pada
sungai dengan ukuran yang sangat bervariasi. Bar ini dapat dibagi dalam:
1. longitudinal
2. linguoid
3. tranverse

Bar longitudinal atau di Indonesia disebut gosong adalah pulau ditengah


sungai yang mempunyai sumbu panjang sejajar dengan arah aliran sungai. Endapan
yang berbutir kasar biasanya tersebar di sekitar sumbu dan bagian bawah dari
gosong. Besar butir endapan ini mengecil ke arah atas dan bawah dari gosong.
Struktur sedimen yang umumnya terdapat pada gosong adalah lapisan mendatar
yang tebal yang diendapkan dalam kondisi upper-flow regim.
Linguiod dan tranverse bars berada pada sudut garis potong ke arah alur
sungai, keistimewaan karakteristik pasir pada aliran teranyam. Bentuk lobate atau
rhombic Linguoid bars, dengan penurunan ketinggian paras muka sungai. Untuk
transverse bars muncul akibat adanya riak air sungai yang besar sehingga dapat
mengakibatkan banjir. Lateral bars, terdapat pada beberapa panjang tepi sungai,
karena proses pengendapan dan erosi dan banjir pada setiap kali musim banjir yang
ditimbulkan

Endapan sungai teranyam pada umumnya terdiri atas batu pasir kasar sampai
krikil. Lumpur terendapkan pada bagian dasar aliran sungai. Pada longitudinal bar
cenderung mengubah krikil menjadi pasir. Endapan dari sungai teranyam bervariasi
atas besarnya beban pengendapan yang terkirim, kedalaman dari air sungai dan
variasi pembelokan aliran sungai. Umumnya proses pengendapan rangkaian facies
vertikal juga tidak menunjukan perbedaan khusus .
Scott-type, umumnya terdiri dari batuan kasar, krikil-krikil dan sedikit
adanya sisipan batuan pasir pada sepanjang penampang vertikal dari type ini. Model
ini menunjukan sedikitnya perkembangan dari pengendapan batuan krikil. Donjek-
type, model ini teridi dari variasi lapisan pengendapan pada sungai teranyam dengan
campuran beban pasir dan kekrikil. Batuan berpasir banyak mendominasi pada
Linguoid dan transverse bars. Pada penampang vertikal ini terlihat variasi dari
ketebalan pembentukan lapisan. Platte-type, pengendapan tidak begitu nampak,
sekalipun terindikasi adanya rangkaian pengendapan pada sebagian longitudinal
bar dan superiposes linguoid bars dan ada sedit tanda berupa coal. Bijou Creek-
type, karakteristik proses pengendapan oleh pengendapan superimposes flood sejak
akumulasi arus air pada setiap kali terjadinya banjir.

Penampang tegak dari batuan berpasir untuk arus teranyam seperti


ditunjukan pada. Rangkaian penampang ini berawal dari endapan yang menggosok
permukaan lantai bawah (bed SS) menumpuk pada cross-bedding (bed A). Batuan
pasir terlihat menumpuk pada lapisan di atas (bed B) dan adanya ketebalan besarnya
planar tabular (bed C). Endapan memenuhi secara baik pada bagian atas saluran
(bed D) dengan adanya isolasi (bed E) menumpuk pada lapisan tegak siltstone
interbeded dengan batuan lumpur (bed F) dan yang terakhir batuan berpasir (bed G)

Pada sungai teranyam cenderung membentuk variasi kedalaman dari lebar


sungai dan karena arah aliran dan energi sungai membentuk lag deposit pada lantai
dasar sungai, pasir teralirkan pada bedload system. Kedalaman sungai teranyam
berkisar 3 meter atau lebih dengan membentuk adanya crossbedding. Pengendapan
sungai dengan adanya Flood stage dapat gosong membentuk channels beds,
preserving flood stage sedimentary structure. Pada muka arus penampang sungai
terjadi ripple lapisan pasir dengan gradasi mendatar pada lapisan atas sungai.
Karena kaya akan mineral makanan maka pada sebagian bantaran sungai dan juga
bekas luapan-luapan banjir maka akan tumbuh-tumbuhan akibat biji-bijian
tumbuhan itu terbawa banjir oleh sungai dan mengendap pada bantaran sungai.
Sungai Anastomasing

Sungai anastomasing terjadi karena adanya dua aliran sungai yang


bercabang-cabang, dimana cabang yang satu dengan cabang yang lain bertemu
kembali pada titik dan kemudian bersatu kembali pada titik yang lain membentuk
satu aliran. Energi alir sungai tipe ini rendah. Ada perbedaan yang jelas antara
sungai teranyam dan sungai anastomosing. Pada sungai teranyam, aliran sungai
menyebar dan kemudian bersatu kembali menyatu masih dalam lembah sungai
tersebut yang lebar. Sedangkan untuk sungai anastomasing adalah beberapa sungai
yang terbagi menjadi beberapa cabang sungai kecil dan bertemu kembali pada induk
sungai pada jarak tertentu. Pada daerah onggokan sungai sering diendapkan
material halus dan biasanya ditutupi oleh vegetasi.

Morfologi sungai merupakan hal yang menyangkut kondisi fisik sungai tentang geometri, jenis, sifat,
dan perilaku sungai dengan segala aspek perubahannya dalam dimensi ruang dan waktu, dengan
demikian menyangkut sifat dinamik sungai dan lingkungannya yang saling berkaitan antara satu
dengan yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai