Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

HIDROLOGI DAS

EROSI DAN SEDIMENTASI

OLEH :
Joao Bosco Filipe Moreira
12.2013.1.00216

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
(ITATS)
2018
 Pembentukan meander atau Sungai Berkelok-kelok

Sungai meander atau sungai yang berkelok-kelok terbentuk akibat dari proses
erosi dan pengendapan oleh sungai. Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari
sungai bagian hulu. Pada bagian hulu volume air kecil dan tenaga yang berbentuk
juga kecil. Akibatnya sungai mulai menghalang dan mencari rute yang paling mudah
untuk di lewati. Sementara pada bagian hulu belum terjadi pengendapan.

Pada bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air mulai lambat dan
membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungi, baik bagian dalam
maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan terjadi pengikisan
sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi pengendapan.
1. Teori terbentuknya meander

a. Menurut J.A Panne Koek


Terbentuknya meander ialah karena hanya reaksi yang wajar dari aliran sungai
terhadap batu-batuan yang relative homogen dan tidak begitu tahan terhadap erosi.

b. Menurut Ferrel
Bagaimanapun arah aliran sungai akan mengalami pengaruh dari pada reaksi
bumi. Di permukaan bumi semua arus mengalami pembelokan sebagai akibat dari
rotasi bumi yaitu disebelah utara equator membelok ke kiri.
Oleh karena hal ini, maka sungai yang sebetulnya hendak mengalir lurus
terpaksa mengalami pembelokan dan tebingnya yang sebelah mengalami erosi lebih
besar daripada tebing yang lain. Apabila sekali terjadi pembelokan maka belokan
yang lain akan menyusul, hal ini disebabkan terjadi arus helioceida yang timbul pada
waktu sungai arahnya berbelok.

2. Pengaruh erosi dan sedimentasi pada meander


Erosi ke samping (lateral) menyebabkan lembah bertambah lebar dan
membentuk kelokan-kelokan. Bentuk kelokan sungai yang khas dinamakan meander,
yaitu kelokan sungai yang teratur berbentuk setengah lingkaran, terdapat di bagian
tengah dan hilir aliran sungai.
Erosi vertical membuat lembah bertambah dalam. Air terjun terbentuk jika erosi
vertical mendapat hambatan di suatu tempat, misalnya batuan yang keras, sementara
batuan di tempat yang berdampingan di hilirnya lebih lunak. Erosi mudik terjadi juga
di air terjun. Erosi mudik di daerah mata air, menyebabkan sungai bertambah panjang
ke arah hulu.

Proses sedimentasi menghasilkan berbagai bentukan yang terletak di tengah


lembah, dibagian dalam kelokan atau meander, dan di muara sungai. Pengendapan di
muara sungai akan membentuk delta, apabila lautnya dangkal dan arusnya tidak
terlalu kuat. Pengendapan di bagian tepi lembah terjadi pada waktu banjir akan
membentuk tanggul-tanggul alam dan dataran banjir. Dataran banjir merupakan lahan
yang baik untuk persawahan atau pertanian lahan kering.

3. Pembentukan meander dan oxbow lake


Belokan-belokan sungai ini akan bertambah lebar sehingga pada waktu air
pasang, terdapat hubungan langsung antara lingkaran yang satu dan lingkaran yang
lain. Selama air pasang, terjadilah pengikisan dan pemindahan material batuan di
sepanjang lembah sungai. Akibatnya ketika air surut terputuslah lingkaran-lingkaran
dan terbentuklah cabang-cabang yang mati, serta danau-danau dan payau-payau yang
melengkung. Sungai-sungai besar seperti sungai indragiri dan sungai Musi di
sumatera, sungai Kapuas di Kalimantan, sungai Balim di Irian atau sungai Bengawan
Solo di Jawa dengan jelas memperlihatkan gejala-gejala di atas.
4. Macam-macam meander
meander dapat digolongkan menjadi 5 macam, yaitu:
a. Meander mendalam
Meander mendalam adalah meander yang terjadinya disebabkan adanya erosi
vertical dan erosi lateral, sehingga erosinya melebab dan mendalam.
b. Meander berteras
Meander berteraas adalah meander yang terjadinya karena adanya pengangkatan
yang bertingkat-tingkat, sehingga pada tepi-tepi lembah pada sisi kiri dan kanan
terjadai teras-teras yang bertingkat.
c. Meander lembah
Meander lembah adalah meander yang terdapat pada lembah yang sudah mencapai
stadium dewasa, ketika lebar dari meander lembah ini 20x lebar saluran.
d. Meander bebas
Meander bebas adalah meander yang jalur meandernya tidak tertentu. Meander ini
terjadi pada sungai yang sudah mencapai stadium tua dan banyak sekali bekas-
bekas yang telah ditinggalkan.
e. Meander pengikisan
Meander pengikisan adalah meander yang terjadinya karena ada pengangkatan
atau penurunan permukaan laut( dapat juga dikatakan karena adanya perubahan
gravitasi atau perubahan erosi basis) sehingga akan mengakibatkan erosi vertical
aktif lagi.

5. Meander dan bagian-bagiannya


 Neck : bagian leher dari meander
 Spur : bagian kepala dari meander
 Undercut Slope : bagian dari lengkung meander
 Slip Off slope : bagian lengkung meander yang selalu mendapat sedimentasi
 Oxbow lake : bekas spur yang telah ditinggalkan dan sekarang berbentuk
seperti danau
6. Formasi Oxbow Lake

a. Awalnya sungai meander yang terbentuk aliran airnya relatif datar karena liku-liku
yang ada belum terlalu melengkung, sehingga arus air sungai masih pelan.

b. Air mulai mengalir dengan kecepatan yang berbeda, ketika mengalir pada lekukan
pada suatu sungai kelok-kelok. Air yang melewati lekukan yang menjorok keluar
(cut bank) akan menyebabkan terjadinya erosi secara terus-menerus. Cut bank
merupakan zone tanah yang tererosi oleh aliran sungai dalam pembentukan
meander. Sehingga erosi yang terjadi dalam waktu yang lama akan menyebabkan
cut bank semakin melebar.
c. Sementara itu, di sisi lekukan yang lain akan terjadi pengendapan yang
menyebabkan terbentuknya point bar. Point bar merupakan proses sedimentasi
yang dominan di dalam alur sungai. Bentuk dan ukuran point bar bervariasi
tergantung pada besarnya alur sungai serta berkembang pada bagian lengkung
dalam (inner band) alur sungai.
d. Dalam jangka waktu yang panjang, cut bank akan melebar ke arah luar dan juga
point bar akan melebar ke arah sungai karena pengendapan yang terus terjadi,
sehingga akan terbentuk lekukan yang semakin tajam.

e. Lekukan tersebut lama-lama akan membentuk "neck" yaitu ujung dari lekukan
yang seperti akan terhubung dengan ujung lekukan yang lain.

f. Selanjutnya, "neck" akan semakin menyempit karena proses erosi yang terus
menerus. Jika terjadi hujan, air akan mampu menggenangi "neck" tersebut,
sehingga air hujan akan mampu mengerosi lekukan tepi sungai yang kemudian
akan mampu membentuk aliran sungai baru yang lebih lurus. Karena hal tersebut
air yang mengalir tidak lagi melewati lekukan tapi lebih memilih untuk mengalir
pada saluran yang lurus.

g. Pemisahan yang akhirnya memotong (cut-off) "neck" dari sungai akan


meninggalkan lekukan sungai tersebut yang kemudian akan terbentuk oxbow lake.
Air di dalam oxbow lake tidak lagi dialiri oleh air sungai, sehingga debit air di
dalam oxbow lake akan tetap. Dalam waktu yang lama air dalam danau akan
menjadi asam karena tidak ada sirkulasi air. Akhirnya oxbow lake seakan-akan
membentuk seperti kolam .

Sumber youtube
: :
1. https://youtu.be/wi0fT3TCIGs
2. https://youtu.be/8a3r-cG8Wic
3. https://youtu.be/rxty9SF75jI
 Terbentuknya Delta di Muara Sungai
Delta merupakan sebuah bentukkan alam di muara sungai yang dihasilkan oleh
akumulasi endapan yang dibawa oleh erosi sungai. Erosi sungai terjadi mulai dari
wilayah hulu hingga hilir. Di wilayah hulu kecepatan aliran relatif lebih tinggi
sehingga daya kikis/erosi sungai lebih besar dibanding di bagian hilir. Tanah, batu,
kerikil dan zat lain yang terangkut oleh erosi sungai dan mengendap dinamakan
sedimen.
Sedimen-sedimen tersebut kemudian bergerak dalam aliran sungai sebagai
sedimen tersuspensi (suspenden sediment). Sedimen tersebut merupakan muatan
dasar (bed load) yang bergeser atau menggelinding di sepanjang dasar sungai. Selain
itu dikenal juga istilah saltation atau loncatan partikel yang melenting di dasar
permukaan sungai.

Gamba : Muatan Erosi Sungai

Partikel-partikel yang terbawa oleh erosi tersebut kemudian akan mengendap di


muara, pantai atau bahkan danau. Akumulasi endapan sedimen hasil erosi sungai
yang berada di muara dinamakan Delta. Akan tetapi tidak semua sungai akan
menghasilkan sebuah delta di akhir perjalanannya. Ada beberapa syarat yang menjadi
dasar terbentuknya delta yaitu:
1. Arus sungai pada bagian muara memiliki kecepatan minimum atau rendah.
2. Jumlah material/bahan erosi yang dibawa sungai harus cukup banyak.
3. Laut pada daerah muara memiliki ombak yang tenang tidak besar.
4. Morfologi pantai relatif landai.
5. Tidak ada aktifitas tektonik yang besar di sekitar lingkungan pengendapan.
6. Bahan hasil sedimentasi tidak terpengaruh aktifitas laut.

Itu merupakan syarat dasar terbentuknya delta sungai. Lalu bagaimana dengan
faktor yang memengaruhi besar/luas tidaknya suatu delta?. Volume sebuah delta
dipengaruhi oleh faktor berikut:
1. Kecepatan pemasukan sedimen.
2. Kecepatan penurunan dan penaikan permukaan air laut.
3. Kedalaman muara tempat pengendapan.
4. Kekuatan gelombang atau arus yang menyebabkan sedimen.
5. Erosi laut.

Itulah beberapa fenomena yang terkait dengan delta sungai. Jadi di Indonesia
misalkan, delta sungai tidak ada di wilayah yang mengarah ke samudera lepas seperti
Samudera Hindia. Delta banyak terbentuk di wilayah laut sempit seperti Delta
Mahakam di Kaltim. Baca juga: Konsep jagat raya mengembang

Gambar : Delta Mahakam


 Muara Sungai yang tidak terbentuknya Delta
Karena di pengaruhi oleh kekuatan arus dan gelombang laut (ombak) yang kuat
sehingga batuan atau sedimen pasir yang barusaja diendapkan akan terkena arus dan
Ombak. Maka tidak terbentuknya delta.

Contohnya Pantai Selatan Pulau Jawa :


Studi kasus : Mengapa tidak terbentuk delta di selatan Jawa?
Merupakan salah satu keunikan di laut Selatan. Apabila di daerah lain sebagai
contoh di Balikpapan dimana lautnya berhadapan dengan Selat Makassar dengan
ombak yang tenang, maka disana terbentuk delta yang disebut dengan Delta
Mahakam. Sedangkan di selatan Pulau Jawa dengan alunan ombaknya sangat kuat
sehingga batuan atau sedimen pasir yang barusaja diendapkan akan terkena ombak.

Gambar : Tampilan laut selatan jawa tidak membentuk delta


Disebabkan oleh ombak yang sangat besar, maka diselatan disekitar muara
Sungai Progo tidak ada delta yang terbentuk hal ini disebabkan semua sedimennya
masih mampu didestribusikan.
Jadi pasir yang sudah sampai di pinggir laut tadi tidak tertumpuk di mulut sungai
tetapi disebarkan ke kiri kanan selebar hingga 50-60 Km. Mulai dari Pantai Parang
Tritis di selatan Jogja, Pantai Samas, hingga pantai Congot di sebelah baratnya.
Dari salah satu contoh kasus di laut selatan jawa menunjukkan bahwa kondisi
perairan di laut sangat mempengaruhi proses terjadinya delta.

Proses Pembentukannya Delta

Sedimentasi sebgai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang


diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau asalnya pada suatu
tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau,
delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.

Transport sedimen pantai banyak menimbulkan fenomena perubahan dasar


perairan seperti pendangkalan muara sungai erosi pantai perubahan garis pantai dan
sebagainya. Transport sedimen yang diulas pada paper ini adalah mengenai
mekanisme sedimentasi yang terjadi di pantai, muara sungai dan di laut berikut secara
spesifik menggambarkan proses transport sedimen sebagai faktor penting dalam
proses terbentuknya dan sirkulasi delta pada muara sungai di bibir pantai.

Delta disebabkan oleh berbagai proses yang terjadi di sungai, sebagai tempat
penumpukan material-material yang dibawa oleh sungai. Karena di muara sungai arus
air sudah sangat lemah maka seluruh muatan yang terbawa oleh air sungai akan
mengalami pengendapan pada wilayah tersebut. Dalam klasifikasi sedimen
berdasarkan lingkungan pengendapannya, delta tergolong dalam sedimen transisi
karena lokasi pembentukannya terletak antara darat dan laut.
Angkutan sedimen (sediment transport) merupakan komponen dari aliran
sungai yang memiliki faktor penting dalam perubahan atau morfologi suatu muara.
Besaran angkutan sedimen ini tergantung dari kondisi geografis, lingkungan, tutupan
lahan, dan kondisi geologi dari daerah aliran sungainya. Jika angkutan sedimen
sungai ini sangat tinggi di daerah pertemuan antara sungai dengan laut dan terjadi
proses pengendapan akibat kecepatan aliran yang rendah maka material yang
terangkut akan terendapkan di daerah pertemuan tersebut. Penumpukan material di
daerah ini (muara) akan membentuk suatu daerah kering yang diklasifikasikan
sebagai delta.

Gambar. Proses aliran sungai dari hulu ke hilir


 Lingkungan Delta
Sebuah delta, seperti yang didefinisikan oleh USGS (US Geological Survey),
adalah area berbentuk kipas di mulut, atau bagian terendah, sungai, dibentuk oleh
bahan tererosi yang telah dilakukan hilir dan turun dalam jumlah yang tidak dapat
dibawa pergi oleh pasang surut atau arus.

Boggs mendefinisikan delta sebagai setiap simpanan, sub-aerial atau berhubung


degan dasar laut, dibentuk oleh sedimen fluvial yang membangun ke dalam tubuh
berdiri air.
Delta terbentuk di mana pun sungai menemukan badan air terendah seperti
danau atau samudra dan bercampur dengan badan-badan air. Penurunan tiba-tiba
energi menyebabkan sungai untuk menjatuhkan beban sedimen nya. Akibatnya
kapasitas dan kompetensi arus berkurang. Sebagian besar beban klastik dibawa ke
mulut sungai diendapkan di area terlarang di atau dekat pantai, membentuk sebuah
delta.
Jumlah besar dari batubara, minyak, dan gas alam yang ditemukan di bawah
permukaan endapan delta kuno, untuk alasan ini ahli geologi menarik dalam
mempelajari lingkungan delta.
Dalam berbagai penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa delta dapat terjadi
pada danau dan laut dalam, tetapi terkesan yang paling penting di laut terbuka.

Bentuk dan karakter sedimen dari endapan delta dan distribusi sedimen dalam
paket delta dikendalikan dan ditentukan oleh banyak faktor seperti:
 Lebar dan debit sungai
 Kedalaman air
 Arus laut
 Jumlah sedimen dalam air
 kecepatan aliran dan
 iklim
Secara umum, karakteristik delta adalah sebagai berikut :
 Ketika sungai mencapai hingga berhubungan dengan laut, membawa material
melebihi jumlah yang dapat didestribusikan kembali oleh air
 Delta menjadi sentral utama dari desposisi
 Menurut Herodutus, nama delta berasal dari bentuk segitiga sungai Nil
 Delta memiliki system pengendapan yang sangat kompleks termasuk fluvial,
darat dan lingkungan laut
 Banyak delta diakui sebagai pintu masuknya sedimen, dan dipengaruhi oleh
pasang surut, gelombang, dll
 Delta secara ekonomi penting karena memiliki kandungan Sumber Daya
Alam yang tinggi
 Tidak semua sedimen akan terdeposisi pada tempat yang sama, terdapat 3
bagian utama dalam deposisi delta : Topset Beds, Foreset Beds and bottomest
beds. Seperti di ilustrasikan pada gambar.

Gambar. Ilustrasi 3 lapisan umum delta


 Morfologi Delta
Lingkungan delta, yaitu suatu lingkungan dimana konsep keseimbangan
dikendalikan oleh gaya-gaya yang berada dalam suatu sistem yang komplek. Delta
berasal dari endapan sedimen sungai, tetapi ke ke arah bagian laut lebih banyak
sediment yang di endapkan. Delta terbentuk ketika sungai mencapai ketinggian dasar
air (base level), yaitu suatu ketinggian dimana air tidak lagi meng-erosi. Ketinggian
dasar air menandai akhir dari suatu sistem sungai dan biasanya terletak di danau atau
lautan. Sedimen yang diangkut dalam saluran sungai akan diendapkan di lokasi
tersebut dan akhirnya membentuk suatu delta yang tersusun dari akumulasi lumpur
dan pasir yang tebal. Bagian permukaan delta disebut sebagai dataran delta (delta
plain) dengan bentuk morfologi dataran, terdiri dari rawa-rawa dan payau dengan
drainase yang buruk dan di dalamnya sungai mengalir yang akhirnya mencapai
lautan. Pada bagian delta plain, saluran-saluran sungai merupakan suatu sistem
saluran air yang dikenal dengan distributaries, yaitu saluran-saluran kecil yang
mengangkut sedimen dari saluran sungai yang besar dan didistribusikan melalui
saluran-saluran yang berada di delta.
Berdasarkan bentuk dan morfologinya, delta dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
jenis yaitu delta yang terbentuk akibat pengaruh pasang surut, gelombang, dan sungai
seperti yang ditampilkan pada gambar dibawah ini.

Gambar. Faktor yang mempengaruhi delta


1. Delta yang didominasi sungai (A River-dominated delta), adalah delta yang
terbentuk oleh pengaruh sungai. Aliran dari saluran sungai utama akan terpisah ke
dalam saluran-saluran distributary yang komplek dan pengisi secara langsung ke
dalam laut (danau) material yang diangkutnya. Contoh delta yang sangat populer
adalah delta Nile di Mesir dan delta Berau di Kalimantan.

Gambar. Delta yang didominasi oleh sungai

2. Delta yang didominasi pasang surut (Tide-dominated deltas), yaitu delta yang
terbentuk sebagai akibat perubahan pasang surut yang ekstrim. Ketika surut terendah,
sejumlah saluran pada delta mengalami insision darigabungan antara arus pasang
surut dan aliran sungai, sedangkan ketika pasang tertinggi, saluran-saluran terisi air
laut, sedimen di pasok ke delta oleh sistem fluviatil yang berasal dari bagian hulu
sungai,disini saluran pasang surut disebarkan oleh arus pasang surut bukan oleh aliran
sungai. Pada saat pasang tertinggi, delta akan digenangi oleh air laut dan menjadi
rangkaian pulau-pulau berbentuk lonjong yang dibatasi oleh saluran-saluran.
Gambar. Delta yang didominasi oleh pasang surut

3. Delta yang didominasi gelombang (Wave-dominated deltas) dicirikan oleh


bentuknya yang berukuran kecil. Tidak tergantung pada seberapa banyak sedimen
dipasok oleh sungai, coastal delta didominasi sedikit banyak oleh gelombang karena
gelombang sangat efektif mendistribusikan sedimen di sepanjang pantai. Delta
menjadi tempat pengendapan sementara ketika gelombang bertiup dan berperan di
dalam penyebaran pengendapan.

Gambar. Delta yang didominasi oleh gelombang


Sumber Youtube :
1. https://youtu.be/A47ythEcz74
2. https://youtu.be/0gX7xv2tN8I
3. https://youtu.be/tGHAO15hROs
4. https://youtu.be/_DW4-WEvRrg

Anda mungkin juga menyukai