HIDROLOGI DAS
OLEH :
Joao Bosco Filipe Moreira
12.2013.1.00216
Sungai meander atau sungai yang berkelok-kelok terbentuk akibat dari proses
erosi dan pengendapan oleh sungai. Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari
sungai bagian hulu. Pada bagian hulu volume air kecil dan tenaga yang berbentuk
juga kecil. Akibatnya sungai mulai menghalang dan mencari rute yang paling mudah
untuk di lewati. Sementara pada bagian hulu belum terjadi pengendapan.
Pada bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air mulai lambat dan
membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungi, baik bagian dalam
maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan terjadi pengikisan
sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi pengendapan.
1. Teori terbentuknya meander
b. Menurut Ferrel
Bagaimanapun arah aliran sungai akan mengalami pengaruh dari pada reaksi
bumi. Di permukaan bumi semua arus mengalami pembelokan sebagai akibat dari
rotasi bumi yaitu disebelah utara equator membelok ke kiri.
Oleh karena hal ini, maka sungai yang sebetulnya hendak mengalir lurus
terpaksa mengalami pembelokan dan tebingnya yang sebelah mengalami erosi lebih
besar daripada tebing yang lain. Apabila sekali terjadi pembelokan maka belokan
yang lain akan menyusul, hal ini disebabkan terjadi arus helioceida yang timbul pada
waktu sungai arahnya berbelok.
a. Awalnya sungai meander yang terbentuk aliran airnya relatif datar karena liku-liku
yang ada belum terlalu melengkung, sehingga arus air sungai masih pelan.
b. Air mulai mengalir dengan kecepatan yang berbeda, ketika mengalir pada lekukan
pada suatu sungai kelok-kelok. Air yang melewati lekukan yang menjorok keluar
(cut bank) akan menyebabkan terjadinya erosi secara terus-menerus. Cut bank
merupakan zone tanah yang tererosi oleh aliran sungai dalam pembentukan
meander. Sehingga erosi yang terjadi dalam waktu yang lama akan menyebabkan
cut bank semakin melebar.
c. Sementara itu, di sisi lekukan yang lain akan terjadi pengendapan yang
menyebabkan terbentuknya point bar. Point bar merupakan proses sedimentasi
yang dominan di dalam alur sungai. Bentuk dan ukuran point bar bervariasi
tergantung pada besarnya alur sungai serta berkembang pada bagian lengkung
dalam (inner band) alur sungai.
d. Dalam jangka waktu yang panjang, cut bank akan melebar ke arah luar dan juga
point bar akan melebar ke arah sungai karena pengendapan yang terus terjadi,
sehingga akan terbentuk lekukan yang semakin tajam.
e. Lekukan tersebut lama-lama akan membentuk "neck" yaitu ujung dari lekukan
yang seperti akan terhubung dengan ujung lekukan yang lain.
f. Selanjutnya, "neck" akan semakin menyempit karena proses erosi yang terus
menerus. Jika terjadi hujan, air akan mampu menggenangi "neck" tersebut,
sehingga air hujan akan mampu mengerosi lekukan tepi sungai yang kemudian
akan mampu membentuk aliran sungai baru yang lebih lurus. Karena hal tersebut
air yang mengalir tidak lagi melewati lekukan tapi lebih memilih untuk mengalir
pada saluran yang lurus.
Sumber youtube
: :
1. https://youtu.be/wi0fT3TCIGs
2. https://youtu.be/8a3r-cG8Wic
3. https://youtu.be/rxty9SF75jI
Terbentuknya Delta di Muara Sungai
Delta merupakan sebuah bentukkan alam di muara sungai yang dihasilkan oleh
akumulasi endapan yang dibawa oleh erosi sungai. Erosi sungai terjadi mulai dari
wilayah hulu hingga hilir. Di wilayah hulu kecepatan aliran relatif lebih tinggi
sehingga daya kikis/erosi sungai lebih besar dibanding di bagian hilir. Tanah, batu,
kerikil dan zat lain yang terangkut oleh erosi sungai dan mengendap dinamakan
sedimen.
Sedimen-sedimen tersebut kemudian bergerak dalam aliran sungai sebagai
sedimen tersuspensi (suspenden sediment). Sedimen tersebut merupakan muatan
dasar (bed load) yang bergeser atau menggelinding di sepanjang dasar sungai. Selain
itu dikenal juga istilah saltation atau loncatan partikel yang melenting di dasar
permukaan sungai.
Itu merupakan syarat dasar terbentuknya delta sungai. Lalu bagaimana dengan
faktor yang memengaruhi besar/luas tidaknya suatu delta?. Volume sebuah delta
dipengaruhi oleh faktor berikut:
1. Kecepatan pemasukan sedimen.
2. Kecepatan penurunan dan penaikan permukaan air laut.
3. Kedalaman muara tempat pengendapan.
4. Kekuatan gelombang atau arus yang menyebabkan sedimen.
5. Erosi laut.
Itulah beberapa fenomena yang terkait dengan delta sungai. Jadi di Indonesia
misalkan, delta sungai tidak ada di wilayah yang mengarah ke samudera lepas seperti
Samudera Hindia. Delta banyak terbentuk di wilayah laut sempit seperti Delta
Mahakam di Kaltim. Baca juga: Konsep jagat raya mengembang
Delta disebabkan oleh berbagai proses yang terjadi di sungai, sebagai tempat
penumpukan material-material yang dibawa oleh sungai. Karena di muara sungai arus
air sudah sangat lemah maka seluruh muatan yang terbawa oleh air sungai akan
mengalami pengendapan pada wilayah tersebut. Dalam klasifikasi sedimen
berdasarkan lingkungan pengendapannya, delta tergolong dalam sedimen transisi
karena lokasi pembentukannya terletak antara darat dan laut.
Angkutan sedimen (sediment transport) merupakan komponen dari aliran
sungai yang memiliki faktor penting dalam perubahan atau morfologi suatu muara.
Besaran angkutan sedimen ini tergantung dari kondisi geografis, lingkungan, tutupan
lahan, dan kondisi geologi dari daerah aliran sungainya. Jika angkutan sedimen
sungai ini sangat tinggi di daerah pertemuan antara sungai dengan laut dan terjadi
proses pengendapan akibat kecepatan aliran yang rendah maka material yang
terangkut akan terendapkan di daerah pertemuan tersebut. Penumpukan material di
daerah ini (muara) akan membentuk suatu daerah kering yang diklasifikasikan
sebagai delta.
Bentuk dan karakter sedimen dari endapan delta dan distribusi sedimen dalam
paket delta dikendalikan dan ditentukan oleh banyak faktor seperti:
Lebar dan debit sungai
Kedalaman air
Arus laut
Jumlah sedimen dalam air
kecepatan aliran dan
iklim
Secara umum, karakteristik delta adalah sebagai berikut :
Ketika sungai mencapai hingga berhubungan dengan laut, membawa material
melebihi jumlah yang dapat didestribusikan kembali oleh air
Delta menjadi sentral utama dari desposisi
Menurut Herodutus, nama delta berasal dari bentuk segitiga sungai Nil
Delta memiliki system pengendapan yang sangat kompleks termasuk fluvial,
darat dan lingkungan laut
Banyak delta diakui sebagai pintu masuknya sedimen, dan dipengaruhi oleh
pasang surut, gelombang, dll
Delta secara ekonomi penting karena memiliki kandungan Sumber Daya
Alam yang tinggi
Tidak semua sedimen akan terdeposisi pada tempat yang sama, terdapat 3
bagian utama dalam deposisi delta : Topset Beds, Foreset Beds and bottomest
beds. Seperti di ilustrasikan pada gambar.
2. Delta yang didominasi pasang surut (Tide-dominated deltas), yaitu delta yang
terbentuk sebagai akibat perubahan pasang surut yang ekstrim. Ketika surut terendah,
sejumlah saluran pada delta mengalami insision darigabungan antara arus pasang
surut dan aliran sungai, sedangkan ketika pasang tertinggi, saluran-saluran terisi air
laut, sedimen di pasok ke delta oleh sistem fluviatil yang berasal dari bagian hulu
sungai,disini saluran pasang surut disebarkan oleh arus pasang surut bukan oleh aliran
sungai. Pada saat pasang tertinggi, delta akan digenangi oleh air laut dan menjadi
rangkaian pulau-pulau berbentuk lonjong yang dibatasi oleh saluran-saluran.
Gambar. Delta yang didominasi oleh pasang surut