Anda di halaman 1dari 7

Ammara Aliya Nadhira Maharani

5017231074

1. Jelaskan mengenai bentang alam fluvial!


Jawab :
Bentang alam fluvial merupakan bentang alam yang terbentuk dari aliran air permukaan
yang bergerak dipengaruhi gravitasi secara aliran lembaran (run-off) tanpa adanya alur yang
jelas, dan aliran sungai (stream), baik berupa proses degradasi (erosi) maupun agradasi
(deposisi).

2. Sebutkan minimal 5 contoh bentang alam fluvial (disertai gambar) dan jelaskan masing-
masing proses pembentukannya!
Jawab :
1. Flood Basin

Flood Basin atau cekungan banjir adalah area yang biasanya datar dan rendah yang dapat
menampung air selama periode banjir. Berperan dalam mengurangi dampak banjir dan
sebagai reservior alamiah yang menampung air banjir yang meluap dari sungai atau
saluran lainnya sehingga mencegah banjir merusak wilayah yang lebih tinggi atau padat
penduduk.

2. Overbank

Ketika sungai banjir , air naik melewati tepiannya dan mengalir ke daratan sekitarnya.
Sedimen (terdiri dari tanah liat, pasir, dan lanau ) yang berisi air banjir diendapkan pada
tanah yang berdekatan dengan sungai, yang dikenal sebagai dataran banjir. Sedimen yang
lebih kasar dan berat mengendap terlebih dahulu dan membentuk tepian sungai,
sedangkan sedimen yang lebih halus dan ringan terbawa semakin jauh dari sungai dan
tidak diendapkan hingga alirannya melambat. Sedimen yang tertinggal ini disebut deposit
overbank.
3. Channel Fill
Merupakan akumulasi pasir detritus pada arus di mana kapasitas transportasi dari air
tidak mempu untuk memindahkan material secara berulang. Dihasilkan oleh pertambahan
sedimen yang diangkut oleh air yang mengalir melalui saluran, atau dengan pengisian
saluran yang ditinggalkan.

4. Alluvial Fan

Kipas aluvial atau Alluvial Fan terbentuk ketika air yang mengalir berinteraksi dengan
gunung, bukit, atau dinding tebing yang curam. Aliran yang membawa alluvium dapat
berupa air hujan, air sungai yang bergerak cepat, atau bahkan limpasan air dari area
pertanian atau industri. Saat aliran air mengalir menuruni bukit, ia akan membawa pasir
dan partikel lainnya (alluvium). Air yang mengalir tersebut akan membawa alluvium ke
dataran rendah dan menghasilkan fitur seperti kipas yang berbentuk segitiga. Kipas
alluvial biasanya dapat ditemui di wilayah pegunungan yang sedang bererosi.

5. Crevasse Splay

Menggambarkan deposit pasir dan kerikil yang terbentuk ketika air banjir sungai atau
gletser mengalir ke dataran banjir atau daerah lain di mana aliran air meluas. Crevasse
splay terbentuk ketika aliran sungai atau gletser mencapai daerah dataran banjir yang
lebih datar dan lebar. Tekanan aliran air yang tinggi dapat menyebabkan retakan atau
"crevasse" pada dinding sungai atau gletser. Ketika crevasse terbentuk, air banjir dapat
keluar dari saluran utama dan mengalir ke daerah sekitarnya, membawa pasir, kerikil, dan
endapan lainnya.Crevasse splay merupakan bagian penting dalam dinamika sungai dan
gletser serta berkontribusi pada pembentukan dan evolusi dataran banjir.
6. Oxbow Lake

Danau tapal kuda atau Oxbow lake adalah danau yang dihasilkan bila sungai yang
berkelok- kelok atau sungai meander melintasi daratan mengambil jalan pintas dan
meninggalkan potongan-potongan yang akhirnya membentuk danau tapal kuda. Biasanya
pengendapan terjadi di sepanjang tepi dalam sungai yang berkelok, di mana air bergerak
lambat meninggalkan sedimen dan batuan. Sedangkan erosi terjadi di sepanjang tepi luar
bagian yang meliuk, di mana air bergerak cepat untuk memecah dan membawa sedimen.
Karena sering terkikis dan sedimennya mengendap, tepi sungai ini berkelok-kelok, dan
akhirnya terbentuklah oxbow lake.

7. Braided Stream

Alur sungai bercabang adalah alur sungai yang terdiri dari beberapa alur dengan alur satu
dan lainnya saling berhubungan. Penyebab utama terjadinya alur bercabang adalah
tingginya beban sedimen dasar, sehingga arus sungai tidak mampu untuk mengangkut.
Banyaknya sedimen lebih berpengaruh dibandingkan dengan besar butir terhadap
pembentukan alur sungai bercabang. Apabila beban sedimen terlalu banyak, maka proses
pengendapan akan terjadi, sehingga dasar sungai akan naik dan berakibat kemiringan
dasar sungai juga bertambah dan selanjutnya akan terjadi keseimbangan. Dengan
bertambahnya kemiringan dasar, maka kecepatan air akan naik dan selanjutnya akan
terbentuk beberapa alur (alur bercabang), sehingga secara keseluruhan sungai akan
menjadi lebih lebar.
8. Back Swamp

Back Swamp atau rawa belakang merupakan jenis lingkungan pengendapan yang biasa
ditemukan di dataran banjir . Di sinilah endapan lumpur halus dan tanah liat mengendap
setelah banjir. Endapan ini kemudian menciptakan lanskap mirip rawa yang seringkali
memiliki drainase buruk dan biasanya lebih rendah dibandingkan dataran banjir lainnya.
Ketika banjir terjadi, permukaan air naik melewati tanggul dan membanjiri dataran banjir.
Ketika peristiwa banjir berhenti, air dan seluruh sedimen yang dibawanya tidak dapat
mengalir kembali ke saluran utama sungai karena tanggul alami yang terbentuk
membentuk rawa belakang.

9. Natural Levees

Tanggul terbentuk akibat proses banjir. Curah hujan dalam jumlah besar dapat
menyebabkan sungai menjadi terlalu penuh saat banjir, sehingga meluap sehingga
membawa sedimen ke dataran banjir. Seiring dengan melambatnya dan berhentinya
banjir, sedimen-sedimen tersebut terendapkan, sedimen terbesar terendapkan di dekat
saluran sungai, dan sedimen kecil terendapkan lebih jauh. Endapan ini dihasilkan dari
sedimen yang lebih besar yang kehilangan energi lebih cepat dibandingkan sedimen yang
lebih kecil, sehingga mengakibatkan terbentuknya tanggul yang merupakan tanggul alami
yang dekat dengan saluran dan membantu menjaga sungai agar tidak banjir di masa
depan.
10. Point Bar

Point bar merupakan fitur pengendapan yang terbuat dari alluvium yang terakumulasi di
bagian dalam kelokan sungai dan sungai di bawah lereng slip-off . Point bar banyak
ditemukan di sungai dewasa atau sungai berkelok-kelok. Pembentukan point bar di
sepanjang sungai disebabkan dari tekanan arus sungai dari tempat yang lebih tinggi
kelerengannya sehingga yang mengakibatkan erosi di suatu tepi sungai kemudian hasil
erosi tersebut diendapkan pada arah yang berlawanan. Point bar terbentuk ketika aliran
sekunder sungai menyapu dan menggulung pasir, kerikil dan batu-batu kecil secara
lateral melintasi dasar sungai dan menaiki lantai miring yang dangkal dari point bar.

11. River Terrace

River Terrace adalah teras sungai yang tampak sepanjang sisi lembah, biasanya sejajar
dengan tembok lembah. Kebanyakan teras terbentuk ketika erosi pada sungai meningkat
dan melewati flood plain. Saat terjadi sungai banjir, sedimen mengendap dalam
lembaran-lembaran di dataran banjir dan menumpuk seiring waktu. Kemudian, pada saat
erosi sungai, sedimen ini dipotong, atau ditorehkan , oleh sungai dan dibuang ke hilir.
Oleh karenanya, dataran banjir sebelumnya ditinggalkan dan menjadi teras sungai. Teras
sungai terdiri dari permukaan yang ditinggalkan, atau tapak, dan permukaan yang
digores, atau anak tangga.

12. Flood Plain

Dataran banjir merupakan dataran rendah di kanan kiri sungai yang terbentuk dari
material hasil pengendapan banjir aliran sungai. Saat banjir, air meluap ke kanan
kiri alur sungai. Luapan air tersebut membawa material sedimen yang kemudian
diendapkan di kanan kiri sungai. Proses ini berlangsung lama sampai terbentuk
dataran banjir atau floodplain.

13. Meander

Meander merupakan aliran sungai yang berkelok-kelok secara teratur serta


memiliki sudut arah pembelokannya 180°. Meander terbentuk di hilir sungai pada
dataran rendah, dapat terjadi karena adanya pengikisan dan pengendapan pada
bagian tepi sungai. Pengikisan meander dapat terjadi pada suatu tepi sungai bagian
luar karena pengaruh aliran air yang cepat sedangkan pengendapan akan terjadi
pada tepi sungai bagian dalam karena aliran airnya lambat. Perbedaan kecepatan
aliran air bergantung pada benda penghalang di sungai, semakin dikit benda
penghalangnya maka semakin kencang aliran sungainya. Hasilnya berkelok-kelok
menyerupai badan ular.

Anda mungkin juga menyukai