Pengertian pelapukan
Pelapukan adalah perusakan karena pengaruh cuaca atau suhu, air dan organisme.
Pelapukan ada tiga macam, yaitu:
a. Pelapukan fisis atau mekanik
pelapukan ini akan menyebabkan batu-batu mengalami kerusakan fisis akibat
pengaruh suhu atau cuaca. Disebut juga pelapukan mekanik sebab peristiwa proses
penyebabnya berlangsung secara mekanis.
Pelapukan fisis disebabkan oleh:
1. perbedaan suhu yang besar. Siang hari sangat panas dan malam hari sangat
dingin (di daerah gurun pasir)
2. bekunya air tanah atau bekunya air dalam pori-pori batuan
3. mengkristalnya air garam
4. pengaruh erosi di daerah pegunungan.
b. Pelapukan kimiawi
pada pelapukan ini batuan mengalami peristiwa kimia. Air yang banyak
mengandung zat asam arang melarutkan batu kapur. Peristiwa ini dapat
menimbulkan gejala-gejala karst.
Yang termasuk gejala karst antara lain:
1. dolina, yaitu lubang-lubang yang berbentuk corong. Dolina corong terjadi
karena proses larutan (korosi) yang disebut dolina korosi. Atap gua yang runtuh
(dolina terban). Jika pada bagian dasar dolina tertutup oleh endapan dan tersumbat
maka terbentuklah danau kecil di daerah kapur yang disebut lokva. Lubang-lubang
dolina yang menjadi satu disebut uvala (telaga). Deretan uvala-uvala atau dolina
menjadi satu membentuk polje. Sedangkan stalaktit dan stalakmit terjadi di guagua kapur.
2. gua dan sungai dalam tanah
3. ponor, adalah lubang masuknya aliran air permukaan ke dalam tanah
4. kerren, adalah lubang kecil pada perpotongan celah-celah kapur atau diaklas.
c. Pelapukan biologis atau organis
pelapukan ini disebabkan oleh organisme (binatang dan tumbuhan). Binatang yang
menimbulkan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga, tikus, dan lain-lain.
Pengaruh tumbuh-tumbuhan dapat bersifat mekanis dan kimiawi. Bersifat kimiawi
dari asam-asam yang dikeluarkan oleh akar ketika menghisap garam-garam
makanan. Asam-asam ini bersifat merusak batu sehingga menyebabkan pelapukan.
Pengaruh bersifat mekanis yaitu pelapukan yang disebabkan oleh perkembangan
akar-akar tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah di sekitarnya.
kelubang-lubang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua
ke dasar gua. Tetesan-tetesan air ini lama-lama berubah jadi batuan yang
bentuknya runcing-runcing seperti tetesan air. Stalaktit adalah batu yang terbentuk
di atap gua, bentuknya meruncing kebawah, sedangkan stalakmit adalah batu yang
terbentuk di dasar gua bentuknya meruncing keatas.
MEANDER
Meander atau sungai yang berkelok, secara umum adalah tikungan dalam aliran air
atau sungai berliku-liku. Sebuah Meander terbentuk ketika air bergerak di sungai
mengikis tepi luar dan memperlebar lembah nya. Sebuah aliran air dalam volume
berapapun dapat mengakibatkan jalur air menjadi berkelok-kelok, berkali kali
mengikis endapan atau sedimen dari luar tikungan dan mengendapkannya mereka
di dasar sungai. Hasilnya adalah pola meliuk seperti ular menerus sepanjang
watershed atau daerah aliran sungai.
Sungai berkelok-kelok (meandering) pada suatu dataran aluvial mempunyai
serangkaian tikungan dengan urutan berbalikan yg dihubungkan dengan bagian
lurus pendek yg disebut Pelintas (crossing). Lebar sabuk meander (Width of
meandering belt) disimbolkan "Mb" adalah jarak lintas melintang antara titik puncak
dari satu tikungan dengan titik puncak pada tikungan sebalik yang berikutnya
Penyebab Meandering
Danau tapal kuda atau Oxbow lake merupakan danau yang dihasilkan bila sungai
yang berkelok-kelok atau sungai meander melintasi daratan mengambil jalan pintas
dan meninggalkan potongan-potongan yang akhirnya membentuk danau tapal
kuda. Oxbow lake terbentuk dari waktu ke waktu sebagai akibat dari erosi dan
sedimentasi dari tanah disekitar sungai meander.
Proses
pembentukan oxbow
lake diawali
oleh meander yang terbentuk oleh pengikisan dan
pengendapan.
Dalam
jangka
waktu
yang
panjang, cut bank padameander akan melebar ke arah luar
dan juga point bar akan melebar ke arah sungai. Karena
pengendapan yang terus terjadi, akan terbentuk lekukan
yang semakin tajam. Lekukan tersebut lama-lama akan
membentuk neck, yaitu ujung dari lekukan yang seperti
akan terhubung dengan ujung lekukan yang lain.
PENGIKISAN
Pengikisan adalah suatu proses terkikisnya
batuan yang berada di atas atau didalam kulit bumi yang dilakukan oleh tenaga
yang berasal dari luar kulit bumi yang dilakukan oleh tenaga yang berasal dari luar
kulit bumi. Tenaga yang berasal dari luar kulit bumi itu antara lain ialah air (hujan,
sungai, dan laut) pasir yang ditiup angin dan Gletsyer (es mencair). Macammacam pengikisan batuan dan bentuk muka bumi yang dapat dihasilkan:
1. Erosi adalah pengikisan batuan
yang dilakukan oleh air hujan
atau air sungai. Contoh proses
terbentuknya sungai meander,
danau Tpal Kaki Kuda (Ox Bow
Lake),
lembah,
ngarai
dan
jurang.
2. Korasi adalah pengikisan oleh air
hujan yang terdapat di daerah
yang tersususn atas batuan
kapur. Contoh: proses terbentuknya Danau Karst Lokwa/Doline (danau di
daerah kapur) dan Goa Kapur.
3. Abrasi adalah pengikisan batuan yang dilakukan oleh air laut. Contoh: apabila
pada suatu pantai terdapat suatu bukit atau pegunungan, maka ombak laut
selalu memukul-mukul pantai itu, sehingga terjadi pengkisan terhadap batubatu itu dan akhirnya terbentuklan pantai yang bertebing (Pantai Curam).
4. Korasi adalah pengikisan batuan yang dilakukan oleh butir-butir pasir yang
ditiup oleh angin. Sedangkan proses terbawanya pasir yang ditiup oleh angin
disebut deflasi. Contoh: proses terbentuknya Mushrom (batu jamur) di daerah
gurun.
5. Eksarasi adalah pengkisan batuan yang dilakukan oleh gietsyar (es mencair)
di daerah es. Contoh: proses terbentuknya danau glasial di daerah USA pada
zaman es mencair.
SEDIMENTASI
Sedimentasi merupakan kelanjutan dari
proses erosi. Sedimentasi ialah
pengendapan material hasil erosi air,
angin, gelombang laut, dan gletser.
Pengendapan dapat ditemui mulai dari
pegunungan, lembah sungai, pantai,
dasar
laut dangkal, sampai dasar laut dalam.
Berdasarkan tempat pengendapannya,
proses sedimentasi dapat dibedakan atas
sedimentasi fluvial, sedimentasi eolis,
dan
sedimentasi pantai.
a) Sedimentasi Fluvial
Sungai merupakan pelaku efektif dalam proses erosi. Dengan demikian, sungai
juga merupakan pelaku efektif dalam proses sedimentasi. Proses pengendapan
materi yang diangkut sungai dan diendapkan di sepanjang aliran sungai, danau,
waduk, atau muara sungai inilah yang disebut sedimentasi fluvial. Contoh hasil
sedimentasi fluvial antara lain bantaran sungai, delta, meander (aliran sungai yang
berkelok-kelok). Adapun sedimen di danau disebut sedimen lakustrin.
b) Sedimentasi oleh Air Laut
Sedimentasi yang disebut juga sedimentasi marine ini disebabkan oleh abrasi
pantai yang kemudian diendapkan kembali di seputar pantai. Ada berbagai bentuk
sedimentasi oleh air laut. Bentuk-bentuk sedimentasi yang mudah kamu temui
antara lain pesisir dan bukit pasir.
c) Sedimentasi oleh Angin
Kamu tentunya pernah merasakan diterpa debu yang diterbangkan angin. Itu
adalah salah satu contoh peranan angin dalam memindahkan materi alam. Bukan
hanya debu yang dapat dibawa oleh angin. Pasir pun dapat diterbangkan angin.
Pasir dan debu yang dibawa oleh angin akan membentuk bukit-bukit pasir (sand
dunes). Pengendapan oleh angin ini disebut sedimentasi eolis.