Anda di halaman 1dari 30

GEOGRAFI KELAS

Dinamika Hidrosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

II. Siklus Hidrologi


a. Pengertian siklus hidrologi
Siklus hidrologi adalah gerakan dari laut ke atmosfer, dari atmosfer ke tanah dan dari
tanah kembali ke laut. Air naik ke udara, dari permukaan laut melalui penguapan. Wujud
air tidak hanya cair, tetapi dapat berwujud padat ( es dan salju) dan gas (uap air). Air
tersebut mengalami sirkulasi yang tidak pernah berhenti dari laut ke atmosfer, ke daratan,
dan kembali ke laut bersamaan dengan proses perubahan wujud.
b. Unsur-unsur siklus hidrologi
1. Evaporasi = penguapan / perubahan wujud dari cair menjadi gas.
2. Transpirasi = penguapan yang berasal dari tumbuhan lewat daun dan batangnya.
3. Evapotranspirasi = gabungan proses evaporasi dan transpirasi.
4. Kondensasi = proses perubahan wujud dari gas menjadi cair.
5. Adveksi = proses pengangkutan air dengan gerakan horizontal (mendatar) dari satu
tempat ke tempat lainnya.
6. Presipitasi = semua bentuk hujan yg berasal dr atmosfer yg jatuh ke Bumi (air, salju,
es)
7. Run Off = pergerakan aliran air di permukaan Bumi melalui saluran sungai/ anak
sungai.
8. Infiltrasi = perembesan / penyerapan air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah.
9. Intersepsi = terhambatnya air hujan turun ke tanah akibat pepohonan (daun,batang pohon).
10. Perkolasi = pergerakan air di dalam tanah bergerak secara horizontal.
Macam-macam siklus hidrologi

1. Siklus kecil / pendek


Proses peredaran air dengan jangka waktu yang relatif cepat. Siklus ini
umumnya terjadi di laut. Proses terjadinya siklus pendek yaitu :
Air laut mengalami evaporasi (penguapan) → mengalami kondensasi → terbentuk
awan → turun hujan di atas laut → air kembali menjadi air laut yang akan
mengalami evaporasi lagi.
2. Siklus sedang
Siklus ini terjadi saat badan air (air laut, sungai dan danau ke arah daratan)
mengalami evaporasi → membentuk uap → uap air terkumpul makin banyak
di udara → uap air menjadi jenuh →
mengalami kondensasi → turun hujan → air hujan yang jatuh di daratan → air
bergerak menuju badan air.
3. Siklus panjang / besar
Siklus ini terjadi saat badan air (air laut, air sungai dan air danau) mengalami
evaporasi → membentuk uap → uap air terkumpul makin banyak di udara → uap
air menjadi jenuh → terjadi kondensasi menjadi awan kristal es → awan
terdorong ke pegunungan → awan turun dalam bentuk hujan/es/salju di lereng
gunung → lelehan es menyerap kedalam tanah → kembali ke badan air

III. Air Tanah


a. Definisi
Air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah
Akuifer adalah lapisan tanah yang mengandung air, di mana air ini bergerak di
dalam tanah karena adanya ruang antar butir-butir tanah.
a) Lapisan kedap air (Impermeable)
Kadar pori lapisan ini sangat kecil sehingga kemampuan untuk melewatkan air
juga kecil. Kadar pori adalah jumlah ruang pada celah butir- butir tanah. Pada
lapisan ini air cukup sulit untuk diserap.
b) Lapisan tak kedap air (permeable)
Kadar pori lapisan tak kedap air cukup besar maka kemampuan untuk melewatkan
air juga besar. Pada lapisan ini air sangat mudah untuk diserap.

b. Jenis-jenis air tanah


a) Berdasarkan letaknya
• Air tanah freatik (air tanah dangkal) Terletak di atas lapisan Impermeable
• Air tanah artesis (air tanah dalam) Terletak di antara dua lapisan Impermeable
b) Berdasarkan sumbernya
1. Air tanah meteorit : berasal dari hujan dan gletser.
2. Air tanah tubir : tersimpan di rongga-rongga batuan yang sudah mengendap. Air
tanah jenis ini juga tersimpan di rongga-rongga batuan beku saat magma menyembur
ke permukaan.
3. Air tanah juvinille : mata air panas yang naik ke permukaan karena gas-gas
magma yang dilepaskan
4. Air tanah fosil : tersimpan di rongga-rongga batuan dan tetap berada di sana
sejak penimbunan terjadi. Air tanah ini bisa berusia ratusan bahkan ribuan tahun

IV. Perairan Darat


a. Sungai
• Definisi
• Aliran permukaan air yang terbentuk secara alami dan mengalir dari tempat
yang lebih tinggi menuju ke laut, danau, atau sungai lainnya. Namun, pada beberapa
kasus sungai juga dapat terputus karena mengering sehingga tidak dapat terhubung
dengan badan air lain. Sungai menjadi bagian penting dalam siklus hidrologi
karena berperan dalam mengalirkan air dari wilayah yang tinggi menuju ke wilayah
yang lebih rendah.
• Pembagian wilayah sungai

HULU TENGAH HILIR


Karakteristik : Karakteristik : Karakteristik :
1) Arus sungai deras 1) Arus air sungai 1) Arus air sungai
2) Arah erosi ke dasar tidak begitu deras tenang
sungai (erosi vertikal) 2) Erosi sungai mulai 2) Terjadi banyak
3) Lembahnya ke samping (erosi sedimentasi
curam horizontal) 3) Erosi ke arah
4) Kadang-kadang 3) Aliran sungai mulai samping
terdapat air terjun; dan berkelok- kelok; dan (horizontal)
5) Terdapat erosi 4) Mulai terjadi 4) Sungai berkelok- kelok
mudik. proses sedimentasi dan (terjadi proses
6) Tidak terjadi (pengendapan) karena meandering)
pengendapan kecepatan air mulai 5) Terkadang ditemukan
(sedimentasi). berkurang. meander yang terpotong
7) Terdapat batu- 5) Batu-batu bersudut sehingga membentuk kali
batu besar dan bulat, dengan ukuran mati/danau
runcing. lebih kecil dari daerah tapal kuda
hulu. (oxbow lake);dan
6) Di bagian muara
kadang-kadang terbentuk
delta.
Erosi mudik : pengikisan yang terjadi pada dinding air terjun dan lama kelamaan akan
mempengaruhi letak air terjun jadi mundur ke hulu. Danau tapal kuda : danau yang terbentuk
apabila sungai yang berkelok-kelok atau sungai meander melintasi daratan mengambil jalan
pintas dan meninggalkan potongan-potongan yang akhirnya membentuk danau tapal kuda.
Delta : Endapan di muara sungai (laut terbuka, pantai, danau) akibat
dari berkurangnya laju aliran air saat memasuki laut. Syarat terjadinya delta yaitu sedimen
suplai banyak, arus sepanjang pantai tidak kuat, dan pantai harus dangkal.

• Jenis-jenis sungai berdasarkan asal atau sumber airnya, arah alirannya, debit dan
volume, dan pola aliran
1) Asal atau sumber airnya
a) Bersumber dari Mata Air
Terdapat di daerah yang mempunyai curah hujan sepanjang tahun dan alirannya tertutup
vegetasi.
b) Bersumber dari Air Hujan
Sungai yang airnya bersumber dari air hujan. Sungai di Indonesia pada umumnya termasuk
sungai jenis ini, sebab wilayah Indonesia beriklim tropis dan banyak turun hujan.
c) Sungai Gletser
Sumber airnya berasal dari pencairan es. Sungai jenis ini biasanya hanya terdapat di daerah
dengan ketinggian di atas
5.000 m dari permukaan laut.
d) Sungai Campuran
Sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan pencairan es. Contoh sungai
campuran di Indonesia adalah Sungai Memberamo dan Sungai Digul di Papua.

2) Arah aliran

a) Sungai Konsekuen

Sungai yang alirannya searah dengan lerengnya. b) Sungai Insekuen


Sungai yang arah alirannya tidak teratur. c) Sungai Subsekuen
Anak sungai yang arah alirannya tegak lurus terhadap sungai konsekuen.
d) Sungai Obsekuen
Anak sungai yang arah alirannya tegak lurus terhadap sungai konsekuen.
e) Sungai Resekuen

Sungai subsekwen yang arahnya sejajar dengan induk sungai konsekwen.

Gambar 5. Sungai menurut arah alirannya

(Sumber: dosenpendidikan.co.id)

3) Debit dan volume

a) Sungai Permanen
Sungai yang debit airnya tetap sepanjang tahun. Tidak mengalami perbedaan yang signifikan
pada debit sungainya baik ketika musim hujan maupun musim kemarau
b) Sungai Periodek (Sungai Musiman)

sungai yang debit airnya tinggi ketika musim hujan namun kecil ketika musim kemarau
c) Sungai Episodik (Sungai Intermitten)

Sungai yang sangat besar debit airnya ketika musim hujan dan kering ketika musim kemarau.
Jenis sungai ini hampir sama dengan sungai periodik namun yang berbeda dari tingkat
keparahannya.
4) Pola aliran sungai

a) Pola Aliran Dendritik

Pola Aliran dendritik adalah pola aliran yang percabangannya menyerupai struktur pohon. Pada
umumnya, pola aliran dendritik dikendalikan oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran
dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikendalikan oleh jenis batuannya.
Resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh terhadap proses-proses pembentukkan
alur- alur sungai. Apabila sistem sungai terbentuk pada batuan yang tidak resisten akan
membentuk pola aliran sungai yang rapat (tekstur halus), sebaliknya apabila resisten akan
membentuk tekstur kasar.

b) Pola Aliran Trelis

Pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikendalikan oleh struktur geologi
berupa pelipatan siklin dan antiklin. Pola aliran trellis dicirikan oleh pola saluran- saluran air
yang sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak lurus dengan saluran utamanya
yang berarah searah dengan sumbu lipatan.

Gambar 7. Pola Aliran Trelis

(Sumber: Zenius.net)

c) Pola Aliran Rectangular

Pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti pada struktur kekar
(rekahan) dan sesar (patahan) dan dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola
struktur kekar dan patahan. Membentuk sudut siku-siku.
Gambar 8. Pola Aliran Rectangular

(Sumber: Zenius.net)

d) Pola Aliran Pararel

Pola aliran sungai yang berbentuk hampir sejajar antara satu sungai dengan sungai yang
lainnya. Umumnya, lereng dalam pola aliran sungai ini cenderung bersifat curam.

Gambar 9. Pola Aliran Pararel

(Sumber: Zenius.net)
e) Pola Aliran Radial Sentripetal

Pola aliran dimana aliran sungainya mengalir ke satu tempat berupa cekungan (depresi). Pola
aliran ini berlawanan dengan pola aliran radial.

Gambar 10. Pola Aliran Radial Sentripetal


(Sumber: Zenius.net)

f) Pola Aliran Radial Sentrifugal


Pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara sentrifugal dari suatu titik
ketinggian, seperti puncak gunung api atau bukit intrusi.

Gambar 11. Pola Aliran Radial Sentrifugal

(Sumber: Zenius.net)

g) Pola Anular

Pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian
tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu.

Gambar 12. Pola Aliran Radial Sentrifugal


(Sumber: Zenius.net)
h) Pola Pinnate

Pola aliran pinnate memiliki aliran sungai yang muara anak sungainya membentuk sudut
lancip. Secara umum, lereng dalam pola aliran sungai pinnate bersifat lebih terjal.
b. DAS

Gambar 13. Pola Aliran Radial Pinnate


(Sumber: Zenius.net)

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan wilayah tampungan air hujan yang masuk ke dalam
wilayah air sungai. Batas wilayah DAS diukur dengan cara menghubungkan titik-titik tertinggi
di antara wilayah aliran sungai yang satu dengan yang lain. Daerah yang memisahkan antara
DAS yang satu dengan DAS yang lainnya merupakan daerah punggungan dinamakan
watershed atau stream devide (igir). DAS merupakan daerah penangkapan air hujan
(catchment area).
Gambar 14. Penampang Daerah Aliran Sungai

(Sumber : Eny Anjani,Geografi untuk Kleas X SMA, 193)

Pembangunan pertanian, pemukiman, dan industri, tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan
sumber daya air. Sebagai akibat pemanfaatan air tersebut, DAS akan menampung buangan
limbah akibat pembangunan tersebut sehingga terjadilah pencemaran (polusi) air.
Pentingnya pengelolaan DAS jelas berkaitan dengan penyediaan air

bersih, mengamankan sumber air dari pencemaran, mencegah banjir dan kekeringan,
mencegah erosi, serta mempertahankan dan mening katkan kesuburan tanah.
c. Danau

• Definisi

Danau merupakan suatu cekungan muka Bumi yang secara alamiah terisi oleh massa air
(umumnya air tawar) dalam jumlah relatif besar. Sebagian besar sumber air yang mengisi
cekungan danau berasal dari air hujan dan aliran sungai yang bermuara ke danau yang
bersangkutan.

Tujuh macam danau yakni sebagai berikut :


1. Danau vulkanik atau danau kawah, merupakan danau yang terbentuk akibat peristiwa
vulkanisme.
Contoh: Danau Kelimutu di Flores, Danau Segara Anak di NTB, dan

Danau Kawah Kelud di Jawa Timur.

2. Danau tektonik, adalah danau yang terjadi karena peristiwa tektonik.


Contoh: Danau Poso dan Danau Towuti di Sulawesi, Danau

Singkarak di Sumatera.

3. Danau tektovulkanik, terjadi karena tenaga tektonik dan vulkanik.

Contoh: Danau Toba, Danau Ranau, dan Danau Kerinci.

4. Danau karst adalah danau yang terdapat di pegunungan kapur berupa dolina dan uvala,
terjadi karena proses pelarutan kimia.
5. Danau Glasial yaitu jenis danau yang terbentuk akibat erosi oleh gletser. Jenis danau glasial
banyak dijumpai di wilayah sekitar kawasan iklim kutub.
Contoh : Danau glasial antara lain Danau Ontario, Danau Superior,

Danau Mc. Kanzie, Danau Michigan, dan Danau St. Laurence di sekitar Amerika Serikat dan
Kanada.
6. Cirques yaitu danau yang airnya berasal dari pencairan es. Cirques banyak dijumpai di
wilayah pegunungan tinggi yang sebagian tubuhnya tertutup massa es.
7. Danau buatan, merupakan aliran sungai yang dibendung, disebut juga waduk.
Contoh: Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri, Jawa Tengah,

membendung Sungai Bengawan Solo, Waduk Karang Kates (Ir. Sutami) membendung Sungai
Brantas di Jawa Timur, dan Waduk Jatiluhur di Jawa Barat membendung Sungai Citarum.
• Pemanfaatan Danau

1. Merupakan tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora maupun fauna yang bersifat
penting.
2. Merupakan sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada di
lingkungan sekitarnya. Air danau dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kepentingan,
diantaranya rumah tangga, industri, maupun pertanian (untuk mengairi lahan persawahan
atau ladang).
3. Sebagai sumber listrik. Air danau juga dapat dijadikan sebagai

sumber pembangkit listrik, yakni Pembangkit Listrik Tenaga

Air.

4. Sebagai sarana edukasi. Ekosistem danau juga mempunyai fungsi sebagai sarana edukasi
atau pendidikan tentang ketergantungan makhluk hidup terhadap lingkungannya.
5. Tempat rekreasi dan objek pariwisata.

d. Rawa

• Definisi

Suatu daerah rendah yang tergenang oleh air. Umumnya rawa terbentuk secara alami dan
terjadi secara terus menerus atau terjadi berdasarkan periode waktu tertentu akibat drainase
yang terhambat, selain itu terdapat pula rawa buatan yang dibuat dengan mencampurkan air
laut dengan air tawar.
Rawa biasanya ditemukan di area hutan yang banyak
ditumbuhi pohon lebat, dengan vegetasi yang sering dijumpai berupa pohon bakau dan eceng
gondok. Air di rawa kaya akan kandungan organik yang berasal dari tumbuhan dan hewan
sekitar yang telah mati, air rawa biasanya ditemukan dalam kondisi kotor akibat banyak
mengandung bahan-bahan organik.
• Klasifikasi Rawa

a. Berdasarkan kondisi air dan tumbuhan yang hidup :

1. Swamp

Rawa yang ditumbuhi vegetasi seperti semak-semak, rumputan, lumut, dan berbagai jenis
pohon.
2. Bog

Rawa yang permukaan tanahnya relatif kering, sedangkan bagian dalam tanah bersifat basah
dan jenuh air.
3. Marsh

Rawa yang didominasi vegetasi berupa lumut-lumutan, alang-alang, dan rerumputan.


4. Rawa pasang surut

Rawa yang sumber airnya berasal dari pasang surut air laut, didominasi oleh vegetasi
berupa pohon bakau.
b. Berdasarkan kandungan airnya rawa :

1. Rawa air asin

Biasanya terdapat di area sekitar pantai dan terjadi akibat gelombang laut pasang yang
merendam secara seluruh atau sebagian areal rawa.
2. Rawa air tawar

Dicirikan dengan rasa air yang tawar serta umumnya ditemukan di area hutan yang lokasinya
dekat dengan aliran sungai.
3. Rawa air payau

Rawa yang airnya merupakan campuran antara air tawar dengan air laut. Biasanya ditemukan
di dekat muara sungai menuju laut.
V. Bencana Banjir

• Definisi

Tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air yang melebihi kapasitas pembuangan air
disuatu wilayah dan menimbulkan kerugian fisik, sosial dan ekonomi
• Faktor penyebab banjir

1. Secara alami

1. Curah hujan

2. Pengaruh fisiografis

3. Erosi dan Sedimentasi

4. Kapasitas sungai
5. Kapasitas drainase yang tidak memadai

6. Pengaruh air pasang

2. Akibat aktivitas manusia

1. Pengaruh kondisi DAS akibat pembangunan

2. Kawasan kumuh dan sampah

3. Drainase perkotaan dan pengembangan pertanian

4. Kerusakan bangunan pengendali air

5. Perencanaan system pengendalian banjir tidak tepat]

6. Rusaknya vegetasi alami

VI. Perairan Laut

a. Klasifikasi laut

1. Berdasarkan letaknya

a) Laut Tepi (sub-ocean)

Laut yang terletak di pinggir benua. Contoh: Laut Berin, Laut

Jepang, dan Laut Cina Selatan. b) Laut pertengahan (inland sea)


Laut yang terletak di antara dua benua atau lebih. Contoh: Laut Tengah, Laut Merah, dan laut
di Indonesia yang terletak di antara Benua Asia dan Australia.
c) Laut pedalaman

Laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contoh: Laut Hitam, Laut Kaspia, dan
Laut Mati
2. Berdasarkan proses terjadinya a) Laut ingresi
Terjadi akibat penurunan dasar laut. Hal ini menyebabkan laut semakin dalam. Contoh: Laut
Banda (7.400 m), Laut Flores (5.590 m), dan Laut Sulawesi (5.590 m).
b) Laut regresi

Terbentuk karena penyempitan laut atau akibat sedimentasi batuan yang dibawa oleh air
sungai dan bermuara di laut. Hal ini menyebabkan Dangkalan Sahul dan pulau-pulau kecil di
bagian timur Indonesia bersatu dengan Australia.
c) Laut transgesi

Terbentuk karena kenaikan permukaan air laut atau penurunan daratan secara perlahan
sehingga luas laut bertambah. Contoh: Laut Jawa, Laut Arafuru, dan Laut Utara.
3. Berdasarkan kedalamannya

a) Zona litoral

Daerah di antara garis pasang dan garis surut air laut. Zona litoral terdapat di daerah yang
pantainya landai.
b) Zona neritic (laut dangkal)

Zona laut dengan tingkat kedalaman sampai 200 m. Ciri zona neritik yaitu sinar matahari
masih menembus sampai dasar laut dan terdapat banyak organisme laut seperti ikan, tumbuhan
laut, plankton, dan lainnya.
c) Zona bathyal

Zona laut dengan kedalaman 200 – 1.500 m. Ciri zona bathyal yaitu sinar matahari tidak ada
lagi dan tumbuhan laut jumlahnya terbatas.
d) Zona abisal

Zona laut dengan kedalaman lebih dari 1.500 m. Biasanya dijumpai dalam bentuk palung
laut. Ciri zona abisal yaitu sinar matahari tidak ada lagi, suhu sangat rendah, dan tidak
ditemukan tumbuhan laut serta jumlah binatang sangat terbatas. Contoh : Palung Laut Banda
(7.440 meter) dan Palung Mariana (10.984
meter).

b. Relief pantai

1. Teluk

Gambar 15. Zona kedalaman laut

(Sumber : zenius.net)

Laut yang menjorok ke daratan. Teluk sering dimanfaatkan sebagai pelabuhan karena letaknya
yang strategis dan dikelilingi daratan. Hal ini mempermudah teluk untuk menghubungkan
kapal laut dengan pulau. Selain itu, daerah sekitar teluk juga banyak dibangun dermaga sebagai
jembatan.
2. Tanjung

Daratan yang menjorok ke laut. Tanjung yang luas disebut semenanjung dan tanjung yang
sempit disebut ujung.
3. Delta

Endapan di muara sungai (laut terbuka, pantai, danau) akibat dari berkurangnya laju aliran air
saat memasuki laut. Syarat terjadinya delta yaitu sedimen suplai banyak, arus sepanjang pantai
tidak kuat, dan pantai harus dangkal.
c. Relief dasar laut

1. Shelf (laut dangkal)

Daratan luas di dasar laut dangkal yang melandai dengan kedalaman rata-rata 200 m yang
terletak di sepanjang pantai atau di tepi benua. Contoh: Dangkalan Sahul yang terletak di antara
Benua Australia dan Pulau Papua, Dangkalan Sunda yang terletak di antara Pulau Sumatra,
Jawa, dan Kalimantan.
2. Lubuk laut (basin/bekken)

Dasar laut yang bentuknya cekung oval yang tidak terlalu dalam seperti lembah di dasar laut.
Diakibatkan penurunan dasar laut yang dapat disebabkan oleh lipatan.
3. Ambang laut (drempel)

Dasar laut yang mencuat memisahkan satu perairan dengan perairan lain.
4. Palung laut (trog)

Dasar laut yang sangat dalam, panjang, sempit, mempunyai dinding yang terjal dan curam
dengan kedalaman lebih dari 5.000 m. Palung
laut terbentuk akibat ingresi terus menerus dan membuat semakin dalam. Contoh: Palung
Mariana.
5. Gunung laut

Gunung yang dasarnya di dasar laut dan puncaknya bisa menjulang sampai di atas permukaan
laut. Contoh: Gunung Krakatau.
6. Punggung laut

Bukit yang berada di dasar laut dan sebagian yang ada di atas permukaan laut merupakan
pulau. Contoh punggung laut siboga
7. Laut dalam

Laut yang kedalamannya >200 m

8. Pulau koral/pulau karang (terumbu)

Dasar laut yang Sebagian/seluruhnya terdiri atas karang.

Gambar 16. Relief dasar laut

(Sumber : Google Image)


d. Kualitas air laut

1. Salinitas (kadar garam air laut)

Salinitas air laut merupakan tingkat kadar garam terlarut dalam air. Jenis garam yang terdapat
di dalamnya antara lain 55% klorida, 31% natrium, 8% sulfat, 4% magnesium, dan 2% garam
lainnya. Kelima jenis garam tersebutlah yang menyebabkan air laut menjadi asin. Faktor-
faktor yang mempengaruhi salinitas, antara lain :
a) Kadar penguapan

Adanya penguapan air laut, pastinya akan mengurangi volume air laut bukan? Meski
mengurangi volume air laut, tapi kadar garam yang ada di laut ternyata tidak ikut menguap.
Sehingga pada saat penguapan tinggi, maka salinitas (kadar garam) juga ikut tinggi.
b) Curah hujan

Pada saat curah hujan tinggi, maka salinitas (kadar garam) akan rendah.
c) Arus laut

Arus laut ini memungkinkan kadar garam untuk menyebar sehingga memengaruhi
konsentrasi kadar garam.
d) Banyak sedikitnya air tawar/air es yang masuk ke laut

Banyak sedikitnya air tawar/es yang masuk ke laut dapat memengaruhi tingkat keasinan air
laut. Konsep ini sebenarnya mirip dengan curah hujan. Jadi, semakin banyak air tawar yang
masuk ke laut maka salinitas (kadar garam) akan semakin rendah.
2. Suhu air laut

Suhu air laut pada daerah satu dengan daerah lain berbeda-beda. Suhu ditentukan oleh :
a) Letak lintang geografis suatu tempat, b) Besar kecilnya pemanasan matahari, c) Keadaan
angin.
3. Warna air laut

Warna air laut tergantung pada zat-zat yang terlarut dalam air laut baik organik maupun
anorganik.
a) Hijau, disebabkan oleh banyaknya plankton

b) Kuning, disebabkan oleh lumpur kuning yang terdapat pada dasar laut.
c) Ungu, disebabkan oleh organisme yang mengeluarkan sinar fosfor

d) Biru, disebabkan oleh adanya sinar biru dari matahari (gelombang pendek) yang dipantulkan
lebih banyak dari yang lain.
e) Merah, disebabkan oleh ganggang laut (algen)

f) Putih, dikarenakan tertutup es

g) Hitam, disebabkan adanya lumpur hitam di dasar laut

4. Organisme laut

a) Plankton adalah gabungan dari jasad-jasad hewan dan tumbuhan bersel satu, tidak dapat
bergerak sendiri tetapi mengapung di permukaan atau dekat permukaan air laut.
b) Nekton adalah gabungan dari binatang-binatang yang dapat berenang terutama binatang laut,
misalnya ikan, cumi-cumi, gurita, dan lain- lain.
c) Benthos adalah organisme laut yang hidupnya terikat pada dasar

laut. Ada yang hidup merangkak pada dasar laut, misalnya cacing laut, tiram, remis, dan lain-
lain.
e. Pergerakan air laut

1. Definisi

Gerakan air laut menciptakan arus laut. Arus laut adalah gerakan massa air laut dari satu
tempat ke tempat lain baik secara vertikal
maupun secara horizontal dikarenakan tiupan angin atau perbedaan densitas atau pergerakan
gelombang yang panjang sehingga menuju keseimbangan.
2. Faktor menimbulkan arus laut

a) Angin

Peristiwa horizontal yang terjadi bagian permukaan laut. Ada beberapa angin yang dapat
menimbulkan arus yaitu angin muson, angin pasang, angin barat.
b) Perbedaan kepadatan air laut

Terjadi jika kepadatan air laut pada bagian atas dan bagian bawah tidak sama, maka dapat
menyebabkan terjadinya arus vertikal yang bergerak dari dan ke permukaan laut.
c) Perbedaan kadar garam

Disebabkan oleh air yang berat jenisnya kecil (di bagian permukaan) akan mengalir ke air yang
berat jenisnya besar, sedangkan dibagian bawah, air laut akan mengalir dari yang berat jenisnya
besar ke yang berat jenisnya kecil, akibatnya terjadilah arus laut.
d) Pasang naik dan pasang surut

Disebabkan oleh pengaruh kedudukan bulan dan matahari terhadap bumi.


e) Perbedaan suhu

Disebabkan dari panas matahari yang masuk ke laut hingga kedalaman 50 – 70 m.


Intensitas penyinaran menyebabkan perbedaan suhu antara satu wilayah dengan wilayah
lainnya sehingga terjadi arus laut.
3. Jenis-jenis arus laut

a) Berdasarkan penyebab
• Arus Ekman, arus yang dipengaruhi oleh angin.

• Arus Termohaline, arus yang dipengaruhi oleh densitas (massa jenis) dari gravitasi
bumi dan pasang surut.
• Arus Geostropik, arus yang dipengaruhi oleh gradien (kemiringan) dari
tekanan horizontal dan gaya coriolis. Gaya pada rotasi bumi yang membelokkan arah arus
air laut. Pembelokan arus ke kanan terjadi di kutub utara sedangkan pembelokan arus ke kiri
terjadi di kutub selatan.
• Wind driven current, arus yang dipengaruhi oleh pola

pergerakan angin yang terjadi pada lapisan permukaan. b) Berdasarkan kedalaman


• Arus permukaan, merupakan arus yang terjadi pada permukaan, memiliki arah
gerak horizontal serta dipengaruhi oleh pola sebaran angin.
• Arus dalam, merupakan arus yang terjadi jauh di dasar laut,

arahnya tidak dipengaruhi oleh pola sebaran angin serta membawa massa air dari daerah
kutub ke daerah ekuator.
c) Berdasarkan letak

• Arus atas, terjadi karena adanya gerakan air dari laut yang kadar garamnya rendah ke
laut yang kadar garamnya tinggi
• Arus bawah, terjadi karena adanya gerakan air dari laut yang kadar garamnya tinggi ke
laut yang kadar garamnya rendah.
d) Bedasarkan suhu

• Arus dingin, bergerak menuju garis lintang yang lebih rendah, disebut arus dingin
karena suhunya lebih rendah daripada daerah sekitarnya, contoh : arus California.
• Arus panas, bergerak menuju garis lintang yang lebih tinggi,

disebut arus rendah karena suhunya lebih tinggi daripada daerah sekitarnya, contoh :
Gulfstream dan Kurosyiwo.
4. Gelombang laut

Gelombang Laut adalah gerakan air secara osilasi yang dicirikan oleh naik turunnya
permukaan air laut. Gerak osilasi adalah setiap gerak yang berulang-ulang dalam selang waktu
yang sama dan melalui lintasan yang sama pula dalam gerakannya. Gelombang air laut
disebabkan oleh :
a) Angin, angin yang melewati bentangan samudera akan

bergesekan dengan permukaan laut dan membentuk gelombang.


b) Menabrak pantai, saat gelombang laut mendekati pantai lalu gelombang akan pasang dan
pecah, air yang pecah akan terjadi arus balik, arahnya akan berlawanan dengan arus datang
sehingga terbentuk gelombang.
c) Gempa bumi, saat terjadi gempa bumi di dasar laut terdapat

lempeng-lempeng benua yang terus bergerak. Hal ini memungkinkan terjadinya tumbukan
maupun gesekan yang mengakibatkan terjadinya gelombang dahsyat yang disebut tsunami.
f. Wilayah laut Indonesia

1. Zona teritorial

Zona yang dibatasi oleh garis khayal yang berjarak 12 mil dari garis dasar ke arah laut lepas.
Pada zona ini negara mempunyai hak
kedaulatan sepenuhnya dan memiliki kewajiban untuk menyediakan alur pelayaran lintas
damai baik di atas maupun di bawah laut.
2. Zona landas kontinen
Dasar laut di luar area teritorial dari sebuah pulau yang secara geologis maupun morfologi
merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua) dengan kedalaman laut kurang dari 150 m.
Pada zona ini, pemerintah memiliki kewenangan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang
ada dan berkewajiban menyediakan alur pelayaran lintas damai.
3. Zona ekonomi eksklusif (ZEE)

Dihitung dari garis dasar laut lurus ke arah laut bebas sejauh 200 mil laut. Dalam zona ini,
negara dapat memanfaatkan sumber daya laut untuk mengeksplorasi, mengeksploitasi,
mengelola, dan mengkonservasi sumber daya alam untuk kesejahteraan bangsa. Negara lain
memiliki kebebasan untuk pelayaran dan memiliki kewajiban untuk mengizinkan pelayaran
internasional melalui wilayah ini.

Gambar 17. Wilayah Laut Indonesia

(Sumber : zenius.net)
VII. Lembaga Yang Menyediakan dan Memanfaatkan Data Hidrologi di

Indonesia

a. Pusat penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Sumber Daya Air Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Badan penelitian ini bertugas melaksanakan
penelitian, pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
sumberdaya air.
b. Balai Besar Wilayah Sungai, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Badan
ini bertugas mengelola seluruh sungai yang ada di Indonesia. Contohnya : Balai Besar Wilayah
Sungai Serayu Opak mengelola Sungai Progo, Serayu, dan Opak di wilayah DIY.
Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain: pengelolaan sumberdaya air, terkait aspek
konservasi sumberdaya air, aspek pendayagunaan sumberdaya air, aspek pengendalian, dan
penanggulangan daya rusak air, aspek peningkatan ketersediaan dan keterbukaan data dan
informasi sumberdaya air, dan aspek pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat,
dunia usaha dan pemerintahan.
c. Badan Informasi Geospasial (BIG)

Badan ini memerlukan data yang terkait dengan hidrologi, curah hujan,oseanografi yang
nantinya dapat digunakan untuk pemetaan dalan kajian hidrologi.
d. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Badan ini memanfaatkan data terkait hidrologi di suatu wilayah terkait dengan potensi wilayah
yang rawan terhadap bencana, baik bencana banjir, longsor, maupun kekeringan.
e. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Badan ini memanfaatkan data hidrologi di suatu wilayah yang nantinya dapat digunakan untuk
memberikan data informasi perkiraan iklim, cuaca, maritim,potensi bencana tsunami di
wilayah Indonesia.
f. Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut
(Pushidrosal)Pushidosal menyediakan data dan informasi hidro- oseanografi yang akurat dan
mutakhir sebagai data dasar yang akan digunakan sebagai bahan analisis strategi pertahanan
nasional.

Anda mungkin juga menyukai