Anda di halaman 1dari 3

Lebih dari 90 juta ton sampah dihasilkan di Afrika per tahun dan diperkirakan akan mencapai 116 juta

ton dalam lima tahun. Lebih dari 600 juta orang afrika tidak memiliki akses listrik, lebih dari 200 juta
orang mengalami kelaparan dan kekurangan gizi kronis, lebih dari 100 orang meninggal setiap jam dan
lebih dari 100.000 anak meninggal setiap tahun karena air yang buruk.

Pada era di mana kekhawatiran global tentang suistanble/keberlanjutan memuncak, jaringan sistanbility
global tidak pernah begitu penting. Pembangunan berkelanjutan di Afrika melihat berbagai tantangan
yang berdampak pada kemakmuran ekonomi lingkungan, kesehatan, dan kesejahteraan Afrika.
Tantangan ini memberikan peluang besar untuk memfasilitasi pengembangan co-design, co-
development, dan co-delivery bersama inisiatif dan solusi berkelanjutan yang secara langsung mengatasi
tujuan SDGs (pembangunan berkelanjutan).

Hal ini dapat dicapai dengan kolaborasi pengembangan partnership/kemitraan strategis dan
menumbuhkan global network. Jaringan pusat Global Eco-Innovation yang berbasis di Universitas
Lancaster berada di jantung jaringan yang berkembang ini berfokus pada perubahan transformasional
yang nyata.

Inovasi lingkungan perlu didorong oleh komunitas jika kita akan mengembangkan solusi inklusif untuk
mensejahterakan orang dan planet. Kolaborasi merupakan prinsip panduan bagi kita di pusat untuk
Global Eco-Innovation. Koneksi mendorong inovasi dan menjalin hubungan atara industri,
pemerintah,warga, dan peneliti benar-benar penting bagi apa yang kami lakukan di pusat. Hanya dengan
bekerja sama dalam kemitraan yang adil, kita dapat mendobrak hambatan untuk membangun masa
depan yang lebih baik.

Universtias di Afrika bekerja sam dengan bisnis, akan menjadi pendorong utama inovasi yang cepat.
Inilah sebabnya pusat inovasi lingkungan global didirak di Universitas Benin dalam kemitraan dengan
Univesitas Lancaster. Sejak saat kami telah berfokus pada konversi limbah menjadi energi melalui 7 juta
pon projek daur ulang dan 800 ribu pound sebenarnya proyek terjemahan yang didanai oleh UK
Governments’s Golbal Challenges Ressearch Fund.

1,3 miliar orang tinggal din Afrika dan ini akan naik hampir 2x nya pada 2050. Jika kita sudah berjuang
dengan kekurangan pangan, itu berarti kita membutuhkan komunitas berbasis ekositem inovatif dan
penelitian kolaboratif yang mengatasi tantangan pangan dengan cara yang praktis adalah mandat kami
dalam industri inovasi Afrika. Namun untuk memastikan hasil yang progresif, peran pemerintah tidak
dapat terllau ditekankan. Pemerintah dapat menerapkan kebijakan yang membatasi penyebab
perubahan iklim, tetapi diperlukan strategi yang tepat untuk mendukung kebijakan-kebijakan tersebut.
Hal tersebut berarti cara-cara baru utnuk menghasilkan dan menggunakan energi, mengelola air, dan
menangani limbah. Perusahaan komersial, termasuk usaha kecil menengah (UKM), dan khususnya usaha
yang didorong oleh inovasi akan menjadi pemain kunci dalam menghadirkan produk-produk baru yang
ramah lingkunagn, layanan, dan teknologi

Sumber daya berbasis ekonomi pada umumnya ada di seluruh Afrika. Dalam sektor pertambangan yang
dapat berkerja sama di Zambia, ada kebutuhan besar akan pembangunan kapasitas yang inovatif untuk
memastikan pemulihan dan pertumbuhan ekonimi rendah karbon yang tangguh dan berkelanjutan.

Sebagai universitas yang bekerja sama dalam kemitraan dengan bisnis, pemerintah, dan masyarakat sipil
kami mampu menciptakan inovasi eco-system. Penelitian mampu bergerak melalui publikasi makalah
sebagi output dan dalam penciptaan dampak pada masyarakat. Siswa kami memainkan peran penting
dalam hal ini.

Pusat Eco-Inovasi global telah mendukung perusahaan melalui penelitian sarjana dan pascasarjana
hingga tiga tahun memajukan produk dan layanan eko inovasi melalui hubungan industri.

Tantangannya besar tetapi peluangnya jelas. Perjalanannya panjang tetapi perjalanan telah dimulai. Ini
bukan tentang perubahan bertahap. Kita harus mengubah cara pemerintah, akedimisi, industri, serta
masyarakat bekerja sama secara langsung menangani tujuan SDGs yang ingin kita capai untuk mengatasi
tantangan sosial, teknologi, lingkungan, dan ekonomi yang mememngaruhi Afrika. Kita harus
memusatkan perhatian kita pada seni kolaborasi. Jaringan kita terus memperluas, dampak nya
berkembang. Apapun bidang keahlian kita dapat bekerja sama untuk membangun masa depan yang
lebih baik bagi semua orang
Pada era globalisasi ini kekhawatiran global tentang pembangunan berkelanjutan memuncak.
Pembangunan berkelanjutan di Afrika melihat berbagai tantangan yang berdampak pada kemakmuran
ekonomi lingkungan, kesehatan, dan kesejahteraan Afrika. Tantangan ini memberikan peluang besar
untuk memfasilitasi pengembangan co-design, co-development, dan co-delivery untuk dapat mencapai
tujuan SDGs (pembangunan berkelanjutan). Hal ini dapat dicapai dengan kolaborasi pengembangan
partnership/kemitraan strategis dan menumbuhkan global network. Jaringan pusat Global Eco-
Innovation yang berbasis di Universitas Lancaster berfokus pada perubahan transformasional yang
nyata. Sebagai universitas yang bekerja sama dalam kemitraan dengan bisnis, pemerintah, dan
masyarakat sipil, Universitas Lancaster mampu menciptakan inovasi eco-system. Penelitian mampu
bergerak melalui publikasi makalah sebagi output dan dalam penciptaan dampak bagi masyarakat.

Inovasi lingkungan perlu didorong oleh komunitas jika kita akan mengembangkan solusi inklusif
untuk mensejahterakan manusia dan planet. Kolaborasi merupakan panduan prinsip untuk Global Eco-
Innovation. Koneksi benar-benar penting untuk mendorong inovasi dan menjalin hubungan antara
industri, pemerintah, warga, dan peneliti. Hanya dengan bekerja sama dalam kemitraan yang adil, kita
dapat mendobrak hambatan untuk membangun masa depan yang lebih baik. Dibutuhkan komunitas
berbasis ekositem inovatif dan penelitian kolaboratif untuk mengatasi tantangan pangan dengan cara
yang praktis. Untuk memastikan hasil yang progresif, peran pemerintah tidak dapat terlalu ditekankan.
Pemerintah dapat menerapkan kebijakan yang membatasi penyebab perubahan iklim tersebut, akan
tetapi untuk mendukung kebijakan-kebijakan tersebut diperlukan strategi yang tepat. Diperlukan cara-
cara baru untuk menghasilkan dan menggunakan energi, mengelola air, dan menangani limbah.
Perusahaan komersial, termasuk usaha kecil menengah (UKM), dan khususnya usaha yang didorong oleh
inovasi akan menjadi pemeran utama dalam menghadirkan produk-produk baru yang ramah
lingkungan, layanan, dan teknologi.

Tantangan Eko-Inovasi besar tetapi peluangnya jelas. Perjalanannya juga panjang tetapi telah
dimulai. Kita harus mengubah cara pemerintah, akedimisi, industri, serta masyarakat agar bekerja sama
secara langsung menangani tujuan SDGs yang ingin dicapai untuk mengatasi tantangan sosial, teknologi,
lingkungan, dan ekonomi. Kita harus memusatkan perhatian pada seni kolaborasi. Apapun bidang
keahlian kita, kita dapat bekerja sama untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi semua orang.

Anda mungkin juga menyukai