Anda di halaman 1dari 8

BAB 7

DINAMIKA HIDROSFER DAN PENGARUHNYA TERHADAP KLEHIDUPAN

Kompetensi Dasar
3.7 Menganalisis dinamika hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
4.7 Menyajikan proses dinamika hidrosfer menggunakan peta, bagan, gambar, tabel, grafik, video,
dan/atau animasi

Materi Pembelajaran
A. Siklus Hidrologi
Sebelum mengenal lebih jauh tentang siklus hidrologi atau siklus air, kita perlu mengetahui batasa tentang
pengertian hidrosfer. Secara sederhana hidrosfer berasal dari kata hidro dan saphira, yang berarti
lapisan air. Lebih jelas dapat disimpulkan bahawa hodrosfer adalah keseluruhan air yang ada di
bumi.
Dari seluruh air yang terdapat di muka bumi, 97,5 persen di antaranya merupakan air asin yang
terdapat di laut. Dan hanya 2,5 persen saja yang berupa air tawar. Dari jumlah 2,5 persen air tawar
(freshwater) yang dimiliki bumi paling banyak berupa glasier (gletser; bongkahan es) yakni
sebesar 68,7 persen dari total air tawar yang ada. Kandungan air tawar terbesar kedua tersimpan
di dalam tanah dalam bentuk airtanah (groundwater) sebesar 30,1 % dan sebanyak 0,8% tersimpan
dalam bentuk tanah beku (permafrost).
Meski sepertinya terdapat perubahan jumlah air saat hujan dan kemarau, tetapi sesunggunhnya
jumlah air di bumi selalu sama, karena posisi dan bentuknya saja yang berbeda, melalui suatu
proses yang dikenal dengan siklus hidrologi, baik silkus pendek, seiklus sedang maupun siklus
panjang.
Jadi secara sesderhana siklus hidrologi dapat dikataklan sebagai proses perjalanan air di muka
bumi dari satu bentuk dan tempat kembali kebentuk dan tempat yang sama.

Pada siang hari saat permukaan bumi medapatkan panas dari cahaya matahari semua air
permukaan yang ada di bumi seperti air laut, air sungai, danau atau air yang terdapat pada
permukaan bumi lainnya akan maenguap melalui proses evaporasi. Begitupun air yang terdapat
pada tumbuhan akan ikut menguap melalui proses transpirasi. Gabungan dari proses keduanya
disebut evapotranspirasi. Semua uap air yang terdapat di atmosfer akan berkumpul membetuk
awan. Karena pengaruh gradient thermometric, maka akan terjadi kondensasi untuk selanjutnya
uap air kembali berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik air yang berada di atmosfer akan
dijatuhkan kebumi melalui proses presipitasi, baik dalam bentuk hujan maupun salju. Air hujan
yang sudah jatuh ke bumi sebagian akan meresap ke permukaan bumi melalui pori-pori batuan
yang disebut dengan proses ilfiltrasi, Sedangkan jika meresap melalui kar tumbuhan disebut
dengan intersepsi. Sementara air yang ada di permukaan di sebut ron off, akan tergenang
membentuk danau atau mengalir membentuk aliran sungai untuk selanjutnya bermuara ke laut.
Air ayang meresap ke dalam tanah akan membentuk groundwater dan akan tetap mengalir
menuju ke tempat tersendah memlaui proses perkolasi.

B. Perairan Darat
1. Sungai
Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di
laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. Aliran sungai merupakan aliran yang bersumber
dari 3 jenis limpasan, yaitu : limpasan yang berasal dari hujan, limpasan dari anak2 sungai,
dan limpasan dari air tanah.
Ada berbagai pola aliran sungai, sebagai berikut :
- Pola dentritis, yaitu pola aliran yang anak-anak sungainya bermuara pada sungai induknya
secara tidak teratur yaitu membentuk sudut yang berlain-lainan besarnya dan tidak tentu
besarnya. Pola ini terdapat di daerah yang menunjukkan tidak adanya pengaruh struktur.
Pola ini sering terdapat pada batuan yang horizontal (mendatar).
- Pola memusat (centripetal), yaitu pola aliran yang memusat ke suatu depresi, seperti
cekungan, kawah, dan sebagainya
- Pola menyebar radial (centrifugal), yaitu pola aliran yang tersebar dari suatu puncak,
seperti pada kubah, gunung berapi, bukit terpencil. Pola trellis, yaitu sungai yang
memperlihatkan letak yang paralel. Anak-anak sungainya bergabung secara tegak pada
sungai yang paralel (sejajar) tadi. Pola ini terjadi di daerah dengan struktur lipatan.
- Pola aliran rektangular. Pada pola ini, sungai induk dengan anak-anak sungainya
membelok dengan membentuk sudut 90°. Pola aliran ini terdapat di daerah patahan
- Pola annular. Pola ini terdapat pada kubah yang telah mengalami pengirisan yang lebih
lanjut dan dikelilingi oleh lapisan yang berganti antara yang keras dan yang lunak. Pada
keseluruhannya pola ini hampir membentuk cincin.
- Pola aliran pinnate. Pola ini menunjukkan kecuraman lereng yang besar.
Berdasaikan sumber airnya, sungai dibagi atas tiga macam, yaitu sebagai berikut:
- Sungai hujan yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan. Kebanyakan sungai-
sungai di Indonesia termasuk sungai hujan.
- Sungai gletser yaitu sungai es. Sungai ini terdapat di daerah beriklim dingin (bersalju).
- Sungai campuran yaitu sungai yang airnya berasal dari air hujan dan ari gletser (es
mencair).Contohnya: di Indonesia adalah Sungai Memberamo dan Sungai Digul di Irian
Jaya
Menurut kondisi airnya sepanjang tahun, sungai dibedakan atas dua jenis, yaitu :
- Sungai episodik, artinya sungai yang alirannya tetap sepanjangt tahun.
- Sungai periodik, yaitu sungai yang massa airnya tidak tetap di sepanjang tahun. Biasanya
pada waktu datangnya musim hujan airnya meluap, dan pada waktu musim kemarau
airnya kering.

2. Danau
Danau adalah massa air yang berada di suatu cekungan (ledok/basin) yang terdapat di daratan.
Berdasarkan terjadinya danau terdiri dari beberapa jenis, yaitu .
- Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat suatu tempat mengalami penurunan
(pemerosotan). Akibatnya lembah merosot (slenk) diisi oleh air hujan atau air resapan,
sehingga terjadilah sebuah danau. Contohnya: Danau Singkarak (Sumatra) dan Danau
Towuti (Sulawesi).
- Danau Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya letusan gunungapi. Letusan ini
dapat menghilangkan sebagian kerucut atau dinding kawah. Contohnya: Danau Maninjau
dan Danau Kerinci di Sumatra, Danau Poso dan Danau Matana di Sulawesi, Danau
- Danau Tektonik Vulkanik, yaitu danau yang terjadi karena gabungan antara letusan
gunungapi dan akibat dari tanah turun (tanah longsor) kemudian pada akhirnya membuat
cekungan kemudian tergenang air dan terjadilah danau. Contohnya Danau Toba di
Sumatra, Danau Batur di Bali, dan Danau Ranau di Sumatra Selatan.
- Danau Karst, yaitu danau di daerah bebatuan kapur, akibat proses pelarutan batu kapur
oleh air hujan. Ukurannya tidak besar, danau tersebut disebut lokva. Contohnya lokva
Bendogede di Kecamatan Ponjong di daerah Gunung Kidul.
- Danau Glasial, yaitu danau yang terjadi akibat erosi glasial pada zaman pencairan es. Ini
terjadi di daerah yang pernah ditimbuni es dalam waktu yang lama seperti di Kanada
Utara, Rusia Utara, dan Eropa Utara. Contohnya The Great Lake (di Amerika Utara).
- Danau Buatan, yaitu danau hasil buatan manusia (bendungan) contohnya Waduk
Jatiluhur, Waduk Saguling, Waduk Cirata di Jawa Barat, Waduk Sempor, Waduk Cacaban
di Jawa Tengah, serta Waduk Karang Kates dan Waduk Selorejo di Jawa Timur.

3. Rawa
Rawa adalah lahan genangan air secara alamiah yang terjadi terus menerus atau
musiman akibat drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara
fisik, kimiawi, dan biologis. Rawa selalu digenangi air karena kekurangan saluran atau
letaknya yang rendah, baik yang bersifat sementara maupun sepanjang waktu, sehingga
pelepasan air dari lahan tersebut lambat. Genangan ini disebabkan oleh kondisi pembuangan
(drainase) yang buruk. Rawa bisa juga merupakan suatu cekungan yang menampung luapan
air disekitarnya.

4. Air Tanah
Disebut air tanah, karena keberadaan air ini berada di bawah permukaan tanah, hasil
dari peristiwa infiltrasi atau intersepsi. Air tanah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu
- Meteoric Water (Vadose Water) Air tanah ini berasal dari air hujan, dan terdapat pada
lapisan tanah yang tidak jenuh.
- Connate Water (Air Tanah Tubir) Air tanah ini berasal dari air yang terperangkap dalam
rongga-rongga batuan endapan, sejak pengendapan tersebut terjadi. Termasuk juga air
yang terperangkap pada rongga-rongga batuan beku leleran (lelehan) ketika magma
tersembur ke permukaan bumi. Dapat berasal dari air laut atau air darat.
- Fossil Water (Air Fosil) Air tanah ini berasal dari hasil pengendapan fosil-fosil, baik fosil
tumbuhan maupun fosil binatang.
- Juvenil Water (Air Magma) Air ini berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan dari
atmosfer atau air permukaan.
- Pelliculkar Water (Air Pelikular) Air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan molekul-
molekul tanah.
- Phreatis Water (Air Freatis) Air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus
(sarang). Lapisan air tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air (pejal/kedap)
atau di antara dua lapisan yang tidak tembus air.
- Artesian Water (Air Artesis) Air artesis ini dinamakan juga air tekanan (pressure water).
Air tersebut berada di antara dua lapisan batuan yang kedap (tidak tembus) air sehingga
dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan. Jika air tanah ini memeroleh
jalan keluar baik secara disengaja atau tidak, akan keluar dengan kekuatan besar ke
permukaan bumi dan terjadilah sumber air artesis.
Sebagai sumber kehidupan khususnya perairan darat, baik sungai, danau, rawa maupun air
tanah memberikan manfaat yang cukup besar bagi kehidupab manusia, diantaranya adalah :
- Pemenuhan sumber kebutuhan air domestik (misalnya untuk minum, makan, mencuci dan
sebagainya)
- Pendukung kegiatan pertanian atau sarana irigasi
- Lahan untuk mata pencaharian di bidang perikanan darat seperti kolam/empang, tambakdan
jaring terapung
- Sumber energi, dalam jumlah besar air dapat diterjunkan dan mampu menggerakan generator
untuk pembangkit listrik
- Sebagai sarana wisata, olah raga dan transportasi

C. Perairan Laut
Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang memisahkan atau
menghubungkan suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau lainnya. Laut yang sangat luas
disebut samudera. Jadi, dapat dikatakan bahwa laut merupakan bagian dari samudera. Istilah
pantai dan pesisir sangat berkaitan denganm laut.
Pantai adalah batas antara darat dan laut dimana terdapat wilayah titik terendah saat surut
dan titik tertinggi ketika pasang, diatra wilayah ini ditetapkan garis pantai (shore line). Sementara
Pesisir adalah suatu wilayah yang lebih luas daripada pantai. Wilayahnya mencakup wilayah
daratan yang masih mendapat pengaruh laut (pasang-surut, suara deburan ombak, rembesan air
laut di daratan) dan wilayah laut sejauh masih masih mendapat pengaruh dari darat (aliran air
sungai dan sedimentasi dari darat). Menurut Badan Informasi Geospasial batas wilayah pesisir
ialah daerah yang masih ada pengaruh kegiatan bahari dan sejauh konsentrasi permukiman
nelayan.
1. Jenis-jenis laut
Berdasarkan prosesnya laut terdiri dari :
- Laut Transgresi adalah laut yang terjadi karena genangan air laut terhadap daratan akibat
kenaikan tinggi permukaan air laut yang mencapai kurang lebih 70 m pada zaman es. Inilah
yang menyebabkan dataran rendah di Indonesia Timur atau Barat tergenang air laut dan
sekarang menjadi laut dangkal. Contoh: Laut Jawa, Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Cina
Selatan, dan Laut Arafuru.
- Laut Ingresi adalah laut yang terjadi karena dasar laut mengalami gerak menurun, dapat
berupa palung laut atau lubuk laut. Contoh: laut Flores, Luat Timor, Laut Sawu
- Laut Regresi, yaitu laut yang menyempit pada waktu zaman es, terjadi penurunan permukaan
air laut contoh selat Makassar.
Jika dilihat dari lokasinya di permukaan bumi, laut dapat dibedakan menjadi :
- Laut Tepi (sub/ocean), adalah laut yang letaknya di tepi benua dan terpisah dengan lautan
oleh adanya deretan pulau. Contohnya, Laut Jepang dan Laut Cina Selatan.
- Laut Pertengahan (middle sea) adalah laut yang terletak di antara benua, contohnya Laut
Tengah.
- Laut Pedalaman (inland sea) adalah laut yang terletak di tengah-tengah benua (daratan).
Contohnya, Laut Hitam dan Laut Kaspia.
Kedalaman laut dibedakan mejadi 5 zona, yaitu :
- Zona Litoral (pesisir), yaitu daerah pantai yang terletak di antara garis pasang naik dan
pasang surut atau keldalaman 0 meter sebagai penetapan garis pantai
- Zona Neritik (laut dangkal), dengan ketentuan secara umum bagian dasar laut sampai
kedalaman 200 meter dan inar matahari masih tembus ke dasar laut.
- Zona Batial (wilayah laut dalam), dengan kedalamannya antara 200–2000 meter.
- Zona Abissal (wilayah laut sangat dalam) yaitu kedalamannya antara 2000–5000 meter
- Zona Hadal (wilayah laut yang paling dalam), kedalamannya lebih dari 5000 m, termasuk
palung laut dan lubuk laut.

1. Morfologi dasar laut


Jika dilihat dari bentuk permukaan dasar laut, maka terdapat beberapa variasi morfologi di
dasar laut seperti dapat ditemukan:
- Paparan benua (Shelf), yaitu dasar laut dangkal yang melandai dengan kedalaman rata-
rata 200 m, dan terletak di sepanjang pantai suatu benua.
- Palung laut (Trench), yaitu dasar laut yang dalam dan sempit dengan dinding yang curam
membentuk corong dan memanjang, dengan kedalaman lebih dari 5000 m.
- Lubuk laut (Bekken), yaitu dasar laut yang bentuknya cekung.
- Gunung Laut, yaitu gunung yang dasarnya terdapat di dasar laut, baik yang menjulang
diatas permukaan laut atau tidak.
- Punggung laut, yaitu punggung pegunungan di dasar laut.
- Atol, yaitu karang di laut yang bentuknya seperti cincin besar.
- Laguna, yaitu bagian laut dangkal di tengah atoll

2. Gerakan air laut


a. Gelombang laut
Gelombang laut dapat didefinisikan sebagai suatu proses turun naiknya molekul-molekul
air laut, membentuk puncak, dan lembah. Secara umum, gerak gelombang laut terbentuk
karena adanya pengaruh angin. Gelombang dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai
berikut ini.
- Gelombang Osilasi, berbentuk butir-butir air laut yang berputar membentuk gerakan
seperti lingkaran atau ellips, sehingga terlihat puncak dan lembah gelombang. Pada
saat gelombang memasuki wilayah pantai, gelombang osilasi mengalami penurunan
kecepatan, panjang gelombang menjadi lebih kecil, sedangkan tinggi gelombang
bertambah. Akhirnya terbentuklah pecahan gelombang (breaking waves).
- Gelombang Translasi, Setelah terjadi pecahan gelombang, butir-butir air laut tidak lagi
berputar turun naik membentuk puncak dan lembah gelombang melainkan bergerak
ke arah pantai. Gerakan air ke arah pantai ini dinamakan gelombang translasi.
- Swash, adalah kelanjutan dari gelombang translasi, berupa desakan massa air laut ke
daratan pada saat memasuki wilayah pantai.
- Back Swash adalah proses kembalinya massa swash dari pantai ke wilayah laut.

a. Arus laut
Sama halnya dengan gelombang, arus laut dipengaruhi oleh angin yang
mengakibatkan gerakan massa air laut dari suatu wilayah ke wilayah lainnya . Perbedaan
kadar garam air laut, perbedaan suhu, pasang naik dan pasang surut air laut dan mengisi
daerah yang ditinggalkan arus juga bisa mengakibatkan terjadinya arus laut. Menurut
suhu airnya, arus laut dapat dibedakan menjadi dua macam arus, yaitu arus panas adalah
arus yang temperaturnya lebih tinggi daripada daerah yang didatanginya umumnya
berasal dari khatulistiwa, dan arus dingin adalah arus yang temperaturnya lebih rendah
daripada daerah yang didatanginya umumny aberasal dari daerah kutub.
Beberapa persebaran arus laut dunia, diantaranya adalah :
- Di Samudra Pasifik, terdapat arus khatulistiwa utara, arus oya syiwo, arus kuro syiwo,
arus California, arus kahatulistiwa selatan, arus Australia Timur, arus hanyutan angin
barat dan Arus Peru.
- Di Samudra Hindia, terdapat arus khatitiltiwa utara, arus Agulhas, arus Maskarena,
arus hanyutan angin barat, dan arus Australia Barat
- Di Samudra Atlantik, arus benguela, arus khatulistiwa selatan, arus Brazil, arus
Gulfstream, arus Greenland barat dan Timut, arus Labrador, arus Canary, arus
Norwegia dan Arus Atlantik Utara.
b. Pasang surut air laut
Pasang naik dan pasang surut air laut adalah naik dan turunnya air laut secara
beraturan waktunya (periodik), yaitu pada periode 24 jam 50 menit, dan di setiap tempat
di bumi mengalami dua kali pasang-naik dan dua kali pasang-surut. Pasang naik dan
pasang surut air laut disebabkan gravitasi (gaya tarik) bulan dan matahari terhadap bumi.
Walaupun bulan ukurannya jauh lebih kecil dari matahari, tetapi pengaruhnya lebih besar
karena letak bulan jauh lebih dekat ke bumi daripada ke matahari. Ada dua macam
pasang-surut air laut, yaitu sebagai berikut.
- Pasang Purnama (Spring Tide), yaitu pasang naik dan surut yang besar yang terjadi
pada awal bulan dan pertengahan bulan (bulan purnama).
- Pasang Perbani (Neap Tide), yaitu pasang naik dan surut terendah. Hal ini terjadi pada
waktu bulan seperempat dan tiga perempat, matahari dan bulan terletak pada posisi
yang membentuk sudut siku-siku (90°) sehingga pada kedudukan ini gaya tarik
gravitasi matahari melemahkan gaya tarik bulan.

3. Salinitas Laut
Air laut rasanya asin dan agak kepahit-pahitan. Hal ini disebabkan air laut kaya akan
kandungan garam-garaman, kandungan garam tersebut dinamakan dengan salinitas. Ada
beberapa jenis garam yang terdapat dalam air laut diantaranya adalah NaCl (77,75%), K2SO4
( 2,46%), MgCl2 (10,78%), Mg Br2 (0,21%), Mg SO4 (4,73%), Ca SO4 (3,69%), CaCO3 dan
garam-garaman lain 0,34%. Jika diketahui rata-rata kadar garam air laut 3,5%, artinya setiap
1 kg air laut mengandung garam 35 gram.

4. Biota Laut
Secara sederhana makhluk hidup yang ada dilaut berdasarkan ukurannya terdiri dari plankton
(berukuran kecil) serta nekton (berukuran besar). Jika dilihat dari cara hidupnya ada yang
melayang disebut pelagis dan ada juga yang hidup di dasar laut yang disebut benthos. Benthos
dikelompokkan menjadi vagil (melekat) dan sessil (merayap) di dasar laut.

5. Manfaat perairan laut


Laut memberikan banyak manfaat, diantaranya sebagai lahan mata pencahatrian nelayan dan
tambak, tempat pariwisata, sarana olah raga, sumber garam, sumber protein dan sumber
energi.

6. Batas Perairan Laut Indonesia


Pengukuran batas wilayah suatu negara dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu
berdasarkan batas teritorial, berdasarkan batas landas kontinen, dan berdasarkan Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE).
- Batas Teritorial adalah batas yang ditarik dari sebuah garis, dengan jarak 12 mil ke arah
lautan bebas, sedangkan laut yang terletak pada sebelah dalam garis dasar, disebut laut
pedalaman. Garis dasar adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-
ujung pulau terluar. Sebuah negara memiliki kedaulatan penuh sampai batas laut
teritorial.
- Batas Landas Kontinen (Continental Shelf) adalah dasar lautan jika dilihat dari benua atau
kontinen. Wilayah merupakan sebuah dangkalan (laut dangkal) dengan kedalaman tidak
lebih dari 150 meter. Pulau-pulau yang ada di sebelah barat Indonesia terletak pada landas
kontinen Asia dan pulau yang ada di sebelah timur Indonesia, yaitu Pulau Papua dan pulau
di sekitar Laut Arafuru terletak pada landas kontinen Australia.
- Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah batas dengan jarak 200 mil dari garis dasar
ke arah laut bebas. Ditetapkan melalui UU no. 5 tahun 1983 dan UU no. 17 tahun 1985.
Kewenangan negara di wilayah ZEE adalah dalam memanfaatkan sumber daya alam, baik
di laut ataupun di bawah dasar laut.

Anda mungkin juga menyukai