OLEH :
IMAN FAJAR MAULANA
141101027
a. Pengikisan sungai
Cara sungai mengikis dan menoreh lembahnya adalah dengan cara (1) abrasi, (2) merenggut dan
mengangkat bahan-bahan yang lepas, (3) dengan pelarutan. Cara yang pertama atau abrasi merupakan
kerja pengikisan oleh air yang paling menonjol yang dilakukannya dengan menggunakan bahan-bahan
yang diangkutnya, seperti pasir, kerikil dan kerakal.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan “hydrolic lifting”, yang terjadi sebagai akibat tekanan
oleh air, khususnya pada arus turbelensi. Batuan yang sudah retak-retak atau menjadi lunak karena
proses pelapukan, akan direnggut oleh air. Dalam keadaan tertentu air dapat ditekan dan masuk
kedalam rekahan-rekahan batuan dengan kekuatan yang dahsyat yang mempunyai kemampuan yang
dahsyat untuk menghancurkan batuan yang membentuk saluran atau lembah. Air juga dapat menoreh
lembahnya melalui proses pelarutan, terutama apabila sungai itu mengalir melalui batuan yang mudah
larut seperti batukapur.
b. Sungai Antecedent adalah sungai yang lebih dulu ada dibandingkan dengan keberadaan struktur
batuannya dan dalam perkembangannya air sungai mengikis hingga ke bagian struktur yang ada
dibawahnya. Pengikisan ini dapat terjadi karena erosi arah vertikal lebih intensif dibandingkan arah
lateral.
c. Sungai Konsekuen adalah sungai yang berkembang dan mengalir searah lereng topografi aslinya.
Sungai konsekuen sering diasosiasikan dengan kemiringan asli dan struktur lapisan batuan yang ada
dibawahnya. Selama tidak dipakai sebagi pedoman, bahwa asal dari pembentukan sungai konsekuen
adalah didasarkan atas lereng topografinya bukan pada kemiringan lapisan batuannya.
d. Sungai Subsekuen adalah sungai yang berkembang disepanjang suatu garis atau zona yang
resisten. sungai ini umumnya dijumpai mengalir disepanjang jurus perlapisan batuan yang resisten
terhadap erosi, seperti lapisan batupasir. Mengenal dan memahami genetika sungai subsekuen
seringkali dapat membantu dalam penafsiran geomorfologi.
e. Sungai Resekuen. Lobeck (1939) mendefinisikan sungai resekuen sebagai sungai yang mengalir
searah dengan arah kemiringan lapisan batuan sama seperti tipe sungai konsekuen. Perbedaanya
adalah sungai resekuen berkembang belakangan.
f. Sungai Obsekuen. Lobeck juga mendefinisikan sungai obsekuen sebagai sungai yang mengalir
berlawanan arah terhadap arah kemiringan lapisan dan berlawanan terhadap sungai konsekuen.
Definisi ini juga mengatakan bahwa sungai konsekuen mengalir searah dengan arah lapisan batuan.
g. Sunggai Insekuen adalah aliran sungai yang mengikuti suatu aliran dimana lereng tifdak dikontrol
oleh faktor kemiringan asli, struktur atau jenis batuan.
Gambar : Pola perubahan bentuk alur sungai yang semula linear menjadi bentuk meander. Proses perubahan
sungai dari linear ke meander disebabkan oleh perubahan sifat erosi dari erosi vertikal ke erosi lateral.
Gambar : Proses perkembangan sungai oleh aktivitas gerusan arus sungai yang membentuk pola aliran
meander dan oxbow lake.
Gambar 4-42 Stadia sungai : stadia awal, stadia muda, stadia dewasa, dan stadia tua dan stadia rejuvination.