Anda di halaman 1dari 10

ADE ALFAIDA

D061201050
TEKNIK GEOLOGI B
Ayat-Ayat Al-Quran, Terjemahan dan Tafsir Ayat-Ayat di Bawah Ini

1. QS. Al-Baqarah ayat 256

َ‫ت اوي ْؤ ِم ْن‬َِ ‫طاغ ْو‬ َْ ‫ي َِۚ فا ام‬


َّ ‫ن يَّكْف َْر بِال‬ ُّ َ‫ن قا َْد تَّبايَّنا‬
َ ‫الرشْدَ ِمناَ ا ْلغا‬ ِ ‫ا َٓل اِك اْراهاَ فِى‬
َِ ‫الد ْي‬
‫ع ِل ْي َم‬
‫س ِم ْيعَ ا‬ َٰ ‫صا اَم لا اهاَ او‬
‫ّللا ا‬ ‫سكاَ بِا ْلع ْر او َِة ا ْلوثْ ٰقى اََل ا ْن ِف ا‬ ْ ‫اّلل فاقا َِد ا‬
‫ستا ْم ا‬ َِٰ ِ‫ب‬
Artinya: ”Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam),
sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar
dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut
dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah
berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan
putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Adapun Tafsiran dari Ayat Tersebut Yaitu:


Meski memiliki kekuasaan yang sangat luas, Allah tidak
memaksa seseorang untuk mengikuti ajaran-Nya. Tidak ada
paksaan terhadap seseorang dalam menganut agama Islam.
Mengapa harus ada paksaan, padahal sesungguhnya telah
jelas perbedaan antara jalan yang benar dengan jalan yang
sesat. Oleh karena itu, janganlah kamu menggunakan
paksaan apalagi kekerasan dalam berdakwah. Ajaklah
manusia ke jalan Allah dengan cara yang terbaik. Barang
siapa ingkar kepada Tagut, yaitu setan dan apa saja yang
dipertuhankan selain Allah, dan beriman kepada Allah, maka
sungguh, dia telah berpegang teguh pada ajaran agama yang
benar sehingga tidak akan terjerumus dalam kesesatan, sama
halnya dengan orang yang berpegang teguh pada tali yang
sangat kuat yang tidak akan putus sehingga dia tidak akan
terjatuh. Agama yang benar ibarat tali yang kuat dan terjulur
menuju Allah, dan di situ terdapat sebab-sebab yang
menyelamatkan manusia dari murka-Nya. Allah Maha
Mendengar segala yang diucapkan oleh hamba-Nya, Maha
Mengetahui segala niat dan perbuatan mereka, sehingga
semua itu akan mendapat balasannya di hari kiamat.
2. QS. Al-Maidah ayat 90

‫صابَ او ْ ا‬
َ‫اَل ْز اَلمَ ِر ْجسَ ِم ْن‬ ‫َٰيٓاايُّ اها الَّ ِذ ْيناَ ٰا امن ْٓوا اِنَّ اما ا ْل اخ ْمرَ اوا ْل ام ْيسِرَ او ْ ا‬
‫اَل ْن ا‬
َ‫ن فاا ْجتانِب ْوهَ لاعالَّك َْم ت ْف ِلح ْونا‬ َِ ‫ش ْي ٰط‬
َّ ‫ع ام َِل ال‬ ‫ا‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya
minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan
mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji
dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-
perbuatan) itu agar kamu beruntung.”
Adapun Tafsiran dari Ayat Tersebut Yaitu:
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan
rasulNya serta melaksanakan syariatNya, sesungguhnya
khamar, yaitu segala yang memabukkan dan menutup
kesadaran akal, dan maisir, yaitu perjudian, yang
mencakup seluruh jenis pertaruhan dan lainnya, yang di
dalam prakteknya terdapat taruhan dari kedua belah pihak
dan menghalangi dari mengingat Allah, dan anshab, yaitu
batu yang dahulu kaum musyrikin melakukan
penyembelihan di sisinya sebagai bentuk pengagungan
terhadapnya, dan semua ditegakkan untuk diibadahi demi
mendekatkan diri kepadanya, dan azlam, yaitu anak panah
yang dahulu orang-orang kafir mengundi nasib mereka
denganya, sebelum bergerak untuk melakukan sesuatu
atau mengurungkan niat darinya; sesungguhnya semua itu
merupakan perbuatan dosa dan tipu daya yang dibuat
indah oleh setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan dosa
tersebut, mudah-mudahan kalian akan meraih
keberuntungan dengan memperoleh surga.

3. QS. Al-Ambiya ayat 30

َ‫ض كااناتاا ارتْقًافافاتا ْق ٰنه اماَ او اجعا ْلناا ِمناَ ا ْل ام ۤا ِء‬


َ‫ت او ْاَلا ْر ا‬ َّ ‫اا اولا َْم يا اَر الَّ ِذ ْيناَ اكفار ْٓوا اانََّ ال‬
َِ ‫س ٰم ٰو‬
َ‫ك ََّل ش ْايءَ احيَ اافا ا‬
َ‫ل ي ْؤ ِمن ْونا‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras,


berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan
anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan.
Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.”
Adapun Tafsiran dari Ayat Tersebut Yaitu:
Melalui ayat ini, Allah memerintahkan kaum mukmin untuk
menjauhi perbuatan setan. Wahai orang-orang yang beriman
kepada Allah, kitab-Nya, dan Rasul-Nya! Sesungguhnya
minuman keras, apa pun jenisnya, sedikit atau banyak,
memabukkan atau tidak memabukkan; berjudi, bagaimana
pun bentuknya; berkurban untuk berhala, termasuk sesajen,
sedekah laut, dan berbagai persembahan lainnya kepada
makhluk halus; dan mengundi nasib dengan anak panah atau
dengan cara apa saja sesuai dengan budaya setempat, adalah
perbuatan keji karena bertentangan dengan akal sehat dan
nurani serta berdampak buruk bagi kehidupan pribadi dan
sosial; dan termasuk perbuatan setan yang diharamkan
Allah. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu dalam
kehidupan pribadi dan kehidupan sosial dengan peraturan
yang tegas dan hukuman yang berat agar kamu beruntung
dan sejahtera lahir batin dalam kehidupan dunia dan
terhindar dari azab Allah di akhirat.

4. QS. An-Nur ayat 15-16


A. QS. An-Nur ayat 15

َ‫سناتِك َْم اوتاق ْول ْوناَ ِبا ا ْف اوا ِهك َْم َّما لا ْي ا‬
‫س لاك َْم ِبهَ ِع ْلمَ َّوتا ْح ا‬
‫سب ْوناهَ اه ِي ًنَا‬ ِ ‫اِ َْذ تالاقَّ ْوناهَ ِبا ا ْل‬
َ‫اظ ْيم‬ َِٰ ‫َۚ َّوه اَو ِع ْن اَد‬
َِ ‫ّللا ع‬
Artinya: “(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari
mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang
tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya
remeh, padahal dalam pandangan Allah itu soal besar.”
Adapun Tafsiran dari Ayat Tersebut Yaitu:
Ketika kalian menangkap berita bohong tersebut dan
menyebarluaskannya dari mulut ke mulut padahal itu
merupakan perkataan yang batil, dan kalian tidak memiliki
pengetahuan apa pun tentang (keakuratan) nya. Dan dua
perkara itu terlarang, yaitu mengucapkan kebatilan dan
berbicara tanpa dasar pengertahuan (yang benar). Dan kalian
mengasumsikannya sebagai perkara yang sederhana,
padahal di sisi Allah merupakan perkara besar. Di sini,
terkandung larangan tegas dari menyepelekan masalah
penyebarluasan kebatilan.

B. QS. An-Nur ayat 16

‫ن نَّتا اكلَّ اَم ِب ٰهذاَا‬ ‫اولا ْو ا َٓل اِ َْذ ا‬


َْ ‫س ِم ْعتم ْوهَ ق ْلت َْم َّما ياك ْونَ لاناَا ٓ اا‬
‫س ْب ٰحناكاَ ٰهذاا ب ْهتاانَ ع ِاظ ْي َم‬
Artinya: “Dan mengapa kamu tidak berkata ketika
mendengarnya, “Tidak pantas bagi kita
membicarakan ini. Mahasuci Engkau, ini
adalah kebohongan yang besar.”

Adapun Tafsiran dari Ayat Tersebut Yaitu:

Dan mengapa kalian tidak mengatakan,


ketika mendengar berita bohong itu,
“Tidak boleh bagi kami untuk mengatakan
kebohongan ini, sebagai penyucian
bagiMu (wahai Tuhanku) dari tuduhan
tersebut pada istri RasulMu, Muhammad.”
Ini adalah satu bentuk kedustaan besar
ditinjau dari sisi tanggungan kesalahan dan
dosa yang pantas diterima.

5. QS. At-Tariq ayat 1-3


A. QS At-Tariq ayat 1

َ‫ق‬ َّ ‫س اما َِٓء اوٱل‬


ِ ‫ط ِار‬ َّ ‫يم اوٱل‬
َِ ‫ٱلر ِح‬
َّ ‫ن‬َِ ‫ٱلرحْ ٰ ام‬
َّ ‫ٱّلل‬
ََِّ ‫س َِم‬
ْ

Artinya; “Demi langit dan yang datang pada malam


hari,”
Adapun Tafsiran dari Ayat Tersebut Yaitu:

(Demi langit dan yang datang pada


malam hari) lafal Ath-Thaariq pada
asalnya berarti segala sesuatu yang
datang pada malam hari, antara lain ialah
bintang-bintang, karena bintang-bintang
baru muncul bila malam tiba.
B. QS. At-Tariq ayat 2

َّ ‫او امَا ٓ ااد ْٰرىكاَ اما ال‬


َ‫ط ِارق‬
Artinya: “Dan tahukah kamu apakah yang datang
pada malam hari itu?”
Adapun Tafsiran dari Ayat Tersebut Yaitu:
(Tahukah kamu) artinya apakah kamu mengetahui (apakah yang
datang pada malam hari itu?) lafal Maa adalah Mubtada
sedangkan lafal Ath-Thaariq adalah Khabarnya, kedua lafal
tersebut berkedudukan menjadi Maf'ul kedua dari lafal Adraa.
Lafal Maa yang kedua juga menjadi Khabar dari lafal Maa yang
pertama, di dalamnya terkandung makna yang menjelaskan
kedudukan Ath-Thaariq yang agung itu; selanjutnya pengertian
Ath-Thaariq dijelaskan oleh firman berikutnya.
C. QS. At-Tariq ayat 3

َ‫ٱلنَّجْمَ ٱلثَّا ِقب‬


Artinya: “(yaitu) bintang yang cahayanya menembus,”

Adapun Tafsiran dari Ayat Tersebut Yaitu:


Allah bersumpah dengan langit dan bintang
yang datang di malam hari, Tahukah kamu
besarnya bintang itu? Ia adalah bintang yang
bersinar terang, Tidak ada satu jiwapun
kecuali ditugaskan untuknya seorang
malaikat pengawas yang menjaga amal
amalnya, agar amal amalnya itu dihisab pada
hari kiamat.

6. QS. An-Naba ayat 6-7


A. QS An-Naba ayat 6

َ‫االا َْم ناجْ عا َِل ْاَلا ْر ا‬


َ‫ض ِم ٰهدًا‬
Artinya: “Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai
hamparan,”
Adapun Tafsiran dari Ayat Tersebut Yaitu:
Allah menjawab kesangsian mereka tentang hari
kiamat dengan memperlihatkan sembilan tanda
kebesaran-Nya. Bukankah Kami telah
menjadikan bumi dengan segala isinya sebagai
hamparan yang memungkinkan manusia hidup
di atasnya dan memanfaatkan fasilitas yang ada?
Pertama, bukankah Allah telah menjadikan bumi
sebagai hamparan yang mudah didiami oleh
manusia dan hewan ternak yang berguna bagi
manusia. Sebetulnya bumi ini bundar seperti
bola, tetapi karena begitu besarnya, maka
permukaannya tampak datar seperti hamparan.
B. QS. An-Naba ayat 7

‫َّو ۡال ِجباا اَل اا ۡوتاادًا‬


Artinya: “dan gunung-gunung sebagai pasak?”
Adapun Tafsiran dari Ayat Tersebut Yaitu:
Dan bukankah Kami telah pancangkan
gunung-gunung sebagai pasak supaya
bumi tidak bergoncang sehingga manusia
dapat hidup tenang di atasnya?
Kedua, Allah jadikan gunung-gunung
sebagai pasak untuk mengokohkan bumi,
sehingga tidak bergoyang karena
guncangan-guncangan yang ada di
bawahnya.

7. QS. An-Najm ayat 45-46


A. QS. An-Najm ayat 45

‫ن الذَّك اَار او ْاَل ْن ٰثى‬ َّ َ‫اواانَّهَ اخلاقا‬


َِ ‫الز ْو اج ْي‬
Artinya: “dan sesungguhnya Dialah yang men-ciptakan
pasangan laki-laki dan perempuan,”
Adapun Tafsiran dari Ayat Tersebut Yaitu:
Dan disebutkan pula dalam suhuf Nabi Ibrahim
dan Musa bahwa sesungguhnya Dialah yang
menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan,
jantan dan betina, Allah yang menciptakan laki-
laki dan perempuan dari "air mani yang
dipancarkan ke dalam rahim." Kemudian
dihembuskannya ruh, sehingga dia hidup dan
bergerak. Ayat 45 kembali menjelaskan
mengenai keberpasangan ciptaan. Uraiannya
dapat dilihat pada beberapa ayat terdahulu,
seperti: Yasin/36: 36; ar-Ra'd/13: 3; asy-
Syu'ara'/26: 7; dan adhdzariyat/51: 49. Ayat 46
menjelaskan penciptaan manusia yang datangnya
dari pasangan laki-laki dan perempuan, sebagai
tercantum dalam beberapa ayat sebelumnya. Air
mani sebagai salah satu komponen pembentuk
kehidupan diuraikan secara sepintas saja.
Penjelasannya dapat ditemui pada beberapa
uraian dalam ayat-ayat, seperti, alhajj/22: 5; al-
Mu'minun/23: 13-14; dan Fathir/35: 11. Dalam
ayatayat tersebut telah diuraikan secara sangat
rinci bertahap-tahap dalam proses
pengembangan embrio manusia. Bahkan
mengenai air mani sendiri, dijelaskan, antara
lain, pada ayat-ayat as-Sajdah/32: 7-9.
Penjelasan selanjutnya, yang sangat ilmiah,
ditemukan pada penjelasan dari Surah ath-
thariq/86: 6-7 dan al-Insan/76: 2.
B. QS. An-Najm ayat 46

َ‫ن ن ْطفاةَ ِإذاا ت ْمنا ٰى‬


َْ ‫ِم‬
Artinya: “dari air mani, apabila dipancarkan.”
Adapun Tafsir dari Ayat Tersebut Yaitu:
Dari nuthfah) yakni air mani (apabila dipancarkan)
bila ditumpahkan ke dalam rahim.”
8. QS. An-Nisa ayat 43

‫ص ٰلو َةا اواا ْنت َْم سك ٰاارى احتٰى‬ َّ ‫ٰيٓاايُّ اها الَّ ِذ ْيناَ ٰا امن ْوا اََل تا ْق اربوا ال‬
َْ ‫تا ْعلام ْوا اما تاق ْول ْوناَ او اََل جنبًا ا َََِّل عاابِ ِر‬
‫ي‬
‫ضى اا َْو‬ ٓ ٰ ‫ِن ك ْنت َْم َّم ْر‬
َْ ‫سبِ ْيلَ احتٰى تا ْغتاسِل ْواَ اَوا‬ ‫ا‬
‫ط اا َْو‬ ‫ع ٰالى ا‬
َِ ‫سفارَ اا َْو اج ۤا اَء اا احدَ ِم ْنك َْم ِمناَ ا ْلغا ۤا ِٕى‬
‫ص ِع ْيدًا‬‫س ۤا اَء فالا َْم تا ِجد ْوا ام ۤا ًَء فاتايا َّمم ْوا ا‬
‫ستمَ النِ ا‬ْ ‫ٰل ام‬
َ‫ن ٰا‬
‫ّللا‬ ََّ ِ‫سح ْوا بِوج ْو ِهك َْم اواا ْي ِد ْيك َْمَ ا‬ ‫طيِبًا فاا ْم ا‬
‫ا‬
‫كااناَ عاف ًّوا ا‬
َ‫غف َْو ًرا‬
Artinya: “Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu
mendekati salat ketika kamu dalam keadaan mabuk,
sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan
jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu)
dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati jalan
saja, sebelum kamu mandi (mandi junub). Adapun
jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau
sehabis buang air atau kamu telah menyentuh
perempuan, sedangkan kamu tidak mendapat air,
maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik
(suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan
(debu) itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha
Pengampun.”
Adapun Tafsiran dari Ayat Tersebut Yaitu:
Pada beberapa ayat yang lalu, Al-Qur'an
menggambarkan perilaku orang-orang yang
sombong dan membanggakan diri serta betapa
dahsyat siksa yang akan dijumpai mereka pada hari
berbangkit, sampaisampai mereka menginginkan
agar disamaratakan saja dengan tanah, sehingga
tidak mengalami perhitungan amal sama sekali.
Namun hal itu tidak akan terjadi, karena tidak ada
seorang pun yang dapat sembunyi dari pengawasan
Allah.
Oleh sebab itu, ayat ini dan ayat berikutnya
menjelaskan bagaimana seharusnya manusia hidup
di dunia agar selamat dari siksaan di hari berbangkit
tersebut. Caranya ialah dengan melaksanakan salat
dan bagaimana salat itu ditunaikan agar bisa
menyelamatkan diri dari siksa di hari berbangkit
tersebut. Wahai orang yang beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya, janganlah kamu mendekati tempat
salat atau melaksanakan salat ketika kamu dalam
keadaan mabuk, yakni hilang ingatan karena
minuman keras. Dirikanlah salat jika kamu sudah
sadar apa yang kamu ucapkan, dan juga jangan pula
kamu hampiri masjid ketika kamu dalam keadaan
junub yang mengharuskan kamu mandi wajib,
kecuali hanya sekadar melewati jalan saja, boleh
kamu lakukan sebelum kamu mandi junub.
Adapun jika kamu sakit yang dikhawatirkan bila
menyentuh air penyakit itu akan bertambah parah
atau susah disembuhkan, atau kamu sedang dalam
perjalanan yang jaraknya jauh, sekitar 80 km atau
lebih, atau sehabis buang air, apakah itu buang air
kecil atau buang air besar, atau kamu telah
menyentuh perempuan, apakah itu hanya sekadar
bersentuh kulit atau berhubungan suami istri,
sedangkan kamu pada waktu itu tidak mendapat air,
maka bertayamumlah kamu, sebagai pengganti
wudu, dengan debu, atau tanah dan sejenisnya, yang
baik, yakni suci, dengan cara usaplah wajahmu satu
kali dan usap pula tanganmu, dengan
mempergunakan debu atau tanah itu. Sungguh,
Allah itu Maha Pemaaf, Maha Pengampun bagi
hamba-hamba-Nya yang mau bertobat.
9. QS. Al-Angkabut ayat 48

ُّ ‫ن ِك ٰتبَ َّو اََل تاخ‬


َ‫طه‬ َْ ‫ن قا ْب ِلهَ ِم‬
َْ ‫او اما ك ْنتاَ تاتْل ْوا ِم‬
َ‫اب ا ْلم ْب ِطل ْونا‬ َ‫ِبيا ِم ْينِكاَ اِذًا ََّل ْرتا ا‬
Artinya: “Dan engkau (Muhammad) tidak pernah membaca
sesuatu kitab sebelum (Al-Qur'an) dan engkau tidak
(pernah) menulis suatu kitab dengan tangan
kananmu; sekiranya (engkau pernah membaca dan
menulis), niscaya ragu orang-orang yang
mengingkarinya.”
Adapun Tafsiran dari Ayat Tersebut Yaitu:
Dan seharusnya mereka meyakini kebenaran Al-
Qur’an sebagai kitab suci yang Allah turunkan
kepada engkau, wahai Nabi Muhammad, sebab
mereka tahu benar bahwa engkau tidak pernah
membaca sesuatu kitab pun sebelum Al-Qur’an dan
engkau juga tidak pernah menulis suatu kitab pun
dengan tangan kananmu karena engkau adalah
seorang ummi, tidak pandai membaca maupun
menulis. Sekiranya engkau pernah membaca dan
menulis, niscaya ragu orang-orang yang
mengingkarinya, yakni Al-Qur’an. Mereka akan
menemukan alasan bagi keraguan mereka kepada
Al-Qur’an andaikata engkau pernah membaca
dan/atau menulis.

10. QS. Al-Hasyr ayat 7

َ‫لرس ْو ِل‬ َِٰ ِ ‫ن اا ْه َِل ا ْلق ٰرى ا‬


َّ ‫ِلَف او ِل‬ َْ ‫ّللا ع ٰالى ارس ْو ِلهَ ِم‬ َٰ ‫امَا ٓ اافا ۤا اَء‬
‫اي اََل‬
َْ ‫س ِب ْي َِل ك‬ َّ ‫ن ال‬ َِ ‫ن اوا ْب‬ َِ ‫او ِلذِى ا ْلق ْر ٰبى اوا ْليا ٰت ٰمى اوا ْل ام ٰس ِك ْي‬
َ‫الرس ْولَ فاخذ ْوه‬ َّ َ‫اَل ْغنِيا ۤا َِء ِم ْنك َْم او امَا ٓ ٰا ٰتىكم‬ ‫ياكَ ْوناَ د ْولا َةًَ با ْيناَ ْ ا‬
َِ ‫ش ِد ْيدَ ا ْل ِعقاا‬
‫ب‬ ‫ّللا ا‬َ‫ن ٰا‬ َ‫ع ْنهَ فاا ْنتاه ْوَۚا اواتَّقوا ٰا‬
ََّ ِ‫ّللاَا‬ ‫او اما نا ٰهىك َْم ا‬
Artinya: “Harta rampasan (fai') dari mereka yang diberikan
Allah kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari
penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah,
Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-
orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam
perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar di
antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa
yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah.
Dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.

Anda mungkin juga menyukai