Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MIKROPALEONTOLOGI

EVOLUSI DAN BIOZONASI GENUS GLOBOROTALIA

DIBUAT OLEH :

DIAN EKA SAPITRI

410014001

FAJAR ANANG PRASETYA

410014003

CANDRA GUMILANG

410014004

JOFRI ANUGERAH

410014008

TAUFIK FIRDAUS R.

410014012

ARIF NAFIAH

410014013

HENRICUS KIRANA A. P.

410014014

SUHANTORO

410014015

RIZKI NUZUAR PUTRA

410014016

ODHI FEBRIARTO

410014017

MUHAMAD ROEHAN

410012199

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2016

EVOLUSI GENUS GLOBOROTALIA


Dibandingkan dengan skema zona nanofosil menunjukkan dua bentuk yang memiliki
perbedaan waktu nyata dan tidak menjadi variabel yang tinggi di dalam pengertian waktu dari satu
area ke area lainnya seperti diungkapkan Blow (1969). Demikian kita menyebutnya, seperti yang
Stainforth et al. (1975) dan juga melanjutkan untuk mematenkan penggunaan dua penamaan zona
setelah mereka.
G. fohsi peripheroronda, subspesies yang paling awal, memilki distribusi penyebaran
latitudinal yang nyata daripada subspesies berikutnya. Hal ini menunjukkan tidak hanya di sabuk
tropis-subtropis saat ini, namun juga memanjang di belahan bumi utara sejauh sampai area
Mediterania, di mana bentuk yang ada selanjutnya tidak bertahan lama. Dari hal ini dapat diambil
kesimpulan bahwa bentuk yang ada kemudian dan disusun oleh keel, terbatas hanya di perairan tropissubtropis dan temperatur air dari, sebagai contoh, Laut Mediterania Miosen Tengah, menjadi terlalu
rendah untuk kelanjutan hidup mereka. Sementara peripheroronda yang tidak ber-keel mampu
bertahan lebih lama di bawah kondisi air yang dingin selama pada akhirnya saat air menghangat
bagian yabg halus dan ber-keel mulai berkembang menjadi tetap terbuktikan. Sebuah studi ulang
mengenai zona jenis material lokal dari Trinidad, dibuat oleh kami membuktikan bahwa kemunculan
pertama dari garis keturunan G. fohsi tampak tidak lebih awal daripada Zona Globigerinatella insueta
dan tidak, seperti yang telah diperkirakan sebelumnya lebih awal daripada Zona Globorotalia kugleri
(Bolli, 1957) atau daripada Zona N4 Globigerinoides primordius (Blow, 1969). Tampaknya spesimen
transisional yang kemungkinan bisa bercabang dari G. mayeri muncul di bawah Zona Catapsydrax
stainforthi.
Kecenderungan gulungan
Pola gulungan tingkat dunia dari subspesies G. fohsi adalah tidak jelas tapi berubah sejak
kehadiran peripheroacuta menjadi preferensi yang kuat untuk gulungan sinistral, sebuah arah yang
berlangsung sampai kepunahan dari subspesies terakhir, robusta (Bolli, 1950, 1971).

Catatan taksonomik
GLOBOROTALIA FOHSI PERIPHERORONDA Blow & Banner
Gambar 29.6, 14: 6, 9, 12

Jenis referensi: Globorotalia (Turborotalia) peripheroronda Blow & Banner, 1966, hal. 294, par. 1,
gambar 1a-c.
Ini adalah garis ketutunan subspesies fohsi yang paling awal dan paling primitif. Memiliki 5-6 kamar
di whorl terakhir, sedikit mengulur dari tampak ekuatorialnya, yang menjadi ciri semua subspesies
fohsi kecuali robusta, yang cenderung lebih melingkar di bagian luar. Karakteristik untuk subspesies
ini adalah bentuk samping yang membundar tumpul.
Pembangunann awal peripheroronda, spesimen jenis ini sangat luas terekam dengan nama
barisanensis, berdasarkan deskripsi dan bentuk holotype LeRoy. Dalam pengecekan ulang holotype,
Blow & Banner (1966) mengatakan bagian sampingnya , yang dideskripsikan oleh LeRoy submembundar dan lobulat, padahal kenyataannya penuh karinasi. Hal ini mendorong Blow & Banner
mengembangkan taksonomi baru peripheroronda untuk spesimen dengan bentuk samping membundar
tumpul.
Spesies dari subspesies perpheroronda dapat dengan mudah disalahartikan karena arah
keturunan dari peripheroacuta, dan juga G. mayeri dan G. kugleri. Dari peripheroacuta, dapat
berkembang menjadi membundar, bukan berbentuk halus di bagian samping, di kamar-kamar akhir di
whorl paling akhir. G. mayeri, yang sering ditemui berukuran besar, memiliki rasio perkembangan
kamar terakhir di whorl terakhirnyayang pelan dan kemudian memiliki bentuk ekuatorial yang lebih
melingkar, interkamera sutur di bagian spiral dari G. mayeri biasanya hampir berbentuk radial, tidak
berlekuk ke belakang seperti peripheroronda. Di tampak samping sisi spiral dan umbilikalnya tipis
seperti G. mayeri, di mana peripheroronda sisi spiral tampak sedikit lebih tipis daripada sisi umbilikal.
G. fohsi peripheroronda berkembang dari G. kugleri memiliki 5-6 kamar di whorl terakhir
dibandingkan 7-8 milik kugleri, dan pada bentuk ekuatorial cenderung sedikit lebih menjulur, kurang
melingkar,. Secara ukuran, peripheroronda sedikit lebih besar daripada kugleri.
GLOBOROTALIA FOHSI PERIPHEROACUTA Blow & Banner
Gambar 29.5, 12: 6, 9, 12
Jenis referensi: Globorotalia (Tuborotalia) peripheroacuta Blow & Banner, 1966, hal. 294, par. 1,
gambar 2a-c.
Fitur morfologi subspesies ini berkembang dari peripheroronda dengan rata-rata ukuran test-nya
menjadi sedikit lebih besar dan pada kamar-kamar akhir di whorl terakhir memiliki perifer yang halus.
Selama seluruh tingkatan menengah dalam perubahan dari membundar menjadi halus yang muncul
selama evolusi, penetapan spesimen transisional dari satu atau lainnya dari dua subspesies ini
seringkali bersifat subjektif.
GLOBOROTALIA FOHSI FOHSI Cushman & Ellisor

Gambar 29.4, 12: 6, 9, 12


Jenis referensi: Globorotalia fohsi Cushman & Ellisor, 1939, hal. 12, par. 2, gambar 6a-c
Subspesies ini berkembang dari peripheroacuta dengan rerata ukuran test yang sedikit lebih besar
dengan kemunculan periferal keel yang lembut yang seringkali tidak terlihat di kamar-kamar
pertamanya, sehingga sangat sedikit spesimen yang terawetkan.
GLOBOROTALIA FOHSI PRAEFOHSI Blow & Banner
Gambar 29.3, 11: 6, 9, 12
Jenis referensi: Globorotalia (Globorotalia) praefohsi Blow & Banner., 1966, hal. 295, par. 1, gambar
4a-c.

Studi lanjutan mengenai G. menardii dan hubungan pembentukannya di Karibia/ Teluk


Meksiko atau tropikal Atlantis telah menunjukkan bahwa kelanjutan Miosen Tengah membentuk
Holosen tidak berbanding lurus dan beberapa aspek berkembang dari alam Indo/Pasifik .
Setelah periode selama 10 juta tahun selama sedikit perubahan dalam kemunculan morfologi di
dalam kelompok G. menardii, sebuah spektakuler hasil perkembangbiakan dalam jumlah spesies yang
berbeda mulai dalam tingkatan rendah Miosen Akhir dan berlanjut ke Pliosen Tengah, di mana hampir
seluruh spesies berhidup pendek ini punah kembali.
Dari beberapa taksa termasuk di sini adalah kelompok spesies menardiform, hubungan melalui
kenampakan pertama tidak tampak nyata. Tetapi, studi lebih detail melalui sejumlah daerah Karibia

memnunjukkan bukti kuat sebuah garis keturunan yang berkembang dari keturunan menardii: G.
pseudomiocenica- G. miocenica, G. multicamerata-G. pertenuis-G. exillis dan G. merotumida-G.
plesiotumida-G. tumida tumida-G. tumida flexuosa.
Kelompok G. merotumida-plesiotumida-tumida tumida-tumida flexuosa memiliki distribusi
hampir di seluruh dunia, tetapi yang lainnya, seperti G, multicamerata, G. pertenuis, G. exillis, dan G.
miocenicaditemukan sangat banyak di daerah sekitar Atlantis. Beberapa dari spesies ini secara
morfologi sangat jelas, memiliki rentang yang pendek antara Pliosen dan kelanjutannya, di mana
menunjukkan indeks spesies yang memesona.
Stainforth et al. (1975), termasuk di dalamnya spesies menardiform Neogen Akhir
Globorotalia mereka yang disebut sebagai pemilik hubungan dekat atau memiliki kesamaan fitur
morfologi dengan pusat spesies Globorotalia menardii. Mereka menaruh 30 taksa dalam kelompok di
mana 15 air hangat mereka deskripsi secara individual, dan 15 lainnya bukan tipikal spesies air hangat
dan kemudian tak dibutuhkan.
Tujuh belas taksa menardiform yang ada berikut ini dipertimbangkan signifikan dan
dimasukkan ke dalam diskusi.
Globorotalia archeomenardii
praemenardii
menardii A
menardii B
menardii cultrata
fimbriata
pseudomiocenica
miocenica
multicamerata
pertenuis
exilis
merotumida
plesiotumida
tumida
tumida flexuosa
ungulata
Hubungan antara kelompok taksa di atas dengan hasil evolusioner garis keturunan
diindikasikan oleh perubahan morfologi secara gradual di antara spesies pertama. Stainforth et al
(1975) memasukkan spesies tambahan ke dalam kelompok menardiform Globorotalia seperti G.
scitula, G. lenguaensis, G. margaritae, dan G. hirsuta. Kami belum mampu mengobservasi bentuk

intermediet yang menyebutkan bahwa spesies-spesies ini bercabang dari sebuah keturunan
menardiform dan kami pikir hal ini lebih mungkin bahwa mereka memiliki asal mula yang berbeda.
Untuk pemahaman yang lebih baik antara hubungan dan tren evolusioner di dalam banyak
spesies menardiform riset lebih banyak diperlukan untuk mengarahkan menuju kompleks dalam
Miosen Tengah dan Akhir yang dibagi menjadi G. menardii A dan B (Bolli, 1970). Kemudian,
percabangan dari bentuk garis keturunan G. pseudomiocenica-G. miocenica-G. multicamerata-G.
pertenuis-G. exilis dan Miosen Akhir ke Holosen G. merotumida-G. plesiotumida-G. tumida tumidaG. tumida flexuosa ini membutuhkan investigasi lebih lanjut. Dan juga, sebuah perbandingan
morfologi/biometri dekat dari Miosen Tengah ke Akhir G. menardii A dengan Pleistosen ke Holosen
G. menardii menardii dan G. menardii cultrata dibutuhkan untuk pemahaman yang komplet dari
evolusi bentuk Miosen ke sekarang ini.
Stainforth et al (1975) memandang Globorotalia scitula sebagai akar keturunan dari beberapa
garis menardiform paling awal (G. archaeomenardii-G. praemenardii) telah berkembang, dan garis
kedua pada Miosen Akhir (G. juanai-G. margaritae-G. praehirsuta-G. hirsuta) tersusun. Berdasarkan
hal itu spesies menardii awal bercabang dari G. scitula dari pengembangan sedikit halus dan karinasi
pada perifernya. Dari bukti belahan Karibia, G. scitula scitula (tanpa periferal keel dan hanya memiliki
4 kamar pada whorl terakhir) tampak hanya pada subzona Globorotalia fohsi peripheroronda,
sementra G. archeomenardii, dengan periferal keel dan 5 kamar pada whorl terakhir , diketahui sebagai
awal Zona Praeorbulina glomerosa. Dari bukti lainnya percabangan dalam Miosen Tengah kompleks
menardii dari G. scitula tidak sama. Blow (1969) dan Stainforth et al (1975) memperkenalkan G.
praescitula, sebuah kelanjutan G. scitula, mulai kemunculan pertamanya di Zona Catapsydrax
stainforthi.
Kami juga tidak dapat mempertimbangkan bahwa ada beberapa bukti dari kehadiran bentuk
transisional atau intermediet dalam Miosen Akhir bahwa G.loborotalia scitula telah dikembangkan ke
dalam bioseri G. juanai-G. G. praehirsuta-G. hirsuta sebagai postulat Stainforth et al (1975). G.
scitula, kenyataannya, hampir tidak mengalami perubahan morfologi dalam jangka panjang dari
Miosen Tengah sampai sekarang.
Kesamaannya, interpretasi dari Banner & Blow (1965a) dan Blow (1969) tentang kelanjutan
evolusioner Globorotalia lenguaensis-G. paralenguaensis-G. merotumida- G. plesiotumida-G. tumida
tidak diangkat di sini. Dari investigasi kami, G. tumida tersusun melalui G. merotumida-G.
plesiotumida secara langsung dari keturunan G. menardii. Hal ini dikonfirmasi oleh studi bioseri pada
G. menardii dan G. tumida oleh Schmid
(1934), yang menunjukkan sebuah transisi berkelanjutan di antara kedua spesies.
Signifikan stratigrafi taksa menardiform

Karena karakteristik morfolofi mereka dan jangka yang terbatas, beberapa spesies menardiform
berguna sebagai indeks dan beberapa dari mereka digunakan sebagai penanda zonasi. Aplikasi mereka
dalam biostratigrafi bernilai dalam Pliosen. Evolusi yang lambat dan gradual dan pembuluh darah yang
umumnya jarang-jarang dari G. archeomenardii ke G. praemenardii dan G. menardii s.1 (menardii A
dan B) telah mencegah mereka sebagai penanda Miosen Tengah dan Akhir. Meskipun ada Zona
Globorotalia menardii pada Miosen Tengah, hal itu hanya diartikan sebagai zona interval dan bukan
sebagai zona penanda.
Spesies menardiform menjadi berguna hanya jika ada pengembangan secara cepat selama
Pliosen dengan beberapa berhidup pendek seperti G. multicamerata, G. miocenica, G. exilis dan G.
pertenuis. Pembuluh darah menjadi berkembang, tetapi hanya di daerah Atlantis, di mana G.
miocenica dan G. exilis digunakan sebagai penanda zona. Sekali lagi, di daerah Atlantis mereka
mencul di daerah cekungan terbuka. Dalam daerah Karibia/Teluk Meksiko, sebagai contoh, mereka
berkembang baik di situs DSDP dan di Jamaika. Dalam area yang marjinal yang termasuk ke dalam
pulau Cubagua dan Tanjung Araya di Venezuela dan Republik Domimika, bentuk-bentuk ini tidak
berkembang atau absen bersamaan. Hal sama terjadi di daerah Indo-Pasifik, di mana taksa ini tidak
berkembang dan kemudian sulit berkembang untuk digunakan dalam stratigrafi.
Garis G. merotumida-plesiotumida-tumida, terbentuk di Miosen Akhir, telah digunakan oleh
Banner & Blow (1965b) dan Blow (1969) untuk mencirikan zona N16 dan N18. Perubahan morfologi
sulit dicirikan dan dikenali, khususnya di bagian awal garis keturunan, di mana taksa digunakan dalam
skema zonasi. Penempatan batas zona kemudian menjadi subjektif. Kemudian, garis keturunan
berkembang secara terus-menerus hanya di daerah Indo/Pasifik, di mana juga banyak penyebaran di
daerah Atlantis, dari Subzona Pliosen Awal Globorotalia margaritae sampai dekat ke Pliosen atas.
Signifikan stratigrafi lainnya adalah G. tumida flexuosa, yang secara nyata berkembang di
bawah kondisi baik dari keturunan G. tumida. Beberapa bentuk sudah ada dan berkembang di Pliosen
Awal Indo/Pasifik, tempat di mana jenis aslinya dideskripsi. Di daerah berlintang rendah, tipe flexuosa
diketahui dari Pleistosen Akhir, di mana mereka hilang lagi 80.000 tahun sebelumya. Dalam tempat
sempit, atau dalam area luas, G. tumida flexuosa digunakan sebagai indeks yang berguna.
Dua karakteristik spesies dari kelompok menardiform adalah G. fimbriata dan G. ungulata.
Keduanya diketahui hanya berasal dari Holosen, dan Pleistosen Akhir.
Kecenderungan gulungan
Jejak gulungan spesies menardiform, khususnya Globorotalia menardii s.I., sudah
didokumentasikan dalam beberapa golongan, utamanya di region Karibia (antara lain Bolli, 1950,
1970; Bermudez & Bolli, 1969; Robinson, 1969; Lamb & Beard, 1972; Bolli & Premoli Silva, 1973),
tetapi juga di Indo-Pasifik (Bandy, 1963; Bolli, 1964, 1966b). Dari data-data garis keturunan G.
archeomenardii-praemenardii-menardii s.I. ini, ditarik kesimpulan berasal dari Zona Catapsydrax

stainforthi sampai Zona Globorotalia fohsi robusta, di mana perubahan gulungan sinsitral mengambil
tempat di daerah Karibia dekat bagian atas Zona Globorotalia menardii dan di Indo-Pasifik,
berdasarkan bagian Bodjonegoro-I, ke Zona Globorotalia humerosa, di mana perubahan mendadak ke
gulungan dekstral mengambil tempat yang berlanjut sampai Pliosen Akhir. Di Karibia, berdasarkan
potongan Cubagua-I (Bermudez & Bolli, 1969), arah kecenderungan dari gulungan G. menardii s.I.
berfluktuasi beberapa kali di antara dekstral dan sinistral melalui Zona Globorotalia acostaensis dan
Globorotalia humerosa. Dan pada Bodjonegoro-I menjadi dektral yang selama hampir Pliosen Awal
dan Tengah berubah menjadi sinistral di bagian atas dari Pliosen Akhir. Jejak yang sering berubahubah ini juga disebut oleh Robinson (1969) dari Jamaika dan sekarang telah ditemukan di Republik
Dominika. Hal ini rupanya tipe areaKaribia dari region Atlantis. G. menardii s.I. sekarang tergulung
sinistral di seluruh dunia.
G. multicamerata-pertenuis-exilis-pseudomiocenica dan miocenica, semuanya terbatas di
Pliosen Awal dan Tengah atau sebagian darinya, tergulung dekstral selama region Atlantis. Taksa ini
bukan tipikal yang berkembang di Indo-Pasifik. Sebaliknya, garis keturunan G. tumida cenderung
bergulung sinistral di seluruh dunia, sejak kemunculan pertamanya di Miosen Akhir sampai sekarang.
Jarangnya pengecualian dari kecenderungan yang konstan ini, tetapi, terjadi. Disebutkan satu
untuk G. exilisdi Jamaika, di mana sebelumnya spesies dengan gulung sinistral ini telah punah
(Robinson, 1969). Pengecualian kecenderungan gulungan sinistral G. tumida ini ditemukan di sumur
Jawa Bodjonegoro-I, di mana spesies dengan ringkas berubah menjadi dekstral di area batas zona
Globorotalia humerosa dan Globorotalia margaritae.
Secara keseluruhan, taksa ini ditempatkan di spesies menardiform Globorotalia, dengan
pengecualian untuk kelompok G. tumida, yang mengikuti kecenderungan gulungan secara umum: acak
dari Miosen Awal Catapsydrax stainforthi ke Zona Globorotalia fohsi robusta, berubah ke gulungan
sinistral dari zona yang dekat dengan Zona Globorotalia menardii di alam Atlantik ke
Zona Globorotalia humerosa di Indo-Pasifik. Pengulangan flukuasi di antara sinistral dan dekstral di
Atlantik (Karibia) selama Zona Miosen Akhir Globorotalia acostaensis dan humerosa. Kecenderungan
gulungan dekstral di seluruh dunia selama Subzona Pliosen Awal Globorotalia margaritae margaritae
ke dekat bagian atas Zona Pliosen Akhir Globorotalia tosaensis tosaensis. Di sana, perubahan
mendadak menjadi gulungan sinistral berlanjut hingga sekarang. Pengecualian untuk kelompok G.
tumida, dengan sedikit dan pengecualian yang singkat (lihat atas), gulungan sinistral selama jangka
waktunya.
Globorotalia menardii dan subspesiesnya
Telah disetujui secara umum bahwa spesimen Globortalia menardii yang aslinya dideskripsi
dari pantai Rimini (pesisir Adriatik) bukan bentuk yang sekarang tetapi dari sebuah pengolahan ulang

dekat singkapan pesisir Miosen. Stainforth, Lamb, & Jeffors (1978) meminta Komisi Nomenklatur
Zoologi untuk menekan lektotipe Globorotalia menardii(Parker, Jones, & Brady, 1865) dipilih oleh
Banner & Blow (1960a) dari material Brady sekarang dari lepas pantai Isle of Man. Mereka
mengusulkan penempatan ulang lektotipe yang ada sekarang ini dari Atlantik dengan neotipe dari
Miosen Akhir potongan Senigallia, selatan Rimini. Keduanya untuk alasan stratigrafik dan geografik,
permintaan diberikan.Tetapi, Komisi Zoologi belum mengambil keputusan, kami di sini melanjutkan
untuk membagi kompleks menardii ke dalam Miosen sampai Pliosen Awal Globorotalia menardii A
dan B dan Pliosen sampai Holosen G. menardii menardii dan G. menardii cultrata; kelompok ini
didiskusikan di catatan taksonomi selanjutnya.
Seabaiknya permintaan dari Stainforth et al, disetujui secepatnya oleh Komisi Nomenklatur
Zoologi, akan segera dibutuhkan untuk menentukan Miosen G menardii A menjadi sinonim dari
usulan baru neotipe G. menardii. Kemudian, bila bentuk menardii yang lebih muda telah
dipertimbangkan cukup berbeda, nama baru bisa ditemukan untuk mereka; lektotipe Banner & Blow
sekarang ini bisa mestinya ada di sini.
Catatan taksonomi
GLOBOROTALIA ARCHEOMENARDII Bolli
Gambar 32.6; 9, 12
Jenis referensi: Globorotalia archeomenardii Bolli, 1957c, hal. 119, par. 28, gambar 11a-c.
Spesies kecil dengan diameter hanya sekitar 0,3 mm ini memiliki dinding kamar tipis dengan keel
halus. Lebih lanjut, dibandingkan G. praemenardii yang lebih besar, sisi spiralnya lebih konveks dan
perifer ekuatorial tidak lobate
GLOBOROTALIA PRAEMENARDII Cushman & Stainforth
Gambar 32.7; 6, 9, 12
Jenis referensi: Globorotalia praemenardii Cushman & Stainforth, 1945, hal. 70, par. 13, gambar 14ac.
Spesimen representatif spesies ini berukuran sekitar 0,5 mm lebih besar daripada G.
archeomenardii dan memilik bentuk perifer ekuatorial yang lebih lobate. Di Trinidad, tempat di mana
G. praemenardii dideskripsi, taksonnya biasanya jarang ditemukan, dan di zona Globorotalia foshi
biasanya diikuti kehadiran asalnya, G. praemenardii, sering absen. Dasar hubungan antara bentuk
transisi dua taksa sulit dibuktikan.
GLOBOROTALIA MENARDII A
Gambar 34.1; 6, 10, 12
Jenis referensi: Globorotalia menardii A Bollie, 1970, hal. 582, par. 5, gambar 1-4.

Miosen Tengah Globorotalia menardii (di sini disebut Globorotalia menardii A, dikenalkan
Bolli (1970)) berkembang dari G. praemenardiidengan perkembangan periferal keel yang jelas, dan
memiliki limbate intercameral sutures di sisi spiral., di mana G. praemenardiitidak ber-limbate.,
dan memiliki perbandingan 6 berbanding 5 kamar pada whorl terakhirnya. Kemudian, individu kamar
G. praemenardii A sedikit menebal di sisi spiral dan test di tampak ekuatorial sedikit tidak lobate,
dibandingkan G. praemenardii. Miosen Tengah G. menardii menunjukkan kecenderungan variasi
seperti yang dituknjukkan, sebagai contoh, oleh Bolli (1957).
GLOBOROTALIA MENARDII B
Gambar 34.2-4; 6, 10, 11
Jenis referensi: Globorotalia menardii BBolli, 1970, hal. 582, par. 5, gambar 5-7
Globorotalia menardii B dikenalkan oleh Bolli (1970) sebagai bentuk intermediet antara G. menardii
A dan G. multicamerata. Kemunculan pertama G. menardii B di Zona Globorotalia margaritae.
Berkembang dari G. menardii A dengan pengingkatan jumlah kamar di whorl terakhir, 7-7 ,
berbanding 5-6. Sebagai hasilnya, spesimen umumnya sedikit lebih besar dalam diameternya serta
periferal keel yang lebih tebal dan intercameral sutures.

BIOZONASI GENUS GLOBOROTALIA

Genus
Globorotalia
Cushman,
1927
Globorotalia

cerroazulensis (Cole, 1928) subspp.


Piring 3, angka 5; Piring 4, angka 3-6; Piring 7, angka 7
Pengobatan Globorotalia cerroazulensis oleh Toumarkine dan Bolli (1970) diterima. Evolusi adalah
dilihat dari subspesies G. c. pomeroli Toumarkine dan Bolli (1970), dengan pinggiran bulat, melalui
subspesies mencalonkan, dengan bahu, untuk G. c. cocoaensis Cushman (1928), dengan pinggiran
akut. Dalam penelitian ini bentuk-bentuk disajikan bersama-sama untuk membedakan Eosen dari

kumpulan Oligosen. Bentuk yang paling canggih dari garis keturunan, lenticular dan subspesies ringan
keeled G. c. cunialensis Toumarkine dan Bolli (1970), tercatat hanya di bagian atas Eosen di bagian
mana kontak Eosen-Oligosen tampaknya normal dan tidak hadir di mana hiatus atau bagian kental
dicurigai. bukti tersebut selaras dengan penerimaan formulir ini di tempat lain sebagai indeks usia
Eosen terbaru.
Globorotalia increbescens (Bandy, 1949)
Piring 3, angka 4
Sebuah spesies kuadrat ditandai dengan aperture yang menganga ditetapkan pada sudut kanan ke kurva
dari puncak menara, Globorotalia increbescens dicatat agak jarang di Upper Eosen dan Oligosen yang
lebih rendah ke level kepunahan sama dengan keturunannya, Globigerina ampliapertura, yang
dibedakan oleh miring ditempatkan aperture dan uji umumnya lebih bulat.

Globorotalia opima opima Bolli, 1957 Piring 4, angka 2


Dua subspesies Globorotalia opima serupa dalam parameter melingkar mereka, perbedaan utama
menjadi ukuran. Namun demikian, perbedaan umumnya mudah sebagai spesimen transisi jarang.
spesimen besar Globorotalia siakensis mungkin menyerupai G. o. opima tetapi umumnya
menunjukkan tingkat yang lebih lambat dari peningkatan ukuran ruang, sehingga 5-6 bukan 4-5 ruang
di whorl luar. Menurut pendapat kami, Paratipe pikir dengan Bolli (1957) lebih representatif dari
populasi alami Globorotalia o. opima daripada holotype nya. Globorotalia o. opima adalah diagnostik
usia Oligosen dan telah tepat dipilih sebagai nama fosil dari zona menengah di subdivisi modern.
Namun demikian, batas stratigrafi perusahaan adalah tidak terbatas relatif terhadap orang-orang dari
indeks zonal lainnya. Bukti empiris tiga peristiwa berturut-turut di awal Oligosen adalah kepunahan
Pseudohastigerina MICRA dan Globigerina ampliapertura dan penampilan pertama dari angulisuturalis
Globigerina, namun tingkat tercatat lokal penampilan pertama Globorotalia o. opima bervariasi
lumayan relatif terhadap tingkat datum tetap tersebut. Alasannya diduga menjadi kontrol ekologis dari
perkembangan besar G. o. opima dari kecil G. o. nana. Dengan analogi, kontrol ekologis dari batas
stratigrafi atas G. o. opima adalah anggapan logis tapi tidak mudah diverifikasi karena tidak ada
kepunahan jelas atau kedatangan taksa foraminifera terkait dicatat pada tingkat yang sebanding.
Karena kurangnya sesuatu yang lebih baik, tingkat kepunahan karena itu digunakan untuk menentukan
batas zonal.

Globorotalia opima nana Bolli, 1957 Piring 4, angka 1

Globorotalia opima nana hadir dari Atas Eosen melalui Oligosen tetapi berbeda dalam kelimpahan dari
satu corehole ke yang lain. Dalam Coreholes 5-B dan 29-42 cenderung langka atau tidak ada di mana
G. opima opima hadir, tetapi hubungan ini tidak terlihat di Corehole 32-45.
Globorotalia postcretacea (Myatliuk, 1950) Piring 8, angka 2
Sebuah spesies pentacamerate sangat kecil ditandai dengan dikompresi, tes hampir discoidal dan terus
terang bulat margin, Globorotalia postcretacea adalah elemen karakteristik microfaunas Oligosen. Ini
adalah utilitas diabaikan stratigrafi karena jangkauan panjang, ke Eosen Akhir dan dianggap Miosen
Awal. Uji morfologi menjadi lebih bervariasi dalam kisaran atasnya, termasuk bentuk sebanding
dengan Globigerina angustiumbilicata kecuali untuk halus, permukaan matte mereka.
Globorotalia Obesa Bolli, 1957 Piring 6, angka 3
Catatan diskusi sebelum spesies tetracamerate kecil Globigerina.
Globorotalia siakensis LeRoy, 1939 Piring 5, angka 1
Tes ini tebal, trochospire discoidal dengan 5 sampai 7 ruang di whorl terakhirnya. Perbedaan utama
dari Globorotalia opima opima adalah koil yang lebih longgar dan lebih banyak ruang, rasio diameterto-ketebalan lebih rendah, dan pengaturan umum miring dari jahitan punggung. Namun demikian,
keragaman antar dalam kedua spesies adalah seperti yang varian perifer mungkin sulit untuk
membedakan. Globorotalia mayeri penulis termasuk dalam takson ini. Globorotalia siakensis pertama
muncul di dekat tingkat kepunahan G. opima opima. Awalnya diwakili oleh spesimen jarang dan kecil,
menjadi terus lebih banyak up-bagian dan elemen mencolok di Oligosen atas dan kumpulan Miosen
Bawah.
Globorotalia kugleri Bolli 1957 S.L.
Piring 7, angka 4-6
Pada tingkat tak terbatas atas kepunahan Globorotalia opima opima, dekat terjadinya gigih pertama
Globorotalia siakensis, sebuah Globorotalia baru mulai muncul. Ini adalah spesies kecil (diameter 0,2
hingga 0,3 mm) dengan tanpa nenek moyang yang jelas di fauna Oligosen tengah. Tes discoidal halus
dilambangkan dengan 6 sampai 7 kamar di whorl luar dan jahitan intercameral yang radial untuk
miring pada sisi dorsal, radial di sisi ventral. pinggiran merata bulat dan permukaan halus cancellate.
Dari bentuk awal agak variabel muncul spesies lebih konstan di mana margin yang asimetris diimbangi
ke permukaan dorsal datar dan dorsal jahitan intercameral semua miring bengkok. asimetri lebih
mudah terlihat di bawah mikroskop binokuler daripada di foto SEM.
Bentuk planoconvex ditugaskan untuk Globorotalia kugleri Bolli s.s. sebagai diubah dengan pukulan
(1969), dan tingkat penampilan yang evolusioner mendefinisikan batas antara ciperoensis Globigerina

dan zona Globorotalia kugleri. Dalam kedua coreholes yang menembus interval, datum ini tajam
didefinisikan. Dalam perjanjian lebih lanjut dengan pukulan (1969), kita termasuk sebelumnya, bentuk
yang lebih discoidal di Globorotalia kugleri s.l .; tapi tidak ada utilitas stratigrafi adalah jelas dalam
pemisahan nya dari dua subspesies primitif (mendacis, pseudokugleri). Kehadiran mereka adalah
diagnostik dari bagian atas dari Globigerina ciperoensis Zone, namun tingkat penampilan pertama
terlalu tidak terbatas untuk melayani sebagai datum zonal.
Globorotalia fohsi peripheroronda Tiup & Banner, 1966
Terkenal dan digunakan sebagai indeks zonal di seluruh dunia dalam Miosen adalah bentuk paling
awal dari garis keturunan Globorotalia fohsi, sekarang diberi peripheroronda nama sepele dalam
penggantian barisanensis, nama sebelumnya digunakan secara luas tetapi keliru. Ini terlalu menyerupai
Globorotalia kugleri tapi di whorl luar memiliki ruang yang lebih sedikit (5-6), yang meningkat secara
progresif dalam ukuran. Dalam penelitian ini spesies ini akan menjadi penting kalau bukan karena
posisi anomali rendah Globigerinoides Datum sini. Sebagai panduan pengganti Oligosen-Miosen
boundary penampilan awal Globorotalia fohsi peripheroronda (bersama-sama dengan altispira aff.
Globoquadrina altispira) muncul memuaskan.
spesies hispid Globorotalia
Piring 8, angka 4, 5
Mencolok di microfaunas dari Paleogen lebih rendah beberapa kelompok Globorotalia ditandai dengan
hispid untuk spinose shell. Ini cukup khas untuk dirujuk ke subgenus Acarinina Subbotina (1953) oleh
beberapa penulis. kepunahan grosir bentuk ini adalah kriteria yang diterima untuk mengenali bagian
atas Eosen Tengah. Dalam penelitian ini, misalnya, spesimen besar dan berlimpah diamati di Eosen
Tengah core, sedangkan hanya Globorotalia di kumpulan Eosen Akhir yang spesies halus dikupas
sudah ditinjau, disebut oleh beberapa penulis ke subgenus Turborotalia Cushman dan Bermdez
(1949 ).
Mengingat pola didirikan ini, itu datang sebagai kejutan untuk menghadapi spesies hispid Globorotalia
dalam interval tertentu ditugaskan tanpa ragu ke Oligosen. Penjelasan yang lebih disukai adalah bentuk
pengerjaan ulang sehingga hanya halus allochthonous (Eosen) materi hadir. Bukti yang mendukung
penafsiran ini meliputi: (1) Tidak ada catatan dari spesies hispid Globorotalia sebagai elemen normal
dalam kumpulan Oligosen. (2) Ukuran spesimen secara konsisten kecil (ca. 0,2 mm) relatif terhadap
rata-rata spesimen Eosen Tengah (0,3-0,5 mm). (3) Juga hadir adalah sama kecil indeks EosenOligosen Pseudohastigerina MICRA, di sini mulai di atas batas stratigrafi normal, dan jarang,
spesimen yang sangat kecil ditugaskan untuk Eosen genus Globigerinatheka. (4) Sebagaimana dicatat
di Corehole 5B, pola kelimpahan awal ini bentuk kecil di dasar Oligosen, berkurang jauh tanpa batas
ke arah hilangnya lengkap dalam opima Globorotalia opima Zone, adalah bertentangan dengan

kepunahan mendadak umumnya direkam untuk taksa tersebut. (5) Absen dari interval yang sama setiap
saran dari pengerjaan ulang dari Eosen spesies yang lebih besar seperti ukuran normal Hantkenina,
subspesies Globorotalia cerroazulensis, atau foraminifera benthonic perwakilan.

Anda mungkin juga menyukai