Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Petrografi merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari cara deskripsi


batuan berdasarkan tekstur, struktur dan mineralogi secara mikroskopis. Petrografi
sangat berhubungan dengan disiplin ilmu geologi yang lain seperti ilmu petrologi,
kristalografi dan mineralogi. Dimana dalam petrografi dipelajari penamaan batuan
berdasarkan sifat optik dari mineral penyusunnya.

Analisis sayatan tipis batuan dilakukan karena sifat fisik batuan seperti
tekstur, struktur, komposisi mineral maupun mineraloginya secara khusus dan
perilaku mineral – mineral penyusun batuan tersebut tidak dapat dideskripsikan
secara megaskropis di lapangan.Jadi, mineralogi optic adalah suatu metode yang
sangat mendasar dengan fungsi untuk mendukung analisa data geologi.

Praktikum petrografi batuan sedimen karbonat yaitu kelanjutan dari


praktikum petrografi, dimana dalam praktikum ini dilakukan pemerian batuan
sedimen karbonat berdasarkan sifat-sifat optk dari sampel sayatan tipis dari suatu
batuan secara mikroskopis menggunakan mikroskop polarisasi.
1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud diadakannya praktikum ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui

tentang cara identifikasi mineral pada batuan beku dan dapat mengenali serta
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

mengidentifikasi menggunakan mikroskop poolarisasi. Adapun tujuan dari

Praktikum ini yaitu:

1. Agar praktikan memahami hal-hal yang perlu diamati dalam pengamatan


batuan sedimen karbonat, seperti komponen-komponen penyusunnya.
2. Agar praktikaan mampu menentukan nama dan jenis suatu batuan sedimen
karbonat berdasarkan kenampakan sifat-sifat dari mineral yang terlihat
dibawah mikroskop.

1.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengenalan mikroskop


polarisasi adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Alat dan bahan yang digunakan beserta fungsinya

No. Nama Alat dan Bahan Fungsi


1. Mikroskop Polarisasi Sebagai objek yang diamati dan sebagai alat
yang digunakan untuk mengamati sampel
batuan atau mineral yang telah disayat
2. Alat tulis menulis Untuk menulis hasil pengamatan
3. Sayatan Mineral Sebagai objek yang diamati
4. Lembar kerja praktikum Untuk menulis data pengamatan
5. Pensil warna Untuk mewarnai hasil pengamatan
6. Kamera Untuk mengambil gambar yang diamati
7. Kertas A4 (LKP) Untuk menulisskan data pengamatan
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

1.4 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada pratikum pengenalan mikroskop yaitu


sebagai berikut:

1. Meletakkan preparat di meja objek, kemudian jepit dengan penjepit preparat.


2. Menyentringkan / memusatkan mineral.
3. Menentukan Perbesaran Lensa Objektif, Okuler, perbesaran total,
bilangan skala dan kedudukan mineral.
4. Mengukur ukuran mineral.
5. Melakukan pendeskripsian pada dibawah mikroskop polarisasi,
Menentukan nama mineral berdasarkan hasil pendeskripsian pada nikol
silang dan nikol sejajar.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

BAB II

LANDASAN TEORI

Berdasarkan ukuran besaar butirnya, batuan sedimen dinamai jadi breksi dan
konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung. Skala ukuran butir yang disusun
olehWentworth dijadikan dasar untuk pengelompokan tersebut.
Breksi dan konglomerat adalah batuan sedimendidominasi butiran berukuran
butirlebih dari 2mm. bagi butiran yang bentuk membundar baik sampai membundar
sedangdikenal konglomerat sedangkan yang butirannya berbentuk menyudut sampai
menyuduttanggung disebut breksi. Batupasir ukuran butir antara 0,06mm- 2mm.
batulanau butir0,06mm- 0,004mm sedangkan batuan dengan butiran yang lebih kecil
dari ukuran lanaudisebut batulempung yang disusun oleh ukuran butir kasar dan
halus dikenal sebagai sortasijelek sedangkan yang berukuran seragam disebut sortasi
baik.

 Tekstur Batuan Sedimen

 Tekstur Klastik
Tekstur klastik adalah tekstur yang terbentuk dari akumulasi mineral dan
fragmen batuan.Komponen batuan sedimen klastik terdiri dari butiran(grain), masa
dasar (matrix) dan semen. Antara butiran, matrik yang tidak mempunyai batasan
ukuran, tetapi lebih cenderung berdasarkan kekontrasan ukuran butir. Contohnya
detritus berukuran pasir sedang (0,5- 0,25mm) pada batupasir dapat hadir sebagai
butiran namun pada breksi bertindak sebagai matrik.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

 Tekstur Non-Klastik
Tekstur ini terbentuk dari hasil interlocking Kristal yang saling mengikat atau
bahkan non kristalin oleh proses kimia dan biologi

Gambar 1 . Tekstur batuan sedimen


Bentuk dan Kebundaran Butiran

Bentuk butiran atau sphericity adalah derajat kecenderungan berbentuk


lonjong, sedangkan kebundaran adalah keruncingan pinggiran atau sudut butiran.
Berdasarkan bentuknya, butiran dapat saja berbentuk speroidal atau
ekuidimensional, “dishshaped” atau bentuk lempengan, bentuk batangan atau
prismatic dan berbentuk bilahan; berdasar derajat kebundarannya butiran dibagi
menjadi menyudut, menyudut tanggung, membundar tanggung dan membundar.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

Kedua sifat tersebut meski sering membingungkan adalah dibedakan secara


geometrid an tidak harus berkaitan. Butiran berbentuk sama deapat saja mempunyai
derajat kebundaran yang berbeda atau sebaliknya butiran dengan kebundaran yang
sama dapat saja terdiri dari bentuk bentuk yang berbeda.
Bentuk butiran sangat dipengaruhi ileh bentuk asal material yang terangkut.
Contohnya hornblende sekaipun telah mengalami benturan selama pengangkutan
sehingga bundar, masih berkecenderungan berbentuk prismatic memanjang
sebagaimana ketika belum terangkut. Dengan demikian bentuk butir dan kebundaran
mempunyai perbedaan makna. Pada butiran yang halus, derajat kebundaran tidak
diperhitungkan, karena butiran yang halus akan menjadi suspensi dalam media dan
terhindar dari benturan selama transportasi.

Gambar 2. Dua dimensi bentuk butir dan kebundaran (diambil dari Gilbert, 1954)
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

 Komposisi Mineral

Mineral penyusun batuan sedimen dapat berupa:


1. Mineral tak stabil
a. Mineral alogenik
Susunan ini dimulai dari mineral yang paling tidak stabil berturut- turut
menjadi kurang stabil. Olivin, piroksen, Plagioklas Ca (An 50-100), hornblende,
andesin, oligoklas, sfene, epidot, andalusit, straurolit, kianit, magnetit, ilmenit, gamet
dan spinel.
b. Mineral Autigenik

Mineral- mineral berikut ini adalah mineral autigenik yang stabil pada
kondisidiagenesa tetapi cenderung tidak stabil oleh pelapukan dan penghancuran
selama proses pengendapan. Untuk itu dikelompokkan dalam mineral tidak stabil,
seperti gypsum, karbonat, apatit, glaukonit, pirit, zeolit (terutama yang kaya Ca),
klorit, albit, ortoklas dan mikrolin.

2. Mineral Stabil
Ini adalah mineral- mineral yang stabil selama siklus sedimentasi, baik
mineral alogenik maupun autigenik : mineral lempung, kuarsa, rijang, muskovit,
tourmaline, zircon, rutil, brokit, anatase.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

 BATUPASIR
Batupasir adalah batuan sedimen klastik yang sebagian besar butirannya
berukuran
pasir (0,125- 2mm). Ada batupasir murni dan ada batupasir yang tidak murni.
Pengertian ini erat kaitannya dengan jumlah matrik berukuran lempung dan lanau
halus pada batupasir tersebut. Berdasarkan derajat pemilahan batupasir dibagi
menjadi 2 yakni:
a. Batupsair Arenit (murni) dengan matrix lempung dan lanau halus lebih sedikit dari
10% atau bahkan tidak ada.
b. Batupasir Wacky (tidak murni) mempunyai matrik lempung dan lanau halus lebih
dari 10%. Batu ini juga sering disebut batupasir lempungan (argillaceous sandstone)
Berdasarkan material butiran penyusunnya batupasir arenit maupun wacke
dapat dikelompokkan lagi menjadi seperti diagram di halaman berikutnya. Diagram
pertama dipakai untuk kelompok batupasir arenit dan satunya digunakan untuk jenis
wacke. Diagram tersebut terdiri dari tiga sudut yang masing- masing ditempati oleh
prosentase 0% kehadiran kuarsa dapat diplot pada garis bawah, semakin ke atas
semakin besar prosentasenya. Prosentase 0% kehadiran feldspar di sisi miring
sebelah kanan, semakin ke kanan semakin besar harga prosentasenya. Prosentase 0%
kehadiran material tak stabil bersama- sama fragmen batuan terdapat pada sisi kiri,
semakin ke kanan semakin besar. Perlu dicatat bahwa prosentase kehadiran material
penyusun yang dihitung terbatas pada butirannya saja.
Contohnya jika fragmen pada batupasir terdiri dari butisan ortoklas 20%,
plagioklas asam 15%, Biotit 5%, Dasit 10%, kuarsa 38%, magnetite 2%, material
lempung 3% dan semen silica 7% maka didapatkan termasuk jenis, batupasir arkosic
arenit.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

Pada batupasir arenit memungkinkan terbentuk semen, karena rongga antar


butirnya dapat saja diisi semen. Atau padanya dapat saja terjadi secondary
outgrowth. Pada batupasir wacke rongga antar butir telah diisi oleh material lempung
sehingga semen tidak didapati atau sedikit pada batuan ini. Memang pada proses
diagenesa material berukuran lempung tersebut sering mengalami rekristalisasi
menjadi material halus, sebagaimana halnya semen.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

 BATUAN KARBONAT
Mineral utama dalam batugamping dan dolomite (dolostone) adalah aragonite
(CaCo3 ortorombik), kalsit (CaCO3 rombohedral) dan dolomite [CaMg(CO
rombohedral]. Aragonite adalah Kalsium karbonat murni, sedangkan kalsit biasanya
tercampuri dengan unsure Fe dan Mg sekalipun sedikit. Magnesit (MgCO3) 2 dan
siderite (FeCO3 ) ada dalam batuan karbonat, kedauanya jika hadir hanya dalam
jumlah sedikit.
Araqgonit, kalsit dan dolomite biasanya sangat sukar di bedakan dalam
sayatan tipis batuan karena sifat optiknya banyak mempunyai kemiripan dan
kembaran (pada batuan metamorf menjadi pembeda yang mudah ditemukan) tidak
akan tampak dalam rombakan karbonat. Tes kimia dan Scanning Electron
Microscope (SEM) di butuhkan untuk membedakannya.
Mineral autigenik dapat juga hadir, contohnya kalsedon, kuarsa, glaukonit,
pirit, gypsum, anhidrit, dan feldspar alkali.
Sekarang ini klasifikasi deskriptif batugamping didasarkan utamanya pada
tekstur saat
terendapkan sebagaimana diperlihatkan oleh jumlah proporsi lumpur karbonat
(karbonat )
mikrokristalin) dan rombakan (allochem). Komponen yang terdapat
dalam batugamping adalah sebagai berikut:
1. Butiran/ allochem adalah material karbonat yang berukuran lebih besar dari lanau
kasar, terdiri dari:
a. Fosil
b. Ooid
c. Pellets
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

d. Interklas

2. Kalsit mikrokristalin (mikrit)


butiran kalsit mikrogranular pada batugamping, berukuran <20
milimikron. Mikrit dianggap mewakili asal lumpur karbonat. Awalnya lumpur
karbonat diendapkan berupa Kristal kalsit dan aragonite halus yang kemudian
akan mengalami rekristalisasi menjadi mikrit (lebih kasar dibandingkan lumpur)
pada saat terlitifikasi.
3. Semen sparry (sparit),
kalsit granular yang mengkristal dakan ruang antar butir pada batugamping
Secara umum tektur batugamping dapat dibedakan menjadi:
1. Tekstur didukung oleh butiran
2. Tekstur didukung oleh lumpur
Tekstur pertama terdapat dalam batugamping yang didominasi oleh alochem
yang proporsinya jauh melebihi lumpur karbonat sehingga lumpur hanya mengisi
ruang-ruang anatar butiran. Sebaliknya tekstur ke-dua lebih didominasi oleh lumpue
sehingga tampak butiran dilingkupi oleh lumpur. (R.L. Folk, 1959, dalam Gilbert,
1982) membagi batugamping berdasarkan kejadian mikrit dan jenis alochem.
Batuan berkomposisi keseluruhan terdiri kalsit mikrokristalin disebut mikrit,
yang mengandung alochem dalam matrik mikrit adalah “allochemical micrite” dan
dibagi berdasarkan jenis allochemnya. Batugamping mengandung allochem saja dan
diikat oleh semen sparry disebut saparite, dan jenis-jenis tergantung dari allochem
yang terkandung olehnya
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052


PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

 KLASIFIKASI PENAMAAN BATUAN SEDIMEN


 Klasifikasi berdasarkan ukuran butir yang didasarkan pada pembagian besar
butir yang disampaikan oleh Wentworth (1922), seperti dibawah ini:

Tabel 1. Ukuran Butir Menurut Wentworth, 1922


PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

 Klasifikasi berdasarkan komposisi didasarkan pada kehadiran mineral kuarsa


feldspar dan lithic (pecahan batuan), seperti dibawah ini:

Gambar 3. Klasifikasi batuan sedimen berdasarkan komposisi mineral kuarsa,


feldspar dan rock fragmen
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

Gambar 4. Diagram pembagian batupasir wacke menurut Gilbert (1954)


PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

Gambar 5. Diagram pembagian batupasir arenit menurut Gilbert (1954)


PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

Gambar 6. Klasifikasi batuan sedimen berdasarkan kimia dan organik batuan

Gambar 7. Komponen dari batuan sedimen


PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan kegiataan praktikum, dapat ditarik beberapa kesimpulan


yaitu sebagai berikut :

1. Hal-hal yang diamti dalam identifikasi mineral pada batuan sedimen


karbonat, baik dalam pengamatan nikol sejajar dan nikol silang antara lain
yaitu; kenampakan mikroskopis (meliputi warna absorb, warna interferensi
maksimum, tekstur batuan dan struktur batuan ), komposisi mineral dan
presentase mineral penyusun batuan.
2. Penentuan nama batuan,, digunakan klasifikasi batuan sedimen dari Pettijohn
(1975). Dan penentuan nama batuan sesuai dengan presentase komponen
penyusun batuan tersebut.
4.2 Saran
Sebaiknya praktikum lebih di proposionalkan jumlah praktikan yang masuk
pada setiap satu kali periode pengamatan.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama :Ahmad Vitoni

Hari/Tanggal : Jum’at / 18 November 2016 NIM : F1G1 14 052

DAFTAR PUSTAKA

Chaerul, Muh. 2016. Petrografi. Universitas Haluoleo. Kendari

Ehler E.G., Blatt H., 1982, “Petrology . Igneous, Sedimentary and


metamorphic”, W.H. Freeman and Company, San Fransisco, pp 110

Kerr P. F., 1977. Optical Mineralogy, McGraw Hill Book Company Inc. Mew York,
Toronto,London.

Mac Kenzei W.S., Donaldson C.H. and Guilford C., 1982, “Atlas of Igneous Rocks
and Their Textures”, Longman group Ltd., usa, 147 pp.

Mackenzie W. S. and C. Guilford , 1980. Atlas of Rock-Forming Minerals in Thin


Section, Halsted Press, London

Anda mungkin juga menyukai